** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** MASA DEPAN ANAK-ANAK ACEH KH. M. al-Khaththath (DPP HTI) Minggu pagi 26 Desember 2004, gempa mengguncang. Bumi dan rumah-rumah di Nanggroe Aceh Darusasalam bergoyang. Tak lama setelah itu, badai tsunami melabrak seluruh kota dan desa di Aceh bagian utara dan sepanjang pantai barat hingga pulau Nias dan sekitarnya. Ratusan ribu orang jadi korban, kehilangan keluarga dan harta benda. Diantara suasana chaos para pengungsi adalah adanya puluhan bahkan mungkin ratusan ribu anak-anak yang terlantar. Mereka terpisah dari kedua orangtua dan familinya. Belum jelas benar apakah orangtuanya hilang atau meninggal. Ditambah lagi ancaman penculikan anak-anak korban bencana untuk diperdagangkan. Yang lebih menyedihkan kita, seperti yang ditulis Washington Post, 300 anak-anak Aceh di bawa ke Jakarta oleh lembaga misionaris WorldHelp untuk dikristenkan. Islam memberikan pedoman untuk mengatasi masalah ini. Pertama, Islam mengatur bahwa menangani anak-anak yatim atau yatim piatu adalah dengan basis pengasuhan keluarga; lebih utama jika dilakukan oleh familinya. Ini bukan sekadar tugas kemanusiaan, tetapi tugas keagamaan. Nabi saw. menjanjikan kepada orang yang menanggung kehidupan anak yatim akan berdekatan bersama beliau di surga nanti. Kedua, pengasuhan di dalam keluarga itu tidak menghilangkan status nasab anak tersebut, seperti yang biasa dilakukan oleh orang Barat dengan mengadopsinya. Islam bahkan melarang orang mengaku bernasab kepada orang yang bukan nasabnya. Islam memerintahkan kita memanggil anak yang ada dalam asuhan kita dengan menyebut putra bapaknya. Jika tidak diketahui bapaknya, tetap tidak bisa dicangkokkan nama kita kepada namanya. Anak-anak terlantar yang kita asuh itu adalah saudara kita seagama. Dengan ketentuan Islam ini, puluhan juta keluarga Muslim di negeri ini tentu siap mengasuh anak Aceh yang terlantar. Jika ini terlaksana, negara tidak perlu bingung dan mengemis bantuan dari UNICEF untuk mengatasi masalah ratusan ribu anak Aceh. Persoalannya memang kembali kepada kesiapan keluarga-keluarga Muslim. Apakah mereka siap menerima, sementara kesulitan hidup rata-rata kian melilit mereka? Sebenarnya pemerintah bisa membantu mengatasi dengan membebaskan seluruh biaya pendidikan dan pelayanan kesehatan. Kalau sekadar memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, insyaallah tidak terlalu sulit. Akan tetapi, jika anak sakit, atau mau sekolah, itulah yang selama ini menghantui umumnya keluarga masyarakat kita. Tentu, ini berpulang kembali kepada political will pemerintah. Jika kebutuhan kolektif rakyat di atas bisa diatasi, pasti konsep pengasuhan berbasis keluarga bisa dijalankan. Apa yang dikhawatirkan selama ini tentang masa depan anak Aceh insya Allah bisa diatasi. Tentu, keluarga-keluarga Muslim ini memang perlu ditingkatkan kualitas pengasuhannya hingga melahirkan anak-anak unggulan, baik anak kandung mereka maupun saudara mereka seagama yang terlantar tersebut. Wallâhu a?lam. #61540; http://www.hizbut-tahrir.or.id/modules.php?name=News&file=article&sid=387 --------------------------------- Do you Yahoo!? Yahoo! Search presents - Jib Jab's 'Second Term' [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **