[nasional_list] [ppiindia] Tinggalkan Bantahan dan Argumentasi

  • From: arief ludiantoro <ar1ef2001@xxxxxxxxx>
  • To: Dakwah_muslim@xxxxxxxxxxxxxxx, ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, majelis_inner_circle@xxxxxxxxxxxxxxx, Ilalang <komunitas-ilalang@xxxxxxxxxxxxxxx>, FLP <Forum_LingkarPena@xxxxxxxxxxxxxxx>, Kajian_lepasKerja@xxxxxxxxxxxxxxx, pesantren@xxxxxxxxxxxxxxx, musyawarah-burung@xxxxxxxxxxxxxxx, smpn12jkt-3i-1979@xxxxxxxxxxxxxxx, ipm_pmb@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Tue, 15 Feb 2005 17:59:46 +0000 (GMT)

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **


Tinggalkan Bantahan dan Argumentasi


Sebuah artikel yang dimuat oleh suatu harian umum
telah membuat Sang Guru dan murid-muridnya gelisah.
Bagaimana tidak, artikel yang ditulis oleh si Fulan
itu berisi pemikiran yang sangat bertentangan dengan
nilai-nilai masyarakat. Si Fulan mengatakan bahwa
tidak ada kewajiban bagi  manusia untuk menutup
auratnya. Sebab secara fitrah, tiap manusia dilahirkan
dalam keadaan telanjang.

Maka ia menyerukan agar budaya telanjang itu
dilestarikan di tengah masyarakat. Maka para murid
yang merasa marah, langsung membuat artikel bantahan
dan siap dikirim ke harian umum yang sama. Namun
sebelum itu, mereka mengutus salah seorang murid yang
merupakan penulis artikel bantahan itu,  untuk meminta
pendapat dan izin dari Sang Guru.

"Ya, Guru. Bagaimana pendapat anda?" tanya Murid pada
Sang Guru yang tampak terdiam lama setelah membaca
artikel bantahan itu. "Ananda..." Sang Guru menatap
muridnya. "Artikelmu ini sangat bagus dan penuh
argumentasi yang jitu. Tapi..."

"Tapi apa ya, Guru?" tanya murid itu heran. Wajah Sang
Guru yang teduh itu berubah galau. Ditatapnya artikel
bantahan yang tergenggam di tangnnya. "Dalam
pikiranku, tergambar beberapa dampak dari tulisanmu
ini jika ia jadi dimuat," ujar Sang Guru pelan sambil
kembali menatap murid. "Pertama, artikel yang ditulis
si Fulan itu sangatlah tajam, menusuk hati kita semua.
Sementara konsumen pembaca harian sendiri relative
sedikit dibanding jumlah penduduk negeri ini secara
keseluruhan. Dan rata-rata, mereka tidak membacanya
dengan serius."

Murid tersebut menyimak uraian Sang Guru dengan hati
bertanya-tanya. Ia belum paham maksud gurunya itu.
"Jika kita menurunkan bantahan terhadap artikel
tersebut, maka akan timbul beberapa titik rawan.
Diantaranya, justru akan mengekspos artikel tersebut
dan memancing keingintahuan bagi mereka yang belum
membacanya. Sementara yang sudah membaca, akan
kembali terpancing untuk membaca dengan serius. 

Dengan demikian, tanpa sadar kita telah memicu
perhatian masyarakat kepada sesuatu yang buruk,
yang bisa saja mendatangkan ketidakbaikan bagi
orang-orang yang berjiwa lemah. Kalau artikel si Fulan
itu kita diamkan saja, insya Allah ia akan tenggelam
dengan sendirinya," tutur Sang Guru pelan.

murid itu masih tampak belum puas dengan penjelasan
itu, meski ia mulai bisa meraba maksud gurunya.
Ananda, BANTAHAN ADALAH SALAH SATU BENTUK TANTANGAN
YANG AKAN MEMANCING SIKAP KERAS KEPADA YANG DIBANTAH.
Dan sekalipun ia menyadari bahwa ia salah, tapi
BANTAHAN ITU AKAN MEMBUATNYA BERSIKUKUH PADA
KESALAHANNYA.

Ketahuilah, Anakku, si Fulan itu telah terpengaruh
oleh sebuah lingkungan yang membuatnya berpikir
seperti itu. Dan aku melihat, TUJUANNYA MENULIS
ARTIKEL ITU BUKANLAH UNTUK MENGUNGKAPKAN APA YANG
MENJADI KEYAKINANNYA. MELAINKAN SEKEDAR MENCARI
PERHATIAN DENGAN CARA MENGHALALKAN SEGALA CARA."

Sang Guru diam sejenak. Sementara si-murid yang duduk
di hadapannya masih menunggu kelanjutan kalimatnya
dengan raut serius.

"Ananda, jika sampai si Fulan bersikukuh dalam
kesalahan itu akibat bantahan yang kita sampaikan,
maka secara tidak langsung kita telah menghalangi
pintu taubat baginya. Si Fulan itu masih muda.
MEMBUKAKAN PINTU KEBENARAN BAGINYA JAUH LEBIH BAIK
DARIPADA MELEMPARKANNYA JAUH-JAUH DARI KEBENARAN YANG
SEBENARNYA MENJADI HAK DIA.

Justru kewajiban kitalah untuk membantunya meraih
kebenaran itu. Aku tidak ingin, emosi-nafs yang
bermain dalam dada kita membuat seseorang terhalang
dari hidayah Tuhan. Begitulah pemikiranku. Bagaimana
menurutmu, Anakku?" Sang Guru menutup penjelasannya,
dengan penuh lemah lembut serta kasih sayang. 

Murid yang sejak tadi diam menatapnya, perlahan
menunduk. Kini semakin disadarinya betapa Sang Guru
adalah manusia yang sangat bijak. Sosok yang penuh
kharisma dan telah melebur ke dalam kancah perjuangan
secara jasad, ruh, akal, dan hartanya. Pengetahuan
yang dalam dan hubungannya yang erat dengan Tuhannya,
Allah Azza Wa Jalla, seorang pewaris Nabi SAW, telah
menjadikan pandangannya demikian luas, nalurinya peka,
mata hatinya tajam, jauh menembus ke depan.

Ya, ia telah dianugerahi pandangan ke depan, sesuatu
yang jarang dimiliki oleh orang biasa. Perlahan sang
murid mengangkat kepalanya. Ditatapnya wajah Sang Guru
sambil tersenyum. "Ya Maulana, Ya Sayyidi,  Ya
Guruku,?Saya setuju dengan pendapat guru."

Sang Guru pun tersenyum melihat muridnya mau memahami
apa yang ada dalam pikirannya. Maka perlahan
dirobeknya artikel yang tergenggam di tangannya saat
itu.

Epilog :
Waktu terus berlalu, dan artikel si Fulan yang
membahayakan itupun berlalu begitu saja. Masyarakat
sepertinya tidak terusik sama sekali.

Wa min Allah at taufiq wa bihurmati Habib wa bihurmati
FATIHAH !!!

wassalam, arief hamdani as sufi
http://inditamagochi.blogspot.com
http://ariefhamdani.blogspot.com
http://naqshbandihaqqani.blogspot.com

________________________________________________________________________
Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" 
your friends today! Download Messenger Now 
http://uk.messenger.yahoo.com/download/index.html





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: