** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **MAWAR MERAH CAFE BANDAR: DUONG THU HUONG -- Mawar Merah Bukit Batu Duong Thu Huong adalah seorang sastrawan perempuan Viêt Nam kekinian dan sampai sekarang masih hidup, yang menarik perhatian saya karena keteguhannya sebagai sastrawan dalam menghadapi segala cobaan. Kegagahan seorang perempuan! Ya, kegagahan kemanusiaan! Maka tak kukatakan bahwa perempuan adalah lambang kelemahan, simbol ketundukan, dan kutolak pandangan bahwa perempuan adalah 'konco wingking', 'bunga di pot rumah tangga' yang 'ke sorga ikut ke neraka katut'. Di mataku, tokoh perempuan nampak seperti kelembutan sedang berdiri hadap-hadapan dengan kekasaran, kekerasan dan kebengisan, tumpuan di mana berlangsung pergulatan yang tak jarang berakhir dengan tragedi menyayat tapi di situ juga kulihat bahwa harapan tidak terbunuh, bagai tumbuhnya rumpun bambu di atas daerah perbukitan atau bagaikan sebatang mawar merah tumbuh di batu. Inilah yang kudapatkan pada filem India "Mother of India" atau balet "Detasemen Wanita Merah" Tiongkok, atau tokoh Kakak Chiang pada cerita "Padas Merah" [Red Crag]. Dengan bayangan begini pula, aku teringat akan sebuah foto pada masa Perang Viêt Nam melawan agresi Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, di mana seorang perempuan petani, bertubuh kecil mengenakan caping di kepala, berpakaian hitam-hitam, hitam dengan karaben SKS, senapang berlaras panjang sederhana, di tangan, menggiring pilot-pilot Amerika yang pesawatnya ditembak jatuh , berjalan dengan telanjang kaki kaki kepala menunduk. Foto tersebut, bagiku melukiskan keperkasaan perempuan yang mampu bangkit menjadi diri mereka secara berkarakter, kemenangan keindahan, di pihak lain menggambarkan kalahnya kekerasan dan brutalitas. Semangat inilah yang kudapatkan ketika membaca riwayat dan karya-karya Duong Thu Huong. 27 Januari 2006 lalu, Thu Huong [selanjutnya sesuai dengan kebiasaan di Vêt Nam saya sebut Thu], sudah berada di Paris, Perancis. Paspor [yang baru bisa ia perolehi sesudah 10 tahun tak bisa ia dapatkan], dan semua syarat-syarat formalitas sudah ia miliki. Dan Thu pun siap berangkat ke Paris atas undangan penerbit romannya di Paris dan bantuan dari Kedutaan Besar Perancis di Hanoi. Tapi apa yang kemudian terjadi? Tepat pada hari keberangkatannya, ia dicegat oleh polisi di lorong-lorong bandara menuju pesawat dengan alasan bahwa paspor Thu adalah "paspor curian" [Lihat:Harian Le Monde, Paris, 10 Februari 2006]. Padahal sesungguhnya "paspor curian" tidak lain dari sebuah dalih belaka dari pihak kekuasaan yang takut pada Thu sebagai romansir atau romanis, penulis roman [romancier], yang dipandang oleh pihak kekuasaan sebagai "semacam bom" [Ibid]. Mengapa Thu dipandang sebagai "semacam bom" oleh kekuasaan politik? Padahal senyatanya,Thu, seorang perempuan kecil mungil dan manis, tanpa kekuatan massa dan apa pun di belakangnya, kecuali menggenggam pena di tangan. Tapi justru karena senjata pena inilah, selama sepuluh tahun, rumah kediamannya senantiasa berada di bawah pengawasan polisi. Apakah gerangan kesalahan perempuan mungil dan manis ini sehingga ia ditempatkan di bawah pengawasan polisi dan dihalang untuk pergi ke Paris, di mana karyanya diterbitkan? Menurut Raphaelle Rérolle, wartawan budaya Harian Le Monde, Paris, sebuah harian paling terkemuka di Perancis dan di dunia diplomasi, termasuk di Perserikatan Bangsa-bangsa [PBB] -- berbagi pengaruh dengan harian-harian seperti 'The International Herald Tribune dan Courier de Genève --, kesalahan Thu terletak pada apa yang ia goreskan dengan penanya menjadi roman, novel, artikel-artikel, termasuk artikel politik sejak tahun 1970. 'Ia menolak tunduk di hadapan kekuasaan dan kekerasan [la force], juga tidak mau menyimpan karya-karyanya, apalagi penanya di dalam laci" [Raphaelle Rérolle, 2006].Thu, tahan di hadapan tekanan dan bujukan. Duka dan kepahitan serta segala duka ditatap oleh Thu tepat pada matanya Thu sebagaimana adanya tanpa membiarkan fatalisme membangun sarang di diri. Dengan sikap ini Thu selalu siap tanpa membuat cadangan untuk mengucapkan 'kebenaran' antara lain melalui tokoh-tokoh ceritanya yang bertarung melawan yang disebut 'takdir' atau 'nasib'. Di mata Thu, kehidupan berarti kesanggupan menarung kenyataan sebagaimana adanya kenyataan itu. Semangat inilah yang ia tuangkan antara lain dalam romannya 'Tanah Orang-orang Yang Dilupakan' dan 'Di luar Bayangan' atau 'Kisah Cinta Sebelum Fajar'. "Karya-karya saya tidak terpisahkan dari masyarakat di mana saya hidup" ujarnya, pernyataan yang sekaligus menjelaskan tentang hubungan hubungan sastra dengan masyarakat dan fungsi serta posisi sastrawan. Kebenaran dan apa yang berada di nurani manusiawinya, merupakan pegangan dan panutan Thu dalam hidup serta menulis.Pegangan dan panutan inilah yang membebaskan dirinya serta memberikan kekuatan untuk tidak menyerah dan terus bertarung untuk mengalahkan duka yang hadir mengusiknya menyamar dalam berbagai wajah, menolak fatalisme. Dengan segala resiko, Thu menolak tegas menjadi "tawanan lembah kegelapan dan mengatakan kata-kata palsu hakekat". Oleh sikap ini maka sejak 1980 karya-karyanya dinyatakan sebagai terlarang tapi terus- beredar di negerinya tapi terus dibaca dari tangan ke tangan sebagaimana halnya dengan karya-karya Pramoedya A Toer di masa Orba. Penerbit Perancis yang menghkhususkan diri dalam penerbitan karya-karya sastra Asia, Editions Philippe Picquier, serta penerbit l'Aube dan Editions des Femmes, begitu mendapatkan naskah-naskah Thu, mereka langsung menerbitkannya Kenyataan inilah juga kemuidian yang membuat pengaruh politik, ide dan moral sastrawan yang lahir di propinsi Thai Binh di sekitar Sungai Merah [Song Hong] dalam keluarga "revolusioner yang baik" [istilah Raphaelle Rérolle], menjadi kian besar dan ditakuti oleh republik politik sehingga ia dipandang "sebagai bom". Pengalaman Thu sebagai sastrawan saya melihat kesejajarannya dengan apa yang sudah dialami juga oleh penerbitan karya-karya samisdat, termasuk karya-karya Solzenitsin, Pramoedya Ananta Toer yang diterbitkan di luar negeri pada masa Orde Baru. Dari kenyataan ini, lagi-lagi saya melihat arti sastra bagi pemanusiawian manusia, masyarakat dan kehidupan jika sastrawan setia pada posisinya sebagai warga republik sastra-seni yang berdaulat tanpa keengganan menghadapi segala resiko dari kesetiaan tersebut, termasuk konsekwensi harus hadap-hadapan dengan republik politik. Thu, nampaknya mencoba setia pada statusnya sebagai warga republik sastra-seni yang berdaulat demikian. Mungkinkah seorang sastrawan menjadi warga republik sastra-seni berdaulat begini tanpa memiliki wawasan yang luas dan manusiawi serta sibuk dengan diri sendiri? Dalam ibarat, sastrawan model Thu, sastrawan yang berwawasan luas dan setia pada kewargaan republik sastra-seni yang berdaulat dengan segala resiko begini, saya lihat bagaikan mawar merah tumbuh di bukit batu. *** Paris, Februari 2006. ------------------- JJ. Kusni [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **