[nasional_list] [ppiindia] Memerangi Korupsi via Infotainment

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 20 Jan 2006 01:33:39 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=207825

Jumat, 20 Jan 2006,


Memerangi Korupsi via Infotainment 
Oleh 
Teguh Imawan *

Semula ada kasus biasa. Sebagaimana lazim dialami warga kebanyakan. Ibu artis 
film dan sinetron Sandy Aulia, Elyse Dupong, mengurus surat IMB di kantor 
kecamatan untuk rumah anaknya. Biasa juga, prosesnya molor. Padahal, pihak 
Sandy telah mengeluarkan biaya cukup banyak. Hingga waktu yang dijanjikan 
camat, IMB belum juga keluar. Setiap ditanya, camat menjawab belum jadi. 

Akhirnya, keluarga Sandy menunjuk kuasa hukum Ruhut Sitompul yang dikenal 
sebagai pengacara artis. Untuk memperkuat tekanan, Sandy meminta dukungan Anwar 
Fuady, ketua Persatuan Artis Sinetron.

Elyse menyatakan ke camat bahwa dirinya menyerahkan persoalan tersebut ke 
pengacaranya. Ucapan itu dianggap camat sebagai bentuk ancaman terhadap dirinya 
dan balik menantang agar membawa pengacaranya ke kantornya. Lantas, Elyse 
bersama Sandy, Ruhut, Anwar, serta wartawan infotainment mendatangi kantor 
camat. Tapi, camat tidak ada di lokasi.


Berhasil

Kejadian itu menjadi "luar biasa" karena disiarkan infotainment televisi. 
Suasana emosional di lokasi tampak dominan dalam tayangan. Denga berapi-api, 
pihak Sandy mengungkapkan empat poin. Pertama, camat dianggap sebagai sosok 
pengecut karena tak menemui Sandy. Kedua, mempertanyakan kapasitas camat yang 
nol prestasi saat menjabat wakil camat, tetapi bisa menjadi camat.

Ketiga, camat telah berkorupsi saat memungut uang IMB melebihi ketentuan. 
Sehingga, camat tersebut merupakan cermin birokrat korup. Camat yang 
mempersulit rakyat demi keuntungan pribadi semata. Keempat, selaku sahabat 
Gubernur Sutiyoso, Ruhut dan Anwar meminta agar gubernur DKI itu menindak 
aparatnya yang memalukan warga Jakarta.

Setelah kasus tersebut di-infotainment-kan, keluarlah surat IMB. Begitu surat 
IMB di tangan dan uang pelicin sekitar Rp 15 juta dikembalikan, suasana berubah 
drastis. Wajah amarah menjadi ceria. Semula, problem yang dianggap serius 
menyangkut korupsi berubah sebagai problem khilaf seorang manusia.

Pihak Sandy menganggap kasus itu telah selesai melewati cara kekeluargaan. 
Lantas, Sandy, Elyse, dan Ruhut menyatakan bahwa kasus tersebut tak usah 
dipanjang-panjangkan sembari memelesetkan lirik grup musik Seuriues, "Camat 
juga manusia. Punya salah, punya hati."


Masygul

Kenyataan seperti itu memperlihatkan efektivitas infotainment menebarkan fakta 
korupsi dan memeranginya. Selain itu, infotainment perkasa sebagai alat 
mengembalikan kerugian material pihak tertentu.

Tapi, tampak jelas, narasumber infotainment gagal menampilkan spirit penegakan 
kultur antikorupsi. Tidak ada rasa sesal bahwa menyogok birokrat adalah 
tindakan keliru. Landasan menyelesaikan problem lebih menekankan perkawanan 
dengan gubernur daripada merujuk pada aturan hukum.

Artis masih sebatas berjuang -melalui infotainment- untuk mengembalikan 
kerugiannya. Ia tak mau menjadi mata tombak pendobrak praktik korupsi. 
Puncaknya, model penyelesaian jabat tangan pihak Sandy dengan camat disertai 
excuse atau permakluman yang dibungkus "camat juga manusia" mencerminkan 
pandangan masih remehnya kasus korupsi di level bawah birokrasi. Meski, 
penyelewengan itu menjadi makanan sehari-hari yang menggelisahkan rakyat bawah.

Bisa dipahami, ada infotainment yang masygul dan kecewa karena spirit 
meng-infotainment-kan korupsi terhadang kepentingan sesaat. Padahal, pengelola 
infotainment terlihat bersemangat mengolah kasus Sandy menjadi martil tayangan 
edukatif untuk memerangi pejabat publik yang korup. Pihak Sandy, mengingat 
tingginya emosionalitas pada awal kasus, dibayangkan kukuh menempuh "jalan 
hukum", meski IMB telah ditangan, bukan rute "jabat tangan".

Hal itu penting bagi infotainment sebagai bukti bahwa dirinya tak melulu 
mengudal-udal persoalah privasi artis seputar kawin-cerai-selingkuh, tetapi 
juga bisa menyajikan probem publik. Isu korupsi infotainment merupakan 
terobosan cita rasa baru yang mengisi tema liputan.

Selain memperlebar ruang liputan, menu korupsi menumbuhkan semangat kompetisi 
dengan jurnalisme mainstream, jurnalisme umum non-infotainment. Sekaligus, 
melengkapi kegemilangan prestasi infotainment dalam mengendus dan membongkar 
skandal artis-selebriti. 

Maknanya, infotainment bisa menjadi tayangan pengontrol korupsi aparat 
pemerintah/negara. Dengan demikian, infotainment dapat memperlihatkan tanggung 
jawab sosial dengan menjadikan dirinya sarana gerakan antikorupsi.


Tantangan

Pragmatisme narasumber dan upaya terobosan infotainment terhadap korupsi 
sedemikian itu memperlihatkan kepada kita semua bahwa ada tantangan besar 
menegakkan budaya antikorupsi. Power infotainment mendesak pejabat korup dan 
memancing kepedulian publik (penonton) terhadap problem kronis bersama belum 
mendapatkan sambutan setara dari narasumber artis.

Infotainment terlihat belum menemukan artis mata tombak yang memerangi korupsi. 
Semangat infotainment memerangi korupsi dengan pintu masuk artis-selebriti 
belum mulus, bahkan terganjal. Pertanyaannya, apakah infotainment akan terus 
berusaha mengisi tayangannya dengan tema korupsi?

Kalau "ya", infotainment bisa mengalokasikan durasinya sebagai arena 
antikorupsi. Memberikan waktu tayang mengangkat informasi pengalaman praktik 
korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Mulai lingkungan sekolah, tempat bekerja, 
lokasi peribadatan, dan aneka layanan publik. Bukankah artis juga manusia, yang 
bersekolah, bekerja, beribadah, dan bersentuhan dengan public service?

Bukankah di tempat itu bisa dijumpai praktik korupsi? Kalau hal tersebut 
diakomodasi, sungguh, ada sekuntum energi positif memerangi korupsi via 
infotainment. Seandainya hasilnya belum maksimal, itu bukan berarti gagal. 
Sebab, infotainment juga layaknya manusia. Punya ambisi sekaligus restriksi 
yang bisa dimaklumi. Yang wajib dihindari adalah, melawan problem kronis dan 
serius korupsi dengan lirik lagu grup musik Seurieus bernuansa permakluman yang 
bukan pada tempatnya.

Bagaimanapun, infotainment bisa mengemas persoalan serius menjadi nan 
menghibur, sehingga mengundang pemirsa menonton.


*. Teguh Imawan, ketua KameliaTV (Komunitas Media Literacy for TV) di Jakarta



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Memerangi Korupsi via Infotainment