[nasional_list] [ppiindia] Mahalnya Pendidikan Berkualitas

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 18 Sep 2006 11:07:01 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/18/11features.htm



Mahalnya Pendidikan Berkualitas
Oleh: Dani S. Wiria (Wartawan "PR") 
Pengantar

Pada tanggal 4 sampai 8 September 2006 lalu, para kepala SMA, SMK dan SMP 
negeri maupun swasta di Kota Sukabumi melakukan studi banding masalah 
pendidikan ke Singapura dan Malaysia, sekaligus menjenguk puluhan siswa SMKN 
III (Dulu SKKA) yang tengah melakukan PKL di beberapa hotel dan restoran di 
sana. Tidak hanya itu, rombongan yang dipimpin Sekda Kota Sukabumi H.M. Muraz 
dan Kadis P & K, Mulyono menjajaki peluang kerja sama dengan sejumlah 
perusahaan yang bisa menerima siswa SMA dan SMK untuk melaksanakan PKL 
lanjutan. Wartawan "PR" Dani S. Wiria yang turut dalam rombongan tersebut 
menyampaikan laporannya.. (Red).

TIGA puluh lima tahun silam, ketika Malaysia baru bangkit dari tidur lelapnya 
pasca penjajahan Inggris, negeri itu mulai melirik masalah pendidikan. 
Kebijakan pemerintah Malaysia sekira tahun 1970-an adalah peningkatan mutu 
pendidikan guna menciptakan kader-kader bangsa yang berkualitas. Sayangnya, 
waktu itu Malaysia hanya sedikit memiliki aset pendidik yang berbobot, sehingga 
melirik sejumlah tenaga pengajar Indonesia yang dianggap jauh lebih maju dalam 
urusan pendidikan. Salah satu tenaga pendidik yang direkrut (dikontrak) 
Malaysia yaitu Muchtar (almarhum), gusu SMPP (sekarang SMAN III) Kota Sukabumi

Almarhum Muchtar barangkali akan tersenyum melihat kemajuan bidang pendidikan 
di Malaysia, karena sedikit banyak almarhum memiliki kiprah dalam memajukan 
negara tetangga ini. Sebaliknya, bisa jadi almarhum akan menangis ketika 
menyaksikan betapa tertinggalnya pendidikan di negaranya sendiri. 

Melihat kemajuan pendidikan di Malaysia dan Singapura, tidak mengherankan jika 
ribuan orang tua, akhirnya harus menjatuhkan pilihan agar anaknya melanjutkan 
kuliah di salah satu dari dua negera maju tersebut. Bahkan, ratusan orang tua 
merelakan anak-anaknya bersekolah dasar hingga menengah di Malaysia .

Berdasarkan catatan Kedubes RI di Malaysia, tidak kurang dari 5.000 pelajar dan 
mahasiswa asal Indonesia, termasuk Jabar yang melanjutkan pendidikannya di 
sana. Para pelajar dan mahasiswa asal Indonesia , tersebar di beberapa 
perguruan tinggi bertaraf internasional. "Secara kuantitas angka mahasiswa asal 
Indonesia di Malaysia, setiap tahunnya terus bertambah. Tahun 2004, kami 
mencatat baru sekira 1.500 mahasiwa Indonesia yang belajar di Malaysia . Saat 
ini, sedikitnya ada 2.600 orang mahasiswa Indonesia yang tersebar di beberapa 
perguruan tinggi. Sedangkan pelajar setingkat SD dan sekolah menengah tidak 
kurang dari 3.000. Pelajar sekolah dasar dan menengah ini, menyebar di beberapa 
sekolah. Antara lain, di Sekolah Sri Sedaya di kawasan Subang Jaya, Selangor 
atau di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Tapi yang cukup menyulitkan adanya 
kebijakan pemerintah Malaysia tidak menerima anak-anak TKI bersekolah di 
Malaysia. Saya tengah berupaya keras untuk membuka jalan agar anak-anak TK
 I juga bisa bersekolah," kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, KPA Drs. 
Rusdihardjo, S.H. mantan Kapolri .

Sebagian besar mahasiswa Indonesia yang menimba ilmu di Malaysia atau 
Singapura, mengambil studi bidang teknik sipil dan mesin. Alasan kualitas 
memang menjadi sasaran utama kehadiran pelajar Indonesia di Malaysia atau 
Singapura. Untuk sekolah dasar dan menengah misalnya, tidak sedikit pelajar 
kita sengaja bermukim atau dimukimkan oleh orang tuanya untuk belajar mandiri 
dan menimba ilmu di negeri "Pak Lah" (sebutan untuk Perdana Menteri Abdulah 
Badawi) ini. Di Sekolah Sri Sedaya Selangor saja ada sekira 20 pelajar 
Indonesia . Ini baru satu sekolah swasta. Sekolah ini memang cukup bermutu. 
Sehingga 99,9% lulusan Sri Sedaya setiap tahunnya selalu lolos dari seleksi 
mahasiswa di beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia. Padahal pada 
umumnya, mulai tingkat dasar hingga menengah hanya ditempuh selama 11 tahun. ( 
Di Indonesia 12 tahun, kecuali program akselerasi) dengan perhitungan sekolah 
dasar selama 6 tahun dan menengah (SMP & SMA) selama 5 tahun. "Tapi proses 
belajarnya set
 iap hari selama tujuh jam setengah, mulai pukul 8.00 sampai 15.30, kecuali 
Jumat hanya sampai pukul 12.50 dan hari Sabtu- Minggu libur.

Selain itu, mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah di Malaysia juga 
sangat terbatas, seperti matematika, bahasa Melayu, bahasa Inggris atau Bahasa 
Cina, sejarah, agama atau pendidikan moral, biologi, ekonomi ditambah dengan 
olah raga, life skills serta muatan lokal. Untuk ekstrakurikuler, para siswa di 
sekolah-sekolah Malaysia lebih mengutamakan ilmu bela diri. Sedangkan fasilitas 
belajar siswa memang pada umumnya relatif lebih baik ketimbang yang ada di 
Indonesia pada umumnya. 

Tapi, karena sekolah ini merupakan yang memiliki kualitas, tentu diimbangi oleh 
pembayaran yang cukup tinggi. Untuk seorang siswa yang belajar di Sekolah Sri 
Sedaya, minimal harus menyediakan dana RM 7.000,00 atau Rp 17,5 juta untuk satu 
tahun. Ini untuk sekolah dasar, sedangkan sekolah menengah, bisa mencapai Rp 20 
juta/tahun, belum termasuk makan siang dan antar jemput bus. Pendidikan 
berkualitas seperti di Sekolah Sri Sedaya ini memang sangat mahal untuk ukuran 
Indonesia . Setinggi-tingginya sekolah swasta di negara kita, paling hanya 
memerlukan dana sekira Rp 300.000,00/bulan atau sekira Rp 3,6 juta/tahun. Tarif 
sekolah swasta sebesar ini pun sudah pasti akan diprotes oleh orang tua siswa 
di Indonesia. Sedangkan untuk sekolah-sekolah negeri di Malaysia maupun 
Singapura, memang relatif lebih murah, tapi tidak gratis sama sekali. Seperti 
di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur iuran bulana tetap diberlakukan, hanya 
tarifnya bervariasi, sesuai dengan kemampuan orang tua siswa. Sek
 olah ini jauh lebih murah dibanding sekolah swasta yang ada di Kuala Lumpur. 
Pada umumnya guru-guru di sekolah milik Departemen Luar Negeri ini memiliki 
kualitas tertentu. Untuk mengajar di sekolah dasar saja ada yang menyandang 
gelar doktor (S-3), tapi pada umumnya strata satu (S-1) dan S-2. Hampir seluruh 
tenaga pengajar di sekolah ini berasal dari Indonesia yang dikontrak 
berdasarkan kesepakatan yang telah ada. 

Setiap periode guru-guru di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur selalu berganti. Ini 
tergantung pada masa kontrak. "Gaji di sekolah ini jauh lebih kecil dibanding 
tenaga pengajar di Singapura. Kami rata-rata mendapat gaji RM 3.000 atau sekira 
Rp 7,5 juta. Tapi biaya hidup di Kuala Lumpur jauh lebih tinggi dibanding 
dengan Indonesia. Hanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2 atau S-3 
sangat murah dan ini yang kami kejar. Biarlah gaji kami kecil, tapi kami bisa 
melanjutkan pendidikan hingga S-3. Coba kalau kita mengambil S-2 apalagi S-3 di 
Indonesia, paling tidak harus menyediakan uang sebesar Rp 20 juta. Kalau di 
sini cukup dengan uang ratusan ringgit atau puluhan ribu rupiah," kata Dadang 
Hermawan.

Para siswa sendiri tampaknya seperti saudara. Satu sama lain di antara mereka, 
jauh lebih akrab. Seperti keluarga sendiri. Terlebih lagi siswa yang sengaja 
belajar di Malaysia dan orang tuanya ada di Indonesia. Paling hanya pada 
liburan panjang semester para siswa ini bisa pulang ke Indonesia atau sesekali 
dijenguk oleh orang tuanya ke Kuala Lumpur dan Singapura. Sama seperti 
guru-guru yang keluarganya ada di Indonesia. "Kalau jauh selalu merindukan 
bertemu dengan ayah, ibu, dan saudara-saudara," kata Lisma, siswi SMA kelas II 
di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Oleh sebab itulah, setiap ada tamu yang 
berkunjung ke sekolah tersebut, selalu dihibur oleh paduan suara siswa dan 
siswi sekolah tersebut dan jangan heran jika lagu yang diperdengarkan kepada 
para tamu selalu "Mother How Are You To Day" sebagai pelepas rasa trindu pada 
ibu dan sanak famili. Rombongan studi banding jajaran Kepala SMP, SMA, dan SMK 
asal Kota Sukabumi yang berjumlah 40 orang ini pun diberi sajian lagu ter
 sebut. Terharu, apalagi ada siswa anggota paduan suara yang sempat menitikkan 
air mata.

Harus diakui bahwa sekolah-sekolah di Malaysia dan Singapura pada umumnya 
memiliki kualitas sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata sekolah di 
Indonesia. Tapi, untuk urusan fisik bangunan, tidak ada perbedaan yang 
mencolok. Malah jika dibanding sekolah-sekolah yang ada di Kota Sukabumi, 
bangunan sekolahnya jauh lebih bagus. Tengok saja bangunan Sekolah dasar Citra 
Bumi Mandiri yang ada di setiap kecamatan di Kota Suka-bumi atau SMP dan 
SMA-SMA Negeri yang pada umumnya "agreng". Kualitas boleh tinggi, tapi 
sekaya-kayanya negara seperti di Singapura dan Malaysia, tetap saja sekolah itu 
mahal. Khususnya untuk tingkatan dasar hingga menengah. Jadi, tidak akan pernah 
ada sekolah yang berkualitas tetapi gratis.**


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Mahalnya Pendidikan Berkualitas