[nasional_list] [ppiindia] SURAT KA DURANG TAWELA, KA DURANG HARAPAN: TENTANG "NASIB BUMIKU"

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Fri, 11 Feb 2005 13:42:00 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

SURAT KA DURANG TAWELA, KA DURANG HARAPAN:



TENTANG "NASIB BUMIKU" 

1.

Ronny Rfy di milis "mengucap-borneo@xxxxxxxxxxxxxxx" [Thursday, February 10, 
2005 8:32 PM] menyiarkan sebuah tulisan berjudul "NASIB BUMIKU!" di mana 
sebagai "durang tawela" dari angkatan muda Kalimantan  Tengah [Kalteng],ia 
mengungkapkan kerisauan hatinya tentang tentang Kalteng "buminya", tanah 
kelahiran dan kampunghalamannya. Dalam artikel tersebut Ronny Rfy melukiskan 
kerusakan alam lingkungan Kalteng "buminya" sehingga beberapa tempat dari hutan 
tropis tidak tertembus matahari sekarang sudah menjadi hamparan padang pasir 
sejauh cakrawala. Tulisnya:

"Kalimantan tengah adalah salah satu wilayah yang mendapatkan buminya sekarang 
sudah kering kerontang bak gurun!Tak pernah lagi saya lihat dan alami bermain 
senyaman dulu, hutan tropis yang terhampar kini hilang dalam sekejap oleh 
buldozer dan tractor2 para penuai 'batang'. Burung tak lagi kita temui berbunyi 
di pepohonan kota, semuanya entah di mana kini!"

Diungkapkan juga oleh Ronny Rfy:

"[..]hancurnya alam kalimantan oleh tangan orang-orang yang notabene bukan asli 
 Kalimantan. Hasil yang mereka dapatkan tidak lagi untuk kesejahteraan rakyat 
Kalimantan melainkan hasil tersebut dibawa ke Jakarta atau ke luar negeri untuk 
kepuasan pribadi". [Tolong perhatikan penggunaan istilah, agar jangan sampai 
menggunakan istilah yang bersifat menyamaratakan masalah  sehingga menyerang 
mayoritas warga etnik lain yang juga sebenarnya merupakan korban dari elite 
etnik mereka seperti halnya mayoritas etnik Madura dalam Tragedi Sampit. 
[Secara metode berpikir, penyamarataan menghadung sangat banyak kelemahan].  
Hal ini sejak awal [1991] saya ingatkan  agar orang Dayak hati-hati dengan 
ungkapan mereka terhadap ketidakadilan yang dilakukan elite penguasa. Sejak 
lama saya menolak tudingan bermusuhan terhadap Melayu, Jawa, Batak, Madura, dan 
lain-lain secara generalisasi, seperti halnya saya mengkritik sikap Jose Ramos 
Horta [sekaran menlu  Timor Lorosae] yang hanya diam ketika pi
 mpinan komunitas  Timor Timur dari Darwin, Australia,  di Melbourne, menuding 
orang Indonesia secara umum sebagai pembunuh. Ucapan begini saya anggap dunggu 
dan emosional tanpa kenal sejarah dan realitas. Dengan ini saya mengingat ulang 
agar kita hati-hati dalam berbahasa dan berbicara.Bahasa cerminan wacana 
kita.Bahasa mencerminkan bangsa dan juga diri kita sendiri sebagai pengguna 
bahasa. Contoh: kalau ada penulis yang mengatakan Dayak sebagai suatu 
gerombolan, maka sesungguhnya si penulis menganggap Dayak sebagai gerombolan 
"hewan", sementara si penulis mengatakan tantangannya terhadap rasisme. Istilah 
mengandung nilai].

Yang lebih menyedihkan hati Ronny RFY karena di antara para penghancur 
lingkungan buminya justru terdapat : "banyak juga ternyata warga kita yang 
merasakan nyamannya duduk di 'Daun Batang Pohon' yang 'Hijau'" .

Selain pada perangai egoistik para elite kekuasaan dan masyarakat, Ronny RFY 
juga melihat sebabnya pada sistem sentralistik pemerintahan yang diterapkan 
selama berdasawarsa untuk mengelola Republik ini. Secara kongkret, Ronny RFY 
melihat pengaruh langsung dari pemegang kekuasaan politik kunci di daerah 
sehingga ia mengajak agar warga Kalteng untuk berhati-hati dalam memilih orang 
untuk memegang pos-pos kunci tersebut dalam pemilihan kepala daerah mendatang 
jika kita tidak ingin keadaan di atas berkembang memburuk. 

Berangkat dari pandangan bahwa "Kalteng bukan hanya milik gubernur,.. Kalteng 
bukan milik partai... Kalteng bukan milik para pengusaha kaya .. Kalteng bukan 
hanya Palangka Raya" maka Ronny RFY "mengajak teman-teman [seangkatannya 
terutama -- JJK] untuk mencoba mengeluarkan semua mimpi, keinginan dan harapan" 
"Itu harus kita kedepankan" tandas Ronny RFY. Lalu secara kongkret Ronny RFY 
mengusulkan agar: 

"...sebelum para calon-calon maju sebagai figur no 1 Kalteng, kita buat dulu 
semacam sidang terbuka, diskusi massal (debat kandidat) yang menghadapkan para 
calon tersebut secara bersama kepada segala macam aspirasi masyarakatnya. 
disini mungkin akan terjadi komitmen dan kontrak antara pemimpin dan masyarakat 
 yang suatu waktu bisa di tagih hutang janjinya dengan membawa kwitansi politik 
masa. Semua calon akan menjalani tes dengan adil oleh dewan juri yang tidak 
lain adalah masyarakat Kalteng keseluruhan".

Dari usul kongkret Ronny RFY ini, saya menangkap beberapa hal esensil yaitu: 
[1]. penilaian negatif atas kekuasaan politik selama ini di Kalteng; [2]. masih 
tersimpannya akan suatu haridepan yang baik yang sebenarnya menjadi kandungan 
mimpi mayoritas penduduk propinsi Kalteng; [3]. transparansi dan debat program 
dari para calon; [4]. keikutsertaan massa pemilih dalam membahas janji pemilu 
sebagai "kontrak antara pemimpin dan masyarakat"; [5]. pengawasan atau kontrol 
sosial atas pelaksanaan janji itu; [6].perlunya kita mempunyai keberanian 
mengajukan pendapat. "Ini harus kita kedepankan", jika menggunakan istilah 
Ronny RFY sendiri dalam artikelnya. 

Pendapat bisa diajukan dengan berbagai cara antara lain melalui tulisan dalam 
berbagai bentuk [esai, sanjak, drama, wawancara, buku, makalah, dan 
lain-lain....]   baik di media massa cetak atau pun media elektronik -- sarana 
yang oleh beberapa pakar politik dan komunikasi dipandang sebagai "kekuatan 
keempat". Mengajukan pendapat secara tertulis barangkali bukanlah hal 
sederhana. Pertama-tama diperlukan ada yang ingin kita ucapkan dan keselesaian 
ide tersebut dalam diri kita. Dengan kata lain, pada diri si penulis relatif 
ada suatu wawasan,wacana alias konsep. Paling tidak terdapat pertanyaan. Karena 
bertanya bukanlah sesuatu yang gampang. Bertanya adalah suatu proses berpikir 
atau merenung. Meremehkan tulisan, sama dengan meremehkan arti pendapat umum. 
Seakan-akan bahwa yang terpenting adalah kerja dan kerja. Pertanyaan mau ke 
mana dan bagaimana tidak lagi diindahkan. Tulisan dan menulis merupakan salah 
satu cara menjadi ide agar bisa menjelma kekuatan material. Sebagai conto
 h masalah pembangunan. Dalam masalah pembangunan terdapat pertanyaan: 
bagaimana mmembangun, mulai dari mana dan mau ke mana? Apakah tulisan tersebut 
itu dibaca orang atau tidak, ini adalah masalah lain yang tergantung pada 
banyak hal antara lain menyangkut masalah tekhnik menulis, bahasa yang 
digunakan, masalah komunikatif atau tidak komunikatif. Sejarah dunia, juga 
sejarah Kalteng, sampai sekarang masih menunjukkan arti penting tulisan dan 
menulis, mengajukan pendapat. Dalam menjawab pertanyaan: "Apa Yang Harus 
Dikerjakan?" para organisator gerakan rakyat atau yang anti rakyat, secara 
praktek menjawabnya dengan penerbitan dan penerbitan erat hubungannya dengan 
tulisan dan kegiatan menulis. Bagi masyarakat Kalteng sendiri, arti penting 
menulis ini saya kira menjadi lebih khusus dalam usaha mengembangkan budaya 
lisan menjadi tulisan. Barangkali kebiasaan menulis ini masih lemah di Kalteng. 
Karena itu saya senantiasa menyambut gembira lahirnya berbagai penerbitan di 
Kalteng te
 rmasuk adanya milis-milis [media elektronik] dan website yang dalam 
perkembangannya sudah menampilkan beberapa penulis dengan karya-karya mereka. 
Lebih menggembirakan karena di antara para penulis ini tidak sedikit [bahkan 
terutama] yang berasal dari kalangan durang tawela, durang harapan. Melalui 
tulisan-tulisan mereka, saya menyaksikan adanya kegiatan bertanya, merenung, 
dan mencoba mulai melakukan sesuatu secara sadar, ungkapan dari sikap acuh 
mereka akan daerah. Gejala ini bagi saya juga berarti bahwa durang tawela 
Kalteng, sadar akan kepapaan hidup di daerah mereka dan mereka tidak hilang 
harapan, bahkan menjadikan kepapaan dan kerusakan sebagai seruan untuk 
mengatasinya.

Masih dalam konteks "tulis-menulis" saya ingin menyinggung sedikit masalah 
anggapa bahwa saya menulis puisi hanya untuk bersenang-senang. Pernyataan 
begini selain si pengkritik tidak mengenal saya dengan baik, juga sekaligus 
memperlihatkan pemahamannya tentang sastra-seni yang minim. Dengan pernyataan 
begini, si pengkritik meremehkan R.Tagore, Pablo Neruda dan penyair-penyair 
lain yang diaungerahi Hadiah Nobel [tanpa pretensi  bahwa saya adalah orang 
yang setaraf dengan Tagore atau Neruda karena saya memang seorang pencinta 
sastra-seni saja]. Pernyataan begini pun menunjukkan sekaligus ketidak 
pahamannya akan adanya dan mengapa sastra lisan ada dan berkembang di Kalteng 
sampai sekarang. Saya hanya bisa merasa sedih atas kritik yang minim dan 
menyerang sastra-seni begini di samping ujud dari ketidaksanggupan menerima 
kiritik. Dengan keterangan ini bukan bukan berarti saya tidak mau menerima 
kritik. Tapi kritik dan kritik pun selayaknya menggunakan nalar. Kalau saya 
disindir se
 karang jauh dari Kalteng sejak tahun 2003, barangkali sindiran begini, bisa 
saya kirim kembali ke pengkritik sambil mengharapkan si pengkritik membantu 
saya untuk balik kampung agar bisa membayar hutang moral saya kepada kampung 
kelahiran: Kalteng!

Harapan seperti yang diajukan antara lain oleh Ronnny RFJ, dan juga sering 
diketengahkan oleh  Ronny Teguh, Marko Mahin, Ben Abel, Elisae Sumadi, Rinting, 
dan lain-lain.... bahkan oleh Made Supriatma, jika diusut-usut,  memang sangat 
aspiratif dalam pengertian sesuai dengan harapan mayoritas penduduk daerah baik 
Dayak lapisan bawah atau pun yang senasib dengan Dayak. Di pihak lain, kecuali 
sebagai ujud keprihatinan berpihak kepada usaha memanusiawikan manusia seperti 
konsep hidup mati Dayak: "rengan tingang nyanak jata", adanya harapan dan 
kegiatan-kegiatan dalam berbagai bentuk ini memperlihatkan bahwa "durang 
tawela" angkatan sekarang mencoba keluar dari sikap menyalah-nyalahkan orang 
lain tapi lebih menekankan pada sikap ofensif, tidak hanya defensif. Ofensif 
artinya berprakasa, mengembangkan sesuatu dari tiada menjadi ada, dari kecil 
menjadi besar, dari besar menjadi raksasa dengan semangat berani dan pandai 
berjuang serta berani dan pandai menang sebagai "utus kalunen", 
 konsep yang tersedia dalam budaya Dayak untuk selalu kita revitalisasikan. 
Barangkali pola pikir dan sikap mental ini bersifat menentukan jika kita 
berbicara tentang haridepan yang manusiawi. Konsep ini mengobah yang negatif 
menjadi positif, mengobah pola pikir dan mentalitas "victim" menjadi pola pikir 
dan mentalitas Dayak yang manusiawi. Dalam usaha ini, saya kira perlu kita 
menelaah pola pikir dan mentalitas para elite kekuasaan di Kalteng selama ini, 
agar durang tawela tidak menempuh jalan sama: berbicara atas nama Dayak tapi 
hakekatnya mempertahankan keterupurakan Dayak dan yang senasib dengan Dayak. 
Durang tawela Kalteng sekarang, dari segi perspektif bisa dipandang sebagai 
"elite tandingan" dan "elite tandingan" yang sekarang sering disebut juga 
sebagai "arus bawah" ini jika mereka meneruskan tradisi manipulator pemegang 
kekuasaan politik lama Kalteng yang egosentris dan tidak enggan melakukan 
tindak fasistis atau premanisme, mereka pun tidak akan membawa makna [dalam
  artian tidak tanggap dan tidak aspiratif] bagi mayoritas penduduk daerah. 
Mereka akan menjadi penindas  baru. "Renaissance" daerah tidak akan terjadi. Di 
sinilah lalu arti penting pematangan wacana dan keteguhan keberpihakan 
[engagement, mungkin lebih tepat dari hanya diterjemahkan dengan keberpihakan, 
karena engagement mengandung nilai-nilai lain di luar sebatas keberpihakan!] 
manusiawi durang tawela sebagai durang harapan menjadi kunci. Durang tawela 
yang tidak mempunyai alternatif dan bahkan terpeleset ke jalan lama premanisme 
[seperti ketidaksanggupan menerima kritik dan perbedaan] tidak akan mampu 
membawa Kalteng ke jurusan "renaissance". Gelar kesarjanaan bukanlah jaminan 
kemampuan dan bukan tanda diri sudah menjadi manusia manusiawi , apalagi 
Kalteng dijangkiti penyakit membeli gelar sarjana -- periode baru setelah  
berhasil mengeruk kekayaan daerah melalui politik preman sebagai politisi 
preman [Tentu dalam konteks ini saya bisa memberikan contoh-contoh kongkretnya 
 di Kalteng sampai sekarang!]. Preman-preman politik dengan politik premanisme 
inilah yang antara lain turut menghancurkan alam dan kehidupan penduduk Kalteng 
dan tidak segan berusaha mencetuskan konflik etnik serta konflik antar agama 
seperti yang pernah dilakukan pada tahun 2002.


Paris, Februari 2005.
--------------------
JJ.KUSNI


Catatan:

Durang,  [bahasa Dayak Katingan] setara dengan kata "para" dalam bahasa 
Indonesia. Tawela [bahasa Dayak Katingan; tabela --bahasa Kahayan]-- muda.

[Bersambung...]

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] SURAT KA DURANG TAWELA, KA DURANG HARAPAN: TENTANG "NASIB BUMIKU"