** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** -----Original Message----- From: Mundhi Sabda Hardiningtyas Sent: Monday, July 03, 2006 11:22 PM Dear All, Saya sangat bersyukur karena Tuhan telah menganugerahkan begitu banyak kawan rohani kepada saya. Saya yakin, bukanlah kebetulan kalau saya bisa berkenalan dengan teman-teman lewat dunia maya, kemudian berlanjut menjadi sahabat pribadi yang sangat mengerti pergumulan saya. Saya percaya Tuhan telah memakai kawan-kawan rohani tersebut untuk menopang dan mendukung saya, sehingga saya mampu melewati lembah air mata dan berdiri tegak di atas puing-puing kehancuran. Pada kesempatan ini saya ingin membagikan "hadiah terindah" yang berupa komentar kawan-kawan rohani terhadap buku saya yang berjudul "Melewati Lembah Air Mata", yang diterbitkan oleh Gradien Books, bulan Juni 2006. Salam hangat n JBU, Ning Email : sabdaningtyas@xxxxxxxxxxx HP : 0819-3212-3738 atau 0815-166-1312 ------ KOMENTAR PEMBACA Sebuah kisah nyata yang menggedor perasaan tanpa memberi kita kesempatan sedetik pun untuk menghadirkan pilihan-pilihan : hitam dan putih ; karena hidup nyatanya memang tidak harus selalu bersifat linier. Hanya di dalam kesunyian ketika kita sendirian mencoba untuk bertahan, kendati upaya kita hanya terdengar selembut kepak sayap merpati karena setiap orang sedang asyik menuding diri kita - Ning telah melalui dan membayar harga secara penuh, tunai dan bahkan berlebih. Tanpa kita membaca karya sebelumnya yaitu Tangan Yang Menenun, kita akan kehilangan kesempatan indah untuk memperoleh gambaran utuh dan lengkap tentang ketegaran serta keteguhan Ning sekaligus penderitaannya yang juga penderitaan mereka yang terbungkam oleh kekerasan di balik empat dinding tembok dingin masif bernama : rumah tangga. (Handi Asikin - Aktivis Misi) -- Salah satu alasan orang tidak mau percaya adanya Tuhan adalah karena melihat begitu banyaknya musibah yang terjadi dalam hidup ini, termasuk musibah yang menimpa orang-orang percaya. Dalam buku "Melewati Lembah Air Mata", Anda diajak oleh penulis untuk menyaksikan bahwa Tuhan itu nyata dan aktual di tengah keperihan hidup ini serta pengenapan janji Allah bahwa "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;.TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya." Bagi Anda yang saat ini sedang jatuh dan merasa gagal, buku ini meyakinkan bahwa Anda tidak sendirian. (Dr. Bob Jokiman -Institute for Christian Leadership and Family Development (ICLFD) - Los Angeles) -- Mata saya terbelalak melihat situasi "badai dahsyat" sebuah rumah tangga yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dalam benak saya. Namun di balik kejadian itu, saya sungguh-sungguh melihat sosok sejati dari tampilan seorang istri yang beriman, sekaligus seorang ibu yang patut diteladani. Kesabaran menantang badai dan menunggu badai itu reda, sungguh luar biasa. Setiap keluarga maupun orang yang ingin berumah tangga atau single parent yang ingin berumah tangga lagi, sebaiknya membaca buku ini, supaya badai serupa tidak terjadi di bumi ini. Untuk membuat sebuah maha karya yang agung, sebuah batu pualam perlu dipahat dengan keras, dengan alat yang tajam oleh tangan yang hebat. Ning telah mencoba menyajikan maha karya yang menarik, mendebarkan namun memilukan. Jika ada predikat di atas "best seller" saya beranggapan bahwa buku ini pantas mendapat penghargaan pada posisi itu. (Margono Susilomurti - Rohaniwan) -- Perjuangan Ning mengingatkan saya akan mama yang kadang juga diperlakukan kasar oleh papa. Karena sangat sayang kepada delapan anaknya, mama saya tidak menceraikan papa saya. Tentu saja papa saya tidak sekejam mantan suami Ning. Seringkali mama dibentak, diludahi, dan diusir tapi kemudian papa menjemputnya lagi. Dalam hati saya berjanji untuk tidak menjadi suami seperti papa saya. Papa saya sudah