[nasional_list] [ppiindia] Mental Juara! Korupsi Itu Hina

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Sat, 4 Feb 2006 01:03:26 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/022006/04/0902.htm


Mental Juara! Korupsi Itu Hina
Oleh TJETJE H. PADMADINATA 

  Adalah kualitas batin yang prima yang menghidupkan kata-kata stonewalls do 
not a prison make (tembok-tembok beton yang tidak menjadikan penjara). Atau 
imajinasi versi penyair Italia yang bernama Dante Aligheri (1265-1321) dengan 
tiga tahapan inferno (api), purgatorio (penyucian), dan paradiso (surga, 
kemuliaan). 



PADA saat-saat tertentu yang menentukan, keberanian yang bijak mengatakan bahwa 
at the end a man stands alone (pada akhirnya seseorang harus berdiri sendiri). 

Senyum. Itulah ekspresi sikap batin yang yakin dan tenang dalam menghadapi 
tantangan. Dan terutama senyum Bandung adalah senyum romantis, senyum 
demokratis, ataupun senyum sinis!

Entah itu majalah Time atau Newsweek tahun-tahun 1960-an, yang jelas sampul 
mukanya memajangkan potret dan kata-kata provokatif dari pemimpin federasi 
buruh otomotif Amerika Serikat yang bernama Reuter, "I shall always be 
dissatisfied!" Kata-kata tersebut harap tidak diartikan sebagai "kufur bin 
nikmat", melainkan secara logis-rasional dalam hal-hal tertentu rasa terlalu 
cepat merasa puas diri (zelfgenoegzaamheid) itu memang merupakan gejala 
kemandekan jiwa. 

Sebagaimana dengan halnya kebenaran ilmiah yang dimulai (dipicu, dipacu) justru 
dengan keraguan ilmiah, maka kemajuan pun digerakkan oleh rasa tidak (belum) 
puas terhadap situasi dan/atau prestasi tertentu. Formula NfA (Need for 
Achievement), kebutuhan untuk berprestasi yang satu napas dengan rasa tidak 
puas dalam batas-batas tertentu, memang merupakan sumber penggerak kemajuan.

Sungguh konyol bagi (kelompok) orang yang terlampau cepat merasa puas diri 
(apalagi manipulatif-ilusif), tidak punya etos kerja keras apalagi etos 
perlawanan. Bagi (kelompok) orang yang terlampau lama dan sering jadi 
pecundang, maka sudah semestinya melakukan reevaluasi dan redefenisi terhadap 
beberapa butir nilai-nilai budayanya sendiri. Yang jelas zaman berubah terus, 
dari agraris-tradisional-tertindas menjadi industrial-modern-bebas! 

Untuk tidak terlalu banyak nyoreang ka tukang (melihat ke belakang), maka demi 
kemajuan dan kehormatan bersama bangunlah titik temu yang harmonis dan sinergis 
antara yang tradisional-kreatif dengan yang modern-selektif. Perubahan (change) 
adalah kondisinya dan hukumnya kehidupan itu sendiri, maka utamakanlah 
kreasi-kreasi baru dan inovasi-inovasi baru! Identitas diri yang terhormat dan 
mantap, tidak cocok dengan yang tradisional-eksklusif maupun yang 
modern-imitatif. Generasi baru bukan hanya generasi penerus, melainkan terutama 
generasi mencipta nilai-nilai baru pula! Dalam proses silam-sekarang-datang, di 
dalamnya terkandung nilai-nilai dialektis.

**

DARI film Rocky I-IV yang dibintangi Sylvester Stallone, orang cerdas bisa 
mencermati bagaimana proses panjang dan berat menjadinya juara tinju sejati. 
Sang juara sejati (bukan hasil nyogok!) menuntut pelatihan yang berat, 
persiapan yang matang, kesiapan yang lengkap, dan pertandingan yang fair 
ditonton umum secara terbuka. (Calon) juara harus memiliki kelengkapan fisik 
dan mental yang prima: tekad baja, keuletan, kesabaran, dan pantang takluk! 
Mental juara adalah sportivitas dan profesionalitas, tidak sombong dalam 
kemenangan dan tidak mati semangat dan kekalahan. Bagi sang juara sejati, 
kemenangan adalah prestasi-reputasi diri dan kekalahan adalah bahan introspeksi 
dan (re)evaluasi diri. 

Berbeda dengan Muhammad Ali yang vokal dan legendaris, Lenox Lewis terbilang 
pendiam dan rendah hati. Dua-duanya adalah juara sejati, hanya gayanya yang 
berbeda. Meskipun jumlahnya tidak pernah banyak, juara sejati ada di mana-mana 
dan di berbagai macam bidang kehidupan. Bukan hanya dalam bertanding, 
milik-ciri mandiri mereka adalah jujur, lurus, bersih. Kualitas diri seperti 
itu sungguh memenuhi persyaratan VUTB (varietas unggul tahan bantingan), bukan 
produk pemanjaan alam, budaya, ataupun sistem. 

Ad astra per aspera, ke bintang melalui derita. Via dolorosa, melalui derita. 
Puncak prestasi reputasi diri yang sejati sesuai dengan bidang dan tingkatannya 
masing-masing hanya bisa diraih melalui proses panjang tantangan, rintangan, 
hambatan, dan termasuk kecurangan pihak lawan. Dalam dunia persepakbolaan di 
Indonesia pada tahun-tahun 1950-an misalnya, marilah kita kenang 
keharuman-keharuman Persib (Witarsa, Omo, Rukma), Persija (Kiat Sek, Djamiat), 
PSMS (Jusuf Siregar), PSM (Ramang), dll. 

Kemarin-kemarin ini, bukankah Persib sempat memiliki pemain-pemain unggulan 
seperti Robby Darwis, Adeng Hudaya, dan Adjat Sudradjat? Cermati dan catat 
nama-nama tersebut, tak satu pun dikenal sebagai pemain curang. Setiap 
organisasi punya tatacara dan tatakrama, hal-hal teknis sama pentingnya dengan 
hal-hal nonteknis. Kepemimpinan yang arif, pengelolaan yang terampil, dan 
keuangan yang transparan dan akuntabel merupakan syarat-syarat penting bagi 
organisasi yang baik. Persib pada tahun-tahun 1950-an, yang lebih dikenal 
masyarakat adalah justru para pemainnya.

**

DI kalangan the founding fathers of the nation (para bapak pendiri bangsa) NKRI 
ini, tidakkah terdapat nama-nama yang reputasinya tidak pernah mati? Bagi para 
juara sejati, reputasi jauh lebih lama dibanding umurnya. Soekarno dengan 
"nation and character building"-nya, Hatta dengan pemikiran koperasinya, dan 
Sjahrir dengan politik luar negeri bebas aktifnya, dll. Yang jelas dan pasti 
para negarawan sejati di Indonesia ini punya idealisme, patriotisme, altruisme, 
pengabdian, dan bahkan pengorbanan bagi kepentingan umum.

Selama dan setuntas masa bakti resminya, tidak seorang pun di antara mereka 
yang jadi konglomerat (apalagi konglomerat hitam!) karena hasil korupsi, 
kolusi, dan nepotisme jahat! Silakan tanyakan bagaimana Natsir dan Wilopo dan 
rekan-rekan sezamannya di masa dinas dan pensiunnya? Adakah mereka mewariskan 
harta kekayaan di dalam dan luar negeri (di bank dan luar bank) yang berlebihan 
selain warisan keteladanan, didikan, dan ajaran moral-intelektual? Mereka para 
pendiri NKRI ini tidak memerlukan undang-undang antikorupsi bagi mereka 
sendiri, bagi mereka korupsi adalah maling, dan maling itu adalah hina! 

Bagi kalangan para pejuang-pemikir, yang lebih penting adalah perubahan 
terhormat dan bukannya ketenteraman yang menyesakkan. Kegaduhan demokrasi, 
bukankah lebih baik dibanding kesunyian tirani? Negarawan-negarawan unggulan 
dari generasi 1928 dan generasi 1945 (sesudahnya?), mereka konsisten dalam 
prinsip dan luwes dalam bertindak: consistency in principle, flexibility in 
action.

"Power tends to corrupt, absolute power corrupts absolutely" (kekuasaan 
cenderung korup, kekuasaan mutlak korupnya mutlak pula), kata Lord Acton dari 
Britania Raya. Memuakkannya di Indonesia ini, (yang patut diduga kuat) sebagai 
koruptor-koruptor kakap pun ikut menebar senyum palsu yang dipaksakan serta 
cukup fasih dan ikut teriak anti KKN sambil membagi-bagikan uang sogokan. Ada 
lagu "Boneka dari India", ada juga lagu "Boneka dari Indonesia"! Maka dalam 
kondisi membusuknya (dekaden) politik dari dedikasi (pengabdian) menjadi 
transaksi dan manipulasi dukungan (suara), sang juara sejati diharapkan tampil 
dalam pertarungan melawan korupsi total. Bekalnya adalah harga diri, percaya 
diri, mandiri, mawas diri, dan tahu diri! Setiap tantangan harus dilawan, 
dengan perhitungan yang matang! Dur panjak!*** 

Penulis, politisi senior Jawa Barat.


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Mental Juara! Korupsi Itu Hina