** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** Perlu Penampakan Kedaulatan RI di Miangas Oleh Sadina Pulau Miangas, pulau kecil berukuran 3,15 kilometer persegi ini, sejak kemerdekaan selalu menyedihkan. Musibah kelaparan dan kemiskinan dari tahun ke tahun sudah akrab dengan penduduknya. Tidak hanya itu. Pulau yang berada di Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut), ini sangat berpotensi terhadap berbagai kejahatan antarnegara, seperti pencurian ikan penyelundupan berbagai jenis barang seperti minuman keras, narkoba dan senjata api, dari negara tetangga, Filipina. Tak tertutup kemungkinan di wilayah perairan perbatasan Miangas dijadikan jalur lintas batas para teroris, tanpa terdeteksi oleh pos keamanan lintas batas di Pulau Miangas. Peluang pulau berpenghuni 197 keluarga dengan jumlah keseluruhan 785 jiwa ini sebagai persinggahan penjahat antarnegara memang sangat masuk akal. Soalnya secara geografis posisi Pulau Miangas berada di 5° 34' 02'' LU dan 126° 34' 54'' BT terdapat TD No. 056 dan TR No. 056. Pulau ini juga lebih dekat ke Mindanao, Filipina. Warga Miangas hanya membutuhkan waktu dua hingga tiga jam perjalanan dengan pamboat ke Santa Agustien atau General Santos. Bandingkan dengan jarak Miangas ke Melonguane, ibu kota Kabupaten Talaud, sekitar 90 mil. Untuk ke Manado, warga Miangas akan menempuh waktu sampai dua hari karena jaraknya mencapai 275 mil. Pulau paling utara Indonesia itu kurang terawat. Sekitar 80 persen masyarakatnya miskin. Sebenarnya jika dikelola dengan baik, pulau ini memiliki potensi menguntungkan bagi masyarakat setempat. Miangas sangat indah dan menawan. Air lautnya jernih hingga menembus ke dasar laut, pantai pasir putihnya landai dan sangat bersih. Untuk bisa ke Miangas, kapal Pelni dari Pelabuhan Bitung Menado tersedia dua minggu sekali. Kalau cuaca bagus bisa ditempuh 20 jam, tapi kalau gelombang besar, biasanya kapal urung merapat ke pulau tersebut. Diklaim Filipina Akibat cuaca buruk, Miangas sempat menjadi pulau terisolasi, masyarakatnya kekurangan beras, dan bahan bakar sulit didapat. Kalau sudah begini, biasanya masyarakat di sana hanya makan kelapa yang dikeringkan. Fasilitas pendidikan dan kesehatan di pulau itu pun masih sangat minim. Ada SD. SMP dan SMK, namun gurunya sangat terbatas. Guru SMP pun merangkap menjadi guru SMK. Petugas kesehatan hanya segelintir orang. Lampu penerangan juga terbatas, menyala mulai pukul 06.00 Wita hingga pukul 02.00 Wita, setelah itu sampai pagi Miangas gelap gulita. Secara fisik, Pulau Miangas masih dikuasai Indonesia. Penduduk juga memakai bahasa Sanger dalam berdialog sehari-hari. Sekalipun begitu, mereka juga mengerti bahasa Tagalog, yang menjadi bahasa nasional Filipina. Keberadaan pulau itu sendiri, oleh pemerintah Indonesia diakui menjadi bagian integral NKRI sejak 1928. Namun status itu belum dianggap selesai oleh pemerintah Filipina karena negara tetangga itu mengklaim Miangas sebagai bagian teritorialnya. Klaim itu mereka dasarkan pada Traktat Paris tahun 1898. Indonesia dan Filipina belum mengikat perjanjian batas wilayah laut bilateral. Traktat itu memuat batas-batas demarkasi Amerika Serikat (AS) setelah memenangi perang atas Spanyol yang menjajah Filipina hingga ke Miangas atau yang disebut mereka sebagai Las Palmas. Traktat itu sudah dikomunikasikan AS kepada Pemerintah Hindia Belanda, tetapi tidak ada reservasi formal diajukan Belanda terhadap traktat itu. Miangas akan diakui internasional sebagai milik Indonesia apabila penampakan kedaulatan teritorial berlangsung secara damai terus-menerus. Penampakan itu sama baiknya dengan hak kepemilikan. Penampakan fungsi-fungsi negara, termasuk memberi jaminan hidup kepada penduduk Miangas, membuat klaim atau okupasi kedaulatan negara Indonesia akan memberi kebenaran apabila masalah Miangas menjadi sengketa di kemudian hari. Sengketa kedua negara ini karena masing-masing berpegang pada hukum yang berbeda. Pemerintah Indonesia berpegang pada hukum laut internasional, di mana batas laut zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia sampai 200 mil. Sementara itu, pemerintah Filipina berpegang pada Traktat Paris yang isinya perairan Pulau Miangas, termasuk Pulau Kakorotan dan Pulau Garat masuk perairan Filipina dianggap berhak mengambil hasil laut di kawasan itu. Relatif Murah Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat lebih mudah dan murah membeli dari wilayah Filipina. Uang yang mereka pergunakan umumnya adalah peso. Ditambah lagi, batas landas kontinen dan batas wilayah laut hingga kini belum ada kesepakatan antara pemerintah Republik Indonesia dan Filipina. Peso diperoleh dari hasil perdagangan ikan dan kelapa yang dijual ke wilayah terdekat Filipina, yakni Santa Agustien. Uang peso lalu dibelanjakan warga Miangas untuk membeli kebutuhan sehari-hari di daerah General Santos. Beras dan gula pasir relatif lebih murah dibeli di Filipina ketimbang membeli di Melonguane atau Manado karena mereka juga mempertimbangkan risiko dan biaya perjalanan. Jalur niaga yang terbuka di antara pulau-pulau di perbatasan tersebut justru memberi peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat meski dalam skala kecil. Awalnya perdagangan di sana dilakukan secara barter, tukar-menukar barang. Akan tetapi, barter hasil bumi masyarakat Miangas sangat tergantung dengan harga komoditas perkebunan pasar internasional. Perdagangan barter kerap timpang dan merugikan warga Miangas. Ketika kopra melimpah, harganya justru turun saat dijual ke Filipina. Warga sangat kesulitan manakala hasil bumi tidak bisa dijual karena kondisi laut mengganas. Dalam setahun, masyarakat Miangas hanya bisa makan beras selama delapan bulan. Sisa waktu empat bulan, mereka mengonsumsi galuga, yaitu umbian keras dicampur daging kelapa. Untuk air minum, mereka memanfaatkan air kelapa. Kehidupan warga Miangas yang terisolasi akibat ganasnya gelombang laut dari Samudera Pasifik pada musim tertentu, biasanya Desember-Maret, cukup memprihatinkan, setiap tahun hidup seperti itu. Untuk mendeteksi kegiatan kejahatan antarnegara yang mau menyusup ke kawasan perairan laut perbatasan NKRI di bagian utara di Pulau Miangas tampaknya tidak mudah. Sekalipun sudah terdapat beberapa pos penjagaan keamanan dari TNI AL, TNI AD, dan Polri. Tapi dengan kondisi sarana penunjang infrastruktur keamanan yang masih tergolong pas-pasan, sangat sulit menghalau perlakuan kejahatan antarnegara. Peralatan TNI dan Polri yang disiagakan di Pulau Miangas, sangat tidak sebanding dengan wilayah pengamanan yang harus dijaga Dengan kondisi ekonomi buruk, miskin, fasilitas kesehatan kurang menunjang, dan sarana pendidikan serba pas-pasan, mana mungkin warga Miangas dapat menjadi penjaga perbatasan andal dan gagah berani. Sudah saatnya Miangas ditata sebagai beranda depan Indonesia di bagian utara. Penataan ekonomi dan pendidikan harus lebih rapi dan serius agar tidak tertinggal dengan wilayah NKRI yang lain. Penulis adalah pemerhati masalah pertahanan. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0609/09/opi01.html [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **