[nasional_list] [ppiindia] RI Desak Barat Kriminalisasikan Pemuatan Karikatur Nabi

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sat, 4 Feb 2006 23:34:01 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.gatra.com/artikel.php?id=91990


RI Desak Barat Kriminalisasikan Pemuatan Karikatur Nabi


Jakarta, 4 Pebruari 2006 11:44
Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda menegaskan sikap resmi pemerintah 
Indonesia yangn sejalan dengan Organisasi Konferensi Islam (OKI), yakni 
mendesak Barat mengkriminalisasikan pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW, 
sekaligus mengakui bahwa hal itu adalah tindakan rasisme.

Wirajuda bersama Jurubicara Kepresidenen RI, Andi Mallarangeng, menyatakan hal 
itu di Kantor Kepresidenan, Kompleks Istana Merdeka, Jakarta, Jumat malam. 
Pernyataan sikap pemerintah itu merupakan hasil kajian Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono yang mengikuti setiap perkembangan kasus keagamaan itu.

"Indonesia mengecam keras terhadap pelecehan agama Islam, nilai-nilai luhur, 
dan penodaan terhadap simbul-simbulnya. Kita sebagaimana negara-negara Islam 
dan umat Islam sedunia, tentu saja terluka dalam sekali atas masalah ini," kata 
Wirajuda.

Sikap pemerintah Indonesia, katanya, menolak keras kampanye negatif terhadap 
agama dan nilai-nilai Islam (Islamo obiett), sekalipun hal itu dilakukan secara 
tidak disengaja ataupun menggunakan pembenaran atas nama kebebasan berekspresi.

Sebenarnya, pemuatan 12 karikatur rekaan rupa dan wajah Muhammad SAW itu telah 
dilakukan harian Jyllands-Posten yang terbit di Kopenhagen, Denmark, pada 30 
September 2005. Pada saat itu, belum ada reaksi apapun dari negara-negara Islam 
atau berpenduduk Islam cukup signifikan, hingga mengemuka beberapa saat 
kemudian.

OKI baru bereaksi pada Desember 2005 dalam KTT-nya di Madinah, Arab Saudi, yang 
menghasilkan komunike final tentang keperluan mengupayakan menampilkan ajaran 
agama Islam yang baik pun tentang penodaan terhadap ajaran agama Islam, 
tempat-tempat sucinya, dan simbul-simbulnya.

Indonesia bersama dengan OKI bertindak sebagai ko-sponsor pengajuan masalah ini 
ke Sidang Umum PBB dan dicatat dalam resolusi PBB bernomor 060 tertanggal 20 
Januari 2006 bertajuk "Perangi Pelecehan Terhadap Negara".

Salah satu butir komunike final yang ditandatangani semua kepala negara dan 
kepala pemerintahan negara anggota OKI itu adalah desakan agar Barat mengakui 
kriminalisasikan gejala ini sebagai tindak rasisme.

Terhadap hal itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian memerintahkan 
Menlu Hassan Wirajuda untuk memanggil Duta Besar Denmark di Jakarta, yang 
kemudian menyatakan sikap pemerintahannya di Kopenhagen, meminta maaf kepada 
semua rakyat Indonesia dan umat muslim sedunia.

"Dalam pertemuan itu, kami memprotes keras dan meminta jaminan agar protes itu 
disampaikan ke Kopenhagen. Juga jaminan agar peristiwa tidak terjadi lagi. Kami 
juga menekankan kepentingan bagi Denmark untuk menemui tokoh-tokoh muslim di 
Tanah Air terkait masalah ini," kata Wirajuda.

Dia juga mengakui, kemarahan luar biasa atas fenomena itu bisa terjadi di 
mana-mana, sehingga pemerintah mengimbau siapa pun agar menumpahkan 
kemarahannya dalam kerangka dan koridor penghormatan terhadap aturan hukum 
nasional dan internasional.

Salah satu implementasinya, kata Wirajuda, jangan merusak kantor-kantor dan 
instalasi luar negeri yang ada di Indonesia. Dari kasus kartun ini, katanya, 
bisa menjadi sarana yang baik untuk menunjukkan kepada dunia internasional 
tentang nilai baik dan keadaban sesungguhnya yang dimiliki Islam.

Kasus ini, diakui pemerintah bisa menimbulkan dua sisi efek. Yaitu efek dari 
kemarahan publik kepada apaun yang berbau Denmark dan Barat, serta efek kepada 
kepentingan hubungan multilateral dengan dunia Barat itu sendiri.

"Karena itulah maka Presiden Yudhoyono terus menerus melakukan pembicaraan 
jarak jauh dengan Sekretaris Jenderal OKI, yaitu PM Abdullah Badawi, untuk 
mencegah efek negatif yang bisa merugikan banyak pihak. Ini dilakukan agar bisa 
dilakukan langkah-langkah bersama," katanya. [TMA, Ant] 


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] RI Desak Barat Kriminalisasikan Pemuatan Karikatur Nabi