** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Saya kira mereka "disayangi", karena pihak penyayang melihat adanya peluang untuk rejeki nomplok, yaitu US$ 4,-- milayar yang dijanjikan sebagai bantuan membangun kembali Aceh sebagai santapan lezat. Kalau tidak disayang bisa menjadi alasan kesempatan rejeki nomplok akan hilang. Bukankah semua kontrak pembangunan akan harus melalui tangan penyayang atau dijalankan oleh pihak mereka sendiri baik sebagai kontraktor atau juga perantara. Apakah membangun kembali akan memenuhi target yang didengung-dengungkan agak sulit menjadi fakta yang meyakinkan fikiran sehat. ----- Original Message ----- From: "Satrio Arismunandar" <satrioarismunandar@xxxxxxxxx> To: "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>; "news Trans TV" <news-transtv@xxxxxxxxxxxxxxx>; "pjtv" <pjtv@xxxxxxxxxx>; <aipi_politik@xxxxxxxxxxxxxxx>; "Begundal Salemba" <begundal-salemba@xxxxxxxxxxxxxxx>; "Cikeas Cikeas" <cikeas@xxxxxxxxxxxxxxx>; "pantau" <pantau-komunitas@xxxxxxxxxxxxxxx>; "jurnalisme" <jurnalisme@xxxxxxxxxxxxxxx>; "AJI INDONESIA" <ajisaja@xxxxxxxxxxxxxxx> Sent: Wednesday, January 25, 2006 8:35 AM Subject: CiKEAS GAM Disayang, Mengapa Kami Dibuang > > http://www.rakyatmerdeka.co.id/edisicetak/?pilih==lihat&id='61 > Rakyat Merdeka, 23 Januari 2006 > > > GAM Disayang, Mengapa Kami Dibuang > > Kisah Mereka Yang Dicabut Paspornya Oleh Soeharto > > A Supardi Adiwidjaya melaporkan dari Belanda > > Beragam kisah mereka yang tak bisa pulang kembali ke > tanah air, setelah dicabut paspornya oleh rezim Orde > Baru, begitu beragam. Salah satunya adalah Sarmadji > alias Mas Wadjo. Di kalangan mereka yang -menurut > istilah Gus Dur-'terhalang pulang' ini, dan terpaksa > tinggal di Negeri Belanda, bisa dipastikan kenal baik > dengan nama Mas Wardjo. > > Dan ada cerita unik dari sosok Mas Wardjo ini. Hampir > setiap orang yang mendapat surat darinya jadi was-was > dan bertanya-tanya, "Siapa lagi yang bakal > meninggal dunia." Lho? Bukannya apa-apa, soalnya, > Mas Wardjo dengan akurat mencatat, siapa dan kapan > seseorang meninggal dunia, serta di mana dan kapan > dimakamkan. Surat pemberitahuan mengenai hal > kematian tersebut ditulisnya dengan tulisan tangan > khas di atas amplopnya. > > Mungkin, Mas Wardjo ini satu-satunya orang Indonesia > yang 'terhalang pulang' dan sangat rajin mencatati > nama orang-orang Indonesia -terutama yang terhalang > pulang tadi- yang meninggal dunia, lengkap > dengan data atau biografi masing-masing para > almarhum atau almarhumah. Map-map berisi > nama-nama orang yang sudah meninggal itu ditaruh > dengan rapi di rak yang khusus disediakannya, di > samping deretan buku-buku berbagai tema, > terutama tema-tema sosial, politik dan kebudayaan > Indonesia. > > Soal buku, Mas Wardjo juga dikenal 'kalangan > kutu buku', yang berkait sejarah Indonesia, > terutama buku-buku dan guntingan koran, > berbagai makalah, berkaitan peristiwa 30 > September 1965, prolog dan epilognya. > > Buku dan kertas benar-benar memenuhi rumah dua > kamar berukuran kecil, tempat Mas Wardjo tinggal. > Jika kita masuk ke kamar tidur, seluruh dinding > kiri kamar terlihat berderet rak-rak buku sampai > langit-langit kamar. Dekat jendela kamar tidur, > terletak deretan kardus dan tiga koper buku. Juga > di kamar tamu. Seluruh dinding kiri dan kanan > berderet rak-rak buku yang penuh. > > Rumahnya yang hanya berukuran sekitar 36 meter > persegi itu, di dinding koridor pintu masuk yang > sempit -di sebelah kanan- pun penuh buku dan kopian > atau guntingan koran atau makalah. Tak kebetulan > jika Mas Wardjo lalu mendirikan Perhimpunan > Dokumentasi Indonesia dan dia duduk sebagai > pengelolanya. > > Lepas dari itu semua, ini hanya sekelumit kisah, > bagaimana potret mereka yang dengan semena-mena > "dibuang" oleh Soeharto dengan dicabut > kewarganegaraannya dari Indonesia. > > Padahal, para pemberontak seperti mereka yang > tergabung dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sudah > direhabilitasi oleh pemerintah SBY-JK. Ironisnya, > hingga kini, pemerintah masih juga tak punya waktu > -atau pura-pura tidak tahu?- untuk kembali > merangkul mereka. Sebuah pertanyaan dari anak > bangsa yang dibuang di negeri orang, "Adakah itikad > baik pemerintah SBY-JK memulihkan hak > kewarganegaraan mereka?". RM > > > > __________________________________________________ > Do You Yahoo!? > Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around > http://mail.yahoo.com > > > .:cIKEAs Forum Kritik Sosial | Korupsi=Terror : Terrorist=Koruptor :. > Yahoo! Groups Links > > > > > > *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **