[nasional_list] [ppiindia] Memacu Pertumbuhan Berkualitas

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 20 Sep 2006 11:18:27 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/9/20/o2.htm

Memacu Pertumbuhan Berkualitas
Oleh Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M. 

ANGKA kemiskinan di negara kita tercatat 39,05 juta orang atau 17,75 persen 
dari total penduduk 222 juta jiwa, sementara pengangguran terbuka mencapai 10,9 
juta, sedangkan setengah menganggur sekitar 40,1 juta atau 37 persen dari total 
angkatan kerja sebesar 106,9 juta. Bagaimana cara mengatasi?

----------------------------

Secara teori ekonomi, obat paling manjur adalah dengan memacu pembangunan, 
yaitu dengan laju pertumbuhan yang memadai dan berkualitas. Sayangnya, faktor 
inilah yang sejak krisis melanda negeri kita hampir satu dasawarsa lalu belum 
kunjung terhadirkan. Pertumbuhan ekonomi tahunan tak pernah menembus 6 persen. 
Bahkan, sejak tahun 2005 hingga triwulan I-2006, pertumbuhan triwulanan merosot 
terus-menerus. Syukurnya pada triwulan II-2006 pertumbuhan mengalami 
peningkatan. Namun, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang diraih pada 
triwulan II-2006 itu belum diiringi perbaikan kualitas pertumbuhan. 

Sektor yang tumbuh relatif lebih tinggi adalah sektor-sektor non-tradable, 
terutama di sektor-sektor jasa modern di perkotaan yang sangat sedikit menyerap 
tenaga kerja (TK), seperti subsektor telekomunikasi, subsektor keuangan 
nonperbankan, subsektor transportasi udara dan kereta api, serta subsektor 
listrik, air, dan gas. Dengan pola pertumbuhan seperti itu, penyerapan tenaga 
kerja semakin terbatas karena semuanya padat modal, bukan sektor yang padat 
karya.

Kualitas Pertumbuhan

Sebelum krisis ekonomi, pertumbuhan ekonomi nasional 7 - 8 persen per tahun. 
Namun, pascakrisis perekonomian bertumbuh dalam kisaran 3,83 hingga 5,7 persen. 
Pertumbuhan sektor industri juga merosot jauh di bawah tingkat pertumbuhan 
sebelum krisis. Pada periode 1990-1996 pertumbuhan industri berkisar 11 persen 
hingga 13,5 persen, sedangkan pascakrisis sektor industri hanya tumbuh antara 
3,6 persen dan 7,5 persen per tahun.

Tahun 1994, saat pertumbuhan ekonomi mencapai 7,57 persen, setiap persen bisa 
menciptakan 370.000 kesempatan kerja. Pertumbuhan dengan penyerapan tenaga 
kerja yang tinggi itu ditopang pertumbuhan industri yang kuat. Data Departemen 
Perindustrian menunjukkan, pada tahun 1994 pertumbuhan industri mencapai 
puncaknya, yakni 13,52 persen. 

Dikaitkan dengan penyerapan tenaga kerja, tampaknya terjadi dua fenomena yang 
tidak biasa pada tahun ini. Penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur pada 
waktu-waktu lalu tidak pernah di bawah 100.000 orang setiap 1 persen 
pertumbuhan ekonomi, tetapi sekarang anjlok menjadi hanya tinggal 42.000 orang. 
Sementara itu data lain menunjukkan, penambahan angkatan kerja baru yang setiap 
tahun biasanya 1,5 juta-2 juta orang, tahun ini hanya bertambah sekitar 500.000 
orang. Artinya, bisa jadi sekarang lebih banyak yang melanjutkan sekolah atau 
memilih menganggur dan tidak berusaha mencari pekerjaan.

Memburuknya kualitas pertumbuhan juga ditunjukkan oleh kemerosotan pertumbuhan 
konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan negatif pembentukan modal tetap. Yang 
pertama menunjukkan daya beli masyarakat terus tertekan, sedangkan yang kedua 
mencerminkan iklim investasi belum mengalami perbaikan berarti. Peningkatan 
pertumbuhan yang ada selama ini hampir seluruhnya ditopang oleh 
menggelembungnya konsumsi, terutama konsumsi masyarakat. 

Sejauh ini kita belum melihat adanya suatu strategi jitu yang secara mendasar 
bisa menjawab persoalan kemiskinan. Namun, langkah baru pemerintah untuk 
meningkatkan efektivitas bantuan bagi rakyat miskin patut kita hargai, yakni 
program subsidi langsung tunai (SLT) akan diperbaiki dengan meluncurkan program 
bantuan tunai bersyarat (BTB) yang dikaitkan dengan peningkatan akses bagi 
rakyat miskin terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan. 

Akar Masalah

Namun bagaimanapun harus disadari jumlah penduduk miskin yang membesar, 
meningkatnya pengangguran, serta memburuknya ketimpangan dari berbagai dimensi 
adalah hasil atau dampak dari penerapan suatu desain atau format strategi 
pembangunan yang menjadi landasan pijak dari setiap kebijakan pemerintah, atau 
sebaliknya diakibatkan oleh ketiadaan strategi yang jelas dan terukur. Banyak 
pengamat dan praktisi menengarai kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan 
bersumber dari satu akar masalah yang sama, yakni ketidakserasian upaya untuk 
menumbuhkembangkan sektor riil dengan sektor moneter, yang kelihatannya satu 
sama lain masih berjalan sendiri-sendiri.

Langkah Positif 

Meskipun demikian, pada awal bulan ini (5/9) sudah ada langkah positif yang 
dilakukan oleh pemegang otoritas moneter, yaitu Bank Indonesia (BI) dengan 
menurunkan suku bunga BI (BI rate) 50 basis poin dari 11,75 persen menjadi 
11,25 persen. Dengan penurunan BI rate diharapkan bank-bank akan menyesuaikan 
penurunan suku bunga pinjaman dan kredit, sehingga uang yang beredar di 
masyarakat menjadi lebih besar dan dunia usaha kembali menggeliat. 

Untuk mempercepat laju pertumbuhan yang berkualitas, kebijakan penurunan BI 
rate tersebut tidak akan kondusif jika tidak dibarengi dengan perbaikan iklim 
bisnis dan investasi, seperti perbaikan infrastruktur (meski ada paket 
infrastruktur, tapi belum berjalan baik), percepatan penyelesaian RUU 
Perpajakan (yang kini sedang dibahas di DPR), dan debirokratisasi investasi 
(meski ada paket investasi, tapi dalam implementasi belum jalan). 

Jika semua hal itu tidak berjalan sebagaimana mestinya, tampaknya percepatan 
laju pertumbuhan ekonomi masih jauh dari harapan, dan dampaknya pada tingkat 
kemiskinan dan pengangguran, bukannya makin berkurang, malah bisa menjadi 
bertambah.



Penulis, dosen FE dan Program Pascasarjana MM, serta Ketua Lembaga Penelitian, 
Pengkajian dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Undiknas Denpasar


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Memacu Pertumbuhan Berkualitas