** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** 09.02.2005 Meningkatnya gangguan psikologi (Sigmund Freud sebagai Bapak psikologi) Masalah psikologi bahkan di negara semaju Jerman, tetap merupakan tema yang tabu dibicarakan. Padahal gangguan psikis semacam itu telah melanda hampir 50 persen populasi. Bahkan organisasi kesehatan dunia-WHO, dalam model kesehatan yang dibuat sampai tahun 2020 meramalkan, gangguan psikis berupa depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung. Paling tidak WHO meramalkan, stress atau depresi akan menjadi 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian atau menurun drastisnya kualitas kesehatan masyarakat. Akan tetapi, berbagai mitos yang keliru, menyebabkan gangguan psikologi semacam itu, tetap sulit dibicarakan secara terbuka. Masih banyak orang di negara maju, yang menganggap penyakit gangguan psikis sebagai kelemahan. Tidak banyak yang berani mengakui, mereka sebenarnya memiliki masalah yang tidak dapat dipecahkannya sendirian. Namun di sisi lainnya, mencari pakar yang tepat untuk membantu mengobati gangguan psikis ini, pun ibaratnya bermain lotre. Karenanya, sejumlah pakar psikologi menuntut, ditetapkannya kriteria yang jelas bagi pasien dan penolong yang profesional. Prof. Dr. Jürgen Margraf dari bagian psikologi klinik dan psikoterapi Universitas Basel di Swiss, menyebutkan, untuk diagnose adanya gangguan psikologi, paling tidak terdapat empat kriteria sebagai acuan. Pertama, apakah terasa ada gangguan? Kedua, apakah hal itu menyebabkan dampak negatif, baik dalam kehidupan pribadi maupun pekerjaan? Ketiga, apakah kita masih dapat mengendalikan gangguan tsb? Dan keempat, apakah reaksi kita masih dalam tahapan wajar? Jika terasa ada gangguan yang menimbulkan dampak negatif dan sulit dipecahkan sendiri, apalagi jika reaksi sudah tidak wajar lagi, itu artinya kita sudah memerlukan bantuan dokter atau pakar psikologi. Faktor pemicu Terutama di negara maju dimana perubahan terjadi amat cepat, gejala stress juga menjadi fenomena umum. Prof. Margraf mengibaratkan, penyakitnya bukan hanya seperti pilek yang gampang sembuh tetapi sudah menjadi penyakit akut yang membutuhkan perawatan serius. Seringkali penderita gangguan psikologi menunjukkan gejala dengan sakit fisik, namun setelah berulang kali pergi ke dokter, bukan hanya satu tetapi berganti-ganti dokter ternyata penyakitnya tidak kunjung sembuh. Prof. Margraf mengatakan, pergi ke dokter jika ada gejala gangguan sudah merupakan langkah yang tepat. Tetapi, jika gejala keluhan sakit fisik tidak sembuh-sembuh berarti terdapat penyebab psikologis. Untuk kasus semacam itu, para dokter memang tidak mendapat pendidikan khusus. Karenanya, Margraf kemudian membuat semacam daftar pertanyaan standar untuk pasien-pasien yang mengeluh sakit tetapi secara medis tidak ditemukan penyebabnya. Dengan daftar pertanyaan itu, para dokter dapat mengenali sekitar 90 persen pasiennya yang memerlukan bantuan psikolog atau psikiater. Walaupun gejalanya secara akurat dapat dikenali, namun terapi gangguan psikologi bukanlah soal mudah. Sebelumnya berdasarkan teori bapak psikologi Sigmund Freud, penyebab gangguan psikologi hampir semuanya faktor sosial, misalnya masa kanak-kanak yang buruk atau lingkungan yang jahat. Namun sekarang diketahui, penyebabnya ternyata kebanyakan faktor biologis. Buktinya, jumlah penderita Schizofrenia atau kepribadian terbelah, sama banyaknya baik di negara maju yang faktor sosialnya bagus dengan di negara miskin yang faktor sosialnya buruk. Perubahan sosial Akan tetapi juga diakui bahwa perubahan sosial, kini memainkan peranan besar bagi munculnya gangguan psikologi. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, dalam satu dekade terakhir jumlah kasus gangguan psikologi meningkat tajam apabila dibandingkan dengan kasus di tahun 50-an. Pemicunya adalah perubahan sosial yang amat cepat, meningkatnya ancaman serta semakin longgarnya hubungan sosial, seperti semakin banyak orang yang tidak menikah, dan semakin seringnya terjadi perceraian. Dalam masyarakat yang berubah cepat, jumlah penderita fobia atau ketakutan tidak beralasan secara otomatis semakin meningkat. Yang masih menjadi masalah dalam penyembuhan gangguan psikologi adalah semakin terspesialisasinya masalah. Mirip dengan di dunia medis, kini pakar psikologi tidak lagi seperti jamannya Freud, dimana seorang pakar dapat menangani semua gangguan. Akan tetapi setiap pakar sudah harus memilah, manakan yang merupakan bidang keahliannya. Ada pakar terapi psiko-dinamis yang lebih banyak berkaitan dengan psiko-analisa klasik, ada pakar terapi tingkah laku, pakar gangguan bicara atau juga pakar terapi sistemik. Tetapi jangan dilupakan bahwa gangguan psikologi, juga dipandang sebagai gangguan biologis sehingga peranan dokter juga harus diperhitungkan. Terapi obat Para peneliti dari rumah sakit Universitas Schleswig-Holstein di Lübeck Jerman telah membuktikan, para penderita gangguan psikologi berupa fobia akan ketularan penyakit, dengan gejala neurotik mencuci tangan terus menerus dapat diringankan gejalanya dengan terapi obat-obatan. Tim peneliti yang dipimpin Prof. Fritz Hohagen mengukur kadar serotonin, yakni unsur pembawa pesan di dalam otak pada pasien yang diberi terapi obat-obatan. Meningkatnya kadar serotonin, ternyata menekan gejala neurotik pada pasien yang diteliti. Dengan itu, untuk pertama kalinya para peneliti membuktikan, pengobatan gangguan psikologi juga berdampak pada sistem saraf pada otak. Seiring dengan meningkatnya gejala gangguan psikologi pada masyarakat modern, pengetahuan di bidang tsb juga maju pesat. Namun demikian, tetap saja mayoritas penderita gangguan psikologi merasa malu, enggan, atau tidak tahu harus berobat kemana. Selain itu, banyak yang mengaku sebagai pakar terapi psikologi, padahal dalam kenyataannya mereka justru memperburuk kondisi pasiennya. Sekarang juga semakin dimengerti, apa penyebab gangguan psikologi tsb. Jika penyebabnya faktor biologis, seperti pada Skizofrenia atau Manic Depressiv berat, hanya obat penenang yang dapat membantu. Para pakar terapi psikologi juga harus menyadari, hanya gangguan tertentu yang disebabkan faktor lingkungan dan sosial yang dapat mereka tangani. Yang lebih repotnya lagi jika ada pakar terapi psikologi yang semestinya membutuhkan terapi, tetapi merasa tidak membutuhkan terapi. --------------------------------- Do you Yahoo!? Yahoo! Search presents - Jib Jab's 'Second Term' [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **