[nasional_list] [ppiindia] Peluncuran buku "Perjalanan Hidup Saya " di kota Malang

  • From: "Umar Said" <kontak@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "PPI INdia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Proletar" <proletar@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Satu perlawanan" <satu-perlawanan@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Serikat Kaum Terkutuk" <Serikat-Kaum-Terkutuk@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Sidang Rakyat" <sidang_rakyat@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Temu Raya TANAPOL" <temu-raya-tanapol-2002@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Underground Network" <underground_network@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Wahana News" <wahana-news@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Wargakota" <wargakota@xxxxxxxxxxxxxxx>, "Wartawan Indonesia" <wartawanindonesia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sat, 5 Feb 2005 08:59:24 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

 Catatan: Tulisan ini juga disajikan dalam websirte

http://perso.club-internet.fr/kontak/





            PELUNCURAN BUKU ?PERJALANAN

            HIDUP SAYA ? DI KOTA MALANG



Pada tanggal 20 Januari 2005 di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya telah
diselenggarakan upacara peluncuran dan bedah buku ?Perjalanan Hidup Saya?
(otobiografi A. Umar Said) oleh para mahasiswa yang tergabung dalam berbagai
organisasi kemahasiswaan dan radio komunitas Suara Independen (Malang).
Berikut di bawah ini adalah satu tulisan yang merupakan sebagian kesan-kesan
atau pendapat dari para penyelenggaranya tentang arti peluncuran itu serta
isi buku ?Perjalanan Hidup Saya? bagi mereka, dilihat dari berbagai segi.
Karena pendapat mereka ini mencerminkan sebagian pandangan atau pemikiran
generasi muda kita mengenai berbagai persoalan bangsa yang sedang kita
hadapi bersama, maka tulisan ini disajikan selengkapnya, sebagai berikut :





BERBAGI PERJALANAN



Against stupidity, the Gods themselves battle in vain

(Schiller)



Assalamu?alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Yth. Bang Umar, salam takzim



Alhamdulillah, buku ?Perjalanan Hidup Saya?  karya Bang Umar (kami merasa
lebih enak jika memanggil dengan sebutan ?Bang? karena terasa lebih cair
dari pada Bapak) telah kami terima pada tanggal 21 Januari kemarin. Namun
karena selama sehari buku-buku tersebut masih disimpan oleh seorang sahabat
kami, akhirnya karya Bang Umar baru kami baca dua hari yang lalu dan tepat
pada malam inilah kami bisa menyelesaikan seluruh buku tersebut. Sebagian
buku itu telah kami bagikan ke beberapa komunitas, baik yang berada di Batu,
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Manifest Fakultas Hukum-Unibraw, untuk
Perpustakaan Budaya dan Agama Raushanfekr, maupun untuk kami sendiri di
Radio Komunitas Suara Independen. Sisanya (sejumlah 16 buah) kami
distribusikan ke beberapa toko buku kecil yang ada di Kota Malang, untuk
dijual dengan harga yang terjangkau kalangan mahasiswa. Pengelola toko buku
tersebut kebetulan juga adalah para mahasiswa yang masih menempuh kuliah.
Jika buku-buku tersebut tidak terjual seluruhnya maka akan kami tarik
kembali untuk dibagikan ke beberapa komunitas pergerakan untuk memperluas
perkawanan kami.



Saat pertama kali berjumpa dengan Bang Umar, kami segera teringat Pram,
salah satu tokoh yang kami kagumi. Bang Umar seperti telah mengalami banyak
kepahitan dalam hidup (dan memang itulah yang sebenarnya dirasakan) yang
demikian panjang. Namun di masa yang telah ?sepuh? ini, jiwa muda itu telah
kembali. Bang Umar adalah orang yang paling ramah yang pernah kami temui.
Tak banyak orang tua yang menyambut kami dengan tangan terbuka. Tampaknya
nilai-nilai tradisi sudah mulai pupus di negeri ini. Tak ada yang terisisa
dari rezim ini kecuali jiwa-jiwa yang miskin dan otak-otak yang sempit.



Seperti kata Bang Umar (yang juga kami benarkan sepenuhnya) bahwa Orde Baru
telah merusak mental bangsa ini. Jika yang rusak adalah gedung-gedung, maka

gedung-gedung yang baru akan segera terbangun kembali. Jika yang rusak
adalah hutan-hutan, maka pohon-pohon akan segera tumbuh kembali. Jika Orde
Baru mengeringkan sungai, air akan mengalir dengan deras kembali. Namun jika
yang

rusak adalah jiwa bangsa ini, maka hanya kebodohan dan kemalasan yang akan
tumbuh subur.



?Perjalanan Hidup Saya? adalah sebuah  ?progress report? dari seorang
manusia dalam usaha dia memaknai eksistensi hidupnya. Maka usaha yang paling
tepat agar bisa ?menemukan? ?Perjalanan Hidup Saya? karya Bang Umar ini
adalah dengan membawa sedalam mungkin keberadaan kami (pembaca) sebagai
anggota keluarga Bang Umar sendiri.  Sebagai keluarga yang terpisah selama
beberapa tahun (dan saat itu harapan untuk bertemu telah pupus) tiba-tiba
berkumpul kembali begitu saja. Maka hal yang memang paling bermakna untuk
dilakukan adalah menceritakan secara jujur apa yang telah kita alami
masing-masing. Jika dengan keluarga, Bang Umar berpisah selama tiga belas
tahun, maka dari kami Bang Umar telah berpisah selama puluhan tahun.



Sebagai sesama anak bangsa, patut bagi kami untuk mencoba mengerti apa yang
sebenarnya terjadi dengan negeri ini. Ini pula landasan bagi kami untuk
memilih Perjalanan Hidup Saya? untuk kami launching-kan di Malang. Prinsip
yang kami yakini adalah, perubahan hidup bangsa ini harus dimulai dengan
merefleksikan tindakan-tindakan (kolektive maupun individual) apa yang telah
kita lakukan di masa lalu, dan itu artinya diperlukan kejujuran untuk
mengurai kembali ?kabut hitam? negeri ini.

Dan adalah bijak bila kami sejenak melepaskan diri dari dikotomi antara
hitam dan putih. Karena walaupun memang ada hitam dan putih dalam hidup ini,
toh dua warna itu hadir bersamaan dalam satu jalan, kebenaran selalu
bersifat perspektif. Kami selalu berkata ?hidup ini adalah abu-abu, mari
kita jalani dengan sabar dan tekun dan jika ada kekhilafan, maka permaafan
adalah kebajikan tertinggi?.



Bang Umar telah menziarahi hidup ini dengan lengkap, (dan apalagi yang bisa
membesarkan manusia jika bukan penderitaan, ketabahan dan kejujuran).Dimulai
dengan terlibat di pertempuran sejak usia yang masih muda, menunjukkan bahwa
generasi mula anak-anak negeri ini memang ditempa dan diuji dengan
nasionalisme. Kecintaan yang luar biasa terhadap negeri ini (sampai kemudian
kesediaan untuk memberikan nyawa) berwujud kemudian dengan segala rasa benci
terhadap segala  kolonialisme imperialisme.



Namun seiring dengan jalan panjang yang telah ditempuh Bang Umar, rasa cinta
akan kebebasan negeri ini terasa tidak cukup.  Rasa cinta akan kemerdekaan
harus lebih besar ditujukan ke arah manusia itu sendiri.  Artinya, Umar Muda
dengan Nasionalismenya, berubah menjadi Umar Tua dengan Humanismenya?.
Setelah berkunjung ke berbagai negeri, makinlah dimengerti bahwa penjajahan
toh bisa saja dilakukan oleh saudara sendiri bahkan mungkin itu jauh lebih
menyakitkan dari bangsa asing. Kami menjadi mengerti bahwa perjuangan Bang
Umar mulai dari gerakan pembebasan Tapol sampai pada simpati yang mendalam
bagi rakyat Timor, bukanlah semata-mata dorongan ?kekiri-kirian?, namun
lebih besar lagi ke arah humanisme universal.



Profesi sebagai wartawan (terutama saat aktif Persatuan Wartawan
Asia-Afrika) yang terasa sangat dominan dalam kehidupan telah membawa Bang
Umar pada sketsa yang utuh tentang dunia. Menjadi wartawan seolah
mengantarkan pada kesadaran akan medan pergolakan dunia yang begitu besar.
Dari sinilah muncul keyakinan bahwa Indonesia tidaklah berjuang sendiri.
Bersama-sama dengan negara-negara dunia ketiga di Asia dan Afrika menentang
kolonialisme, imperialisme dan kapitalisme. Di tengah pergolakan
Internasional itulah, Soekarno memang figur yang luar biasa. Putra Sang
Fajar ini memang corong kuat perjuangan menentang kolonialisme, imperialisme
dan kapitalisme. Sangat dimengerti mengapa Soekarno menjadi figur yang
begitu berkesan di lubuk Bang Umar. Di samping karena memang pemikirannya
yang futuristik, juga karena sikapnya

sebagai pemimpin besar membawa martabat bangsa setara  dengan martabat
bangsa lain.



Akibat situasi politik era 60-an yang tidak menguntungkan garis ideologi
yang dianut, Bang Umar kemudian memutuskan untuk mencari kebenaran di tempat
lain, dan akhirnya itu ditemukan. Melalui perjuangan dan keramahan Prancis,
tercipta kemungkinan untuk survive, baik secara materiil maupun
non-materiil. Di Prancis inilah, Bang Umar mungkin telah menemukan jati diri
yang lebih utuh. Tidak ada bekal apapun yang dibawa kecuali ketekunan,
rendah hari, memberi lebih ke orang lain serta kebaikan-kebaikan yang Bang
Umar ungkapkan di halaman akhir ?Perjalanan Hidup Saya?.



Walaupun di negeri orang, namun Indonesia-lah yang tetap terkenang sampai ke
alam mimpi. Hidup secara sempurna di Prancis dan bertemu orang-orang baik di
sana memberi ruang yang besar bagi Bang Umar untuk melanjutkan perjuangan
Demokrasi dan HAM yang telah diyakini. Mungkin Bang Umar ?hidup? di tengah
tekanan yang tidak lazim bagi seorang manusia, namun energi kemarahan akibat
ketidakadilan ini, telah Bang Umar kendalikan menjadi kekuatan untuk
menyatakan bahwa ?saya tidak akan terkalahkan?.



Namun jika kami tetap diperlakukan sebagai anggota keluarga, ijinkanlah kami
mengajukan permohonan ke Bang Umar sekali lagi. Haruslah ada kejujuran yang
lebih besar yang kami ingin dapatkan dari hidup Bang Umar.

?Perjalanan Hidup Saya? telah dicetak, namun perjalanan yang sebenarnya
belumlah terungkap sepenuhnya. Apa yang terbaca dari buku yang kita
bicarakan ini masih berupa percikan-percikan api saja, sedangkan ?apinya
belum bisa kami temukan?. Api itu mungkin akan sedikit menyingkap mendung
kelam negeri ini.



Tuhan belum berkenan memanggil Abang, itu artinya Dia menginginkan hambaNya
ini membuka hidupnya lebih lebar. Dan itu semua akan semakin memperkaya
khazanah renungan kami tentang sejarah Indonesia, negeri yang makin lama
makin membusuk akibat terlalu lama merendahkan dirinya sendiri.



Kami bukanlah Rosihan Anwar yang masih tergoda untuk berbicara ?masa lalu?.
Kami sedang tidak menjadi majelis hakim dari ?Perjalanan Hidup Saya? tugas
kami hanya membaca dan merenungi itu semua. Kami benar-benar anak muda
Indonesia yang resah akan bangsanya. Dari sini kami ingin menguak masa lalu
negeri kami untuk kami apapun itu artinya. Hikmah itu akan bercampur dengan
rasa ingin maju, semangat masa muda kami, semangat pencarian kami dan
akhirnya akan berubah menjadi energi dahsyat untuk melakukan perubahan.



Jika abad yang lalu adalah abad Bang Umar, maka abad ini adalah abad
perjuangan kami. Segala keburukan negeri ini tidak selayaknya kami cemooh
terus menerus. Ijinkanlah kami menunjukkan bahwa Indonesia juga memiliki
martabat yang setara dengan bangsa lain. Mungkin kami terkesan meluap-luap,
namun kami siap belajar dari kesalahan-kesalahan kami.

Buat Bang Umar, terima kasih mau mengengok kami. Wassalam





Hormat kami

para pegiat Radio Komunitas Suara Independen,



Yuyun Harmono

Ratno Sulistianto

Fauzin

Nur Kholis

Suci Mardiko





Catatan : Radio Komunitas Suara Independen  (RKSI) merupakan salah

satu lini gerakan dari Komunitas Atap Jerami yang kami

dirikan beberapa bulan yang lalu. Komunitas Atap Jerami

merupakan tempat berkumpulnya mahasiswa-mahasiswa di

Malang yang melakukan gerakan lanjut pasca Reformasi Mei.

Jika kawan-kawan mahasiswa yang lain memilih perjuangan

politik, maka kami melengkapinya dengan perjuangan budaya.

Yang kami lakukan di komunitas ini adalah kritik atas

neo-kapitalisme dan kesadaran palsu (false consciousness)

masyarakat akibat pembodohan Orde Baru.



* * *



--
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Anti-Virus.
Version: 7.0.300 / Virus Database: 265.8.5 - Release Date: 03/02/2005


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Peluncuran buku "Perjalanan Hidup Saya " di kota Malang