** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** BAB IV TINJAUAN KRITIS ALKITABIAH TERHADAP "KRITIK TINGGI" DAN "METODE KRITIK HISTORIS" ALKITAB Pada bab I dan II penulis telah memaparkan tentang garis besar pengertian dan perkembangan Kritik Tinggi dan penerapan Metode Historis Kritis terhadap Alkitab. Pada bab III penulis telah mengetengahkan tentang landasan kekristenan berkaitan dengan hakekat Alkitab sebagai Firman Allah dan metode Hermeneutik yang Alkitabiah. Sehingga pada bab IV ini penulis akan melakukan telaah secara kritis terhadap bab I dan II berdasarkan Firman Allah dan hal-hal terkait lainnya sebagai tindakan apologetika. A. TINJAUAN KRITIS TERHADAP "KRITIK TINGGI ALKITAB" Analisis terhadap Alkitab telah menghadirkan 2 bentuk kritik/analisis, yaitu kritik rendah (kritik teks) dan kritik tinggi. Dalam hal ini kritik teks sudah merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan terhadap penyelidikan Alkitab. Di dalamnya kita tidak bertanya : "Apakah Firman Allah benar ?", melainkan "Apa yang terdapat dalam Firman Allah ?", juga bukannya menghakimi Firman Allah melainkan memakai cara-cara kritis untuk menentukan isi teks yang lebih baik". Memang tugas kritik tekstual tidaklah mudah karena kita harus waspada terhadap akibat kritik tekstual yang radikal yaitu jenis analisis tekstual yang subyektif dan spekulatif untuk mendapatkan dasar teologia. Kritik tekstual bertujuan untuk mendapatkan kata-kata yang terdekat yang terdapat dalam naskah asli sehingga dapat diterapkan dalam tugas menafsirkan dan mengaplikasikan firman Allah. Berikut ini akan dikemukakan telaah kritis yang Alkitabiah terhadap berbagai bentuk analisis sebagai suatu tinjauan kritis dan apologetika pada bab I dan Bab II : 1. Analisis Sumber Kritik sumber hanya bisa dilaksanakan dengan baik jikalau suatu dokumen sumber masih tetap ada di samping kitab-kitab yang memakainya sebagai sumber, misalnya tentang pentateukh sebagai jenis kritik sumber yang diterapkan oleh Wellhausen pada abad ke-19, walaupun kini tidak lagi berpengaruh dan dinyatakan bahwa hal itu hanya dikenal sebagai gaya prosa dari Alkitab. Tinjauan kritis terhadap "Problematika Pentateukh" adalah sebagai berikut : 1.1 Tentang kesatuan pentateuch [1] Kitab Kejadian hingga Ulangan merupakan suatu kesatuan yang menyajikan suatu gambaran berkaitan dengan asal-usul manusia, kelahiran serta perkembangan Israel menjadi suatu bangsa. 1.2 Tentang kepenulisan Musa Faktor-faktor di bawah ini mendukung Musa sebagai penulis pentateukh : 1. Dalam pentateukh terdapat sejumlah ayat pendukung : Kel.17:14, Bil. 33:2 dan Ul. 31:22 dimana terdapat kalimat seperti : "Berfirmanlah Tuhan kepada Musa" 2. Dalam kitab-kitab lain di PL sering merujuk Musa sebagai penulisnya : Yos. 8:31, I Raja 2:3, I Taw 22:13, Ezra 6:18, Neh. 8:2, Dan. 9:11,13 dan Mal. 4:4 3. Kesaksian Tuhan Yesus sendiri : Mat. 8:4; 19:8, Mark. 7:10; 10:3-5, Luk. 5:14; 16:29-31 dan Yoh. 5:45-47; 7:19,23. 4. Kesaksian para penulis PB : Yoh. 1:17, Rom. 10:5, Kis. 3:22, I Kor. 9:9, II Kor. 3:15, Ibr. 9:19 dan Why. 15:3 (Band. Green, 1984:45-46 & Wolf, 1998:66-70). 5. Musa sangat memenuhi syarat sebagai penulis Kitab Pentateukh a. Sebagai anak putri Firaun ia dididik dalam segala hikmat orang Mesir (Kis. 7:22). Hal ini berlangsung selama 40 tahun. b. Musa berpengalaman sebagai gembala ternak di Midian selama 40 tahun (Kel. 2:15-3:1). c. Musa adalah pemimpin politik dan agama Israel terbesar yang memiliki tanggungjawab atas Bangsanya (Bil. 11:16-17) dan dapat diketahui dari Kitab Keluaran hingga Ulangan (Band. Wolf, 1994:64-66 & Green, 1984:45-46). 1.3 Apologetika Terhadap Teori Empat Sumber Wellhausen Pertentangan terhadap hipotesis dokumen timbul karena hipotesis bertumpu pada dasar yang sangat subyektif. Tidak satupun dari dokumen-dokumen tersebut mempunyai bukti yang pernah ditemukan walaupun para kritikus menjamin bahwa dahulu setiap dokumen itu pernah ada. Berkaitan dengan pemakaian nama-nama Ilahi untuk menentukan sumber-sumber dapat dijawab bahwa sejumlah sarjana mengambil kesusasteraan purbakala di Timur Dekat yang biasanya memiliki dewa/i dengan lebih dari satu nama. Tabel IV-1. Tabel teori Graf-Wellhausen No Bagian-bagian Dokumen WellHausen Bukti kepenu-lisan Musa 1 Kel. 17 : 8-13 E Kel. 17:14 2 Kel. 20 : 22-23; 33 E Kel. 24:4 3 Kel. 34 : 10-26 Y Kel. 34:27 4 Im. 18 : 5 P Rom.10:5 5 Bil. 33 : 3-49 P Bil. 33:2 6 Ul. 5 - 30 D Ul. 31:9 7 Ul. 32 : 1-42 D Ul. 31:22 Sumber : (Barton Payne, dalam Geisler, 1980:102) Berkaitan dengan penggunaan kedua nama Allah (Yahweh dan Elohim) memang terlalu riskan untuk memakainya sebagai ukuran pembagian Pentateuch menjadi dokumen-dokumen. Cukup banyak dalam pasal dalam Pentateuch yang tidak memuat salah satu dari nama Allah tetapi dipaksakan masuk dalam pembagian dokumen (Tindas, 1997:63). Berkaitan dengan hal itu Edward J. Young menulis : Sedikitnya ada 5 pasal dalam kitab Kejadian yang tidak nama Allah, tetapi tetap dibagi dalam Y.P (E1) dan E2. Nama Yahweh tidak terdapat dalam 17 pasal Kitab Kejadian. Juga dalam Keluaran 1 & 2, tapi dikatakan bahwa dalam pasal-pasal ini terdapat bagian-bagian dari Y. Di samping itu terdapat juga ayat-ayat yang disebut P2 dan Elohim dan ayat-ayat yang dianggap dari Y (dalam Guthrie(ed), 1992:61). Pendewaan akal manusia dalam menyelidiki sesuatu terkadang melangkahi perkara sederhana yang justru merupakan makna sesungguhnya. Misalnya yang terlupakan dalam analisis ini adalah makna dari nama Allah yang digunakan bisa saja nama Allah digunakan secara bergantian dengan alasan-alasan teologis. [2] Dalam perkembangan di abad ke-20 kelemahan-kelemahan dalam formulasi dokumen tersebut telah menimbulkan beberapa perubahan di dalam teori secara keseluruhan yang menyimpang dari prinsip-prinsip teori hipotesis tersebut. Diakui juga bahwa sebagai penulis pentateukh, Musa juga mengambil bahan-bahan dari sumber lain (tentunya demikian untuk hal-hal yang terjadi sebelum kelahirannya). Jadi Musa juga memakai tradisi lisan dan catatan tertulis yang dipimpin oleh Roh Allah sehingga ia dapat menyusun lima kitab Musa. 2. Analisis Sastra Berbeda dengan kritik sumber yang berusaha untuk memisah-misahkan berbagai dokumen maka analisis sastra berusaha untuk menilai-nilai sumber atau lapisan-lapisan teks guna menggambarkan isi dan ciri khasnya untuk menghubungkannya satu dengan lainnya. Dalam analisis sastra walaupun Alkitab merupakan karya sastra namun tidak dapat dipandang atau diteliti sebagai karya sastra pada umumnya. Kebanyakan sastra Alkitabiah dapat disebut sebagai karangan bertujuan untuk mempengaruhi pembacanya mengenai pandangan kebenaran dan sikap hidup tertentu. Tinjauan Kritis Terhadap "Polemik Kitab Ayub" adalah sebagai berikut : 2.1 Keaslian penulisan dan tokoh Kitab Ayub termasuk kitab PL tertua sebab sejarah bangsa Israel sama sekali tidak disebutkan dan suasananya cocok dengan zaman patriarkh. Penulis kitab tidak diketahui dengan pasti walaupun tradisi resmi Yahudi mendukung Musa sebagai penulisnya. Tokoh Ayub merupakan tokoh historis yang pernah ada sehingga ini bukanlah suatu cerita fiktif. Green menegaskannya dengan menyatakan : "It related not as a parable, but as a history, instructive throughout as all the Bible histories are, but still an actual, veritable ocurrance" (Green, 1979:11). Tokoh Ayub dibicarakan dalam bagian Alkitab yang lain sebagai pribadi yang nyata seperti Nuh dan Daniel serta banyak hal dalam hidupnya menunjukkan bahwa semuanya benar-benar terjadi dan tidak perlu disangsikan (Yeh. 14:4,20 & Yak. 5:11 ). Selain itu kalimat awal dalam kitab Ayub (1:1) memiliki ciri khas kesejarahan yang sama dengan kitab-kitab lain seperti dalam Hakim 17:1 dan I Sam 1:1 2.2 Tentang perkataan Elihu dalam kitab Ayub yang tidak terdapat dalam prolog dan epilog, terdapat alasan untuk tidak mencantumkan nama Elihu dalam epilog dan prolog, yaitu : Dalam prolog ia tidak disebut karena ia tidak mempunyai status yang menganggapnya sebagai salah seorang bijaksana yang diakui dibanding dengan ketiga teman Ayub lainnya. Elihu tidak menyinggung perasaan dalam tanggapannya pada Ayub. Ia tidak mempunyai gambaran yang salah tentang Allah dan tidak diminta untuk diminta pertanggungjawaban. Sehingga tidak ada alasan untuk menganggap kata-kata Elihu sebagai tambahan yang kurang penting (Hill & Walton, 1996 : 423, 426). Tentang kesatuan antara prolog dan epilog, Andersen menulis : "The most obvious contrast, poetry vs prose we believe to be, on the contrary a powerful argument for the unity of the whole bible" (1976:45) 2.3 Tentang gaya penulisan dan tema Kitab Ayub berisi beraneka ragam gaya sastra seperti dialog, monolog, narasi dan nyanyian pujian. Kitab ini menggambarkan tentang jalan Allah untuk hidup manusia yang memiliki rencana anugerah yang besar melalui penderitaan dan ujian untuk membawa kebahagiaan sejati bagi manusia dan mendatangkan kemuliaan bagi Allah. Dapat juga dikatakan sebagai suatu "Theodicy" (a justification of God's way in the world) (Band. Dillard & Longman III, 1994:205) Lyne Newel melanjutkan "A harmony of theme and language indicates that the prologue and epilogue do, in fact belong together and hence points to the same author for them both" (1983:68) 2.4 Tentang Pentingnya Kehadiran Iblis dinilai sebagai instigator dari penderitaan Ayub yang mengakibatkan adanya penderitaan. Iblis adalah musuh kebaikan dan musuh manusia. Dalam kitab ini iblis bukanlah nama diri tetapi merupakan pemaparan suatu fungsi yang digambarkan dalam kata Ibrani "setan", dapat dijalankan oleh manusia atau oleh mahluk adikodrati. Kitab Ayub merupakan sumber yang penting untuk sejarah perkembangan pemikiran teoritis mengenai keberadaan iblis. Kehadiran Iblis hanya diperlukan pada awal kitab karena Allahlah yang mengambil alih dan memperbaharui seluruh kehidupan Ayub, hamba-Nya (Band. Newel, 1983:67 & Hill dan Walton, 1996:426, 434). 3. Analisis Bentuk Kritik bentuk dirancang untuk menunjukkan bahwa berita tentang Yesus diberikan kepada kita melalui sinopsis yang bagian terbanyaknya tidaklah autentik atau bukan tulisan tangan yang asli tetapi telah dibentuk iman orang Kristen mula-mula dalam berbagai pentas. Walaupun kritik bentuk telah memberikan sumbangan yang positif tentang hakekat kitab-kitab namun kritik ini mempunyai beberapa kelemahan : a. Kritik bentuk tidak pernah memperhitungkan peranan para saksi mata yang menyaksikan secara langsung peristiwa kehidupan Yesus (Luk. 1:1-2 dengan jelas menyebutkan peranan saksi mata dalam penulisan Injil). b. Kritik bentuk memisahkan pandangan gereja mula-mula dengan pandangan Yesus sendiri. Itu berarti terjadi pemisahan kekristenan dari Kristus karena bukanlah Kristus yang memegang peranan utama dalam pembentukan Injil melainkan masyarakat Kristen. Kritik bentuk dipengaruhi oleh pandangan rasionalisitis tentang hakekat sejarah yang tidak memberi tempat kepada hal-hal yang tidak dapat dibuktikan melalui kategori-kategori sejarah. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kritik bentuk memberi sumbangan yang positif dalam rangka hal menolong untuk mengerti hal-hal yang terjadi selama masa selang antara tahun 30 dan 50 M atau 60 M yakni bagaimana berita tentang perbuatan dan perkataan Yesus dipelihara dalam bentuk lisan oleh gereja mula-mula; di samping itu kritik bentuk juga mengingatkan tentang pentingnya memperhatikan situasi kehidupan (sitz im leben) dalam proses penafsiran dengan adanya perbedaan penekanan di antara kitab-kitab Injil. [3] Tinjauan kritis terhadap "Pandangan Demitologisasi Bultmann" : Pemikiran teologi Bultmann merupakan suatu bentuk "penyangkalan dan pengabaian terhadap inti berita Injil yang justru bergantung mutlak pada fakta sejarah. Sebab bagaimana mungkin seseorang dapat mencari "Berita Injil" dengan meragukan kesungguhan sejarah ? Susabda menjelaskannya sebagai berikut : Bagi Bultman ada 2 macam "Sejarah/History" :j Historis : Refers to the facts of history/actual facts kGeschichte : refers to the meaning or significance of an event in history. Konsep ini membawanya antuk membedakan antara makna dari peristiwa sejarah dengan peristiwa sejarah itu sendiri. Kebangkitan Kristus baginya adalah suatu "Geschichte" sebagai sesuatu yang mempunyai makna, tetapi bukan suatu fakta sejarah. Tetapi meskipun peristiwa kebangkitan cuma "Geschichte" baginya, maknanya tetap sangat penting bagi umat Kristen karena memberikan dasar untuk kehidupan yang eksistensial" (Susabda, 1993:128-129). Demitologisasi menghancurkan dasar kekristenan dalam sejarah. Agama menurut Alkitab menjadi agama yang dibangun di atas mitos-mitos dan membawa sikap skeptis yang radikal mengenai hal-hal yang supranatural dalam PB. Tinjauan Kritis terhadap Kritik Bentuk merupakan praanggapannya bahwa Alkitab tidak dapat diterima sebagai catatan kehidupan Yesus dan rasul-rasul-Nya yang layak dipercaya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menganalisa sejarah dari tradisi lisan yang mendasari kitab-kitab Injil (dianggap sebagai bahan mentah penyelidikan untuk menentukan "Injil" sebelum kitab-kitab Injil. Kritik Bentuk berlaku sewenang-wenang terhadap para penulis Injil yang diremehkan hanya sekedar sebagai redaktur dokumen-dokumen yang tulisannya saling bertentangan. Analisis ini juga memisahkan kekristenan dari Kristus dan dari Para Rasul padahal kehadiran Rasul-rasul merupakan jaminan Allah bagi kelangsungan dan integritas iman kristen yang historis. Banyak saksi mata yang hidup sepanjang masa penulisan kitab-kitab Injil sehingga bagaimana mungkin dapat menemukan kesempatan untuk menciptakan, mengumpulkan dan menyebarkan "dongeng" dan "mitos" Injil yang dipertahankan dan menyebar dalam kancah sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan. Analisis Kritik Bentuk sama sekali tidak dapat menjelaskan hal ini (Band. Conn, 1996:42-27). 