[nasional_list] [ppiindia] Pintar Membodohi Rakyat? Bls: Sri Mulyani Indrawati: IQ Saya 157 (hanya kalah 3 poin dari Einstein)

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Tue, 25 May 2010 14:52:48 +0800 (SGT)

Di Indonesia itu yang pintar banyak.
Sayangnya banyak yang cuma bisa membodohi rakyat kecil.
Sedikit sekali yang punya kepedulian/bermanfaat bagi rakyat banyak.

Sebagai contoh, banyak orang pintar, tapi cuma bisa:
- Menyerahkan kekayaan alam Indonesia pada asing
- Menaikkan harga BBM, Listrik, gas, dsb sehingga rakyat menderita, dsb.
- Gali Lobang Tutup Lobang. Untuk melunasi hutang lama, dia membuat hutang baru 
yang lebih besar sehingga hutang Indonesia dari Rp 1200 trilyun di tahun 2004 
jadi Rp 1600 trilyun di 2010.

Semoga di Indonesia bermunculan orang2 pintar yang peduli pada rakyat.

http://infoindonesia.wordpress.com

===

Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits

http://media-islam.or.id

Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

Belajar Islam via SMS:

http://media-islam.or.id/2008/01/14/dakwah-syiar-islam-lewat-sms-mobile-phone

--- Pada Sen, 24/5/10, Satrio Arismunandar <satrioarismunandar@xxxxxxxxx> 
menulis:

Dari: Satrio Arismunandar <satrioarismunandar@xxxxxxxxx>
Judul: [ppiindia] Sri Mulyani Indrawati: IQ Saya 157  (hanya kalah 3 poin dari 
Einstein)
Kepada: "news Trans TV" <news-transtv@xxxxxxxxxxxxxxx>, "kampus tiga" 
<kampus-tiga@xxxxxxxxxxxxxxx>, "jurnalisme" <jurnalisme@xxxxxxxxxxxxxxx>, 
aipi_politik@xxxxxxxxxxxxxxx, "ex menwa UI 2" <exmenwa-UI@xxxxxxxxxxxxxxx>, 
"HMI Kahmi Pro Network" <kahmi_pro_network@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Forum Kompas" 
<forum-pembaca-kompas@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Indonesia Rising" 
<Indonesia-Rising@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>, 
"nasional list" <nasional-list@xxxxxxxxxxxxxxx>, "technomedia" 
<technomedia@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Partai Hanura" <partai_hanura@xxxxxxxxxxxxxxx>, 
"pantau" <pantau-komunitas@xxxxxxxxxxxxxxx>, "AJI INDONESIA" 
<ajisaja@xxxxxxxxxxxxxxx>, "naratama naratama" <naratamatv@xxxxxxxxxxxxxxx>, 
"sastra pembebasan" <sastra-pembebasan@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Pers Indonesia" 
<PersIndonesia@xxxxxxxxxxxxxxx>
Tanggal: Senin, 24 Mei, 2010, 11:41 PM







 



  


    
      
      
      WAWANCARA EKSKLUSIF

                                 Sri Mulyani Indrawati: IQ Saya 157   

                                 Selasa, 25 Mei 2010 | 06:28 WIB

                                

                                        Besar

                                        Kecil

                                        Normal

                                

                                 

                                

                                  

                                    

                                       

                                    

                                  

                                   Sri Mulyani menerima cendera mata dari 
Redaktur Senior, Toriq Hadad di Gedung Tempo, Jakarta.

(TEMPO/Donang Wahyu)

                                  

                                

                                                                                
                                                        TEMPO Interaktif, 
Jakarta

- Mundur dari jabatan Menteri Keuangan bukan berarti tanpa aktivitas.

Sambil menunggu menduduki jabatan barunya sebagai Managing Director

World Bank ia memiliki kesibukan baru yakni menghadiri puluhan acara

perpisahan yang digelar para koleganya.



Ada yang sedikit berbeda

dengan Sri Mulyani saat menjabat sebagai Menteri Keuangan dan setelah

lepas dari jabatan itu. Meski agendanya padat, namun wanita kelahiran

Tanjung Karang, 26 Agustus 1962, terlihat lepas. Saat serahterima

jabatan Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Agus Martowardoyo pada Sri

beberapa kali mengucurkan air mata. "Karena bukan menteri keuangan saya

sekarang boleh menangis. Kepada Pak Agus jangan menangis nanti rupiah

terguncang," katanya.



Sebelum berangkat ke Washington pada Rabu

(26/5) nanti, Senin (24/5), Sri sempat bertandang ke kantor Majalah

Tempo di Jalan Proklamasi. Dalam kesempatan itu Tempointeraktif bekerjasama 
dengan Yahoo! Indonesia mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Sri. Beberapa 
pertanyaan diambil dari Yahoo! Answers.



Anda bilang bisa tertawa lepas setelah 6 tahun berada di Kementerian Keuangan 
dan sangat cerah ketika menyanyikan lagu Send Me The Pillow. Apakah tawaran 
Bank Dunia itu merupkan The Pillow yang diimpi-impikan selama ini?

(Tertawa).

Saya rasa lagu Send Me The Pillow itu lagu yang merupakan lagu yang

disampaikan Mas Franky Sahilatua dan menggambarkan tentang simbol bahwa

seseorang, termasuk saya, manusia biasa di dalam ranah publik mungkin

kita harus memerankan suatu tanggungjawab yang tegar dan kuat. Kita

sebagai manusia biasa membutuhkan suatu tempat untuk bisa melepaskan

emosi maupun beban itu tanpa merasa bahwa ini merupakan suatu

kecengengan atau suatu kelemahan.



Jadi sebenarnya tidak ada hubungannya juga (lagu) karena di Bank Dunia bukan 
Pillow

karena dia merupakan suatu ranah publik lain yang sifatnya

internasional yang bahkan tidak akan membiarkan dan membolehkan saya

untuk menjadi orang yang cengeng.



Jadi saya rasa ini adalah tantangan dan tanggungjawab baru yang harus saya 
laksanakan sebaik-baiknya.



Waktu membawakan lagu itu suara Anda merdu sekali. Cengkoknya bagus. Sering 
latihan menyanyi?

(Tertawa).

Dari kecil kami dulu biasa nyanyi. Keluarga kami ini memang keluarga

yang suka seni. Ada yang suka nyanyi, ada yang suka menari, melukis.



Melihat perjalanan karir Anda, sepertinya Anda ini memiliki kemampuan yang luar 
biasa. Berapa sih IQ Anda?

Begini.

Kebetulan waktu pindahan (dari rumah dinas) saya buka-buka file lama.

Saat ini saya menemukan dokumen tes IQ saya waktu SMA. Biasanya setelah

lulus SMA mau masuk universitas kan kita ikut tes IQ untuk melihat

bakat dan kecerdasan. Saya lihat skor IQ saya waktu itu 157. (Ini

tergolong tinggi. Pelukis Rembrandt van Rijn dari Belanda IQ-nya 155,

pendiri Microsoft Bill Gates 160, fisikawan Albert Einstein 160).



Tahun berapa itu?

Itu

dokumen tahun 1981, waktu saya mau masuk universitas. Ya itu, saya

enggak merasa pinter tuh, biasa aja rasanya. Bahkan rapor saya rasanya

angkanya tidak terlalu hebat-hebat amat. Jadi mungkin kebetulan saja.



Sudah hampir enam tahun memimpin reformasi birokrasi Kementerian Keuangan. 
Bagaimana kondisinya sekarang?

Lima

tahun ini tiga undang-undang perpajakan semua diubah, mulai dari

Ketentuan Umum Perpajakan, PPh, PPN, bahkan sekarang ada Pajak dan

Retribusi Daerah. Jadi semuanya ini rezim baru. Nanti menteri keuangan

yang baru yang harus menjalankan secara konsisten.



Mereka

akan kehilangan itu dengan kepergian Anda. Kok Anda tinggal begitu

saja? Apa Reformasi di Kantor Pajak masih bisa berjalan?

Karena sudah menjadi inheren dalam institusinya.



Kan jarang ada menteri yang mau ikut sampai detail, menyemangati anak-anaknya?

Kan tadi kita tidak bicara tentang itu.



Kan ini menyemangati saja…

Lha kok saya malah dimarahi? (ruangan pun penuh tawa)



Dalam wawancara dengan Tempo sebelumnya, Sri Mulyani menjawab pertanyaan 
seputar apakah dia didesak oleh kelompok tertentu. Berikut petikannya:



Kapan persisnya Anda diminta Bank Dunia untuk bergabung?

Ya seperti yang sudah disampaikan Bapak Presiden saja.



Apa betul sejak tahun lalu?

Itu cerita versi siapa? Ya, cerita sendiri saja, tapi bukan dari saya (tertawa).



Beberapa

bulan lalu, Presiden Bank Dunia berbicara kepada pengusaha Jusuf

Wanandi. Katanya, Indonesia telah memperlakukan menteri keuangannya

dengan sangat buruk dan, karena itu, Bank Dunia akan merekrutnya?

Kalau begitu, kutip saja dari Pak Jusuf Wanandi, he-he-he.... Saya malah enggak 
tahu. 

Anda merasa ada kelompok yang mendorong Anda mundur sebagai Menteri Keuangan?



Saya fokuskan kerja di sini saja. Soal analisis pernyataan tokoh-tokoh itu, 
biar Tempo saja yang mengerjakan. 



Jika Presiden tak mengizinkan Anda pergi, Anda akan tetap memaksa?

Kita

ngurus negara kan enggak seperti anak kecil yang mudah ngambek. Ketika

saya menjadi menteri, saya membantu Presiden. Saya hormat kepada beliau.



Anda bahagia dengan pilihan Anda meninggalkan kabinet?

Ya, happy, ha-ha-ha....



Lama dong nanti meninggalkan Indonesia?

Kayak ke mana saja. Saya pasti kembalilah. I'll be back.



FAJAR WH | DARU PRIYAMBODO



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  







[Non-text portions of this message have been removed]

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Pintar Membodohi Rakyat? Bls: Sri Mulyani Indrawati: IQ Saya 157 (hanya kalah 3 poin dari Einstein) - A Nizami