[nasional_list] [ppiindia] Perlu Penampakan Kedaulatan RI di Miangas

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 11 Sep 2006 00:52:24 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Perlu Penampakan Kedaulatan RI di Miangas    
Oleh
Sadina



Pulau Miangas, pulau kecil berukuran 3,15 kilometer persegi ini, sejak 
kemerdekaan selalu menyedihkan. Musibah kelaparan dan kemiskinan dari tahun ke 
tahun sudah akrab dengan penduduknya. 
Tidak hanya itu. Pulau yang berada di Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan 
Talaud, Sulawesi Utara (Sulut), ini sangat berpotensi terhadap berbagai 
kejahatan antarnegara, seperti pencurian ikan penyelundupan berbagai jenis 
barang seperti minuman keras, narkoba dan senjata api, dari negara tetangga, 
Filipina.


Tak tertutup kemungkinan di wilayah perairan perbatasan Miangas dijadikan jalur 
lintas batas para teroris, tanpa terdeteksi oleh pos keamanan lintas batas di 
Pulau Miangas. Peluang pulau berpenghuni 197 keluarga dengan jumlah keseluruhan 
785 jiwa ini sebagai persinggahan penjahat antarnegara memang sangat masuk 
akal. Soalnya secara geografis posisi Pulau Miangas berada di 5° 34' 02'' LU 
dan 126° 34' 54'' BT terdapat TD No. 056 dan TR No. 056.


Pulau ini juga lebih dekat ke Mindanao, Filipina. Warga Miangas hanya 
membutuhkan waktu dua hingga tiga jam perjalanan dengan pamboat ke Santa 
Agustien atau General Santos. Bandingkan dengan jarak Miangas ke Melonguane, 
ibu kota Kabupaten Talaud, sekitar 90 mil. Untuk ke Manado, warga Miangas akan 
menempuh waktu sampai dua hari karena jaraknya mencapai 275 mil.


Pulau paling utara Indonesia itu kurang terawat. Sekitar 80 persen 
masyarakatnya miskin. Sebenarnya jika dikelola dengan baik, pulau ini memiliki 
potensi menguntungkan bagi masyarakat setempat. Miangas sangat indah dan 
menawan. Air lautnya jernih hingga menembus ke dasar laut, pantai pasir 
putihnya landai dan sangat bersih. 
Untuk bisa ke Miangas, kapal Pelni dari Pelabuhan Bitung Menado tersedia dua 
minggu sekali. Kalau cuaca bagus bisa ditempuh 20 jam, tapi kalau gelombang 
besar, biasanya kapal urung merapat ke pulau tersebut. 

Diklaim Filipina
Akibat cuaca buruk, Miangas sempat menjadi pulau terisolasi, masyarakatnya 
kekurangan beras, dan bahan bakar sulit didapat. Kalau sudah begini, biasanya 
masyarakat di sana hanya makan kelapa yang dikeringkan. 
Fasilitas pendidikan dan kesehatan di pulau itu pun masih sangat minim. Ada SD. 
SMP dan SMK, namun gurunya sangat terbatas. Guru SMP pun merangkap menjadi guru 
SMK. Petugas kesehatan hanya segelintir orang. Lampu penerangan juga terbatas, 
menyala mulai pukul 06.00 Wita hingga pukul 02.00 Wita, setelah itu sampai pagi 
Miangas gelap gulita. 


Secara fisik, Pulau Miangas masih dikuasai Indonesia. Penduduk juga memakai 
bahasa Sanger dalam berdialog sehari-hari. Sekalipun begitu, mereka juga 
mengerti bahasa Tagalog, yang menjadi bahasa nasional Filipina. 
Keberadaan pulau itu sendiri, oleh pemerintah Indonesia diakui menjadi bagian 
integral NKRI sejak 1928. Namun status itu belum dianggap selesai oleh 
pemerintah Filipina karena negara tetangga itu mengklaim Miangas sebagai bagian 
teritorialnya. Klaim itu mereka dasarkan pada Traktat Paris tahun 1898. 


Indonesia dan Filipina belum mengikat perjanjian batas wilayah laut bilateral. 
Traktat itu memuat batas-batas demarkasi Amerika Serikat (AS) setelah memenangi 
perang atas Spanyol yang menjajah Filipina hingga ke Miangas atau yang disebut 
mereka sebagai Las Palmas. Traktat itu sudah dikomunikasikan AS kepada 
Pemerintah Hindia Belanda, tetapi tidak ada reservasi formal diajukan Belanda 
terhadap traktat itu.
Miangas akan diakui internasional sebagai milik Indonesia apabila penampakan 
kedaulatan teritorial berlangsung secara damai terus-menerus. Penampakan itu 
sama baiknya dengan hak kepemilikan. 


Penampakan fungsi-fungsi negara, termasuk memberi jaminan hidup kepada penduduk 
Miangas, membuat klaim atau okupasi kedaulatan negara Indonesia akan memberi 
kebenaran apabila masalah Miangas menjadi sengketa di kemudian hari.


Sengketa kedua negara ini karena masing-masing berpegang pada hukum yang 
berbeda. Pemerintah Indonesia berpegang pada hukum laut internasional, di mana 
batas laut zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia sampai 200 mil. Sementara 
itu, pemerintah Filipina berpegang pada Traktat Paris yang isinya perairan 
Pulau Miangas, termasuk Pulau Kakorotan dan Pulau Garat masuk perairan Filipina 
dianggap berhak mengambil hasil laut di kawasan itu. 



Relatif Murah 
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat lebih mudah dan murah membeli 
dari wilayah Filipina. Uang yang mereka pergunakan umumnya adalah peso. 
Ditambah lagi, batas landas kontinen dan batas wilayah laut hingga kini belum 
ada kesepakatan antara pemerintah Republik Indonesia dan Filipina. 
Peso diperoleh dari hasil perdagangan ikan dan kelapa yang dijual ke wilayah 
terdekat Filipina, yakni Santa Agustien. Uang peso lalu dibelanjakan warga 
Miangas untuk membeli kebutuhan sehari-hari di daerah General Santos.


Beras dan gula pasir relatif lebih murah dibeli di Filipina ketimbang membeli 
di Melonguane atau Manado karena mereka juga mempertimbangkan risiko dan biaya 
perjalanan. Jalur niaga yang terbuka di antara pulau-pulau di perbatasan 
tersebut justru memberi peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat meski 
dalam skala kecil. Awalnya perdagangan di sana dilakukan secara barter, 
tukar-menukar barang. Akan tetapi, barter hasil bumi masyarakat Miangas sangat 
tergantung dengan harga komoditas perkebunan pasar internasional.
Perdagangan barter kerap timpang dan merugikan warga Miangas. Ketika kopra 
melimpah, harganya justru turun saat dijual ke Filipina. Warga sangat kesulitan 
manakala hasil bumi tidak bisa dijual karena kondisi laut mengganas. 


Dalam setahun, masyarakat Miangas hanya bisa makan beras selama delapan bulan. 
Sisa waktu empat bulan, mereka mengonsumsi galuga, yaitu umbian keras dicampur 
daging kelapa. Untuk air minum, mereka memanfaatkan air kelapa. 


Kehidupan warga Miangas yang terisolasi akibat ganasnya gelombang laut dari 
Samudera Pasifik pada musim tertentu, biasanya Desember-Maret, cukup 
memprihatinkan, setiap tahun hidup seperti itu.
Untuk mendeteksi kegiatan kejahatan antarnegara yang mau menyusup ke kawasan 
perairan laut perbatasan NKRI di bagian utara di Pulau Miangas tampaknya tidak 
mudah. Sekalipun sudah terdapat beberapa pos penjagaan keamanan dari TNI AL, 
TNI AD, dan Polri. Tapi dengan kondisi sarana penunjang infrastruktur keamanan 
yang masih tergolong pas-pasan, sangat sulit menghalau perlakuan kejahatan 
antarnegara.
Peralatan TNI dan Polri yang disiagakan di Pulau Miangas, sangat tidak 
sebanding dengan wilayah pengamanan yang harus dijaga


Dengan kondisi ekonomi buruk, miskin, fasilitas kesehatan kurang menunjang, dan 
sarana pendidikan serba pas-pasan, mana mungkin warga Miangas dapat menjadi 
penjaga perbatasan andal dan gagah berani. 
Sudah saatnya Miangas ditata sebagai beranda depan Indonesia di bagian utara. 
Penataan ekonomi dan pendidikan harus lebih rapi dan serius agar tidak 
tertinggal dengan wilayah NKRI yang lain. 

Penulis adalah pemerhati masalah pertahanan.

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0609/09/opi01.html


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Perlu Penampakan Kedaulatan RI di Miangas