[nasional_list] [ppiindia] Pernyataan HTI Menolak Kenaikan BBM (18 Februari 2005)

  • From: syabab muslim <syabab_hizb_islamiy@xxxxxxxxx>
  • To: PAN@xxxxxxxxxxxxxxx, islam_liberal@xxxxxxxxxxxxxxx, Kebangkitan_Bangsa@xxxxxxxxxxxxxxx, muhammadiyah2002@xxxxxxxxxxxxxxx, keluarga-islami@xxxxxxxxxxxxxxx, majelismuda@xxxxxxxxxxxxxxx, partai-keadilan-sejahtera@xxxxxxxxxxxxxxx, wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx, ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Amien-Siswono@xxxxxxxxxxxxxxx, keluarga-sakinah@xxxxxxxxxxxxxxx, PKS-Watch@xxxxxxxxxxxxxxx, ISLAM_IRC@xxxxxxxxxxxxxxx, Chae <chairunisa_mahadewi@xxxxxxxxx>, bang_irfan_gd@xxxxxxxxx
  • Date: Fri, 18 Feb 2005 22:11:17 +0000 (GMT)

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **



ÈÓã Çááå ÇáÑÍãä ÇáÑÍíã

æóÚóÏó Çááåõ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ ãöäúßõãú æóÚóãöáõæÇ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊö 
áóíóÓúÊóÎúáöÝóäøóåõãú Ýöí ÇúáÃóÑúÖö ßóãóÇ ÇÓúÊóÎúáóÝó ÇáøóÐöíäó ãöäú ÞóÈúáöåöãú 
æóáóíõãóßøöäóäøó áóåõãú Ïöíäóåõãõ ÇáøóÐöí ÇÑúÊóÖóì áóåõãú æóáóíõÈóÏøöáóäøóåõãú 
ãöäú ÈóÚúÏö ÎóæúÝöåöãú ÃóãúäðÇ íóÚúÈõÏõæäóäöí áÇó íõÔúÑößõæäó Èöí ÔóíúÆðÇ 
æóãóäú ßóÝóÑó ÈóÚúÏó Ðóáößó ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúÝóÇÓöÞõæäó


KANTOR JURUBICARA

HIZBUT TAHRIR INDONESIA


Nomor : 69/PU/E/02/05                                      

Jakarta,    18 Februari  2005 M

PERNYATAAN

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

?Menolak Kenaikan BBM?

 

Dalam waktu dekat seperti yang sudah sering diberitakan, pemerintah akan segera 
menaikkan harga BBM. Sebelumnya mulai 19 Desember 2004 pemerintah, melalui 
Pertamina, sudah menaikkan harga LPG sebesar 41% dan Pertamax sebesar 60%. 
Kenaikan BBM, menurut pemerintah, terpaksa harus dilakukan untuk mengurangi 
subsidi yang katanya mencapai lebih dari Rp 60 triliun. 

Belum lagi rencana tersebut diujudkan telah mendapatkan reaksi penolakan yang 
cukup keras dari masyarakat.  Ini  wajar, karena  kenaikan itu terbukti telah 
memicu naiknya harga barang dan jasa, yang artinya menambah kesengsaraan rakyat 
yang selama krisis memang sudah semakin menderita.  

Kebijakan penaikan tarif, khususnya  BBM, sebagai konsekuensi dari pengurangan 
subsidi guna mengurangi defisit APBN memang patut dipertanyakan. Bahkan terasa 
tidak adil dan menyengsarakan rakyat. Dalam banyak hal, selalu saja rakyat 
banyak yang dijadikan korban. Bila carut marut ekonomi lebih banyak ditimbulkan 
oleh kebijakan pemerintah, praktik korupsi dan ulah  para bankir dan 
konglomerat hitam, mengapa rakyat banyak yang harus selalu menanggung 
akibatnya?  

Hizbut Tahrir Indonesia berpendapat, menurut pandangan Islam, hubungan  
pemerintah dengan rakyat dalam masalah BBM  sebagai produk sektor publik, 
bukanlah   hubungan antara penjual dan pembeli, melainkan  hubungan antara  
yang mengurusi urusan rakyat dan rakyatnya yang  berhak menikmati harta 
kekayaan milik mereka itu  dengan harga murah.  Di  tengah-tengah krisis 
ekonomi yang menghimpit masyarakat saat ini, menaikkan harga BBM  adalah 
tindakan yang sangat sewenang-wenang, dzalim, dan tidak mempedulikan kesulitan 
yang diderita masyarakat. Pemerintah tidak menunjukkan dirinya sebagai sebuah 
institusi yang wajib  melindungi dan mengatur kesejahteraan rakyatnya. Jika 
pemerintah  sudah tidak lagi mempedulikan urusan rakyatnya sendiri, dan tidak 
mau tahu dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat, lalu siapa yang mengatur 
dan memelihara urusan rakyat? 

Sepanjang masa krisis ini, memang   pemerintah lebih suka memenuhi  tuntutan 
IMF dan tampak lebih berpihak pada para konglomerat serta pengusaha besar. 
Sikap seperti ini tentu jauh dari sikap memegang amanah sebagai pihak yang 
wajib memelihara kemaslahatan rakyat sebagaimana yang dimaksud.

Hizbut Tahrir Indonesia melihat sebenarnya ada sejumlah cara yang bisa ditempuh 
sehingga dapat menghindari apa yang disebut pengurangan subsidi BBM  sehingga 
tidak muncul kebijakan penaikan tarif.  Yang pertama dan utama  adalah harus 
dilakukan revisi APBN secara mendasar, terutama pada sisi pengeluaran.  
Tidakkah mungkin dibuat anggaran yang berimbang sehingga tidak harus nombok? 
Artinya, harus dibuat rancangan pengeluaran yang disesuaikan dengan 
penghasilan.     Bila APBN sekarang defisit, maka harus dilakukan pemangkasan 
besar-besaran baik pada item-item belanja maupun pada besarannya hingga defisit 
itu  tidak ada lagi. Pembayaran angsuran utang   harus dijadwalkan kembali, 
bahkan pembayaran bunga (riba) utang yang ternyata memakan porsi yang cukup 
besar harus tidak dilakukan. Juga harus dibuat skala prioritas pengeluaran. 
Pengeluaran yang tidak terlalu mendesak, dan hanya merupakan pemborosan atau 
pengeluaran yang sia-sia, seperti  biaya perjalanan, baju dinas, acara-acara
 seremonial dan sebagainya, harus dicoret dari daftar pembelanjaan rutin. Jadi, 
penghematan di semua aspek harus dilakukan. 

Bila pengeluaran sudah tidak mungkin dikurangi, pemerintah semestinya mencari 
sumber penghasilan lain yang tidak menyengsarakan rakyat. Yakni:





1. Menyita Harta Para Koruptor

Pada skandal BLBI, ratusan triliun uang negara menguap entah kemana. Harus 
dilakukan secara sungguh-sungguh untuk mengembalikan  uang sangat banyak itu 
yang tentu sangat berarti di saat negara dalam kesulitan seperti sekarang ini. 
Berapa penghematan yang didapat oleh pemerintah untuk kenaikan harga BBM? 
Bandingkan dengan dana BLBI yang telah dikorup para konglomerat hitam. Menurut 
catatan Kompas (2 Jan 2003) jumlah utang dan dana BLBI yang telah diterima oleh 
 Liem Sioe Liong sekitar Rp 79 trilyun, Sjamsul Nursalim Rp 65,4 trilyun, 
Sudwikatmono Rp 3,5 trilyun, Bob Hasan Rp 17,5 trilyun, Usman Admadjaja Rp 35,6 
trilyun,  Modern Group Rp 4,8 trilyun dan Ongko Rp 20,2 trilyun. Total jendral 
sekitar Rp 225 trilyun!!!! Kemana uang itu? Mengapa untuk uang yang hanya 
sekitar Rp 60 triliun yang didapat dari penghapusan subsisi BBM (alias 
menaikkan  BBM), pemerintah tega mengorbankan 200 juta rakyatnya, sementara ada 
uang Rp 225 triliun di tangan 7 orang/grup dibiarkan saja? Dan ingat juga,
 uang BLBI dan uang yang dikorup bukan hanya di tujuh orang/grup itu tapi juga 
di puluhan bankir hitam  dan pejabat korup lainnya yang hingga kini masih 
bebas-bebas saja. Mengapa pemerintah tidak segera menggelandang mereka, dan 
memaksanya untuk mengembalikan dana  itu, kalau perlu menyita seluruh harta 
pribadinya dengan ancaman hukuman fisik? Mengapa mereka malah justru  
mendapatkan  R&D (release and discharged) alias pengampunan hukum, sementara di 
sisi   lain  menambah derita mayoritas rakyat dengan menaikkan harga-harga? 

 

2. Memberantas Korupsi dan Keteladanan Pemimpin

Kenaikan harga-harga tidak lepas dari akumulasi akibat praktik-praktik korupsi 
di masa lalu hingga sekarang. Akibat praktik korupsi dan kolusi itu, muncul 
berbagai kebijakan yang menguntungkan segelintir orang, seperti pembangunan 
listrik swasta, mark up anggaran dan pemberian keistimewaan kepada pihak 
tertentu untuk mengelola utilitas publik. KKN harus dihapus dan itu harus 
dimulai dari teladan pemimpin. Juga, untuk menghemat pengeluaran pemerintah, 
para pejabat pemerintah harus mau berkorban. Dan memberi contoh penghematan 
kepada seluruh rakyatnya. Misalnya tidak perlu lagi ada baju dinas yang memakan 
biaya ratusan juta  rupiah. Cukup baju-baju biasa yang harganya lebih murah. 
Bila perlu gaji yang diterima langsung disumbangkan kembali kepada rakyat.  
Toh, seperti yang dilaporkan oleh KPK, ternyata semua pejabat kita adalah 
milyarder. Dengan penghematan yang dilakukan, Insya Allah akan terkumpul dana 
yang mungkin cukup besar, sehingga tidak perlu lagi menaikkan BBM. Yang ada
 sekarang, sama sekali tidak tampak nuansa krisis. Tengoklah suasana dan 
fasilitas kantor-kantor pemerintah, serta perilaku pejabat-pejabatnya. Tidak 
tampak sedikitpun nada prihatin. Mereka bertindak seolah-olah negeri ini tengah 
tidak menderita apa-apa. Bahkan gaya hidup mereka pun tidak mencerminkan 
pemimpin dari sebuah negara yang sedang menderita. Tanpa pemberantasan KKN dan 
teladan dari pemimpin, maka selalu saja  pemerintah dalam menyelesaikan tekanan 
keuangan negara cenderung memilih menimpakan beban yang semakin berat  kepada 
rakyat ketimbang bekerja keras mengatasi praktik korupsi dan pemberian teladan 
dari para pemimpin. 

 

3. Memanfaatkan Sumberdaya Alam

Pemerintah harus memanfaatkan seoptimal mungkin sumber daya alam yang sangat 
melimpah itu, yang hakikatnya adalah milik seluruh rakyat. Areal hutan 
Indonesia termasuk terluas di dunia. Belum lagi sumberdaya mineral, misalnya 
emas, batubara, nikel dan minyak bumi. Harus ada strategi baru dalam 
memanfaatkan sumberdaya itu dari corporate based management (pengelolaan oleh 
swasta) kepada state based management (pengelolaan oleh negera). Pemberian 
ladang konsesi kepada perusahaan asing untuk mengelola minyak, emas atau barang 
tambang lainnya terbukti membuat hasilnya lebih banyak dinikmati oleh 
perusahaan-perusahaan itu ketimbang yang dirasakan oleh rakyat. Sudah saatnya, 
kontrak karya dengan berbagai perusahaan asing itu ditinjau dan dibatalkan. 
Sebagai gantinya, pemerintah sebagai pemegang amanah rakyat mengedepankan BUMN 
untuk mengelola itu semua.  Misalnya,  hanya BUMN yang berhubungan dengan hutan 
saja yang  mengelola hutan-hutan yang ada di negeri ini. Demikian juga dengan
 sumberdaya lain. Eksplorasi emas oleh PT Freeport merupakan kesalahan besar.  
Dari bumi Irian setiap hari ditangguk oleh perusahaan swasta asing itu tidak 
kurang dari 200.000 ons emas kotor. Memang pemerintah mendapatkan pajak dan 
sebagainya. Tapi pasti angkanya jauh lebih kecil dari hasilnya itu sendiri. 
Andai itu sepenuhnya dikelola oleh negara, dana yang tidak sedikit itu tentu 
bisa diselamatkan untuk kesejahteraan rakyat. Begitu juga dengan barang tambang 
lain.  Pemerintah sekarang alih-alih berupaya meningkatkan peran BUMN dalam 
pengelolaan SDA tapi justru sebaliknya. Lihatlah dalam sengketa antara 
Pertamina dan Exxonmobil (perusahaan minyak Amerika Serikat) yang memperebutkan 
hal pengelolaan ladang minyak di Cepu dan Sukowati, pemerintah justru 
memenangkan Exxon. 

 

4. Membangun BUMN Profesional dan Efisien

Pemanfaatan seoptimal mungkin sumberdaya alam itu hanya mungkin bila  BUMN yang 
menangani semua kekayaan milik umum dan penyedia utilitas publik  seperti PLN 
dan  Pertamina dikelola secara profesional dan efisien.  Sudah menjadi rahasia 
umum betapa di BUMN-BUMN itu selama ini terjadi inefisiensi luar biasa akibat 
praktek-praktek korupsi. Akibatnya, bukan hanya dana itu tidak sampai ke tangan 
rakyat, BUMN itu juga mengalami kerugian. Bagaimana mungkin PLN, yang menjadi 
perusahaan tunggal dalam pengelolaan  listrik, bisa rugi? Padahal boleh dikata 
tidak ada satupun rakyat yang tidak menggunakan listrik. Juga tidak ada 
perusahaan lain yang menjadi saingan PLN. Itu semua terjadi karena mismanajemen 
dan korupsi. PLN selalu menyatakan bahwa harga jual listrik sekarang belum 
sesuai dengan HPP (harga pokok penjualan) yang diantaranya dipicu oleh 
pembelian listrik swasta. Pertanyaannya, mengapa PLN harus membeli listrik dari 
perusahaan listrik swasta dengan harga yang sangat tinggi? Apakah
 PLN tidak bisa menyediakan sendiri? Bila swasta bisa, mengapa perusahaan 
negara itu tidak? Kebijakan-kebijakan, yang tentu tidak lepas dari nuansa KKN, 
seperti inilah yang membuat banyak sekali BUMN, termasuk Pertamina yang 
dikabarkan tiap tahun menderita kebocoran lebih dari Rp 4 triliun, tidak 
efisien. Dan dengan ketidakefisienannya itulah mereka minta kenaikan BBM dan 
sebagainya. Atau bila tidak meminta kenaikan harga, profit yang didapat 
digerogoti terus.  Dengan perbaikan manajemen dan pembersihan KKN,  dana yang 
diperoleh tentu bisa digunakan untuk kesejahteraan rakyat dan mencukupi 
keuangan negara, sementara  BUMN itu juga bisa berjalan dengan baik.  Langkah 
itulah yang harus dilakukan, bukan sebaliknya justru melakukan  privatisasi 
BUMN. Divestasi atau penjualan BUMN kepada swasta (lokal maupun asing) jelas 
merupakan  langkah bunuh diri yang akan semakin menjauhkan negara dari 
memelihara kemaslahatan rakyat.

 

SERUAN

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, HizbutTahrir Indonesia menyerukan 
kepada seluruh rakyat Indonesia untuk:

1.       Menolak  rencana kenaikan harga BBM karena itu akan menambah 
kesengsaraan rakyat, tidak adil dan bukan cara yang sahih untuk mengatasi 
krisis keuangan negara. Dana kompensasi sebesar sekitar Rp 15 trilyun yang akan 
diberikan tidaklah mencukupi untuk mengganti penderitaan rakyat banyak. Sebab, 
pemerintah adalah pemimpin yang mengurus kepentingan rakyat, yang seharusnya 
mewujudkan  kemaslahatan rakyat, bukan malah membuat mereka menderita! 
Rasulullah Muhammad yang mulia bersabda,

»æóÇúáÅööãóÇãõ  ÇáøóÐöíú  Úóáìó ÇáäøóÇÓö ÑóÇÚò æóåõæó ãóÓúÄõæúáñ Úóäú 
ÑóÚöíøóÊöåö«

 ?Dan imam yang memimpin manusia adalah laksana seorang penggembala, dia akan 
dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya? (HR.Muslim).

2.       Menolak  cara-cara kapitalistik termasuk campur tangan IMF dalam 
pengaturan ekonomi Indonesia. Sudah saatnya,  sistem kapitalisme yang selama 
ini mencengkeram  Indonesia dan   menimbulkan kesengsaraan rakyat banyak harus 
ditinggalkan. Campur tangan IMF, termasuk dengan memaksakan pengurangan subsidi 
yang terbukti makin menyengsarakan rakyat dan privatisasi sejumlah BUMN, juga 
harus dihindarkan. Pada kenyataannya, lebih dari 5 tahun sudah berjalan, resep 
yang diberikan IMF tidaklah menyelesaikan krisis, tapi malah memperpanjang 
krisis ekonomi dan menambah penderitaan rakyat. Itu adalah bukti nyata bahwa 
mereka bukanlah malaikat penolong yang membawa keselamatan, melainkan  justru 
semakin mempurukkan  kita.  Allah SWT berfirman,

æóáóäú íóÌúÚóáó Çááøóåõ áöáúßóÇÝöÑöíäó Úóáóì ÇáúãõÄúãöäöíäó ÓóÈöíá

 

?Dan sekali-kali Allah tidak akan pernah menjadikan jalan bagi orang-orang 
kafir untuk menguasai kaum mukmin? (QS. An Nisa [4] : 141).

3.       Sebagai gantinya, di Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim 
diterapkan sistem ekonomi yang adil, yakni sistem ekonomi Islam yang 
berlandaskan pada syariah dan dikelola secara mandiri. Bukan hanya di bidang 
ekonomi, lebih jauh lagi juga harus ditolak sistem sekuler dalam semua aspek 
kehidupan yang selama ini terbukti gagal menciptakan tatanan yang lebih baik. 
Harus ditegakkan sistem yang tangguh, yakni sistem Islam. Bila sosialisme telah 
gagal, kapitalisme demikian juga, kemana lagi kita akan menuju bila tidak 
kepada Islam?  Allah SWT berfirman,

 

ÃóÝóÍõßúãó ÇáúÌóÇåöáöíøóÉö íóÈúÛõæäó æóãóäú ÃóÍúÓóäõ ãöäó Çááøóåö ÍõßúãðÇ 
áöÞóæúãò íõæÞöäõæäó

 

Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih 
baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS. AL Maidah 50).

 

Akhirnya, Hizbut Tahrir Indonesia mengingatkan  seluruh rakyat Indonesia, 
termasuk para pejabat dan para wakil rakyat   yang mayoritas muslim, bahwa 
sesungguhnya negeri ini tidaklah akan bisa keluar dari krisis yang  membelenggu 
dan  tidak akan mampu membebaskan diri dari segala kelemahan kecuali bila di 
negeri ini diterapkan syariat Islam secara kaffah. Dengan syariah itulah kita 
mengatur aspek ekonomi agar kesejahteraan sekaligus kemuliaan rakyat bisa 
dicapai, keamanan bisa ditegakkan, kedamaian bisa diujudkan dan kebahagiaan 
bisa dirasakan oleh seluruh rakyat. Oleh karena itu, harus  ada gerakan bersama 
untuk kembali kepada ajaran Islam  dalam seluruh aspek kehidupan dan menetapkan 
pemimpin yang amanah, tidak korup dan bertindak culas.    Syariat  Islam 
bukanlah kewajiban satu  orang atau satu kelompok, melainkan kewajiban kita 
bersama dan demi kebaikan semua. Sungguh, hanya melalui syariat Islam  dan 
pemimpin yang amanah sajalah kita bisa mewujudkan  kehidupan bermasyarakat dan
 bernegara secara baik.

 

æóáöáøóåö ÇáúÚöÒøóÉõ æóáöÑóÓõæáöåö æóáöáúãõÄúãöäöíäó æóáóßöäøó ÇáúãõäóÇÝöÞöíäó 
áÇó íóÚúáóãõæäó

 

?Padahal kemuliaan itu hanyalah milik Allah, milik Rasul dan milik orang-orang 
mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui? (TQS. Al Munâfiqûn 
[63] : 8). 

Terakhir, kami mengingatkan pemerintah akan sabda nabi ?Ya Allah, siapa saja 
yang menjadi pengatur urusan umatku kemudian ia memberatkan mereka, maka 
beratkanlah ia? (HR. Muslim)

 

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

 

Muhammad Ismail Yusanto

Hp: 0811119796

Email: ismaily@xxxxxxxxxx, ismaily@xxxxxxxxxxxxxxxxxxx 

 


Gedung Fuyinto-Sentra-Mampang Lt. 4

Jl. Mampang Prapatan Raya No 28, Jakarta Selatan 12790

Telp / Fax : (62-21)79191263 Fax. (62-21)79191263

Email : info@xxxxxxxxxxxxxx, info@xxxxxxxxxxxxxxxxxxx 

Website : http://www.al-islam.or.id, www.hizbut-tahrir.or.id

 

http://www.hizbut-tahrir.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=407




---------------------------------
  Yahoo! Messenger - Communicate instantly..."Ping" your friends today! 
Download Messenger Now

[Non-text portions of this message have been removed]






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Pernyataan HTI Menolak Kenaikan BBM (18 Februari 2005)