[nasional_list] [ppiindia] Puasa dan Transformasi Multikultural

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sun, 16 Oct 2005 01:53:59 +0200

** Mailing List Nasional Indonesia http://www.ppi-india.org ** 
** Situs milis nasional: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia ** 
** Info Beasiswa Indonesia http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Puasa dan Transformasi Multikultural
Oleh Choirul Mahfud
11/10/2005
Salah satu ajaran yang memperlihatkan adanya kesamaan nilai dalam keragaman 
budaya adalah puasa. Ia merupakan ajaran agama yang diwariskan dari agama-agama 
sebelumnya. Sebagaimana tercatat dalam sejarah Islam, bahwa sebelum kedatangan 
Muhammad, umat Nabi yang lain diwajibkan berpuasa. Ibnu Katsir dalam tafsirnya 
mengatakan, sejak Nabi Nuh hingga Nabi Isa puasa wajib dilakukan tiga hari 
setiap bulannya.


"Selamat Menjalankan Ibadah Puasa", begitulah kira-kira pesan pendek lewat 
pesan pendek (SMS) yang saya terima dari sahabat saya non-muslim Tionghoa. 
Kata-kata tersebut mungkin biasa, tapi setelah saya hayati terkandung makna 
yang cukup universal dan selaras dengan nilai-nilai multikultural. Karena, 
selama ini penyelenggaraan ritual keagamaan, seperti puasa, hari raya Idul 
Fitri, dan Natal, seolah hanya menghadirkan kegembiraan subyektif atau 
sektoral. Puasa dan Idul Fitri hanya menjadi kebanggaan umat Islam, Natal 
menjadi milik umat Nasrani, dan begitu seterusnya. "Budaya" saling menyapa, 
menghormati kebebasan beragama di negeri ini masih "sepi". Padahal negeri ini 
katanya "bhineka tunggal ika". Ironis memang.

Dalam konteks lebih luas, seolah agama hanya dipahami sebagai persembahan untuk 
Tuhan. Pada titik ini Tuhan dibingkai sesuai dengan keyakinan masing-masing. 
Padahal Tuhan "memproklamirkan" dirinya sebagai penebar cinta kasih untuk semua 
umat manusia dalam keragaman budaya (multikulturalisme) tanpa merendahkan satu 
budaya dan mengagungkan budaya lainnya, anti-dominasi.

Sebagai bulan suci, puasa hendaknya bisa dijadikan titik tolak untuk 
menyemaikan nilai-nilai multikultural. Dahulu kala, dalam menyebarkan misi 
Islam di Indonesia, para Wali Songo pernah memakai metode dakwah multikultural. 
Yaitu agama lintas budaya tanpa membedakan ragam budaya, lintas etnik tanpa 
mengagungkan etnik tertentu, dan lintas jender tanpa memuliakan jenis kelamin 
tertentu. Apalagi kaya-miskin. Pendek kata, agama dihadirkan di ruang publik 
sangat humanis-multikulturalis. 

Dalam multikulturalisme tidak ada dominasi budaya mayoritas dan tirani budaya 
minoritas. Semuanya tumbuh bersama dan memiliki peluang yang sama untuk 
menggapai kesejahteraan bersama (achieve of welfare). Masing-masing budaya 
memiliki kesempatan yang sama untuk menampakkan eksistensinya tanpa 
diskriminasi. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya pemberdayaan terhadap seluruh 
potensi yang ada dalam masyarakat tanpa membedakan latar belakang agama maupun 
sosial budaya.

Dimensi multikulturalisme ini sebenarnya tersirat kuat dalam Islam dengan 
pernyataan bahwa Islam adalah penebar kasih sayang bagi seluruh alam (rahmatan 
lil alamin). Pengejawantahan dari pernyataan tersebut tidak hanya dalam konteks 
teologis, tetapi sosial budaya. Islam, seperti yang tercermin dalam sikap 
Rasulullah, juga sangat menghargai eksistensi pluralitas budaya dan agama. 

Salah satu ajaran yang memperlihatkan adanya kesamaan nilai dalam keragaman 
budaya adalah puasa. Ia merupakan ajaran agama yang diwariskan dari agama-agama 
sebelumnya. Sebagaimana tercatat dalam sejarah Islam, bahwa sebelum kedatangan 
Muhammad, umat Nabi yang lain diwajibkan berpuasa. Ibnu Katsir dalam tafsirnya 
mengatakan, sejak Nabi Nuh hingga Nabi Isa puasa wajib dilakukan tiga hari 
setiap bulannya. Bahkan, nabi Adam diperintahkan untuk tidak memakan buah 
khuldi, yang ditafsirkan sebagai bentuk puasa pada masa itu. "Janganlah kamu 
mendekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim". 
(Al-Baqarah: 35). 

Begitu pula nabi Musa bersama kaumnya berpuasa empat puluh hari. Nabi Isa pun 
berpuasa. Dalam Surah Maryam dinyatakan Nabi Zakaria dan Maryam sering 
mengamalkan puasa. Praktek puasa Nabi Daud sehari berpuasa dan sehari berbuka 
pada tiap tahunnya yang dikenal dengan Puasa Daud. Nabi Muhammad SAW Sendiri 
sebelum diangkat menjadi Rasul telah mengamalkan puasa tiga hari setiap bulan 
dan turut mengamalkan puasa Asyura yang jatuh pada hari ke 10 bulan Muharram 
bersama masyarakat Quraisy yang lain. Malah masyarakat Yahudi yang tinggal di 
Madinah pada masa itu turut mengamalkan puasa Asyura.

Refleksi Esoteris

Secara teoritik, multikulturalisme mengandaikan adanya kesadaran internal yang 
inklusif dan mengejawantah dalam perilaku sosial. Ritual puasa, idealnya 
mengantarkan para pelakunya menemukan kesadaran hati nurani yang bersifat 
universal sehingga memiliki daya pandang egaliter terhadap sesama. Sebuah 
kesadaran yang mengikat kecerdasan emosi seorang hamba dengan Tuhannya dan 
menjadi landasan bagi terbangunnya kecerdasan relasi-rasional antar-sesama. 

Dalam konteks pelaksanaan ibadah puasa ini, maka refleksi-esoteris dan 
kesadaran-eksoteris harus tumbuh sebagai manifestasi dari proses internalisasi 
nilai-nilai ketuhanan yang berlangsung selama Ramadhan. Inilah sebuah proses 
yang oleh filosof Kierkegaard (1813-1855) disebut sebagai proses dari aesthetic 
stage menuju religious stage. Maksudnya, puasa bukan sekadar firman (perintah) 
yang bersifat personal, tetapi juga amal (aktualisasi) yang bersifat sosial.

Puasa sebagai tradisi agama-agama yang memiliki makna universal harus dijadikan 
energi positif bagi menguatnya pemahaman multikultural yang disemangati oleh 
nilai-nilai ketuhanan (rabbaniyah) dan kemanusiaan (insaniyah). Transformasi 
spiritual dan semangat multikultural yang dicapai lewat puasa idealnya bisa 
dinikmati dan dirasakan oleh seluruh umat manusia tanpa terjebak oleh 
sekat-sekat budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun teologis, apalagi politis.

Dalam rangka itu, maka pemahaman terhadap agama-agama harus dilakukan dalam 
konteks kesamaan misi universal kemanusiaan. Universalitas ini tidak akan 
mematikan potensi-potensi khas yang ada dalam agama maupun budaya yang beragam. 
Justru potensi-potensi tersebut bisa tumbuh bersama dalam keragaman 
(multikultural). Dan ini hanya akan terselenggara apabila ada komitmen dan 
kesungguhan semua komunitas atau jamaah budaya dan agama baik sebagai mayoritas 
maupun minoritas untuk bersikap inklusif dan toleran secara setara untuk 
kepentingan bersama. Inilah semangat dalam pelaksanaan puasa, yaitu sebuah 
semangat keagamaan yang ramah terhadap ragam budaya. Dengan demikian, agama 
bisa tampil sebagai milik semua untuk bersama. Semoga!. []

Choirul Mahfud, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Agama dan Sosial (LKAS) 
Surabaya, penulis buku 'Pendidikan Multikultural',Pustaka Pelajar, 2005, 
Yogyakarta.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
1.2 million kids a year are victims of human trafficking. Stop slavery.
http://us.click.yahoo.com/X3SVTD/izNLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.org **
** Beasiswa Indonesia, http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Puasa dan Transformasi Multikultural