[nasional_list] [ppiindia] Warisan Maut Jenderal Koes

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 6 Jul 2006 23:38:41 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **TEMPO
Edisi. 19/XXXV/03 - 9 Juli 2006


Warisan Maut Jenderal Koes



Sebuah berita mengejutkan muncul pekan lalu. 103 pucuk senapan, 42 pistol, 6 
granat, dan hampir 30 ribu peluru ditemukan di rumah mendiang Brigadir Jenderal 
Koesmayadi. Timbunan perangkat perang yang cukup untuk melengkapi persenjataan 
dua kompi pasukan itu segera diamankan, dan pimpinan TNI pun meme-rintahkan 
satuan polisi militer melakukan penyelidikan. Tak kurang dari Kepala Staf 
Angkatan Darat, Jenderal Djoko Santoso, langsung memberikan konferensi pers 
me-ngenai temuan di rumah Wakil Asisten Logistik TNI-AD yang baru saja 
meninggal itu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun merasa perlu memanggil 
Panglima TNI untuk membahas soal ini.


Maklum, ini memang temuan serius. Soalnya, berba-gai konflik bersenjata, 
seperti yang belum lama terjadi di Aceh dan Maluku maupun yang masih 
berlangsung seperti di Poso dan Papua, sering memunculkan pertanyaan tak 
terjawab: dari mana senjata standar militer para pelaku kriminal itu diperoleh? 
Termasuk juga ketika, dalam pekan yang sama, seorang penjual senjata otomatis 
Uzi di Jakarta Utara ditangkap polisi. Dan sebelumnya, ketika polisi melaporkan 
telah menyita senapan serupa dari kelompok Jamaah Islamiyah.


Temuan di rumah Brigjen Koesmayadi mudah-mudahan akan menjadi titik terang 
dalam upaya melacak asal-usul peredaran senjata militer gelap yang telah 
menyebabkan berbagai aksi kekerasan di republik ini, bahkan juga ke luar 
negeri. Jangan lupa, Mari Alkatiri terpaksa mundur dari jabatan Perdana Menteri 
Timor Leste gara-gara dituding mempersenjatai milisi sipil partainya secara 
rahasia dan mengimpor ribuan senjata, termasuk senapan serbu dan pistol buatan 
PT Pindad, tanpa melalui transaksi resmi. Pemimpin negeri tetangga itu bahkan 
kini berstatus tersangka pelaku tindak pidana.


Apa boleh buat, menindak keras para pengedar senjata gelap, siapa pun dia, 
memang wajib dilakukan untuk memberi rasa aman kepada masyarakat. Ini bukan 
hanya berlaku di Indonesia. Buktinya, persoalan ini bahkan sedang dibicarakan 
di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York dalam konferensi yang 
melibatkan sekitar 2.000 pakar dan pejabat dari negara-negara anggota PBB. 


Dunia internasional memang sedang merasa prihatin karena senjata api ringan 
diperkirakan menjadi penyebab tewasnya sekitar seribu penduduk dunia setiap 
hari. Perdagangan gelap alat membunuh ini dituding sebagai biang keladi 90 
persen korban mati di kawasan konflik. "Senjata api ringan menyuburkan konflik 
dan mendukung kegiatan kelompok-kelompok yang terlibat dalam kejahatan 
terorganisasi serta perdagangan narkotik dan manusia," kata Prasad 
Kariya-wasam, Duta Besar Sri Lanka untuk PBB yang menjadi ketua konferensi PBB 
itu. 


Tingginya keuntungan yang diraih dari bisnis gelap penjualan senjata api ringan 
ini menyebabkan banyak petugas penegak hukum tergiur dan terlibat. Transaksi 
ilegal yang diperkirakan bernilai sekitar Rp 10 triliun setiap tahun ini telah 
menggurita ke seluruh penjuru dunia dan memicu berbagai konflik berdarah yang 
sulit dihentikan. Itu sebabnya, sejak tahun 2001, lebih dari 50 negara telah 
memperberat ancaman hukuman terhadap para pengedar senjata api gelap di wilayah 
masing-masing.


Di Indonesia, ancaman hukuman terhadap pemilik atau pengedar senjata api 
sebenarnya sudah cukup berat: penjara 20 tahun. Setidaknya itu yang tertera 
pada Pasal 1 Undang-Undang No. 12 Tahun 1951. Hanya, sayangnya, selama ini 
penegakannya di dunia nyata tidak efektif, terutama bila menyangkut kalangan 
yang berkuasa.


Lemahnya penerapan hukum ini telah menyebabkan maraknya peredaran senjata api 
gelap di Indonesia. Terbukti data yang tercatat di Markas Besar Polisi RI 
menyebutkan sekitar 12 ribu perangkat bunuh haram ini, baik yang buatan pabrik 
maupun rakitan, telah disita dari puluhan tersangka. Bila diasumsikan bahwa 
yang beredar biasanya lebih banyak ketimbang yang disita polisi, tentu ini 
sebuah keadaan yang mencemaskan dan harus secepatnya ditangani. 


Panglima TNI telah melontarkan dugaan mendiang Koesmayadi tak mungkin sendirian 
dalam kegiatan gelap di bidang pengadaan perangkat militer ini. Maka, anggota 
lain komplotan ini tentu harus ditangkap dan dihukum berat sebagai bagian dari 
terapi kejut untuk memberantas peredaran senjata api gelap di Indonesia. Banyak 
cara dapat dilakukan untuk menelusuri siapa saja yang terlibat. Salah satunya 
adalah dengan mencari tahu bagaimana seorang perwira tinggi bintang satu dapat 
memperoleh sebuah rumah di kawasan mahal dengan nilai melebihi seluruh gajinya 
sejak ia masuk dinas militer. 


Kita berharap komplotan di belakang kasus Brigjen Koesmayadi-jika ada-akan 
terbongkar tuntas, diadili, dan dihukum. Dengan demikian, sebuah titik balik 
dalam upaya pemberantasan peredaran senjata api gelap dapat diraih dan berbagai 
konflik berdarah di berbagai pen-juru negeri ini pun menyurut. Seperti kata 
almarhum Munir, "kita telah lelah dengan kekerasan," dan berharap damai segera 
hadir di Tanah Air. 



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Warisan Maut Jenderal Koes