meninggal belasan tahun yang lalu. Setelah papa meninggal, beban mama berkurang dan bisa lebih menikmati hidup. Kita diciptakan untuk berjuang. Perjuangan kita akan memiliki nilai kekekalan kalau kita mengandalkan Tuhan seperti difirmankan "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa". Selamat berjuang! (Andri Pranolo - Karyawan) -- Didalam bukunya "Melewati Lembah Air Mata", Ning menolong kita mengenal kebesaran kasih Allah dan caraNya bekerja dalam dimensi yang jarang, bahkan tidak pernah kita pikirkan. Buku ini menolong kita menginstropeksi diri di hadapan Allah. Menerima dengan hati terbuka kebenaran dan kedaulatan Allah yang dituturkan dengan gaya penulisan yang sederhana dan enak dinikmati, bukan saja akan mempersiapkan kita dalam menghadapi kehilangan yang tidak mungkin kita hindari - kehilangan cita-cita , harta benda, orang yang kita kasihi, pekerjaan dan lain-lain - tetapi juga menuntun kita masuk untuk memahami kehendak Allah yang sebenarnya. Pada akhirnya, pengenalan ini akan menambah hormat dan cinta kita kepada Allah. (Soewarso Ongkowinarto , pengusaha) -- Mengerikan sekali bahwa dalam masyarakat kita yang agamis lebih dapat menerima kondisi keluarga dengan adanya perzinahan atau adanya istri /suami 'tambahan', daripada menerima keberadaan orang yang bercerai. Sesudah gagal dan berstatus janda / duda pun masih harus menghadapi cemooh dan sindirian, sehingga tidak sedikit yang dalam kekalutan memutuskan langkah hidup yang salah. Tidak kawin lagi, salah. Kawin lagi, tambah salah. Namun lewat tulisan dan kesaksian yang terbuka, saya percaya Ning sedang memaparkan suatu realita keluarga yang sering disembunyikan banyak orang, yaitu KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga). Suami yang memukuli istrinya sama dengan "tarzan" yang memukul 'tubuh'nya sendiri. Kiranya buku yang 'jujur dan terbuka' ini bisa mewakili mereka yang jiwa / 'sayap' nya patah agar dapat bangkit dan berkepak kembali, sehingga tidak terlalu lama terpuruk dalam penghakiman tanpa empati. Tuhan tidak mengijinkan perceraian, sama dengan IA tidak pernah mengijinkan adanya kekerasan dalam rumah tangga.( Aina Kusumo - Pengajar) -- Buku ini sarat dengan perjuangan seorang perempuan yang memilih suami hanya dari penampilan fisik, tetapi membawa malapetaka dikemudian hari. Namun berkat Tuhan Sang Pengasih, Ning dapat keluar dari penyiksaan lebih lanjut dari sang suami. Ning adalah sosok perempuan yang sangat tabah menyelamatkan keluarga, sekalipun suaminya melakukan pelecehan, kekerasan, dan menelantarkannya. Ia mampu tegak berdiri dari keputusasaan dan membangun kehidupan baru atas bimbinganNya. Sikap Ning memberi inspirasi bagi bagi korban kekerasan dalam rumah tangga untuk terus berjuang. Bravo Ning, maju terus dalam pelayanan untuk kemuliaan Tuhan. (Walsinur Silalahi - alumni Chulalongkorn University, Bangkok) -- 'What a terrible life!!!' adalah anggapan pertama saya ketika membaca kisah dalam buku ini. Sebagai seorang yang belum pernah menikah, ada kekuatiran kalau-kalau hal itu juga akan terjadi dalam kehidupan berkeluarga saya kelak. Namun saya salut akan kesabaran dan ketabahan penulis sehingga dapat mengubah the terrible life menjadi the wonderful life. Kisah dalam buku ini dapat menjadi contoh nyata yang baik untuk orang-orang yang belum menikah atau sedang mempersiapkan pernikahannya, bahwa kehidupan setelah pernikahan tidak melulu yang indah-indah seperti yang dibayangkan sebelumnya. (Anggarini "Wandan" Wirandaru - mahasiswi STIBA-UKSW) -- Dibutuhkan keberanian luar biasa untuk dapat menuturkan kepedihan hidup dalam rumah tangga. Tetapi Mbak Ning -- sebutan sayang untuk penulis -- berhasil menuliskan kata demi kata, kalimat demi kalimat, hingga menjadi rangkaian kisah nyata dirinya sendiri. Penuturannya jelas dan terbuka, sampai rasanya ikut hanyut dalam sakit dan kecewa, sekaligus dapat turut melaju melewati badai hidupnya. Tidak mudah dan butuh nyali untuk membaca buku ini. Saya sendiri hampir tidak kuat membacanya. Membaca satu bab, lalu berhenti lamaaaa dan baru berani membaca lagi karena terenyuh.Namun saya yakin bagi setiap orang yang turut mengalami kesukaran dalam rumah tangga ada satu berkat dan pelajaran yang amat berharga. Keindahannya bukan terletak pada penuturan akan kepedihan, melainkan kesaksian bagaimana Mbak Ning dapat pulih kembali karena Tuhan. Sungguh buku yang berharga untuk dimiliki dan dibagikan. (Donny A. Wiguna - sahabat dan sesama penulis) -- Saya sangat terpesona dengan gaya penulisan yang sangat baik dan komunikatif. Luar biasa cara memaparkannya, begitu nyata. Saya yakin buku ini akan menjadi berkat bagi yang membacanya. Berkat bagi yang masih pacaran atau bergumul mengenai pasangan hidup, supaya tidak terjebak pada kesalahan yang sama. Berkat bagi pasangan yang sedang di ambang krisis, sehingga terdorong untuk sekuat tenaga memperbaiki, bila masih ada setitik cinta dan apalagi sudah memiliki buah cinta (anak-anak). Berkat bagi para counselor untuk menasihati dan memberikan referensi bacaan bagi mereka yang dilayani. (Berman R. Sitorus - Dosen Komunikasi) -- Saya menikmati artikel-artikel dalam buku pertama Ning "Tangan Yang Menenun" yang memang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari dan disuguhkan dengan gaya bahasa yang enak dibaca. Dengan membaca buku tersebut, saya melihat bahwa Ning telah mendorong kita untuk menerapkan pengajaran-pengajaran penting tentang Kasih dalam hidup sehari-hari. Hal yang sama juga dilakukannya dalam bukunya yang kedua ini. Saya menantikan buku-buku yang selanjutnya. (Mangapul Sagala - Rohaniwan) -- Buku ini sangat cocok baik untuk keluarga, maupun kaum muda, baik yang masih jomblo maupun yang akan menuju kehidupan perkawinan. Pengalaman hidup penulis yang penuh kepahitan dan kegetiran sangat baik untuk dijadikan teladan dan pasti akan memberi berkat untuk kita semua. (Joni Wang - Aktivis Pemuda di Pontianak) -- Ini bukan sinetron, tetapi kisah nyata yang diungkap Ning dari "HATI"nya dan diceritakan sangat blak-blakan. Membaca buku ini membuat saya merinding , surprise dan terhenyak. Buku ini wajib dibaca oleh Psikolog, Konselor, Korban KDRT, Rohaniwan, dan aparat penegak keadilan. [Anna Slamet Setiyowati, Psikolog] -- Buku yang ditulis dengan air mata dan ketabahan iman ini merupakan bacaan wajib bagi mereka yang ingin mengetahui anatomi dari luka batin dan bagaimana cara mengatasinya. Jarang ada penulis yang menuangkan karyanya seperti yang ditulis oleh Ning dalam buku ini. Membaca buku ini Anda bukan hanya sekedar mendapatkan hiburan, melainkan dapat menarik hikmah bagi kehidupan berkeluarga Anda. (Mang Ucup - penulis buku best seller dari Holand) -- "Tulisan-tulisan Ning mengajarkan banyak hal kepada saya : 1) keberanian untuk mengakui bahwa hidup ini tidak sempurna, 2)keberanian untuk jujur mengakui bahwa kita terlibat dalam ketidaksempurnaan itu, 3)keberanian untuk mengakui bahwa ada harga yang harus dibayar karena kesalahan kita di masa lalu, 4)keberanian untuk menerima kesempatan kedua dari Tuhan, 5)keberanian untuk mendefinisi ulang dan mencari kembali tujuan hidup kita sesuai dengan rencana-Nya, bukan rencana kita sendiri. Saya sangat terinspirasi dan dikuatkan oleh tulisan dan pengalaman pribadi Ning." (Martha Ekawati Pranata - Penulis buku "5 Menit Saja") -- Saya sangat prihatin dengan apa yg dialami oleh Ning, karena sebagai laki-laki saya tahu bahwa seharusnya suami paling bertanggung jawab atas apa yang terjadi dalam keluarganya. Namun saya kagum karena Ning akhirnya bisa melewati semua hal ini walaupun harus menjadi seorang single parent. Sebagai orang yang pernah mengikuti program pemuridan "Pria Sejati", saya rindu semakin hari semakin banyak lagi pria yang diubahkan dan dipulihkan sehingga dapat berfungsi secara maksimal sebagai suami dan ayah yang bertanggung jawab. Dan makin banyak keluarga yang dipulihkan oleh Tuhan (Sabar Simatupang, karyawan) -- Hingga hari ini setiap kali ngobrol dengan penulis, saya selalu bersukacita karena mendapat begitu banyak berkat baik penguatan maupun pelajaran yang bisa ditarik dari kisah hidupnya. Saya sangat kagum melihat manisnya karya kasih Allah di dalam pahitnya hidup pernikahan seorang "Mbak" Ning. Kisah hidup yang dibagikan secara jujur dan terbuka ini sangat baik untuk dipelajari oleh kita semua, baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah (Anton Widjaya, teman curhat/mahasiswa STRI Jakarta) -- Kisah yang sangat menggugah hati yang ditulis dengan sangat gamblang dan berani menjadikan buku ini bukan sekedar kisah hidup biasa, tetapi menyentuh hati dan menjadikan pembaca merasa dekat. Jika Anda sempat bertemu dengan penulisnya, Anda pasti tidak akan percaya bahwa korban tindak kekerasan itu adalah Mbak Ning yang tetap setia memuji dan memuliakan Allah (Yuliana Tan - teman dekat/mahasiswi STRI Jakarta) -- "Ini sebuah 'novel hidup', prekuel sangat bagus untuk Tangan yang Menenun. Kalau dalam Tangan yang Menenun sosok sang ayah hanya tampak samar-samar, di sini dia muncul lebih gamblang. Meski menjulukinya sebagai Arjuna nan tampan', Mbak Ning dapat memotretnya secara proporsional: membenci dosanya, tanpa membenci orangnya. Mbak Ning sendiri mewakili sosok 'prajurit yang terluka': justru karena ia pernah melakukan kesalahan dan menanggung penderitaan, ia sanggup berbicara dengan penuh empati kepada mereka yang tengah menanggung penderitaan serupa." (Arie Saptaji, sesama wong Temanggung, penulis Let's Go Into Narnia) --- Kisah hidup Ning (dan anak-anak) melengkapi berbagai kisah kekerasan dalam rumah tangga, yang dialami oleh banyak perempuan di muka bumi ini. Sungguh amat menyedihkan, apalagi ketika mengingat bahwa tatkala Tuhan merancang keluarga, Dia melihatnya sebagai suatu lembaga yang "sungguh amat baik". Tidak dapat disangkal, pengalaman pahit yang dialaminya bertahun-tahun adalah dampak dari keputusan yang keliru. Pemaksaan kehendak kepada Tuhan memang selalu akan dibayar mahal oleh orang-orang yang melakukannya, apalagi jika mereka telah mengenal-Nya sebagai "Yang Tidak Pernah Bermaksud Buruk buat Manusia." Akan tetapi, di dalam lembah bayang-bayang maut sekalipun, Tuhan tidak pernah lalai untuk memelihara orang-orang yang sesungguhnya "sangat dikasihiNya." Pengalaman hidup Ning yang ditulisnya dengan sangat jujur dan terbuka kiranya menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi orang-orang yang akan berumah tangga, juga bagi mereka yang saat ini tengah menjalani kehidupan berumah tangga. Pentingnya mengutamakan Tuhan dan kehendak-Nya, perlunya ketulusan kasih antar pasangan, serta panjangnya proses penyembuhan luka jika terjadi kekerasan dalam rumah tangga adalah beberapa hal yang dapat diserap dari karya ini. Kisah nyata ini juga penting dibaca oleh para konselor atau penasihat rohani untuk mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai pemikiran, perasaan, dan kondisi lahir-batin dari sudut pandang korban kekerasan dalam rumah tangga. Dengan pemahaman yang lebih baik, seyogianya penilaian atau keputusan yang diambil pun lebih bijak dan sensitif, sehingga tidak lebih menyudutkan mereka yang sesungguhnya membutuhkan pertolongan (Dra. Henny E. Wirawan, M. Hum.,- Psikolog dan konselor rohani dari Rumah Pemulihan "Griya Asih" yang secara khusus menangani masalah-masalah perempuan) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Yahoo! Groups gets a make over. See the new email design. http://us.click.yahoo.com/XISQkA/lOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **