** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** Media Indonesia , Selasa, 08 Februari 2005 Pahlawan Nasional dari Etnis Tionghoa Asvi Warman Adam, Sejarawan dari LIPI MENYONGSONG hari raya Imlek tahun 2003 dan 2004 saya telah menulis tentang penting adanya pahlawan nasional yang berasal dari etnis Tionghoa. Kalau tahun ini disuarakan kembali, tak lain karena persoalan ini cukup mendasar dalam kehidupan kita berbangsa. Jangan sampai ada kesan bahwa etnis Tionghoa itu semata-mata memikirkan bisnis dan tidak memiliki kesadaran kebangsaan. Pada masa revolusi fisik 1945-1949, mereka juga ikut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah perjuangan Mayor John Lie yang akan dikisahkan berikut ini. Adanya "wakil" Tionghoa dalam album pahlawan bangsa bukan semata-mata untuk kepentingan kalangan Tionghoa itu sendiri. Etnis Tionghoa di Indonesia tidak satu, melainkan terdiri dari subetnis dan pengelompokan lainnya. Kalau mau dicapai kesepakatan mutlak, itu tidak akan tercapai. Namun adanya pahlawan nasional dari etnis Tionghoa justru sangat penting bagi masyarakat Indonesia keseluruhan yang bisa melihat bahwa etnis Tionghoa itu sama dengan etnis lain di Tanah Air sama-sama berjuang untuk kemerdekaan bangsa. Meskipun pernah diusulkan di media massa, namun John Lie tidak kunjung diangkat sebagai pahlawan nasional. Seyogianya ada sebuah organisasi kalangan Tionghoa yang mengusulkannya kepada Presiden melalui Departemen Sosial. Buku tentang calon pahlawan nasional itu perlu diterbitkan dan kemudian disosialisasikan ke tengah masyarakat melalui seminar. Keberatan terhadap pengangkatan John Lie sebagai pahlawan nasional mungkin karena beberapa hal, yang di bawah saya coba memberikan reaksi balik. Pertama, John Lie adalah seorang perwira Angkatan Laut. Mungkin yang lebih diterima adalah Angkatan Darat. Tetapi alasan itu tidak tepat juga karena di deretan pahlawan juga ada yang berasal dari Angkatan Laut seperti Yos Sudarso. John beragama Kristen. Itu tidak jadi soal. John dalam berlayar membawa kitab suci Injil. Ketika kapalnya ditembaki meriam kapal Belanda, ia masih sempat berdoa. Mungkin itu dilebih-lebihkan. Tulisan itu terdapat pada majalah Life International dengan judul With one hand the Bible and the other a Gun. Tetapi andaikata benar juga tidak apa-apa. Malah memberi nilai tambah kepadanya, karena ia berjuang dengan disertai keyakinan agama juga. Mungkin alasan penolakan yang paling berat adalah karena John Lie dianggap sebagai penyelundup. Tudingan itu sebenarnya keliru. Ia adalah mualim pada kapal pelayaran niaga milik Belanda KPM yang kemudian bergabung dengan Angkatan Laut RI. Pada mulanya ia bertugas di Cilacap dengan pangkat kapten. Di pelabuhan ini selama beberapa bulan ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam oleh Jepang untuk menghadapi pasukan Sekutu. Atas jasanya ini pangkatnya dinaikkan menjadi mayor. Selanjutnya ia ditugaskan untuk mengamankan pelayaran kapal yang mengangkut komoditas ekspor Indonesia untuk diperdagangkan di luar negeri dalam rangka mengisi kas negara yang masih tipis waktu itu. Pada masa awal kemerdekaan (tahun 1947) ia pernah mengawal kapal yang membawa karet seberat 800 ton untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di Singapura Utoyo Ramelan. Sejak itulah ia secara rutin melakukan operasi menembus blokade Belanda. Karet atau hasil bumi lain dibawa ke Singapura untuk dibarter dengan senjata. Barter itu terjadi di tengah laut, bukan pada pelabuhan yang dikuasai Inggris. Bila diperiksa, mereka mengaku membawa tekstil dan ban mobil. Senjata yang mereka peroleh kemudian diserahkan kepada pejabat Republik yang ada di Sumatra, seperti Bupati Riau sebagai sarana perjuangan melawan tentara Belanda. Perjuangan mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli Belanda, juga harus menghadang gelombang Samudra Hindia yang relatif besar untuk ukuran kapal yang mereka pergunakan. Untuk keperluan operasi ini John Lie memiliki kapal kecil cepat. Sebagai dituturkan dalam buku yang disunting Kustiniyati Mochtar (1992) paling sedikit sebanyak 15 kali ia melakukan operasi menembus blokade musuh. Pernah ketika membawa 18 drum minyak kelapa sawit, ia ditangkap oleh perwira Inggris. Di pengadilan di Singapura ia dibebaskan karena tidak terbukti melanggar hukum. Ia juga mengalami peristiwa yang menegangkan tatkala membawa muatan senjata semi otomatis dari Johor ke Sumatra, dihadang oleh pesawat terbang patroli Belanda. John Lie mengatakan bahwa kapalnya sedang kandas. Dua penembak, seorang berkulit putih dan seorang lagi berkulit gelap, mengarahkan senjata ke kapal mereka. Entah kenapa, komandannya tidak mengeluarkan perintah tembak. Pesawat itu kemudian meninggalkan mereka tanpa insiden, mungkin persediaan bahan bakar sedang menipis sehingga mereka buru-buru pergi. *** Setelah menyerahkan senjata kepada Bupati Usman Effendi dan Komandan Batalyon Abusamah, mereka kemudian mendapat surat resmi dari syahbandar bahwa kapal John Lie menjadi milik negara Republik Indonesia dan diberi nama resmi PPB 58 LB. Seminggu kemudian John Lie kembali ke Port Swettenham di Malaya untuk mendirikan naval base yang menyuplai bahan bakar, makanan, senjata, dan keperluan lainnya bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ferdy Salim yang kemudian beberapa kali menjadi Dubes Indonesia juga pernah ikut dalam kapal John Lie dalam misinya menemui Daoed Beureuh. Kunjungan ini berhasil. Tokoh Aceh ini kemudian memberi mandat kepada wakil pemerintah Indonesia di Singapura untuk menerima semua devisa Aceh yang waktu itu terkumpul di Penang. Pada awal 1950 ketika berada di Bangkok, John Lie dipanggil pulang ke Surabaya oleh KSAL Subiyakto dan ditugaskan menjadi komandan kapal perang Rajawali. Pada masa berikut ia aktif dalam penumpasan RMS di Maluku dan kemudian PPRI/Permesta. John Lie yang dikenal juga dengan nama Jahya Daniel Dharma tetap berdinas di Angkatan Laut, terakhir dengan pangkat laksamana muda. Sebetulnya tidak ada alasan untuk menunda lagi pengangkatan John Lie sebagai pahlawan nasional. Kenapa pemerintah masih setengah hati seperti halnya beberapa waktu lalu memberi bintang jasa kepada Fifi Young dan Tan Tjeng Bok tetapi bukan gelar pahlawan. Tidak ada manusia yang sempurna, demikian pula semua pahlawan nasional yang telah maupun yang akan diangkat. Namun paling tidak, mereka telah berjuang dan sebagian hidupnya diabdikan membela kepentingan bangsa dan negara. Itu akan menjadi suri teladan bagi generasi sekarang dan mendatang. Pengangkatan John Lie sebagai pahlawan nasional akan mempunyai dampak besar. Pertama, orang Tionghoa tidak melulu pedagang, tetapi bisa berdinas dalam bidang kemiliteran bahkan menjadi pahlawan. Kedua, ini akan menjadikan etnis Tionghoa setara dengan etnis lainnya di Tanah Air karena telah terbukti berjuang dan berjasa dalam membela kemerdekaan RI.*** ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **