** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** Tinggalkan Bantahan dan Argumentasi Sebuah artikel yang dimuat oleh suatu harian umum telah membuat Sang Guru dan murid-muridnya gelisah. Bagaimana tidak, artikel yang ditulis oleh si Fulan itu berisi pemikiran yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat. Si Fulan mengatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi manusia untuk menutup auratnya. Sebab secara fitrah, tiap manusia dilahirkan dalam keadaan telanjang. Maka ia menyerukan agar budaya telanjang itu dilestarikan di tengah masyarakat. Maka para murid yang merasa marah, langsung membuat artikel bantahan dan siap dikirim ke harian umum yang sama. Namun sebelum itu, mereka mengutus salah seorang murid yang merupakan penulis artikel bantahan itu, untuk meminta pendapat dan izin dari Sang Guru. "Ya, Guru. Bagaimana pendapat anda?" tanya Murid pada Sang Guru yang tampak terdiam lama setelah membaca artikel bantahan itu. "Ananda..." Sang Guru menatap muridnya. "Artikelmu ini sangat bagus dan penuh argumentasi yang jitu. Tapi..." "Tapi apa ya, Guru?" tanya murid itu heran. Wajah Sang Guru yang teduh itu berubah galau. Ditatapnya artikel bantahan yang tergenggam di tangnnya. "Dalam pikiranku, tergambar beberapa dampak dari tulisanmu ini jika ia jadi dimuat," ujar Sang Guru pelan sambil kembali menatap murid. "Pertama, artikel yang ditulis si Fulan itu sangatlah tajam, menusuk hati kita semua. Sementara konsumen pembaca harian sendiri relative sedikit dibanding jumlah penduduk negeri ini secara keseluruhan. Dan rata-rata, mereka tidak membacanya dengan serius." Murid tersebut menyimak uraian Sang Guru dengan hati bertanya-tanya. Ia belum paham maksud gurunya itu. "Jika kita menurunkan bantahan terhadap artikel tersebut, maka akan timbul beberapa titik rawan. Diantaranya, justru akan mengekspos artikel tersebut dan memancing keingintahuan bagi mereka yang belum membacanya. Sementara yang sudah membaca, akan kembali terpancing untuk membaca dengan serius. Dengan demikian, tanpa sadar kita telah memicu perhatian masyarakat kepada sesuatu yang buruk, yang bisa saja mendatangkan ketidakbaikan bagi orang-orang yang berjiwa lemah. Kalau artikel si Fulan itu kita diamkan saja, insya Allah ia akan tenggelam dengan sendirinya," tutur Sang Guru pelan. murid itu masih tampak belum puas dengan penjelasan itu, meski ia mulai bisa meraba maksud gurunya. Ananda, BANTAHAN ADALAH SALAH SATU BENTUK TANTANGAN YANG AKAN MEMANCING SIKAP KERAS KEPADA YANG DIBANTAH. Dan sekalipun ia menyadari bahwa ia salah, tapi BANTAHAN ITU AKAN MEMBUATNYA BERSIKUKUH PADA KESALAHANNYA. Ketahuilah, Anakku, si Fulan itu telah terpengaruh oleh sebuah lingkungan yang membuatnya berpikir seperti itu. Dan aku melihat, TUJUANNYA MENULIS ARTIKEL ITU BUKANLAH UNTUK MENGUNGKAPKAN APA YANG MENJADI KEYAKINANNYA. MELAINKAN SEKEDAR MENCARI PERHATIAN DENGAN CARA MENGHALALKAN SEGALA CARA." Sang Guru diam sejenak. Sementara si-murid yang duduk di hadapannya masih menunggu kelanjutan kalimatnya dengan raut serius. "Ananda, jika sampai si Fulan bersikukuh dalam kesalahan itu akibat bantahan yang kita sampaikan, maka secara tidak langsung kita telah menghalangi pintu taubat baginya. Si Fulan itu masih muda. MEMBUKAKAN PINTU KEBENARAN BAGINYA JAUH LEBIH BAIK DARIPADA MELEMPARKANNYA JAUH-JAUH DARI KEBENARAN YANG SEBENARNYA MENJADI HAK DIA. Justru kewajiban kitalah untuk membantunya meraih kebenaran itu. Aku tidak ingin, emosi-nafs yang bermain dalam dada kita membuat seseorang terhalang dari hidayah Tuhan. Begitulah pemikiranku. Bagaimana menurutmu, Anakku?" Sang Guru menutup penjelasannya, dengan penuh lemah lembut serta kasih sayang. Murid yang sejak tadi diam menatapnya, perlahan menunduk. Kini semakin disadarinya betapa Sang Guru adalah manusia yang sangat bijak. Sosok yang penuh kharisma dan telah melebur ke dalam kancah perjuangan secara jasad, ruh, akal, dan hartanya. Pengetahuan yang dalam dan hubungannya yang erat dengan Tuhannya, Allah Azza Wa Jalla, seorang pewaris Nabi SAW, telah menjadikan pandangannya demikian luas, nalurinya peka, mata hatinya tajam, jauh menembus ke depan. Ya, ia telah dianugerahi pandangan ke depan, sesuatu yang jarang dimiliki oleh orang biasa. Perlahan sang murid mengangkat kepalanya. Ditatapnya wajah Sang Guru sambil tersenyum. "Ya Maulana, Ya Sayyidi, Ya Guruku,?Saya setuju dengan pendapat guru." Sang Guru pun tersenyum melihat muridnya mau memahami apa yang ada dalam pikirannya. Maka perlahan dirobeknya artikel yang tergenggam di tangannya saat itu. Epilog : Waktu terus berlalu, dan artikel si Fulan yang membahayakan itupun berlalu begitu saja. Masyarakat sepertinya tidak terusik sama sekali. Wa min Allah at taufiq wa bihurmati Habib wa bihurmati FATIHAH !!! wassalam, arief hamdani as sufi http://inditamagochi.blogspot.com http://ariefhamdani.blogspot.com http://naqshbandihaqqani.blogspot.com ________________________________________________________________________ Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! Download Messenger Now http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **