** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.harianterbit.com/artikel/rubrik/artikel.php?aid=1648 Sepuluh istri anggota DPRD studi banding Tanggal : 05 Sep 2006 Sumber : Harian Terbit SEPULUH istri anggota DPRD Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara akan mengadakan studi banding ke Pulau Jawa. Mereka menggunakan anggaran DPRD setempat masing-masing Rp3 juta selama tiga hari dan 20 istri lainnya akan menyusul kemudian. Sejumlah tokoh/pengamat mengecam ulah mereka karena istri anggota dewan, sebagaimana istri/suami dari pejabat negara, bukan otomatis ikut jadi pejabat negara kecuali mereka memang PNS. Untuk itu mereka tidak ada hak untuk memakai uang negara, atau numpang mukti (ikut-ikutan pesta) fasilitas dari suami/istri yang menjadi pejabat negara. Perilaku demikian harus kita akui sudah terjadi sejak zaman ke zaman. Bahwa kini malah menjadi kebiasaan/budaya kehidupan keluarga para pejabat, inilah yang memprihatinkan. Adalah suatu kemungkinan besar bahwa istri anggota dewan di Buton itu sekadar meneruskan tradisi pejabat pendahulunya. Jika benar demikian, maka kritik dan kecaman atas rencana kunjungan studi banding tersebut bisa kita alamatkan pula kepada seluruh pejabat yang menyalahgunakan fasilitas negara. Sebetulnya masyarakat kita paham betul bahwa penyimpangan yang dilakukan oleh birokrat kita sangat banyak dan kompleks. Tidak saja penyalahgunaan anggaran, wewenang/kekuasaan, fasilitas, juga kolusi berebut aneka 'proyek basah'. Semuanya didiamkan bagai hal legal, atau kewajaran yang tak mengundang kecemburuan sosial, padahal mereka menari di ladang orang. Ironisnya, PNS atau pejabat negara yang secara moral pantang KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dan hidup pas-pasan dianggap pegawai yang tak sukses. Mereka tahu ketidakberesan rekan kerja mereka karena berada di satu lingkaran, namun hanya mengelus dada dan tutup mulut, daripada dibungkam. Kita tidak hendak menyalahkan kemakmuran dan kemewahan hidup yang selalu saja kumat dijadikan barometer kehidupan masyarakat aneka zaman. Namun kita sayangkan bahwa nafsu ingin hidup enak, mudah, dan meriah saat ini kian menjadi-jadi dan mewabah. Padahal kian banyak orang terdidik seharusnya makin santun, tahu hak dan kewajiban (taat dan tertib hukum), makin bermutu kehidupannya (dari sisi moral maupun prestasi kerjanya), dan pandai menjaga harga diri, maupun menghormat orang lain, danTanah Airnya. Kita tidak hendak menyalahkan kegagalan dunia pendidikan, dan kaum agamawan dalam menanamkan martabat manusia dan warga negara. Kita tidak hendak menyalahkan istri para anggota dewan yang proaktif beraktivitas studi banding (yang mungkin dimaksudkan untuk mendukung kerja suami). Kita tidak hendak menyalahkan tokoh negeri yang tidak mampu memberi keteladanan apalagi mencegah penyalahgunaan wewenang dan KKN. Namun rakyat miskin yang jumlahnya sekitar 50 juta jiwa jangan dikira tidak cemburu. Kita percaya semua orang bisa tutup mata dan tutup telinga, termasuk memberi tafsir baru soal fasilitas untuk pejabat dan keluarganya, namun negeri yang banyak utang ini seharusnya diisi oleh pejabat yang bisa berhemat dan mengutamakan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pejabat dan keluarganya. Lebih dari itu, budaya malu seharusnya jadi penghayatan hidup agar kita bisa bermasyarakat dengan mengukur kepantasan. Tak ada kata terlambat untuk memantas-mantas diri jika menjadi pelayan/wakil rakyat. Jadi bukan baru belajar ketika menjabat. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **