** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/022006/04/0902.htm Mental Juara! Korupsi Itu Hina Oleh TJETJE H. PADMADINATA Adalah kualitas batin yang prima yang menghidupkan kata-kata stonewalls do not a prison make (tembok-tembok beton yang tidak menjadikan penjara). Atau imajinasi versi penyair Italia yang bernama Dante Aligheri (1265-1321) dengan tiga tahapan inferno (api), purgatorio (penyucian), dan paradiso (surga, kemuliaan). PADA saat-saat tertentu yang menentukan, keberanian yang bijak mengatakan bahwa at the end a man stands alone (pada akhirnya seseorang harus berdiri sendiri). Senyum. Itulah ekspresi sikap batin yang yakin dan tenang dalam menghadapi tantangan. Dan terutama senyum Bandung adalah senyum romantis, senyum demokratis, ataupun senyum sinis! Entah itu majalah Time atau Newsweek tahun-tahun 1960-an, yang jelas sampul mukanya memajangkan potret dan kata-kata provokatif dari pemimpin federasi buruh otomotif Amerika Serikat yang bernama Reuter, "I shall always be dissatisfied!" Kata-kata tersebut harap tidak diartikan sebagai "kufur bin nikmat", melainkan secara logis-rasional dalam hal-hal tertentu rasa terlalu cepat merasa puas diri (zelfgenoegzaamheid) itu memang merupakan gejala kemandekan jiwa. Sebagaimana dengan halnya kebenaran ilmiah yang dimulai (dipicu, dipacu) justru dengan keraguan ilmiah, maka kemajuan pun digerakkan oleh rasa tidak (belum) puas terhadap situasi dan/atau prestasi tertentu. Formula NfA (Need for Achievement), kebutuhan untuk berprestasi yang satu napas dengan rasa tidak puas dalam batas-batas tertentu, memang merupakan sumber penggerak kemajuan. Sungguh konyol bagi (kelompok) orang yang terlampau cepat merasa puas diri (apalagi manipulatif-ilusif), tidak punya etos kerja keras apalagi etos perlawanan. Bagi (kelompok) orang yang terlampau lama dan sering jadi pecundang, maka sudah semestinya melakukan reevaluasi dan redefenisi terhadap beberapa butir nilai-nilai budayanya sendiri. Yang jelas zaman berubah terus, dari agraris-tradisional-tertindas menjadi industrial-modern-bebas! Untuk tidak terlalu banyak nyoreang ka tukang (melihat ke belakang), maka demi kemajuan dan kehormatan bersama bangunlah titik temu yang harmonis dan sinergis antara yang tradisional-kreatif dengan yang modern-selektif. Perubahan (change) adalah kondisinya dan hukumnya kehidupan itu sendiri, maka utamakanlah kreasi-kreasi baru dan inovasi-inovasi baru! Identitas diri yang terhormat dan mantap, tidak cocok dengan yang tradisional-eksklusif maupun yang modern-imitatif. Generasi baru bukan hanya generasi penerus, melainkan terutama generasi mencipta nilai-nilai baru pula! Dalam proses silam-sekarang-datang, di dalamnya terkandung nilai-nilai dialektis. ** DARI film Rocky I-IV yang dibintangi Sylvester Stallone, orang cerdas bisa mencermati bagaimana proses panjang dan berat menjadinya juara tinju sejati. Sang juara sejati (bukan hasil nyogok!) menuntut pelatihan yang berat, persiapan yang matang, kesiapan yang lengkap, dan pertandingan yang fair ditonton umum secara terbuka. (Calon) juara harus memiliki kelengkapan fisik dan mental yang prima: tekad baja, keuletan, kesabaran, dan pantang takluk! Mental juara adalah sportivitas dan profesionalitas, tidak sombong dalam kemenangan dan tidak mati semangat dan kekalahan. Bagi sang juara sejati, kemenangan adalah prestasi-reputasi diri dan kekalahan adalah bahan introspeksi dan (re)evaluasi diri. Berbeda dengan Muhammad Ali yang vokal dan legendaris, Lenox Lewis terbilang pendiam dan rendah hati. Dua-duanya adalah juara sejati, hanya gayanya yang berbeda. Meskipun jumlahnya tidak pernah banyak, juara sejati ada di mana-mana dan di berbagai macam bidang kehidupan. Bukan hanya dalam bertanding, milik-ciri mandiri mereka adalah jujur, lurus, bersih. Kualitas diri seperti itu sungguh memenuhi persyaratan VUTB (varietas unggul tahan bantingan), bukan produk pemanjaan alam, budaya, ataupun sistem. Ad astra per aspera, ke bintang melalui derita. Via dolorosa, melalui derita. Puncak prestasi reputasi diri yang sejati sesuai dengan bidang dan tingkatannya masing-masing hanya bisa diraih melalui proses panjang tantangan, rintangan, hambatan, dan termasuk kecurangan pihak lawan. Dalam dunia persepakbolaan di Indonesia pada tahun-tahun 1950-an misalnya, marilah kita kenang keharuman-keharuman Persib (Witarsa, Omo, Rukma), Persija (Kiat Sek, Djamiat), PSMS (Jusuf Siregar), PSM (Ramang), dll. Kemarin-kemarin ini, bukankah Persib sempat memiliki pemain-pemain unggulan seperti Robby Darwis, Adeng Hudaya, dan Adjat Sudradjat? Cermati dan catat nama-nama tersebut, tak satu pun dikenal sebagai pemain curang. Setiap organisasi punya tatacara dan tatakrama, hal-hal teknis sama pentingnya dengan hal-hal nonteknis. Kepemimpinan yang arif, pengelolaan yang terampil, dan keuangan yang transparan dan akuntabel merupakan syarat-syarat penting bagi organisasi yang baik. Persib pada tahun-tahun 1950-an, yang lebih dikenal masyarakat adalah justru para pemainnya. ** DI kalangan the founding fathers of the nation (para bapak pendiri bangsa) NKRI ini, tidakkah terdapat nama-nama yang reputasinya tidak pernah mati? Bagi para juara sejati, reputasi jauh lebih lama dibanding umurnya. Soekarno dengan "nation and character building"-nya, Hatta dengan pemikiran koperasinya, dan Sjahrir dengan politik luar negeri bebas aktifnya, dll. Yang jelas dan pasti para negarawan sejati di Indonesia ini punya idealisme, patriotisme, altruisme, pengabdian, dan bahkan pengorbanan bagi kepentingan umum. Selama dan setuntas masa bakti resminya, tidak seorang pun di antara mereka yang jadi konglomerat (apalagi konglomerat hitam!) karena hasil korupsi, kolusi, dan nepotisme jahat! Silakan tanyakan bagaimana Natsir dan Wilopo dan rekan-rekan sezamannya di masa dinas dan pensiunnya? Adakah mereka mewariskan harta kekayaan di dalam dan luar negeri (di bank dan luar bank) yang berlebihan selain warisan keteladanan, didikan, dan ajaran moral-intelektual? Mereka para pendiri NKRI ini tidak memerlukan undang-undang antikorupsi bagi mereka sendiri, bagi mereka korupsi adalah maling, dan maling itu adalah hina! Bagi kalangan para pejuang-pemikir, yang lebih penting adalah perubahan terhormat dan bukannya ketenteraman yang menyesakkan. Kegaduhan demokrasi, bukankah lebih baik dibanding kesunyian tirani? Negarawan-negarawan unggulan dari generasi 1928 dan generasi 1945 (sesudahnya?), mereka konsisten dalam prinsip dan luwes dalam bertindak: consistency in principle, flexibility in action. "Power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely" (kekuasaan cenderung korup, kekuasaan mutlak korupnya mutlak pula), kata Lord Acton dari Britania Raya. Memuakkannya di Indonesia ini, (yang patut diduga kuat) sebagai koruptor-koruptor kakap pun ikut menebar senyum palsu yang dipaksakan serta cukup fasih dan ikut teriak anti KKN sambil membagi-bagikan uang sogokan. Ada lagu "Boneka dari India", ada juga lagu "Boneka dari Indonesia"! Maka dalam kondisi membusuknya (dekaden) politik dari dedikasi (pengabdian) menjadi transaksi dan manipulasi dukungan (suara), sang juara sejati diharapkan tampil dalam pertarungan melawan korupsi total. Bekalnya adalah harga diri, percaya diri, mandiri, mawas diri, dan tahu diri! Setiap tantangan harus dilawan, dengan perhitungan yang matang! Dur panjak!*** Penulis, politisi senior Jawa Barat. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **