** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Surat Sutera Putih: MENYERTAI KEPERGIAN PELUKIS WEN PEOR Nama Wen Peor, salah seorang pelukis seangkatan pelukis Lekra, Affandi [ketika kami sedang membentuk pengurus baru Lembaga Seni Rupa Lekra, Yogya, Affandi pernah mengingatkan aku sebagai sekretaris Lekra Yogya agar jangan sampai ia tidak diajak rundingan], kukenal sejak masih remaja Yoyga. Bermula dari cukilan-cukilan kayunya yang bertanda unik. Garis-garisnya tajam dan tegas sehingga melihatnya aku seperti mendengar suara teriakan dan bentakan balas-balas terhadap kegarangan hidup serta ketidakadilan. Melalui garis-garis cukilan kayu Wen Peor aku seperti mendengar suara Bung Karno yang gagah, ketika berhadapan dengan rongrongan dan kepungan imperialisme yang dikepalai oleh imperialisme Amerika Serikat yang berkali-kali mau membunuh serta menjatuhkannya dan akhirnya berhasil mencapai tujuannya pada tahun 1965: "Ini dadaku, mana dadamu". Garis-garis cukilan kayu Wen Peor adalah garis-garis pemberontakan seorang seniman -- warga republik sastra-seni yang berdaulat -- tak bergeming di hadapan gerakan ketidakadilan, termasuk di hadapan repulik politik jika yang terakhir ini membelakangi usaha pemanusiawian manusia, masyarakat dan kehidupan sebagai nilai tunggal dan universal. Pada garis-garis cukilan serta ekspresi tokoh Wen Peor aku seperti menemukan diriku, menemukan orang yang menyuarakan bahkan memekikkan isi hatiku. Aku kehilangan jejak Wen semenjak meletusnya Tragedi September 1965 yang menjadikan sastrawan-seniman Lekra sebagai salah satu sasaran pengejaran, penangkapan dan pembunuhan. Pelukis Trubus sampai sekarang hilang tak tentu rimba dan tenggelam tak tentu lautnya. Pelarangan terhadap karya-karya para penulis Lekra sampai sekarang masih saja belum dicabut, termasuk terhadap karya-karya Pramoedya A Toer. Entah berapa penyanyi terbaik anak negeri seperti Sally Tan [lulusan konsevartori Jerman Timur, Evelyne Tjiao, bintang radio, Kondar Sibarani, juga bintang radio dan komponis, Siregar, penyanyi tenor dari Ansambel Tari-Nyanyi Maju Tak Gentar, Medan, dan lain-lain nama...., melenyap dan tak pernah menyemaraki panggung kesenian Indonesia. Wen Peo sendiri akhirnya ternyata mengungsi ke Hong Kong. Diktaturialisme, entah dari kiri atau kanan, entah dengan varian apa pun, di bawah nama apa pun, tidak lain dari lawan sastra-seni dan kebhinnekaan sari kehidupan, masyarakat dan Indonesia. Di hadapan diktaturialisme hanya sastrawan-seniman yang berjati diri sebagai warga "republik sastra-seni yang berdaulat" yang bertahan, tidak menyerah, tidak tiarap, dan punya tulang keras serta tampil dengan kesetiaan sastrawan-seniman sebagai jiwa bangsa, masyarakat, negeri dan zaman. Kalau ini disebut sebagai "liberalisme" seorang seniman, maka liberalisme di sini kukira, berarti kemerdekaan dan kebebasan berpikir serta bertindak. Tanpa "liberalisme" jenis ini, kukira sastrawan-seniman, kehilangan watak sebagai sastrawan dan seniman. Merosot jadi burung tiung atau seekor anjing yang menggogongkan "his master's voice". Kukira, sastrawan-seniman sesungguhnya bukanlah seekor tiung dan atau anjing. Dari berita duka yang disebarluaskan oleh milis hksis@xxxxxxxxxxxxxxx Hong Kong ini kita bisa melihat secara garis besar tentang apa-siapa Wen Peor. Bio-data dari hksis ini kukutip penuh untuk kumasukkan sebagai bagian dari dokumentasi pribadi menggunakan "surat sutera putih" ini, ujud lain dari "Notes Arjo Pilang" atau "Catatan Shangrila"ku. Dokumentasi dan catatan perlu segera kulakukan oleh makin menuanya ingatan sementara aku masih mencintai hidup sebelum malam merenggut matahari. Dokumentasi dan catatan atau notes merupakan jembatan pelangi antar generasi, mengurangi kebiasaan bicara dan menulis tanpa data sekedar "menurut aku". Kuharapkan saja, hksis tidak protes, kalau biodata Wen Peor yang ia siarkan kukutip lengkap di sini. "Surat" ini adalah caraku mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Wen dan semua orang terdekat beliau, tanda hormat dan penghargaan serta mengantar kepergian beliau. Hormat pada konsep dan setianya pada konsep seninya serta sebagai anak manusia pemimpi dan pencinta. Hidup Wen Peor adalah kisah cinta kesenimanan yang diyakini dan dibela sampai mati seperti yang dikatakan oleh alm. penyair Agam Wispi, si anak Aceh: "pita merah dan matahari cinta berdarah sampai mati" Sastrawan-seniman akhirnya kulihat sebagai pertarungan memenangkan cinta. Kisah kesungguhan dan kesanggupan mencintai atau mimpi serta mengejawantahkan mimpi, jika menggunakan istilah Zaki Laïdi, peneliti dan pengajar pada Science-Po, Paris [lihat: Harian La Croix, Paris, 30 Maret 2007]. "Surat Sutera Putih" tentang Wen Peor ini pun kutulis juga dirangsang oleh ide Bung Karno "JASMERAH", "Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah" di tengah penghancuran data sejarah di negeri kita sehingga data sejarah perlu direkonstruksi secara obyektif sebagaimana adanya sehingga kita dan angkatan selanjutnya tidak menapak ke perjalanan menuju esok di atas jalan kebohongan, tipuan dan ketidaktahuan. <BERITA DUKA<< Wen Peor, pelukis Tionghoa termasyur kelahiran Padang. Telah meninggal-dunia pada tanggal 18 Maret 2007 di Hong Kong Wen Peor yang lahir di Padang 28 Desember 1920, di tahun 1941 ke Jakarta, mulai karier seni-lukis dari pekerjaan membuat poster, dan dimasa Jepang tahun 1943 sempat dipenjarakan karena karyanya itu. Sejak tahun 1945 Wen Peor bersama-sama Afandi, Hendra, Sudarso tergabung dalam PELUKIS RAKYAT. Tahun 1950 ? 1955, Wen kembali mengajar di sekolah menengah Tionghua Bukit Tinggi, pada jaman itu, dengan kebesaran hati Wen, penghasilan dari pameran lukisan digunakan untuk membeli lahan sekolah itu, dengan demikian menyelamatkan usaha sekolah tersebut. Di Jakarta tahun 1955, Wen Peor bergabung Lie Man-fong cs membentuk ?Lembaga Seniman YIN HUA? , Pada saat menyelenggarakan Pameran tahun 1957, salah satu lukisan Wen dengan tema: ? Bulan Menerangi Kampung-halaman? dipilih menjadi salah satu koleksi-lukisan Bung Karno. Sejak tahun 1959 Wen menggabungkan diri dan bersama LEKRA, terjun aktif mendorong maju kesenian rakyat. Mendidik seni-lukis generasi muda, mendukung usaha grup seni-lukis pemuda Indonesia Jogya dan tidak sedikit memberikan bantuan mengatasi kehidupan pemuda-pemudi setempat yang sangat miskin. Jiwa me-Rakyat diri Wen sangat menonjol dari karya lukisan yang banyak bertemakan kehidupan kaum tani, nelayan miskin di Indonesia dan jiwa sosial yang ringan tangan memberikan bantuan pada pemuda-pemudi mengatasi kehidupan miskin ini dipertahankan terus sampai tahun 1966. Perubahan politik yang terjadi mengakibatkan Wen tidak bisa bertahan lebih lama lagi di Indonesia dan terpaksa menyingkir kenegeri leluhur, Tiongkok. Di Tiongkok, yang ketika itu sedang berkobar Revolusi Kebudayaan Proletar, Wen dipekerjakan di Pertanian Hua Kiao. Kemudian di tahun 1973 atas bantuan pelukis-wanita Xiao Shu-fang, Wen berhasil diangkat menjadi Pelukis Akademi Seni-lukis Guangdong . Dan terlibat dalam penyelenggaraan pameran lukisan beberapa kali. Sejak tahun 1980, Wen melewatkan hari-tua nya di Hong Kong , dan berkesempatan menjalin kembali hubungan dengan Indonesia. Wen dihari tuanya tidak tinggal diam, disamping tetap aktif berkarya dengan lukisan-lukisan yang ditekuni, aktif dibeberapa pameran dan menjadi ?Pelukis special over sea? dari ? Guangdong Academy of Printing?. Wen pernah menghadiri ?Pameran Lukisan Koleksi? yang diselenggarakan oleh BCA di Jakarta tahun 1987. Dan setelah perjalanan tahun 1988 di Indonesia, Wen beberapa kali ikut mengeluarkan karya lukisannya dalam pameran lukisan di Jakarta, dan beberapa karyanya mendapatkan sambutan sangat baik dan terjual dengan harga sangat tinggi. Jiwa sosial yang sejak muda ada pada diri Wen tidak mengendur karena usia-lanjut, bahkan lebih gigih. Wen tidak segan-segan menjumbangkan sebagian besar dari hasil penjualan lukisannya untuk mendukung Bencana Banjir, mendirikan ?Sekolahan Harapan?, dan memberi beasiswa pada mahasiswa miskin, ? dengan bakti-sosial demikian ini, Wen di tahun 2006 mendapatkan surat Penghargaan dari lembaga pemerintah Tiongkok. Bahkan pesan terakhir Wen, sebelum menghembuskan nafas terakhir mengharapkan: ? separuh dari warisan yang ada bisa digunakan untuk mendirikan yayasan kebudayaan dan social?, ? Wen meninggalkan kita untuk selama-lamanya pada tanggal 18 Maret yl. Selamat jalan kami ucapkan dengan penuh rasa kesedihan, dengan harapan bapak Wen Peor mendapatkan ketenangan abadi sedang keluarga yang ditinggalkan tetap tabah, tegar menghadapi duka yang tiada taranya ini. SELAMAT JALAN BAPAK WEN PEOR! Hormat kami, Segenap Pengurus HKSIS [Sumber HKSIS ,Monday, March 26, 2007 10:45 AM.Subject: [HKSIS] Berita Duka - Wen Peor] Paris, Maret 2007 ---------------- JJ. Kusni [Bersambung] [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **