[nasional_list] [ppiindia] Urgensi Reformasi Pelayanan Publik

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 19 Feb 2006 11:22:15 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=135956

     
        Urgensi Reformasi Pelayanan Publik
                  Oleh Sri Sugiyati 



                  Sabtu, 18 Februari 2006
                  Selama ini kita berharap, pergeseran paradigma dari 
sentralistik ke desentralistik serta era keterbukaan dan reformasi memungkinkan 
kualitas pelayanan publik meningkat. Ternyata, kualitas pelayanan publik masih 
sangat jauh dari harapan. Kondisi pelayanan publik di Indonesia bahkan 
cenderung memrihatinkan. Tragisnya, para pengelola negara yang memiliki 
kompetensi membuat kebijakan publik, justru lebih disibukkan dengan kepentingan 
masing-masing. Yang menyakitkan, era desentralisasi banyak dimanfaatkan 
segelintir orang untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya sehingga wilayah 
publik menjadi terabaikan. 

                  Padahal, hingga saat ini sebagian besar penerimaan dalam 
negeri nasional masih berasal dari pajak yang tentunya dipungut dari 
masyarakat. Layak, bila masyarakat menuntut pemerintah memprioritaskan 
pelayanan secara optimal dengan merespons tuntutan dan kebutuhan mereka. Para 
birokrat hendaknya menyadari tanggung jawabnya sebagai abdi masyarakat yang 
mengemban amanah orang banyak. 

                  Upaya pemerintah daerah (pemda) meningkatkan pelayanan 
sebenarnya telah sering dilakukan lewat kegiatan orientasi manajemen kinerja 
pelayanan bagi para staf dinas atau unit kerja instansi terkait dalam bentuk 
pelatihan, diskusi atau seminar. Tetapi, keluhan masyarakat terhadap pelayanan 
publik tidak berkurang. Ini mengindikasikan para birokrat dan pegawai 
pemerintah masih belum bisa mengubah konsep pikir tentang pelayanan. 

                  Makna akuntabilitas publik masih belum bisa tertanam secara 
mengakar dalam pola pikir. Antara biaya yang dikeluarkan untuk 
pelatihan-pelatihan atau seminar tersebut dengan manfaat langsung yang dapat 
dinikmati masyarakat, belum sebanding. Sudah banyak sumber daya yang 
dikeluarkan untuk membahas dan menetapkan sebuah standar pelayanan minimum 
(SPM). Tetapi, mengapa keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik terus 
mengemuka, dan mengapa kesenjangan harapan masyarakat masih cukup tinggi? 

                  Contohnya, masih kaku dan sangat hirarkisnya prosedur 
pengurusan perizinan, mulai dari perizinan untuk melakukan penelitian sampai 
mendirikan usaha mikro, kecil dan menengah. Prosedur perizinan untuk program 
ini masih sangat kental dengan nuansa birokrasinya. Pada program pelayanan 
terpadu satu atap, kenyataannya adalah pelayanan terpisah banyak atap. Banyak 
energi harus dikeluarkan hanya untuk mengurus perizinan ini. Mahasiswa atau 
peneliti yang mau mencari data ke pemda harus lewat pemprov dan menunggu 2-3 
hari di pemprov sebelum diberi surat tembusan ke pemda. 

                  Waktu menunggu yang cukup lama, banyaknya pintu layanan yang 
mesti dilewati, gaya pelayanan pegawai yang diskriminatif dan tidak 
berperspektif pelanggan, adanya oknum yang menjadi calo atau pembebanan biaya 
untuk pengurusan hal tertentu (baik legal cost maupun illegal cost), semuanya 
terasa amat menghambat produktivitas masyarakat. Pengaduan-pengaduan masyarakat 
ini semestinya segera difasilitasi agar tidak terakumulasi dan menjadi 
kekecewaan umum. Harus disadari, legitimasi pemerintah terletak pada 
kepercayaan masyarakat. 

                  Keluhan masyarakat muncul karena harapannya terhadap layanan 
publik tidak terpenuhi sehingga terjadi gap. Di beberapa kota, tingkat 
kesenjangan harapan atas pelayanan publik cukup signifikan. Ini terungkap dalam 
riset tim peneliti FIKB PPs PSIA-Fisip UI terhadap jasa layanan IMB di Bandung, 
Jakarta, dan Surabaya; serta tim peneliti Indonesian Public Sector Community 
(IPSC) atas jasa layanan Kantor Pemadam Kebakaran di Yogyakarta. Umumnya 
masyarakat berharap ada pelayanan yang cepat dan tidak terlalu birokratis, 
tetapi harapan itu masih belum dapat terpenuhi karena lingkungan belum 
mendukung pelaksanaan akuntabilitas publik. 

                  Gambaran tadi menunjukkan, selama lingkungan akuntabilitas 
publik belum tercipta dengan baik, implementasi program peningkatan layanan 
publik pasti tidak dapat optimal. Ada beberapa strategi menciptakan lingkungan 
akuntabilitas untuk mendukung efektivitas pelayanan publik. 

                  Pertama, menanamkan pemahaman secara mendalam atas dimensi 
akuntabilitas bagi semua birokrat dan pegawai pemerintah. Kedua, kepemimpinan 
dalam sebuah instansi harus bisa mencerminkan keteladanan. Seorang pimpinan 
mempunyai wewenang mengendalikan dan mengarahkan pekerjaan orang lain. Bila dia 
tidak bisa memberikan contoh cara pelayanan publik yang baik, tidak punya 
komitmen dan tidak menggunakan pertimbangan yang bijaksana, jangan diharapkan 
pegawai-pegawainya mampu memberikan pelayanan optimal seperti harapan 
masyarakat. 

                  Ketiga, menyeimbangkan upah dan ekspektasi kinerja. Struktur 
gaji yang ditentukan berdasarkan golongan dan masa kerja semestinya 
mempertimbangkan besarnya upah sesuai kinerja pegawai. Kompensasi pegawai 
kurang produktif harus lebih rendah daripada pegawai produktif. Kalau pemberian 
kompensasi menggunakan prinsip pukul rata untuk golongan dan masa kerja yang 
sama, akan memengaruhi motivasi kerja para pegawai yang sebenarnya rajin dan 
respek terhadap kepentingan publik. 

                  Keempat, berupaya konsisten terhadap program dan aturan untuk 
menjamin stabilitas. Penerapan inkonsisten terhadap program peningkatan 
pelayanan publik akan menurunkan atau melemahkan kredibilitas organisasi, 
menurunkan moral pegawai dan mendorong sinisme hingga gairah kerja melemah. 

                  Kelima, adanya social control independen terhadap pemerintah. 
Fungsi kontrol oleh legislatif cenderung bersifat politis dan kebijakan 
sehingga justru kurang efektif. Perwujudan akuntabilitas publik dalam wujud 
pemberian layanan sejati kepada masyarakat akan efektif bila kelompok-kelompok 
masyarakat sendiri berpartisipasi dalam pengawasan. Wujud social control ini 
bisa berupa komunitas yang menyelenggarakan fungsi watch atau media massa yang 
memediasi keluhan, tanggapan dan alternatif solusi. Perguruan tinggi, LSM, 
organisasi profesi dan lainnya dapat berperan independen. Masyarakat sendiri 
seharusnya memiliki kekuatan sebagai pressure group untuk menekan dan ikut 
mengawasi para penyelenggara pemerintahan agar bertanggung jawab atas 
optimalisasi pelayanan publik. 

                  Demikian hal yang perlu diperhatikan dalam upaya melakukan 
reformasi pelayanan publik. Pemerintah memang memiliki peran besar dalam 
pembuatan program pelayanan dan kebijakan publik, sekaligus mereformasinya. 
Dengan reformasi pelayanan publik, diharapkan akan terjadi perbaikan kehidupan 
masyarakat hingga mampu memberikan keuntungan kepada pemerintah berupa 
pencitraan positif sebagai pelayan publik. Jadi, reformasi seperti itu akan 
memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi kedua belah pihak, baik masyarakat 
maupun pemerintah. *** 

                  Penulis adalah Direktur Lembaga Tafsir
                  Etika Sosial (LTES) Yogyakarta. 
           
     


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Urgensi Reformasi Pelayanan Publik