** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-306%7CX Jumat, 18 Februari 2005 Perempuan Korban Perkosaan Tragedi Mei ?98 Semakin Sulit Mendapatkan Keadilan Jurnalis : Eko Bambang S Jurnalperempuan.com-Jakarta. Perempuan yang menjadi korban perkosaan pada tragedi Mei 98 lalu, semakin lama bukannya semakin mendapat titik terang untuk mendapatkan keadilan. Para korban ini justru semakin mendapatkan awan pekat karena kasus perkosaan yang mereka terima semakin gelap. Persoalannya bukannya kasus ini tidak bisa diungkapkan, namun komitmen untuk membongkar persoalan ini yang tidak ada, sehingga keadilan untuk para korban perkosaan ini memang benar-benar buram. Sementara itu pada satu sisi Kejaksaan pihak yang mempunyai kewenangan semakin tidak mampu dan tidak mempunyai komitmen untuk terus mengusut kasus ini. Maria Hartiningsih, wartawati senior Harian Kompas cukup pesimisme untuk mendapatkan keadilan bagi perempuan korban perkosaan. Hal ini disampaikannya dalam diskusi dan pelucuran Buku ?Menatap wajah Korban? yang diterbitkan oleh Solidaritas Nusa Bangsa, Kontras, IKOHI, APHI dan FKKM?98 di Hotel Sahid Jaya Jakarta, Kamis (17/02/05). Menurut Maria, dengan semakin banyaknya tuntutan akan bukti, saksi yang selalu menjadi alasan pihak penyelidik, untuk mengungkap kasus perkosaan Mei, 98, maka perkosaan Mei tidak mungkin akan bisa terbongkar. Persoalannya ini semakin pelik karena tidak ada saksi yang mau memberi kesaksian, karena takut akan ancaman karena lemahnya perlindungan bagi saksi. Menurut Maria, Tragedi Mei juga meninggalkan kejahatan serius yang disengaja dengan terjadinya perkosaan massal terhadap perempuan etnis Tionghoa. ?Kejahatan ini oleh beberapa pihak sengaja ?dihadapkan? dengan korban yang dikatakan sebagai ?penjarah? itu. Korban yang dihancurkan dan dirampas harta bendanya, yang sebagian besar adalah etnis Tionghoa, juga ditempatkan pada sisi yang berbeda. Penghadap-hadapan ini membuat orang mengambil kesimpulan pintas, bahwa tragedi Mei adalah kerusuhan berbasis ras. Kesimpulan dengan mudah sekali dipatahkan karena saya menemukan beberapa orang Tionghoa miskin yang juga menjadi korban,?kata Maria. Di Tambahkannya ?Dengan menghadap-hadapkan seluruh korban kita melihat dengan jelas modus yang hendak digunakan oleh penguasa untuk memecah belah kekuatan korban: isu rasisme, isu klasisme dan kekerasan berbasis gender. Pada hemat saya, semua isu ini ada di dalam bongkahan isu besar bernama kejahatan terhadap kemanusiaan. Saya kira inilah yang harus terus menerus diingatkan kepada seluruh korban dan keluarga korban,?ujar Maria. Semakin kaburnya upaya pengungkapan korban perkosaan tragedi 98 sampai saat ini, dapat pula disebabkan oleh pers yang gagal waktu itu hingga sekarang dalam mengungkap sejumlah fakta tentang kasus tersebut. Hal ini seperti yang diungkap oleh Stanley, analis media dari ISAI (Institute Studi Arus Informasi). Menurut Stanley, ?pers tidak mempunyai kekuatan atau tidak mampu untuk mengungkap sejumlah kasus yang terjadi pada tragedi Mei 98. Pers tidak memberi kontribusi terhadap pengungkapan sejumlah korban kerushan Mei,98, ?ujar Stanley. ?Seluruh bangunan dan pola kerja media massa sama sekali belum kokoh dan andal. Media ternyata tidak memiliki kemampuan mempraktekkan jurnalisme omongan. Ketakutan akan imbauan dan tekanan semasa Orde Baru masih membayang, ?ujar Stanley. Ketidakmampuan pers dalam mengungkap kasus perkosaan ini juga terjadi pada media yang cukup besar seperti Tempo, meskipun kemudian Tempo mencoba membuat laporan yang berpihak kepada korban perkosaan. Waktu itu menurut Stanley, Tempo sempat tidak percaya dengan adanya pemerkosaan, dengan mengutip laporan Sidney Jones yang meragukan adanya tindakan perkosaan kepada perempuan etnis Tionghoa pada tragedi Mei 98 lalu. ?Kegagalan mencari dan menyingkap fakta ini menimbulkan kefrustasian media dan kalangan wartawan yang kemudian dimanfaatkan oleh pejabat pemerintah dengan melemparkan berbagai pernyataan untuk menjadikan ?fakta? yang terjadi hanya sebuah ?kabar Bohong, ?ujar Stanley. Kemudian, siapakah yang mesti berperan dan bertanggungjawab dalam upaya mengungkap tragedi Mei 98 ini? Usman Hamid Koordinator Kontras menegaskan bahwa pengungkapan tragedi tersebut tidak terlepas dari peran negara. Menurut Usman Negara adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas tragedi Mei 98 tersebut. Namun demikian tidak terungkapnya sejumlah kasus dalam tragedi Mei 98 hingga saat ini, dikarenakan negara memang tidak mempunyai komitmen untuk mengungkap kasus ini. Menurut Usman yang terjadi adalah ketakutan secara politik pemerintahan sekarang untuk membongkar kasus-kasus tersebut. Kalau kasus tragedi Mei ?98 diungkap maka akan membongkar konspirasi politik elit waktu itu dan akan menimbulkan resistensi kepada pemerintahan sekarang. Sementara itu, pemerintahan sekarang kebutuhannya adalah sebuah status quo tidak mau pemerintahannya yang baru berjalan akan digoyang secara politik. Dari kondisi ini maka yang terjadi adalah sebuah pertukaran kepentingan. Pemerintah yang baru ingin tidak diganggu dalam menjalankan aktivitasnya, dan pemerintahan yang lama tidak ingin kasusnya dibongkar kembali,?jelas Usman. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **