** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.indomedia.com/bpost/012006/20/opini/opini3.htm Tarif Listrik Bakal Naik AKAN tetap jadi pertanyaan: kalau tarif dasar listrik (TDL) naik apakah pelayanan PLN menjadi lebih baik. Misalnya, apakah tidak ada lagi pemadaman mendadak dan beruntun. Keraguan semacam ini logis saja, bila menyimak rencana penaikan TDL yang diperkirakan berlaku sekitar Februari atau April 2006. Rencana kebijakan itu dilatarbelakangi oleh tekanan defisit yang merongrong BUMN tersebut. Inilah konsekuensi dari penaikan harga BBM. Sebelumnya, subsidi terhadap perusahaan setrum ini Rp17 triliun. Tetapi, akibat penaikan harga BBM, PLN tahun ini membutuhkan subsidi Rp38 triliun. Artinya, masih ada kekurangan sekitar Rp21 triliun. Padahal, subsidi tersebut dalam APDN 2006 tidak berubah (Rp17 triliun). Dengan kata lain, rakyatlah yang akan membayar kekurangan tersebut. Jika menyimak simulasi TDL dalam rapat koordinasi terbatas di Kantor Menteri Koordinator Perekonomian di Jakarta, Rabu (18/1), maka kelompok konsumen dengan daya 1.300 volt ampere (VA) hingga 10.000 VA harus menambah bayaran 83-90 persen. Khusus untuk rumah tangga dengan kapasitas daya terkecil, 450-900 VA, disimulasikan menambah biaya di bawah 10 persen. Kita semua sadar betul, penaikan beban biaya listrik sangat potensial membawa dampak inflatoir. Artinya, bukan hanya rekening listrik yang bakal bertambah, tetapi apa pun jasa dan produk yang kita beli juga menjadi lebih mahal. Celakanya, situasi ini terjadi pada saat masyarakat sedang kelabakan mengatur keuangan, karena harga barang dan jasa umumnya melambung disentak lonjakan harga BBM. Sedang di berbagai kota di Tanah Air, buruh-buruh berdemo menuntut perbaikan upah. Penaikan TDL, apalagi dengan besaran 83-90 persen untuk kelompok konsumen dengan daya 1.300 VA hingga 10.000 VA, jelas akan memukul sektor industri. Lalu bagaimana mereka bisa menyejahterakan para buruh? Sektor riil dengan penaikan TDL ini dikhawatirkan mengalami pelemahan, sedangkan daya beli rakyat banyak pun tetap tidak membaik. Perlu digarisbawahi, kebijakan menaikkan harga ini tak lebih dari upaya menutup biaya operasional gara-gara harga BBM naik. Padahal, BBM diproduksi, dikuasai pemerintah dan harganya pun dikendalikan pemerintah. Itu sebabnya, Direktur Utama PLN Eddie Widiono meminta pemerintah memberikan subsidi dalam bentuk pengurangan harga BBM, tidak dalam bentuk tunai. "Subsidi pada BBM untuk pembangkit lebih baik, karena mencairkan subsidi tunai ini problem tersendiri. Keperluan kas harus dipenuhi juga. Kalau pencairan subsidinya terhambat, PLN terpaksa berutang ke Pertamina, lalu Pertamina berutang ke pemerintah," ujar Eddie (Kompas, Rabu, 18/1). Tetapi jadi pertanyaan juga: bagaimana dengan perbaikan infrastruktur? Sebab, pelayanan PLN selama ini sering menjadi keluhan pelanggan. Krisis listrik, overhaul, pemadaman bergilir, beruntun, dan mendadak adalah gambaran tentang bagaimana kualitas infrastruktur pembangkit dan jaringan listrik PLN. Situasi itu tidak terjadi setahun dua, tetapi sudah sekian dasawarsa. Selama itu pula, pemerintah belum juga berhasil menemukan solusi yang memuaskan. Kalau ada wacana, PT PLN __sebagaimana BUMN lainnya__ mesti dijual, maka semakin terlihat bahwa dalam mengatasi persoalan pemerintah mencari gampangnya saja [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **