** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REPUBLIKA Minggu, 22 Januari 2006 Ramai-ramai Menentang Tuhan Oleh : KH A Hasyim Muzadi Sebenarnya, penulis sudah berbilang bulan menulis di harian ini pada kolom ''refleksi''. Secara pribadi, penulis diberi kesempatan untuk melakukan refleksi atas nama diri atau atas nama persoalan yang mendera bangsa. Karenanya, penulis sungguh berterima kasih. Hampir semua tulisan memang berisikan seputar refleksi diri yang berarti juga sebuah medium untuk melakukan muhasabah. Ikhtiar muhasabah ini, kerap kali diingatkan oleh Baginda Rasul kepada ummatnya, kita semua. Kita diminta untuk selalu melakukan muhasabah, terutama kepada diri sendiri. Haasibuu Qobla An Tuhaasabuu (Lakukanlah perhitungan dengan dirimu sendiri sebelum kalian diperhitungkan nanti di Yaumul Hisaab). Sudah barang pasti, perintah muhasabah, berikaitan dengan tingkah pola kita sebagai hamba Allah di dunia. Tak lebih. Sebab, kesempatan untuk melakukan penghitungan terhadap diri, tak akan datang dua kali. Kesempatannya cuma sekali. Apa sajakah yang perlu dilakukan muhasabah? Tentu semua sisi kehidupan kita. Perilaku kita. Polah tingkah kita. Hubungan kita dengan keluarga, dengan tetangga serta dengan alam. Dan yang paling penting adalah hubungan kita dengan Allah; Diraja Yang Memberikan amanat kepada kita di dunia, Allah SWT. Tetapi sungguh, secara jujur penulis akui, bahwa hampir semua muhasabah yang penulis lakukan melalui kolom ini, berisikan seputar derasnya bencana menerjang bangsa ini, menampar kita semua. Tak terperikan, sudah berapa kali alam seperti menjauh dari kita, seperti meninggalkan kita, seperti ingin selalu marah kepada kita. Di akhir tahun lalu, bencana gempar mengguncang Indonesia bagian timur, lantas seperti dikendalikan sebuah remote control, alam di ujung paling barat Indonesia meluluhlantakkan Aceh dan sekitarnya. Tak jelas berapa angkanya, tetapi diyakini mendekati dua ratus ribu jiwa melayang. Ada apa ini? Beberapa hari lalu, di awal tahun ini, sebuah prahara banjir bandang menghempaskan saudara-saudara kita di Jember, Jawa Timur. Lalu seperti susul menyusul, sebuah bukit yang dari jauh terlihat hijau rimbun, tumpah ruah tanpa ada tanda-tanda. Mengurung hidup-hidup semua warga di di bawah bukit, di daerah Banjarnegara, Jawa Tengah. Siapa yang salah? Alamkah? Atau kita sendiri yang salah? Kalau mau merujuk kepada butir-butir being isyarat Allah dalam Alquran, maka tak ada yang patut dipersalahkan kecuali kita sendiri. Allah menfirmankan, Dzaharal Fasaadu Fil Barri Wal Bahri, Bimaa Kasabat Aydin Naas (Munculnya kerusakan di darat dan di laut, akibat tangan-tangan manusia). Demikianlah. Setelah musibah terjadi, maka muncul macam-macam pernyataan dan tanggapan. Semuanya menyangkal, semuanya menyalahkan. Termasuk ketika banjir bandang yang melahirkan sungai baru di Jember, mengembalikan kehidupan kepada titik nadir. Praktik perusakan serta pengkhianatan terhadap alam, dapat dilihat dari menerjangnya potongan-potongan kayu besar yang sudah rapi digergaji ke rumah-rumah penduduk. Proses penggundulan hutan dibantah dan illegal logging disangkal. Ternyata, semua dugaan ini benar adanya. Siapa yang salah? Kesalahan tetap ditimpakan kepada kita semua. Hanya tangan-tangan kotor yang mampu melakukan pekerjaan kotor sehingga akibatnya juga menyengsarakan. Cuma beberapa orang melakukannya, tetapi yang menderita luar biasa parah, justru jumlahnya berbilang-bilang. Hanya beberapa orang melakukan aksi korupsi, tetapi semua anak bangsa menanggung beban hingga berbilang tahun kemudian. Hanya beberapa yang melakukan aksi teror, maka semua komunitas agama dipersalahkan dengan stigma negatif. Perusakan terhadap alam, dalam bentuk apa pun dan sekecil apa pun, tetaplah masuk dalam ketegori pendzaliman. Belum pernah, alam semarah ini kepada kita. Belum pernah pada tahun-tahun yang lampau, derita mendera sebegitu kejam kepada anak bangsa ini. Tsunami, mungkin rahasianya berlalu bersama gelombang pasang ke tengah samudera. Gempa bumi, barangkali akan hilang teka-tekinya bersama gerakan seismik ke dasar bumi. Tetapi banjir? Longsor? Yakinlah kedua tragedi alam ini murni karena kesalahan tangan-tangan kotor, tangan-tangan anak manusia juga. Kalau bencana datang beruntun sebagai akibat langsung dari perusakan alam, maka akibatnya memang untuk kita rasakan. Liyudziiqahum Ba'dhol Lladzzi 'Amiluu La'llahum Yarju'un. Hikmahnya tidak susah-susah amat untuk kita tangkap, yaitu agar kita kembali hanya kepada Allah semata. Yang Allah minta kepada kita sebagai hamba-Nya, sungguh tidaklah banyak. Apa yang difirmankan melalui Alquran juga sudah terang benderang. Misalnya kita tidak boleh merusak, tidak boleh menumpahkan darah, tidak boleh merampas hak orang, tidak boleh berzina, tidak boleh bergunjing, tidak boleh dengki dan lain-lain. Tak ada perintah, misalnya, harus mengangkat gunung, mengukur jauhnya jalan atau rel kereta, menyusutkan air samudera atau lain-lain yang jauh berada di luar kemampuan kita. Persoalannya, kenapa kita seakan-akan bersatu dan beramai-ramai menentang semua perintah Allah ini? Yakinlah, sepintar apa pun kita, sekuat apa pun kita, secerdas apa pun kita, seberkuasa apa pun kita, secantik apa pun kita, setampan apa pun kita, itu semua tak mampu membuat Allah dalam situasi bahaya. Firman-Nya dalam Hadits Qudsi menuebutkan "Sekiranya, yang terdahulu dari kalian dan yang terakhir dari bangsa jin dan bangsa manusia, berada dalam keadaan setakwa-takwa hati satu orang di antara kalian, yang demikian itu tidak akan menambah sesuatu apa pun pada kerajaan-Ku. Wahai para hamba-Ku! Sekiranya yang terdahulu dari kalian dan yang terakhir dari kalian, dari bangsa jin dan manusia, berada dalam keadaan sejahat-jahat hati satu di antara kalian, yang demikian itu tidak akan mengurangi sesuatu pun dari kerajaan-Ku." Kini, mari kita renungkan firman-Nya ini. Kita bukanlah siapa-siapa, tanpa rahmah dari Allah. Marilah melakukan muhasabah, marilah melakukan refleksi diri atas semua peristiwa yang terjadi di sekitar kita, di lingkungan kita. Mari kita kembali kepada Allah. Tak ada jalan yang paling mungkin kita lakukan untuk kembali kepada Allah kecuali dengan bertobat dan menyesali segala perbuatan salah. Tak ada pertobatan tanpa penyesalan. Untuk ukuran kita sebagai manusia yang awam, maka tobat yang kita lakukan tentu karena dosa-dosa kita yang seperti menyembur tanpa henti. Tetapi bagi mereka yang sudah berada pada tingkat manusia "istimewa", tobat dilakukan karena sikapnya yang alpa. Tak perlulah kita mempersoalkan dua cara serta dua kategori ini. Kini, mari kita semua kembalikan apa yang menjadi milik kita sebagai milik Allah. Marilah kita membiasakan diri mendahulukan kepentingan Allah di atas kepentingan diri kita sendiri. Jangan merusak, karena itu hanya akan membuat anak cucuk kita menderita kelak kemudian. Jangan sampai kita meninggalkan generasi yang lemah karena kita tidak melakukan perhitungan. Wal Yakhsyal Ladziina Law Tarokuu Min Kholfihim Dzurriyatan Dhi'afan. Wallaahu A'lamu Bishshowaab. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **