[nasional_list] [ppiindia] Sekolah Kami seperti Kandang Ayam

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 31 Jul 2006 10:12:05 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.tribun-batam.com/index.php?module=detail&noberita=19179


31 Juli 2006



Sekolah Kami seperti Kandang Ayam

Peduli Pendidikan Hinterland (6)


PUISI yang dibacakan pakar pendidikan Prof Dr Winarno Surachmad pada peringatan 
Hari Guru Nasional, ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia, dan Hari 
Aksara di Solo, akhir tahun lalu, membuat Wakil Presiden Jusuf Kalla sangat 
emosi. 

"Memang sekolah kita belumlah luks. Tetapi saya yakin, sekolah kita tidak 
seperti kandang ayam! Saya yakin, banyak sekolah jauh lebih baik dari pada 
itu... Saya yakin!," ujar Kalla dengan mengacung-acungkan jari tangannya.

Apakah memang ada sekolah yang tidak lebih baik dari kandang ayam, seperti yang 
dipertanyakan Winarno dalam puisinya? Perjalanan tim Jelajah Pulau II 
Tribun-Telkomsel di ke Pulau Mabung, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, 
membuktikan puisi tersebut adalah fakta.

Tim ini menuju Pulau Mabung di mana terletak SDN 005 Senayang Kelas Jauh di 
Pulau Mabung setelah lebih dahulu menemui Kepala Sekolah SDN 005 Senayang, 
Budiman di Pulau Cempa. Antara Pulau Cempa dan Pulau Mabung yang berada di 
sebelah timur. "Yah, liat ajalah kondisinya. Kalau mau ke sana saya antar," 
kata Budiman. 

Diantar Budiman, tim menempuh perjalanan laut sekitar 30 menit. Saat perahu 
yang membawa tim tiba di pelantar yang panjangnya sekitar 300 meter, pasangan 
suami istri guru, Zubrianto dan Maiziah sudah menunggu dan mengajak tim 
kerumahnya yang berada di dekat pelantar. 

Setelah menikmati kopi yang disajikan Maiziah, bersama tokoh masyarakat dan 
warga, tim melihat sekolah yang dalam kepala kami masih tanda tanya. "Seperti 
apa sih kondisinya". 

Dari kejauhan, terlihat bendera merah putih yang sudah terlihat kusam berkibar 
dengan gagahnya meski tiangnya miring. "Itu sekolahnya," kata Budiman menunjuk 
bendera merah putih sebagai penanda kalau itu adalah sekolah. Tidak terlihat 
plang nama sekolah.

Sekolah ini didirikan tahun 1985 melalui dana Inpres. Bangunan yang terdiri dua 
lokal ini menjadi satu-satunya sekolah dan sejak pembangunannya sampai sekarang 
belum pernah direnovasi. Pernah ada janji perbaikan saat pilkada Bupati Lingga. 

Meski kondisi gedung sekolah ini sangat memprihatinkan, namun tidak menyurutkan 
sekitar 61 murid yang menuntut ilmu di tempat ini. "Kalau dikatakan sebagai 
kandang ayam, lebih cantik lagi kandang ayam. Kalau kandang ayam, dinding dan 
atapnya tidak ada yang bolong supaya ayam tidak keluar. Ini, mana ada dinding 
yang tidak terbuka dan atap yang tidak bolong," kata seorang warga bernama 
Ratno.

Seiring dengan usianya, tiang penyangganya semakin lapuk dan rapuh. Lima tiang 
penyangga di sisi kiri sekolah, hanya satu yang masih ada kekuatan. Saat Tribun 
mencoba memukul tiang untuk melihat kekuatannya, tiang tersebut berderak dan 
bergoyang hebat. "Jangan Pak, tiangnya sudah tak makan lagi," kata seorang 
warga.

Empat tiang lain ternyata kondisinya sama. Hanya satu tiang penyangga yang 
masih berfungsi. Tidak hanya tiang, dinding pun bernasib sama. Beberapa bagian 
dinding papan yang tersisa dengan satu tekanan jari juga akan terbuka. 

Dari dua lokal yang ada, tak satupun dinding yang sempurna karena dinding papan 
sudah dimakan rayap. Sementara jendela sudah tak berkaca dan menyisakan 
besi-besi berkarat. Soal atap dan plafon, tak satupun plafon tersisa. Yang 
tersisa hanya rangka kayu lapuk. 

Sekolah tak perlu pendingin ruangan karena angin begitu bebasnya masuk dan 
murid-murid bisa langsung memandang ke laut lepas. 

Duduk di bangku reot beratapkan langit adalah cerita memilukan. Jangan tanya 
soal lantai sekolah. Lantai semen sudah berganti pasir di dasarnya. Angin sepoi 
berhembus membawa kesejukan sekaligus bisa berbuah bencana. 

Tingkah riang murid-murid yang siang itu menjalani hari ketiga masuk sekolah 
justru membuat membuat hati kami trenyuh. Mereka dipaksa menuntut ilmu dengan 
kondisi bangunan sekolah yang memprihatinkan, jauh dari layak. Persis seperti 
kandang ayam, dengan dinding papan kanan kirinya melompong menatap kosong angin 
yang berlarian mengejek.

Seluruh dinding berderit mengiba. Dentang bel yang dipukul guru, Zubrianto, 
bertanda belajar akan dimulai. Juga kecemasan akan melanda. "Yang penting ada 
tempat belajar. Tapi, kami takut roboh. Kalau hujan bocor," kata Suparman, 
murid kelas VI. 

Suparman yang sudah ditinggal mati ibunya itu, kini tinggal bersama kakeknya 
bernama Sepane. Ketakutan anak yang bercita-cita mau jadi polisi ini semakin 
bertambah karena dua adiknya juga bersekolah disitu. Nursania di kelas I dan 
Salman di kelas V. 

Guru Budiman, Zubrianto, Maiziah, dan Samsul Anwar hanya bisa tersenyum kecut 
saat ditanyakan apakah tidak pernah diusulkan untuk diperbaiki. Kecemasan 
semakin melanda orangtua siswa saat kami berkumpul minum kopi. 

"Kalau bisa kami memohon kepada pemerintah supaya sekolah untuk anak kami 
diperbaiki. Kalau mau lihat kondisinya, liatlah. Kami tidak bisa bohong kalau 
sekolahnya memang rusak. Memang seperti itu adanya," kata seorang warga yang 
diiyakan warga lainnya. (agoes soemarwah/ai pasinringi

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Sekolah Kami seperti Kandang Ayam