[nasional_list] [ppiindia] Ricuh di Freeport, Panik di Jakarta

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 24 Feb 2006 12:06:58 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **CENDRAWASIH POST

Jumat, 24 Februari 2006





























































































Ricuh di Freeport, Panik di Jakarta 



*10 Mahasiswa Papua di Jakarta Ditahan, Pejabat Negara Rapat Mendadak 


JAKARTA-Buntut kericuhan penertiban pendulang emas di kawasan kerja PT Freeport 
Indonesia di Ridge Camp Mile-72, Timika, membuat panik pihak-pihak yang ada di 
Jakarta. Setidaknya, kabar terbarunya adalah puluhan masyarakat Papua di 
Jakarta melakukan perusakan terhadap Kantor Freeport di Gedung Plaza 89, 
Jakarta. Sementara para pejabat negara terus mencari jalan penyelesaian. Bahkan 
para pejabat negara, seharian kemarin rapat mendadak. 

Aksi pengrusakan oleh masyarakat papua yang diduga para mahasiswa itu diikuti 
dengan penangkapan beberapa orang pelakunya beberapa saat kemudian. Mereka kini 
diamankan di Mapolda Metro Jaya. 

"Polri menyesalkan pengrusakan tersebut, ini adalah anarkis dan kriminal tentu 
akan kita tindak sesuai dengan prosedur," tegas Wakadiv Humas Polri Brigjen Pol 
Anton Bachrul Alam di Mabes Polri kemarin. 

Selain itu, masih kata Anton, aksi tindakan main hakim dengan menekankan 
kekuatan otot dan bukannya cara-cara dialog malah bisa membuat situasi semakin 
runyam. Citra Indonesia di mata dunia Internasional pun akan semakin terpuruk 
karena Freeport adalah perusahaan asing. "Ini membuat persepsi kurang baik 
tentang keamanan di Indonesia," ujarnya. 

Seperti diberitakan, puluhan pendulang emas terlibat bentrok dengan puluhan 
petugas Polsek Tembagapura dan satpam (security) PT FI beberapa waktu lalu saat 
dilakukan penertiban. Tercatat beberapa korban jatuh dalam insiden kali ini 
baik dari sisi aparat maupun pendulang emas. Polri selaku institusi juga akan 
melakukan pengusutan atas peristiwa bentrok tersebut. 

Di bagian lain, Antonius Wamang Cs, tersangka penembakan karyawan Freeport pada 
tahun 2001 lalu yang kini ditahan di Mabes Polri, hari ini akan kembali 
diperiksa. Informasi ini disampaikan pengacara Wamang, Reinhard Parapat. "Saya 
belum tahu apa lagi yang dibutuhkan penyidik, yang jelas berkas klien saya itu 
sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Agung Jumat pekan lalu," kata Reinhard yang juga 
Kadiv Bantuan Hukum dan Advokasi PBHI ini. 

Akibat kericuhan kasus Freeport tersebut, sejumlah pejabat tinggi negara 
mengadakan pertemuan mendadak di Kantor Departemen Dalam Negeri, kemarin. 
Pertemuan tersebut membahas tentang penyelesaian masalah terkait penutupan PT 
Freeport oleh warga setempat. Hasilnya, negosiasi dan penyelesaian masalah akan 
diserahkan ke pemerintah daerah dan aparat keamanan di Papua. 

Sekitar pukul 15.00 beberapa menteri tiba di kantor departemen pimpinan M 
Ma'ruf tersebut. Diantaranya, Menteri Agama Maftuh Basyuni, Menteri 
Kooordinator Bidang Perekonomian Boediono, dan Menteri Koordinator Bidang 
Politik Hukum dan Keamanan Widodo AS. Selain itu pejabat tinggi yang turut 
hadir adalah Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh, Kapolri Jenderal Sutanto, dan 
Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto. 

Pertemuan berakhir sekitar pukul 17.30. Sejumlah menteri dan pejabat yang 
ditemui wartawan enggan berkomentar mengenai pertemuan tersebut. Panglima TNI 
Djoko Suyanto mengatakan, pertemuan tersebut hanya membahas masalah Pemilihan 
Kepala Daerah Provinsi Irian Jaya Barat.''Kita tidak bicara tentang freeport 
tadi. Kita bicara masalah pilkada Irjabar,'' jelasnya sambil menghindari 
kejaran wartawan. 

Hal yang sama juga dilakukan oleh Menko Perekonomian Boediono. Dia enggan 
menjawab satupun pertanyaan dari wartawan dan bergegas masuk ke dalam mobil 
dinasnya.''Enggak, enggak, nanti Mendagri yang akan memberi penjelasan,'' 
tukasnya singkat. 

Satu-satunya menteri yang memberikan penjelasan adalah Widodo AS. Menurutnya, 
pemerintah pusat menyerahkan penanganan masalah Freeport kepada pemerintah 
daerah dan aparat keamanan Papua. Langkah utama yang perlu dilakukan adalah 
negosiasi dengan ratusan warga yang melakukan pemblokiran, agar mau membuka 
kembali jalan menuju Freeport. ''Saya kira langkah awal yang dilakukan adalah 
pengamanan. Karenanya sudah diinstruksikan kepada aparat keamanan (untuk segera 
memperketat pengamanan.Red),'' terang Widodo. Menurutnya, saat ini pemda Papua 
telah mengupayakan pertemuan antara pihak Freeport dan perwakilan masyarakat. 

Sementara untuk pelaku perusakan kantor pusat Freeport di Palza 89 Kuningan 
Jakarta, dini hari kemarin, Widodo menegaskan harus ada tindakan 
hukum.''Awalnya sudah ada niat untuk melakukan tindakan anarkis. Jadi 
diharapkan ada penegakan hukum untuk itu,'' lanjutnya. 

Ditempat yang sama Kapolri Jenderal Polisi Sutanto mengatakan tidak akan ada 
penambahan pasukan dari pusat untuk membantu pengamanan di lokasi Freeport. Dia 
berharap aparat di daerah bisa segera melakukan negosiasi agar operasional 
Freeport kembali normal.''Disana sudah berkumpul manajemen dari Freeport, tokoh 
masyarakat, Kapolda, dan Pangdam,'' katanya. 

Dalam sistem pemerintahan otonomi daerah, Sutanto menambahkan, penyelesaian 
yang terbaik harus dilakukan oleh pemerintahan daerah.''Karena tiap daerah 
punya pimpinan masing-masing. Semua harus berfungsi dengan baik,'' imbuhnya. 
Dia berharap hasil negosiasi bisa segera didapat dan menyepakati solusi 
terbaik. 

Untuk yang melakukan perusakan di Jakarta, Sutanto menegaskan semuanya akan 
dikenai tindakan, karena telah melanggar hukum. ''Yang di Jakarta, tentunya 
akan ditangani oleh daerah juga. Yakni Polda Metro Jaya. Sudah ada beberapa 
pelaku yang ditahan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,'' pungkas 
Sutanto. 


Sepuluh Ditahan, Sisanya Dikejar // 

Jajaran Satuan Reserse Mobile (Resmob) Polda Metro Jaya, akhirnya menjadikan 
tersangka ke sepuluh mahasiswa yang tergabung dalam BEM (Badan Eksekutif 
Mahasiswa) Papua dan langsung dikenakan penahanan dengan dijerat pasal 170 KUHP 
tentang pengrusakan. 

Menurut Kabid Humas PMJ, Kombes Pol Ketut Untung Yoga penahanan ini menyusul 
penyerbuan 25 pemuda Papua ke Plaza 89 yang terletak di Jalan Rasuna Said, 
Kuningan, Jaksel dimana kantor PT Freeport berlokasi. 

Dalam penyerbuan itu, beberapa kaca di lobby gedung pecah berantakan. Dimana 
dari 25 pemuda itu, 13 pemuda yang masuk ke lokasi gedung, sedangkan 12 orang 
lainnya berada di luar gedung. "Baru 10 yang kami periksa, sisanya masih dalam 
pengejaran pihak kami," tegas Yoga. 

Kesepuluh pemuda yang tergabung dalam BEM Papua itu, adalah Martin PB,28; Yan 
Matua, 28; Ales, 24; N Danny, 24; Itius Koboya, 24; Betenus Magayang, 21; Dedy 
Pagaraya, 22; Paul Wollow, 26; Gomes Kobaya, 23; Deflan Kogaya, 20. Kesepuluh 
pemuda itu dijemput polisi dari kantor Kontras di Jalan Mendut, 10, Jakpus saat 
sedang meminta perlindungan. Polisi juga menyita berbagai barang bukti, seperti 
jerigen berisi bensin, beberapa botol kecil minuman yang juga berisi bensin, 
besi, kayu dan pecahan kaca dari lokasi Plaza 89. 

Menurut Yoga, penyerbuan tersebut terjadi pukul 03.30 WIB. "Yang jelas mereka 
bukan hendak berdemo, sebab yang namanya unjuk rasa itu sesuai ketentuannya 
berlangsung pukul 07.00 hingga pukul 18.00. Dan mesti ada pemberitahuan kepada 
polisi. Tetapi pukul 03.30 serombongan pemuda sambil membawa bensin jelas-jelas 
bukan mau berunjuk rasa," papar Yoga. 

Yoga menguraikan, kalau dalam pemeriksaan sementara, para penyerbu hendak 
merusak kantor PT Freeport yang berada di gedung itu. "Namun mereka salah 
sasaran, lokasi kantor Freeport di lantai 5, 7 dan 9. Tetapi mereka malah 
justru merusak lobby gedung," imbuhnya. 

Ia menambahkan, kalau saat kejadian, gedung itu hanya dijaga 4 satpam dimana 2 
Satpam berada di dalam gedung dan 2 lainnya di luar gedung. Sehingga tidak 
dapat menahan rangsakan massa pemuda tersebut. Sementara itu, kuasa hukum para 
tersangka, Abu Pelu, dari Kepala Divisi Pembelaan Hukum Kontras mengatakan 
kalau penyerangan itu merupakan bentuk akumulasi kekesalan mahasiswa terhadap 
pemerintah karena kerap terjadi kekerasan di Papua. 

"Mereka jengkel karena peristiwa penembakan di Freeport, Tembagapura, Timika, 
Papua, beberapa waktu lalu," ujar Pelu sambil menambahkan kalau tim kuaa hukum 
para tersangka adalah gabungan dari YLBHI, PBHI dan Kontras . 

Menurut Abu, para mahasiswa menyerang gedung tempat PT Freeport berkantor 
karena mereka menuduh perusahaan asal Amerika Serikat itu menjadi dalang 
kekerasan di Papua diantaranya yang meminta polisi di Papua menembaki warga 
Timika dua hari lalu. "Mereka juga menuntut penutupan PT Freeport karena sudah 
banyak darah yang tumpah ketika Freeport beroperasi di sana," katanya. 

Herman Katong dari Kontras juga menambahkan, kalau penyerbuan pada Kamis dini 
hari itu hanyalah pemicu dari kekecewaan berpuluh tahun yang dialami warga 
Papua. "Mereka sudah lama ditindas oleh antek kapitalis yang berbentuk 
perusahaan Freeport ini. Sudah saatnya pemerintah RI memperhatikan warga 
Papua," ujarnya dingin. 

Wartawan yang sempat mewawancarai seorang tersangka, Dedy Paragaya, mengatakan 
kalau kelompoknya sesunguhnya berniat menyerang kantor Freeport dengan tujuan 
menghancurkan seluruh akses informasi Freeport. 

"Kami berencana mau hancurkan semua asset di kantor Freeport, termasuk semua 
data base mereka," ujar Dedy saat digiring petugas dari Ruang Direktorat 
Kriminal Umum ke gedung Reserse Mobil hari ini. Menurut Dedy, pihaknya 
melakukan perusakan dipicu rasa tidak terima setelah menyaksikan tayangan 
televisi tentang penembakan tiga warga Papua oleh keamanan Freeport dan 
kepolisian. 

"Sebelum aksi penyerangan ini, sorenya kami beramai-ramai menyaksikan siaran 
televisi yang menayangkan aksi penembakan itu," ujar Dedy tenang. Ia 
menambahkan dimana tayangan di televisi itu terlihat orang-orang tua di Papua 
dibantai, dipukul dan dianiaya oleh pasukan Brimob Polri. "Sama sekali kami 
tidak terima melihat adegan menyakitkan hati kami ini," pungkasnya. 
(cak/naz/gup/ind


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Ricuh di Freeport, Panik di Jakarta