** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **CENDRAWASIH POS Rabu, 01 Maret 2006 Demo Kantor Freeport Diwarnai Benturan * Pendemo Minta Dialog Dengan SBY JAKARTA-Demonstrasi penutupan PT Freeport oleh mahasiswa Papua Universitas Se-Jawa dan Bali di Plaza 89 yang merupakan kantor PT Freeport kemarin sempat diwarnai benturan dengan aparat keamanan. Sebanyak empat anggota polisi Polres Jakarta Selatan dan dua mahasiswa mengalami luka-luka. Mereka terpaksa di Bawa kerumah sakit MMC untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Menurut Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Wiliardi Wizar benturan tersebut terjadi sekitar pukul 12.30. Waktu itu, para pendemo menginginkan masuk ke Kantor PT Freeport, tapi tidak bisa, karena terhalang barikade polisi anti huru hara. ''Itu bukan bentrok, tapi kami mencoba menahan mereka agar tidak masuk,'' katanya. Kemudian, para pendemo mulai melempar batu ke arah aparat keamanan. Tak pelak, beberapa tameng pelindung milik petugas rusak.''Beberapa diantaranya mengalami luka di kepala dan dadanya,'' katan pria dengan tiga melati dipundaknya. Meski begitu, benturan antara pendemo dan aparat ini berangsur-angsur membaik, setelah Polres Jakarta Selatan menurunkan kurang lebih 300 anggotanya yang berasal dari samapta dan brimob. Para pendemo yang berjumlah kurang lebih sekitar 100 orang tersebut berkumpul tepat didepan gerbang Plaza 89. Mereka meneriakan yel-yel dan aksi teatrikal meminta agar PT Freeport ditutup, karena telah menyengsarakan rakyat Papua. ''Freeport is mine not you, why you make me like this (Freeport itu milik kami, kenapa kamu membuat kami menderita, red),'' kata salah satu peserta aksi. Dia mengatakan bahwa, penderitaan yang terjadi di Papua, dikarenakan sikap pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat yang memberlakukan masyarakat Papua secara tidak adil.''Ini kah namanya keadilan, tolong pemerintah Indonesia mana keadilanmu. Hanya satu kata tutup freeport,'' katanya dengan lantang. Para pendemo terus meneriakan yel-yel agar perwakilan freeport keluar dan mendengarkan aspirasi mereka. Para pendemo rata-rata menggunakan atribut khas Papua, seperti bulu-bulu yang diletakan di kepala laiknya suku indian, kemudian topi rasta, serta rambut yang dikelabang. Mereka tidak mempedulikan, panas dan hujan serta duduk diatas genangan air kotor. Pertemuan antara pendemo dan perwakilan PT Freeport dapat dilakukan setelah Pendeta Obednego Mauri melakukan negosiasi dengan pihak PT Freeport. Pendeta Obednego Mauri mengaku hal tersebut dilakukan secara sukarela.''Saya melihat mereka tidak ada backup, dan saya merasa sebagai warga Papua yang sering pergi ke Jakarta merasa terpanggil untuk membantu,'' kata Obed. Pertemuan keduanya dilakukan digerbang pintu Plaza 89. Keduanya dipisahkan barikade serta kawat berduri. Dengan pengeras suara, perwakilan PT Freeport, Manajer Komunikasi Perusahaan Mindo Pangaribuan mempersilahkan para pendemo untuk menyampaikan aspirasinya. Aspirasi pendemo disampaikan oleh Marthen Goo. Aspirasi itu diantaranya, meminta agar PT Freeport ditutup, tarik militer dari bumi Papua, bebaskan tahanan 62-63 mile, dan tahanan mahasiswa di Polda Metro Jaya.''Tahanan 62-63 mile adalah masyarakat Papua yang distigma sebagai separatis,'' kata Marthen. Usai penyampaian aspirasi, para pendemo merasa tidak puas dengan jawaban perwakilan PT Freeport. Mereka menginginkan agar aspirasi tersebut dicantumkan dalam surat terulis hitam diatas putih.''Kami menginginkan dalam jangka waktu 20 hari mahasiswa yang ditahan Polda Metro Jaya harus dibebaskan,'' kata Marthen. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa, para mahasiswa tersebut tidak bersalah, mereka melakukan kekerasan tersebut karena tidak terima tindakan PT Freeport yang semena-mena terhadap rakyat Papua.''Selain itu kami juga meminta dalam jangka waktu sebulan, pemerintah harus menyelengarakan dialog nasional,'' tuturnya. Pendeta Obednego Mauri mengatakan bahwa, tujuan dialog nasional itu adalah untuk mempertemukan perwakilan rakyat Papua dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Pimpinan PT Freeport. Siapa saja perwakilan rakyat Papua itu? ''Saya rasa perangkatnya disana sudah ada, seperti Majelis Rakyat Papua dan Otonomi Khusus serta utusan dari Mahasiswa,'' ujarnya. Dia menambahkan, dialog dengan masyarakat Papua dilakukan pada zaman Presiden Gusdur. Menurut Obednego, konflik yang terjadi di Papua, bukan murni bisnis, tapi sudah dipolitisir. PT Freeport masuk pada saat kondisi Papua masih belum stabil, yakni sebelum Pepera (penentuan pendapat rakyat).''Perjanjian dengan PT Freeport dilakukan pada saat Papua belum stabil,'' katanya. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa, konflik di Papua juga tidak lepas dengan sikap PT Freeport yang tidak adil. PT Freeport telah mengeruk Sumber Daya Alam disana, tapi tidak memanfaatkan Sumber Daya Manusia yang ada."SDM dibiarkan, SDA dikeruk,'' pungkasnya. Pada pukul 18.00 para pendemo sempat bentrok kembali dengan aparat keamanan. Untungnya tidak ada korban dari kedua belah pihak. Namun delapan pendamping aksi gabungan dari Kontras, PBHI, dan Mahasiswa diamankan oleh aparat untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Mereka sempat di bawa ke Polsektro Setiap Budi kemudian dilanjutkan ke Polda Metro Jaya. Mereka yang diamankan diantaranya, Ridho Triawan (PBHI), Muhammad Islah (Kontras), Wahyu Agung (LSADI), Agus Sarwono, Hari Nurlianto, dan Hariyanto, ketiganya adalah mahasiswa.''Mereka diamankan dengan alasan yang tidak jelas,'' kata salah satu kuasa hukum dari LBH Jakarta Nurkholis Hidayat kemarin. Lebih lanjut Nurkholis mengatakan bahwa, hingga saat ini, tim kuasa hukum yang masih kesulitan untuk bertemu dengan ke delapan orang tersebut.''Sepertinya polisi sengaja mempersulit kami untuk bertemu mereka,'' katanya. Sementara itu, salah seorang polisi yang berada dilapangan, Briptu Hariyanto yang dihubungi Jawa Pos semalam mengatakan bahwa, ke-8 orang tersebut ditahan karena diduga sebagai provokator para pendemo. (yog) ++++ cepos Rabu, 01 Maret 2006 Wapres: Tak Mungkin Freeport Ditutup *Semua Pihak Diminta Hormati Kontrak Karya JAKARTA-Meski aksi unjuk rasa meminta Freeport ditutup masih terus berlangsung, pemerintah tetap akan mempertahankan bahwa Freeport tetap beroperasi. Pasalnya keadaan Freeport di Indonesia (Timika) sudah terikat kontrak kerja. Untuk itu, sangat berat untuk menutup Freeport. Yang bisa dilakukan adalah meninjau kontrak kerjanya. Wapres Jusuf Kalla yakin bahwa permasalah Freeport akhir-akhir ini akan bisa terselesaikan dengan baik. ''Situasi di sekitar pertambangan Freeport saat ini sudah lebih baik dari pada beberapa hari sebelumnya. Saya yakin permasalahan Freeport akan dapat diselesaikan dengan baik,'' ujar Wapres saat jumpa pers di DPP Partai Golkar Jakarta kemarin. Wapres juga memastikan Freeport tidak akan ditutup, meski ada berbagai desakan dari eksponen warga Papua agar proyek itu dihentikan sementara. ''Yang namanya juga usulan, maka hal itu bisa dipenuhi dan juga bisa tidak. Tapi Freeport itu juga penting untuk rakyat Papua, kalau ditutup itu tak mungkin. Di situ ada pekerjaan, ada pajak, dan sebagainya,'' ujar Kalla. Yang memungkinkan dilakukan, lanjut Kalla, adalah melakukan evaluasi kontrak karya (KK). Tapi, bukan berarti membatalkan. ''Kalau soal kontrak karya harus kita hargai bahwa setiap lima tahun kita evaluasi, tapi kalau untuk membatalkan kontrak karya saya kira itu tidak,'' tegasnya. Kontrak tidak mungkin dibatalkan karena menyangkut kepastian hukum internasional. Tapi, bukan berarti pemerintah Indonesia tidak bisa mengambil manfaat lebih banyak dari proyek Freeport. Caranya dengan negosiasi ulang setiap lima tahun sekali. Terkait dengan itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar semua pihak menghormati kontrak karya antara Indonesia dan PT Freeport. Karenanya semua permasalahan terkait kepentingan investasi disana harus diselesaikan sesuai kontrak yang sudah ditandatangani dan di evaluasi setiap lima tahun sekali. Berbicara kepada wartawan usai membuka rapat kerja nasional (Rakernas.Red) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta kemarin, Kalla mengatakan permasalahan tahap besar dalam penyelesaian masalah Freeport sudah diselesaikan.''Mudah-mudahan bisa selesai lah. Itu kan tahap yang besar sudah selesai, sudah dipahami,'' katanya. Menurutnya, permasalahan Freeport tidak lepas dari kepentingan suku-suku yang ada Papua khususnya sekitar wilayah pertambangan.'' Biasa di Papua, ada suku lain yang mempunyai keinginan lain. Tapi saya kira umumnya sudah oke,'' lanjut Wapres. Dia juga yakin bahwa permasalahan Freeport tidak akan berlanjut. Tentang tuntutan mahasiswa Papua untuk menarik pasukan non-organik TNI, belum akan terealisasi. Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Djoko Santoso menyatakan penarikan pasukan TNI dari satu daerah harus melalui kebijakan politik pemerintah. Berbicara dalam jumpa pers sebelum menggelar rapat pimpinan TNI AD di Jakarta kemarin, Djoko mengatakan hingga saat ini belum ada perintah resmi dari pemerintah agar TNI AD menarik pasukan, khususnya di freeport. ''Ditarik atau nggak, itu keputusan pemerintah. Sampai saat ini TNI maih melakukan pengaanan di freeport,'' ujar Djoko. Menurutnya, untuk pengamanan freeport kekuatan TNI hanya satu batalyon. Yakni satgas pengamanan dari Batalyon 501. Sementara itu Panglima Kodam XVII Trikora Mayjen George Toysutta menegaskan belum ada rencana penambahan pasukan untuk menganstisipasi meningkatnya eskalasi keamanan menyusul kembali diblokirnya akses menuju kawasan pertambangan freeport. Senada dngan KSAD, Pangdam juga menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menarik anak buahnya dari freeport sebelum ada perintah dari Mabes TNI.''Satgas Pengamanan freeport kan ada perintahnya. Jadi untuk melakukan penarikannya ya juga harus dengan perintah,'' lanjutnya. Sementara itu Mudah-mudahan bisa selesai lah. Itukan tahap yang besar sudah selesai, sudah dipahami. Biasa di Papua, ada suku lain yang mempunyai keinginan lain. Tapi saya kira umumnya sudah oke. (cak/jpnn) ++++ Rabu, 01 Maret 2006 Sidang Paripuran ''Freeport'' 22 Maret *Kemarin SRP Kembali Datangi Gedung DPRP JAYAPURA-Keinginan massa yang tergabung dalam Solidaritas Rakyat Papua (SRP) untuk kasus Mile 72 Timika agar DPRP segera melakukan sidang paripurna (Sebelum Pelaksanaan Pilkada) guna memutuskan agar Freeport ditutup, tampaknya harus sabar. Pasalnya, DPRP sendiri baru menyanggupi menggelar sidang paripurna pada 22 Maret nanti. Sekadar diketahui, selama dua hari berturut-turut (Senin-Selasa Kemarin), massa yang tergabung dalam SRP itu menadatangi Kantor DPRP. Dalam aksinya itu, mereka tetap menuntut agar PT Freeport ditutup. Massa meminta agar sebelum 10 Maret ini, DPRP menggelar sidang istimewa untuk memutuskan ditutupkannya PT.Freeport ditutup. Mendengar DPRP baru akan menggelar sidang 22 Maret nanti, massa tetap ngotot dan bersikeras agar pelaksanaan sidang paripurna itu dilakukan sebelum Pilkada. Menyikapi permintaan massa tersebut, maka Selasa (28/2) kemarin pihak DPRP dan MRP menggelar pertemuan. Hadir dari pihak DPRP adalah Wakil Ketua I DPRP Komarudin Watubun SH, Derak Pakage SIP dan Yosepina Pigia. Sementara dari MRP tampak hadir Wakil Ketua II Hana Hikoyabi, Ketua Pokja Agama Benny Yantewo, Mince Rumbiak dan beberapa anggota MRP lainnya. Pertemuan tersebut berlangsung kurang lebih selama 1 jam. Ikuti serta dalam pertemuan ini adalah Ketua-Ketua Fraksi di DPRP di antaranya Fraksi Golkar, Fraksi Gabungan, Fraksi PDS dan Fraksi PDIP. Di saat para pimpinan DPRP/MRP itu bertemu, massa dengan sabar menunggu di halaman Gedung DPRP. Meski berada di bawah terik matahari, massa tetap setia melakukan orasi sambil menyanyi bahkan sempat melakukan atraksi tari perang yang dimiliki oleh masyarakat pengunungan pada umumnya. Selang satu jam lebih, tepatnya pukul 14.00 WIT, rombongan pimpinan DPRP dan MRP turun menemui massa. Wakil Ketua I DPRP Komarudin Watubun selaku pimpinan rapat DPRP dan MRP memberitahukan bahwa hasil keputusan DPRP dan MRP antara lain DPRP dan MRP akan segera melayangkan surat kepada Pimpinan PT.Freeport Indonesia baik yang ada di Jakarta maupun yang ada di Provinsi Papua. Berikutnya akan menyurati pemerintah pusat untuk segera memberhentikan operasi PT.Freeport untuk sementara waktu. Kemudian Pembentukan Pansus dilakukan sesegera mungkin untuk menghimpun data yang dapat dijadikan referensi maupun alasan ditutupnya PT.Freeport mulai dari masalah kontrak karya 1,2. Kemudian masalah lingkungan, bagi hasil maupun masalah-masalah lain. ''Untuk sidang Paripuran DPRP baru dapat dilakukan pada tanggal 22 Maret mendatang dengan agenda pembahsana masalah PT.Freeport,''ujarnya. Mendegar hasil keputusan kedua lembaga itu, massa berontak dan tetap bersikeras agar sidang paripurna dilakukan sebelum Pilkada. "Nampaknya DPRP dan MRP tidak menanggapi tuntutan kami dengan serius, hal ini terbukti dengan keputusan kedua lembaga ini yang dengan berbagai alasan sengaka mengulur-ulur waktu pelaksanaan sidang paripurna,"kata Markus Haluk, Kordinator Unjuk Rasa itu. Sekjen Front Pepera Papua Barat, Selsius Bobbi, dengan berkobar-kobar meneriakkan agar rakyat Papua melakukan aksi mogok sipil nasional mengingat DPRP dan MRP tidak lagi berfungsi dengan baik dalam menyuaran dan memperjuangan aspirasi rakyat. "Rakyat Papua telah siap untuk melakukan aksi mogok nasional. Untuk itu jika DPRP tidak segera melakukan sidang paripuran sebelum tanggal 10 Meret, maka rakyat Papua harus melakukan aksi mogok sipil nasional,"tegas Selsius Bobby Mendengar hal itu, Wakil Ketua DPRP Komarusdin Watubun yang diberikan kesempatan berbicara tetap pada hasil keputusan yang telah disepakati. "Kami akan segera menyurati pimpinan PT.Freeport, selain itu juga akan membentuk Pansus yang bertugas mengumpulkan data-data yang akan dijadikan bahan dalam pembahasan sidang paripuran DPRP nantinya,''kata Komaruddin. ''Bagaimana DPRP mau mengambil keputusan jika tanpa disertai dengan data yang lengkap dan otentik,''lanjutnya. Meski belum ditemukan kata sepakat kapan digelarnya sidang Paripurna DPRP, tetapi dari pengamatan Cenderawasih Pos di lapangan DPRP akan tetap berpegang pada kepuusan awal yang telah diputuskan dalam rapat yang dilakukan di ruang Panmus DPRP itu, bahwa sidang tetap akan dilakukan pada 22 Maret mendatang.(and) [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **