[nasional_list] [ppiindia] Makin Banyak Warga Makan Nasi Aking

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 22 Feb 2006 01:41:48 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REFLEKSI: Jakarta sebagai ibukota 
negara Republik Indonesia adalah pusat bersinggasanah  petinggi penguasa negara 
RI. Selain itu juga Jakarta adalah  tempat penimbunan kekayaan dari berbagai 
penjuru Nusantara.  Letak Cilegon dekat dengan Jakarta. Kalau makin banyak 
rakyat Cilegon makan nasi aking, bagaimana lagi dengan rakyat yeang berdiam 
jauh dari tempat penimbunan kekayaan tsb? Jauh di mata jauh di hati?

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0602/22/utama/2459554.htm

 
Makin Banyak Warga Makan Nasi Aking 




Cilegon, Kompas - Mahalnya harga beras mengakibatkan krisis pangan di Provinsi 
Banten semakin meluas. Ratusan warga miskin mengonsumsi nasi aking (nasi sisa 
yang dikeringkan) atau berbagai umbi-umbian sebagai pengganti beras.

Kondisi itu salah satunya ditemukan di Desa Sumurwuluh, Kecamatan Pulomerak, 
Cilegon. Puluhan warga terpaksa mengonsumsi nasi aking karena tidak mampu 
membeli beras yang harganya mencapai Rp 5.300 per kilogram.

Nawiyah (50), salah seorang warga Kampung Sumurwuluh, Desa Sumurwuluh, mengaku 
telah tiga bulan mengonsumsi nasi aking. "Kalau beras, kadang-kadang kebeli 
kadang-kadang tidak. Tetapi, sekarang ini lebih sering makan nasi aking. Hampir 
satu kampung makan nasi aking," ujar ibu empat anak itu.

Harga nasi aking yang dia beli di Pasar Lama Cilegon memang jauh lebih murah 
dibandingkan dengan harga beras. Untuk membeli satu kilogram nasi aking, 
perempuan pemulung tersebut cukup menyediakan uang Rp 500.

Kondisi serupa ditemukan di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang. Puluhan 
keluarga di tiga kampung di Desa Sirih, Kecamatan Cinangka, juga mengonsumsi 
nasi aking. Salah satunya adalah keluarga Arsiti (40), yang sudah empat bulan 
mengonsumsi nasi aking. "Kadang setelah makan nasi aking, sekeluarga sering 
sakit perut. Tetapi, daripada tidak mengisi perut sama sekali," kata ibu tujuh 
anak itu.

Berbeda dengan Nawiyah, Arsiti memperoleh nasi aking dengan cara mengumpulkan 
sisa nasi beberapa tetangganya.

Kasus kekurangan pangan itu juga ditemukan di sepanjang pantai utara Serang. 
Ratusan warga di Kecamatan Kasemen, Pontang, Tirtayasa, dan Walantaka juga 
mengonsumsi nasi aking. Warga di empat kecamatan ini memang terbiasa mengganti 
beras dengan nasi aking, terutama jika mereka tak lagi bisa membeli beras.

"Setiap tahun ya begini. Kalau beras enggak kebeli, paling-paling makan nasi 
aking," ujar Armini (35), seorang nelayan.

Selain mengonsumsi nasi aking, ratusan keluarga miskin di pesisir selatan 
Kabupaten Pandeglang juga mengonsumsi umbi-umbian, di antaranya ratusan warga 
di Desa Sidamukti, Kecamatan Panimbang. Sejak tiga bulan lalu mereka 
mengonsumsi ubi jalar karena tak mampu membeli beras.

"Boro-boro membeli beras, melaut saja tidak. Makan ubi saja ngutang. Harganya 
Rp 1.500 per kilogram," tutur Kamsinah (40), warga Kampung Jongor, Sidamukti. 
Menurut dia, ada 42 keluarga yang sudah mengonsumsi ubi jalar untuk memenuhi 
kebutuhan pangan mereka sekarang ini.

Pelaksana Tugas Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menilai krisis pangan itu 
terjadi bukan karena kelangkaan bahan pangan, tetapi karena daya beli 
masyarakat menurun. (NTA


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Makin Banyak Warga Makan Nasi Aking