4. Analisis Redaksi Kritik redaksi membutuhkan pandangan kritik tradisi dan kritik bentuk. Salah satu anggapan dasar untuk menerapkan kritik redaksi adalah bahwa banyak teks alkitabiah mempunyai prasejarah yang dapat ditelusuri dan direkonstruksikan dengan suatu tingkat kepastian yang handal (Band. Hayes dan Holladay, 1993:122). Adapun kelemahan kritik redaksi adalah sebagai berikut : 1. Sering membawa implikasi bahwa peredaksian yang dilakukan oleh seorang penulis berarti juga menambahkan sesuatu yang faktual dan historis. Para pengkritik hanya menekankan satu segi yaitu teologia para penulis dan mengorbankan fakta historis. 2. Sering diikuti oleh pandangan subyektif, akibatnya nama-nama tempat dan urutan-urutan kronologis dalam kitab Injil itu hanya mempunyai arti kalau dilihat dalam perspektif maksud si penulis (Manuain, 1983:39-40). Tinjauan Kristis Terhadap "Perdebatan Isi Injil Sinoptis" : 4.1 Tinjauan kritis tentang "Waktu Penyaliban Kristus" Cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut : Terpusatkan pada kata "kira-kira" (Yohanes) yang pada cara perhitungan waktu di PB. McDowell dan Don Stewart menulis : Malam hari dibagi dalam 4 waktu jaga. Setiap waktu jaga itu terdiri dari 3 jam (lih.Mark. 13:35) demikian pula siang hari sehingga pernyataan Markus mengenai "pukul tiga" (Alkitab Yunani) hanya berarti bahwa Yesus disalibkan pada suatu waktu selama jam ketiga itu (antara pukul 9 dan 12 siang) sedangkan pernyataan Yohanes bahwa pengadilan itu berakhir kira-kira tengah hari, dapat berarti pukul 9 dan pukul 12 siang, Markus bisa saja menempatkannya pada waktu yang lebih pagi dari periode itu (pukul 9) dan Yohanes pada waktu yang kemudian (pukul 12 siang) tanpa adanya ketidakcocokan apapun. Tingginya matahari di langit menjadi petunjuk waktu setiap hari walau perbedaan waktu yang cermat hanya dapat diketahui dari alat penunjuk waktu yang hanya tersedia di tempat-tempat tertentu (n.d. 59-60). 4.2 Tinjauan kritis terhadap "Persoalan Kata-Kata di Atas Kayu Salib" Dalam Yoh. 19:20, Yohanes memberitahukan kepada kita bahwa supaya segala bangsa yang hadir waktu itu dapat membacanya, tuduhan mengapa Yesus disalib itu ditulis dalam bahasa Ibrani, Latin dan Yunani, bahasa Ibrani untuk rakyat biasa, bahasa Latin untuk orang-orang Romawi dan bahasa Yunani merupakan bahasa dunia pada waktu itu. Bagian terpenting dari tuduhan itu ialah Yesus menuntut diri-Nya sebagai Raja Orang Yahudi dan Ia disalibkan karena tuntutan ini, jadi tulisan "Raja Orang Yahudi" terdapat dalam tulisan yang berbahasa Ibrani, Latin dan Yunani. [4] Satu-satunya hal yang tertinggal yang perlu dibicarakan adalah perbedaan antara Markus dan Yohanes. Tetapi jika kita membaca dengan teliti Markus 15:26 maka kita akan melihat bahwa Markus tidak menuntut bahwa ia memberikan dengan lengkap kata-kata yang tertulis di atas kayu salib (Torrey, n.d:78-79)[5] 5. Analisis Tradisi Analisis Tradisi sangat positif untuk mencerminkan kristalisasi tradisi-tradisi pada tahap-tahap tertentu dalam suatu kurun waktu. Tradisi tersebut berkaitan dengan tradisi lisan dan tertulis. Namun perlu diingat bahwa hasil-hasil yang diperoleh oleh kritik redaksi bersifat teoritis dan hipotesis. Tinjauan Kritis terhadap "Kisah Air Bah Nabi Nuh" : Pertanyaan tentang kehistorisitan dan karakter peristiwa Air Bah merupakan isu akademik yang menarik bagi teolog dan ilmuwan. Surat 2 Petrus 3:3-7 merupakan suatu kesaksian Alkitab tentang hal itu. Penelitian yang hati-hati terhadap fakta-fakta Alkitabiah memmimpin kita kepada kesimpulan bahwa air bah terjadi + 3000-5000 tahun sebelum Abraham. Terdapat beberapa bukti geografi secara universal tentang air bah, di antaranya : Terdapat bukti-bukti arkeologi yang menunjukkan adanya keruskan alam yang dasyat dan ditemukannya kerangka manusia dan binatang yang sangat banyak pada tempat-tempat tertentu. Semua itu menunjukkan bukti kerusakan kehidupan yang terjadi pada ribuan tahun yang lalu di masa-masa awal bumi diciptakan. Selain itu gambaran tentang bahtera yang dilukiskan dalam Alkitab merupakan gambaran yang logis tentang diyakininya kekuatan bahtera menghadapi air bah dan kemampuannya menampung komunitas manusia (keluarga Nuh) dan hewan - hewan. [6] Sedangkan semua argumentasi yang mengatakan bahwa Kisah Air Bah dalam Alkitab hanya mengambil dari kisah tradisi lokal tidaklah benar, sebab bila membandingkan isi cerita Alkitab dan tradisi-tradisi lokal seperti yang telah dikemukakan pada Bab I ditemukan banyak perbedaan kesimpangsiuran dan ketidakjelasan yang hanya melahirkan kebingungan dan kesesatan bagi para pembaca. Sedangkan cerita Alkitab membawa kepada pemahaman yang benar, tepat, lebih rasional, konsisten dan meyakinkan para pembaca. Whitcomb dan Morris menegaskan : "This improbability approaches impossibility when we consider the oral tradisions of the flood which have been incorporated into such documents as the gilgamesh epic of Babylonia" (1974:489) B. TINJAUAN KRITIS TERHADAP "METODE KRITIK HISTORIS ALKITAB" Metode kritik historis Alkitab ditanggapi dengan menyadari terlebih dahulu bahwa sebagai produk sejarah penyelidikan kritis harus diberi tempat. Dimensi historis Alkitab merupakan alasan mengapa penyelidikan kritis itu penting. Alkitab memang adalah firman Allah yang diilhamkan akan tetapi itu tidak berarti bahwa Alkitab diberikan kepada manusia secara supranatural di luar konteks historis. Etta Linnemann mempertajam penilaiannya terhadap "Kritik Historis" berikut ini : For historical-critical theology, critical reason decides what is reality ini the Bible and what cannot be reality; and this decision is made on the basis of the everyday experience accessible to every person. Nothing is accepted as fact unless it is generally held to be possible. That which is spiritual is judged using fleshly criteria. Experiences of God's childen are totally disregarded (1997:88). "Maksud baik" dari Metode Kritik Historis ini diikuti oleh relativitas historis sehingga bukan makna obyektif teks Alkitab yang menjadi tujuan melainkan kesempatan pertemuan antara teks dan penafsiran dimana maknanya terjadi dan mengambil tempat (Carson, 1980:15) . Menanggapi hal itu, Linnemann menyatakan : The concept Holy Scripture is relativized so that the Bible is nothing more than a religious writing like all other religious writings. Since other religious have their Holy Scriptures, are cannot assume that the Bible is somehow unique and superior to them (1997:85). 1. Tinjauan Kritis Terhadap Kritik Historis PL a. Tanggapan Terhadap Kisah Penciptaan : yang diduga identik dengan enuma elis sebenarnya memiliki perbedaan yang sangat besar sehingga persamaan di antaranya sekalipun justru saling menunjukkan pertentangannya. Kelemahannya adalah kisah enuma elis berisi pujian terhadap Dewa Mardukh (bersifat politeisme) dimana nilai moralnya rendah sedangkan kisah penciptaan dimulai dengan materi yang kekal oleh Allah yang adalah Roh (Vos, 1993:21). b. Keberadaan Taman Eden Yang Diduga Bersifat Khayal/Mitos : ada berbagai pendapat yang bertujuan untuk menentukan dengan tepat letak Taman Eden. Namun karena tercatat terletak di daerah Sungai Efrat dan Tigris, maka dikatakan berada di sekitar kawasan Mesopotamia purba (Irak sekarang) sebagai pusat peradaban kuno di sebelah timur Laut Tengah yang oleh Breasted dinamakan sebagai "kawasan bulat sabit yang subur". Segala sesuatu dimulai di sana", ujarnya (Albright, 1946:6 & Braidwood, 1967:136 dan Free & Vos, 1997:41-42). c. Tentang menara Babel yang dinilai identik dengan Ziggurat : Ziggurat- Ziggurat Mesopotamia dibangun untuk kegiatan ibadah bagi para dewa lokal dan bukan sebagai sarana ketidaktaatan. Proses perkembangan Ziggurat- Ziggurat besar memakan waktu ± 1000 tahun (model tertuanya baru muncul sesudah 3000 SM, jadi jauh sesudah terjadinya kekacauan bahasa di Babel) (Vos, 1993:52). d. Tentang para leluhur Israel : mereka telah hidup sekitar abad 20 dan 19 SM. Abraham dan Ishak sama-sama menjadikan Bersyeba sebagai tempat ibadah pada Tuhan juga di tempat itulah Allah telah mengadakan perjanjian dengan Abraham dan meneguhkannya kepada Ishak anaknya (Kej. 1:22-34, band. 26:14-33) sedangkan Yakub adalah anak Ishak yang ke-2 yang mendapat janji berkat dari Allah dan ayahnya (Kej. 27:1-30) (Band. Kidner, 1967:155-156, 161-162) e. Berkaitan dengan asal-usul ke-12 suku bangsa Israel : ke-12 anak laki-laki Yakub dan kebanyakan lahir di Mesopotamia dalam kitab Keluaran diberitahukan bahwa mereka telah menjadi suatu bangsa. Ke-12 anak Yakub tersebut lahir dari 2 istri dan 2 gundik (Kej. 35:22b-29). Jadi mereka adalah sungguh-sungguh keturunan Yakub yang menjadi bangsa yang besar. f. Telaah Kritis Terhadap Hipotesa Deutero dan Trito Yesaya : 1. Tradisi Yahudi maupun gereja sampai dengan abad ke-19 M dengan suara bulat mendukung Yesaya sebagai penulis seluruh kitab yang merupakan suatu kesatuan. 2. Jika anggapan bahwa Deutero Yesaya ditulis oleh seorang nabi terbesar di Israel maka hal ini tidaklah mungkin karena segala keterangan tentang nabi yang terkenal itu telah terhapus sehingga namanya pun tidak diketahui 3. Berkaitan dengan 4 sumber bagi Trito Yesaya terdapat perbedaan persetujuan dan ketidakpastian tentang jumlah penulis kitab Yesaya dari para pengkritik itu sendiri yang juga tidak mengetahui dengan jelas siapa ke-4 penulis tambahan tersebut. 4. Tuhan Yesus dan penulis-penulis PB 21 kali mengutip dari berbagai kitab Yesaya dengan selalu menganggapnya berasal dari Yesaya sendiri (Mat. 3:3 band. Yes. 40:3, Mat. 12 :17-21 band. Ye. 42:1-4, Yoh. 12:38 & Rom. 10:16 band. Yes. 53:1, Mat. 8:17 band. Yes. 53:4 & Rom. 10:20-21 band. Yes. 63:1-2) 5. Bukti dari dalam kitab Yesaya sendiri mendukung kesatuannya : di seluruh kitab ini nampak suatu kesamaan di dalam mutu dan kecakapan, gaya bahasa dan penyusunan, gagasan-gagasan dan simbol-simbol; istilah-istilah yang terdapat di dalamnya antara lain : "Yang Maha Kudus, Allah Israel" terdapat 12 kali pada pasal 1 - 39 dan 13 pada pasal 40 - 46. 6. Naskah-naskah laut mati yang ditemukan di Qumran pada tahun 1947 M tidak menunjukkan pemisahan antara pasal 39 dan 40 malah kedua pasal itu terdapat pada halaman yang sama (band. Keterangan dalam Luk. 14:17 dimana kitab nabi Yesaya diberikan kepada Yesus padahal bagian yang dibacakan terambil dari Yes. 61:1-2. Ini menunjukkan bahwa orang Yahudi mempunyai satu gulungan saja untuk setiap kitab Yesaya. Kedua teori tersebut sangatlah berbahaya terhadap hakekat Alkitab sebagai firman Allah (Green, 1948:155-157 dan Dillard & Longman III, 1994: 272). 7. Berkaitan dengan apologetika Kitab Yesaya, Harrison menyatakan "Speculations and hyphoteses are now giving place increasingly to an estimate of Isaiah that sees it as a two-volume prophetic anthology written and produced either within the lifetime of Isaiah or else not more than half a century after his death" (1969:245) g. Telaah Kritis Terhadap Keautentisitas Kitab Daniel : Tentang keberadaan Kitab Daniel, Dillard dan Longman III menulis : "Daniel is a fascinating dan difficult book. It's the source of numerous debates, particularly over historicity and the interpretation of prophecy. As we will see, while the book is a powerful witness to God's power over evil, aspects of the book remain amystery of us" (1994:329). Keunikan kitab ini menyebabkan adanya perdebatan di antara para sarjana Kritik Historis yang akan ditanggapi sebagai berikut : 1. Tentang Keberadaan Kitab Daniel, Ia diperintahkan untuk melindungi dan memateraikan kitabnya dan setengah bagian dari Kitab Daniel menggunakan namanya sebagai orang pertama tunggal (psl 12:4; 7:2,4; 8:1; 9:2; 10:2; 12-5-8). 2. Seluruh kitab dengan jelas adalah pekerjaan dari seorang penulis yang mempunyai satu karakter dan jika Daniel disebut sebagai satu-satunya penerima dari penyataan Allah itu berarti bahwa benar-benar adalah penulis dari seluruh kitab ini. 3. Terdapat kesaksian dalam bagian Alkitab yang lain tentang Daniel (Mat. 24:15, Mat. 10:23; 16:27; 19:28; 24:30; 25:31 & 26:24). 4. Kitab ini merefleksikan latar belakang dari kerajaan Babilonia dan Persia. Obyek sejarah ini telah menunjukkan suatu bukti yang cukup kuat untuk mendukung kenyataan penulisan kitab Daniel (Band. Young, 1978:19-20) 5. Dalam kanon Ibrani (Septuaginta) kitab Daniel ditemukan di antara "Tulisan-tulisan" bersama Kitab Ayub, Mazmur, Amsal, dan lain-lain dan bukannya dalam Kitab para Nabi seperti yang dipermasalahkan. Study dari teks Qumran telah menunjukkan dengan jelas bahwa Kitab Daniel telah mempengaruhi komunitas Qumran pada waktu itu (Band. Baldwin, 1978:71) 2. Tinjauan Kritis Terhadap Kritik Historis PB a. Menurut Ladd, bahwa dalam praktek penulisan pada zaman sastra kuno adalah sesuatu yang biasa bagi seorang penulis untuk mengutip dari sumber lain tanpa harus meminta izin terlebih dahulu atau mencantumkan referensi dari sumber mana ia mengutip. Dan justru interdepedensi itu mendukung autoritas kitab-kitab Injil. "If the Holy spirit inspired one Gospel, itsn't unnatural to conclude that the authors of other inspired Gospel might be led to make free use of prior inspired records" (Ladd, 1980:118). b. Pengetahuan penulis tentang karya pelayanan serta ajaran Yesus dapat diperoleh dari pengetahuan pribadi atau dari khotbah-khotbah yang didengarnya berulang-ulang kali dari beberapa tokoh apostolik. Teori ini mengatakan bahwa fakta-fakta mengenai Yesus telah dikumpulkan dan disusun kemudian dihafalkan dan akhirnya disampaikan secara lisan dalam suatu bentuk yang hampir pasti. Teori ini juga tidak memperhatikan kalau Matius adalah saksi mata dari kehidupan Yesus (Tulluan, 1992:78). c. Teori masing-masing penginjil ditekankan dalam tulisannya. Injil tidak hanya dipandang sebagai karya sastra belaka melainkan merupakan suatu karya yang dirangkai secara hati-hati. Hal ini terlihat pada bentuk dan sifat kitab tersebut. Mereka tidak sekedar "meneruskan cerita" tetapi memeriksa, menyusun berita yang diterimanya dari mulut ke mulut serta menyajikannya sebagai suatu pandangan historis-teologis dari kehidupan dan ajaran Yesus. Misalnya Matius menulis tentang Hamba Tuhan yang menderita, Markus tentang Yesus sebagai Raja dan Lukas tentang Yesus sebagai Juruslamat Dunia (Band. Stott, 1994:34) . d. Perbedaan-perbedaan dapat timbul karena perbedaan penerapan ajaran dan kebutuhan jemaat setempat serta penyesuaian dengan tujuan masing-masing penulis. Jadi walaupun mereka memiliki bahan yang sama tapi mereka menggunakannya untuk tujuan yang berbeda dan menyusunnya dalam kerangka kerja yang berbeda di bawah pimpinan Roh Kudus. Perbedaan di antara penulis mengungkapkan kebebasan mereka dalam berkarya sedangkan persamaannya mencerminkan latar belakang informasi, tema utama dan ilham yang sama dari Allah. e. Mengenai teori dokumentaris walaupun dapat dipercaya tetapi memiliki kelemahan yaitu ia lebih banyak menekankan pada hubungan dengan dokumen atau berita dari mulut ke mulut tentang ajaran Yesus daripada hubungan pribadi di antara penulis selama satu periode di mana Injil-Injil itu ditulis (Tenney, 1994:175). f. Mengenai dokumen "Q" dapat dikatakan dokumen hipotesis semacam ini belum pernah ditemukan bahkan mereka yang mengajukan hipotesis ini mengakui bahwa ia bukanlah suatu Injil. Teori dokumen ini tidak mampu menjelaskan beberapa sifat kreatif yang terlihat dalam bahan-bahan tersebut. 3. Tanggapan Terhadap Yesus Yang Historis Kenyataan bahwa kita berhadapan dengan Yesus Kristus adalah Anak Allah yang berinkarnasi dan yang menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang berotoritas untuk semua hal yang Dia lakukan dan ajarkan. Hal itu mengkonfirmasikan otoritas kedaulatan PL yang tergenapi dalam PB melalui diri-Nya sendiri (Packer, 1970:55-59). Klaas Runia juga mengatakan bahwa kebangkitan Kristus bukan hanya suatu titik balik dari hidup-Nya sendiri tetapi itu menunjukkan suatu kerangka referensi di dalam dan melaluinya kita dapat mengerti siapa Yesus itu dan apa yang Yesus lakukan (Runia, 1973:31). Lebih lanjut F. F. Bruce mengatakan : "We must begin, then, with the historical Jesus, a real man of flesh and blood, who lived His life of something over thirty years at a particular time and place. In the first few decades of the Christian era and in the land of Israel" (1987:22). Jika kita menolak sebagian dari pengajaran-Nya berarti kita juga menolak Yesus sebagai Tuhan dan Mesias demikian pula sebaliknya jika kita mengakui semua pengajaran-Nya berotoritas maka kita mengakui-Nya sebagai Tuhan. 4. Tanggapan terhadap Keauthentitas Penulisan Injil Yohanes Para penulis gereja dari zaman Irenius sangat mendukung kepenulisan Yohanes anak Zebedeus atas Injilnya yang diperkuat dengan fragmen Muratori (berasal dari abad ke-7 dan ke-8 yang dipublikasikan pada tahun 1740. Nama fragmen ini diambil dari nama penemunya : L. A. Muratori) (Band. Hawthorne, 1993:90) John Stott menambahkan : "Concerning the mutual relations between the Gospel and each of the three letters, it more simply. If the Gospel is the apostle John's then the letters will be also" (1996:20). Kemudian berkaitan dengan gaya penulisannya Yohanes tidak bermaksud mencatat kata-kata yang secara tepat menulis isi dan maksud yang lebih dalam dari pengajaran Yesus sebagaimana ia sebagai seorang rasul mengerti dan menginter- prestasikannya. Sedangkan perbedaan penekanan teologis terletak pada cara Yohanes memberikan penekanan yang lebih besar pada teologianya daripada penulis Injil-injil sinoptis. 5. Tanggapan Terhadap Kepenulisan Paulus dan Rasul-Rasul Menjelang kira-kira 180 M keadaan dalam Gereja Orthodoks memberi kepastian bahwa kesaksian Rasul Paulus sebagai penulis ke-13 kitabnya juga terdapat dalam kanon Muratori yang disebut sebagai karyanya II Pet. 13:16 dan II Tim. 3:16 mengindikasikan bahwa semua tulisan Rasul Paulus benar-benar adalah tulisannya yang berada di bawah ispirasi Roh Kudus. Berkaitan dengan perbedaan isi dan gaya bahasa masing-masing kitab dapat dijelaskan bahwa Rasul Paulus juga mendengar dan melihat sendiri keadaan jemaat-jemaat atau pribadi yang dikirimi surat sehingga masing-masing surat memiliki perbedaan dan kepelbagaian berdasarkan kebutuhan jemaat setempat, situasi Paulus pada waktu menulis surat dan maksud penulisannya. Pada prinsipnya Roh Kudus memakai Rasul Paulus untuk menyatakan kehendak Allah melalui surat-surat yang ditulisnya dan yang diakui serta dipelihara hingga saat ini dan selama-lamanya. Demikian pula dengan kepastian Rasul Petrus sebagai penulis kitabnya, ditemukan sejumlah pasal yang merupakan ulangan dari khotbahnya di Yerusalem (Kis. 2:23 band. I Pet. 1:20; Kis. 10:42 band. I Pet4:5; Kis 5:30; 10:39 band. 1 pet. 2:24) disamping itu hal-hal yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil juga ditulis oleh Petrus sebagai saksi mata kehidupan Yesus (1 Pet. 2:13-17 band. Mat. 17:24-27) (Band. Gundry, 1994:437). Alkitab berbicara secara langsung dan memiliki wibawa mengatasi seluruh dimensi keberadaan manusia : tubuh, pikiran, emosi dan jiwa (Yes. 1:7-8). Dalam hubungannya dengan kebudayaan, Alkitab berdiri di atas kebudayaan sebagai standar tertinggi darai kebenaran yang tidak berubah sehingga orang percaya diharapkan untuk mempengaruhi kebudayaan secara positif dengan menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5:13-16). ---------------------------------------------------------------------------- ---- [1] Pentateuch berasal dari kata Yunani "Penta" (lima) dan "teuchos" (sebuah wadah untuk membawa gulungan-gulungan papyrus tetapi kemudian kata ini digunakan untuk gulungan naskah itu sendiri). Alkitab sendiri menyebut tulisan-tulisan Musa sebagai kitab Taurat (Yosua 1 : 8), Kitab Hukum Musa (II Raja 14 : 6), Hukum Taurat (Ezra 10:3), dsb [2] Contohnya dalam Kel. 3:15,16 & 18, Allah disebut "Elohim" ketika Musa berbicara kepada-Nya.Tetapi ketika berbicara kepada Musa Ia menyebut diri-Nya sebagai YAHWEH, yang menyatakan diri sebagai Allah Perjanjian Penyelamatan untuk mengutus Musa dalam memimpin Israel keluar dari Mesir . [3] Para penulis Injil tidak dapat dilepaskan dari lingkungan di mana mereka berada, yaitu gereja mula-mula dan tulisan mereka diwarnai oleh iman gereja mula-mula itu. Itu berarti bahwa peristiwa-peristiwa yang mereka catat dilatarbelakangi tanggapan gereja mula-mula terhadap berita tentang Yesus selama masa selang/antara itu (Manuain, 1983:31). [4] Tulisan ini juga terdapat dalam ke-4 Injil : Matius (yang menulis untuk orang-orang Yahudi) dengan sendirinya akan mencatat apa yang ditulis dalam bahasa Ibrani; Markus (yang menulis untuk orang-orang Romawi) dengan sendirinya mencatat apa yang ditulis dalam bahasa Latin dan Lukas mencatat apa yang ditulis dalam bahasa Yunani. Rupa-rupanya Yohanes mencatat dengan gaya Romawi "Yesus dari Nazaret" merupakan pernyataan yang lengkap dan jelas mengenai siapa Yesus itu dan tuduhannya ialah apa yang dituntutnya sendiri yaitu "Raja Orang Yahudi". [5] Ia hanya menulis, "Dan alasan mengapa Ia dihukum mati disebut pada tulisan yang terpasang di situ : "Raja Orang Yahudi" dan hanya ini yang diberikan oleh Markus. Perkataan "Yesus, orang Nazaret' bukan merupakan tuduhan, melainkan nama si tertuduh. [6] Penemuan arkeologi menemukan bahwa ditemukan adanya sejumlah besar fosil-fosil (seperti marmut-marmut) yang mengelompok si Siberia. Mereka mati terkubur secara mendadak oleh air bah. Selain itu pada daerah yang meliputi lebih dari 10.000 mil 2 dan pada batuan Devorium ditemukan sisa-sisa ikan besar yang mati dalam posisi berenag secara wajar sedangkan punggungnya merata karena berat lumpur yang tertimbun di atasnya dan dengan jelas menyatakan tanda-tanda kematian secara dasyat dan segera terkubur oleh sedimen yang sedang dalam proses pengendapan juga. Sehingga tidak ada hal lain yang menyebabkannya selain Air Bah yang mendadak dan berkepanjangan (Band. Enoch, n.d : 19-20). ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **