[nasional_list] [ppiindia] KRTIK TINGGI 4

  • From: "Ari Condro" <masarcon@xxxxxxx>
  • To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 23 Feb 2005 20:14:52 +0700

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

BAB IV

TINJAUAN   KRITIS   ALKITABIAH   TERHADAP

"KRITIK TINGGI"  DAN  "METODE  KRITIK  HISTORIS"  ALKITAB



Pada bab I dan II penulis telah memaparkan tentang garis besar pengertian
dan perkembangan Kritik Tinggi dan penerapan Metode Historis Kritis terhadap
Alkitab. Pada bab III penulis telah mengetengahkan tentang landasan
kekristenan berkaitan dengan hakekat Alkitab sebagai Firman Allah dan metode
Hermeneutik yang Alkitabiah. Sehingga pada bab IV ini penulis akan melakukan
telaah secara kritis terhadap bab I dan II berdasarkan Firman Allah dan
hal-hal terkait lainnya sebagai tindakan apologetika.

A.        TINJAUAN  KRITIS TERHADAP  "KRITIK TINGGI ALKITAB"

Analisis terhadap Alkitab telah menghadirkan 2 bentuk kritik/analisis, yaitu
kritik rendah (kritik teks) dan kritik tinggi. Dalam hal ini kritik teks
sudah merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan terhadap penyelidikan
Alkitab. Di dalamnya kita tidak  bertanya : "Apakah Firman Allah benar ?",
melainkan "Apa yang terdapat dalam Firman Allah ?", juga bukannya menghakimi
Firman Allah melainkan memakai cara-cara kritis untuk menentukan isi teks
yang lebih baik".

Memang tugas kritik tekstual tidaklah mudah karena kita harus waspada
terhadap akibat kritik tekstual yang radikal yaitu jenis analisis tekstual
yang subyektif dan spekulatif untuk mendapatkan dasar teologia. Kritik
tekstual bertujuan untuk mendapatkan kata-kata yang terdekat yang terdapat
dalam naskah asli sehingga dapat diterapkan dalam tugas menafsirkan dan
mengaplikasikan firman Allah.

Berikut ini akan dikemukakan telaah kritis yang Alkitabiah terhadap berbagai
bentuk analisis sebagai suatu  tinjauan kritis dan apologetika pada bab I
dan Bab II :

1.    Analisis Sumber

Kritik sumber hanya bisa dilaksanakan dengan baik jikalau suatu dokumen
sumber masih tetap ada di samping kitab-kitab yang memakainya sebagai
sumber, misalnya tentang pentateukh sebagai jenis kritik sumber yang
diterapkan oleh Wellhausen pada abad ke-19, walaupun kini tidak lagi
berpengaruh dan dinyatakan bahwa hal itu hanya dikenal sebagai gaya prosa
dari Alkitab.

Tinjauan kritis terhadap "Problematika Pentateukh" adalah sebagai berikut :

1.1      Tentang kesatuan pentateuch [1]

Kitab Kejadian hingga Ulangan merupakan suatu kesatuan yang menyajikan suatu
gambaran berkaitan dengan asal-usul manusia, kelahiran serta perkembangan
Israel menjadi suatu bangsa.

1.2      Tentang kepenulisan Musa

Faktor-faktor di bawah ini mendukung Musa sebagai penulis pentateukh :

1.         Dalam pentateukh terdapat sejumlah ayat pendukung : Kel.17:14,
Bil. 33:2 dan Ul. 31:22 dimana terdapat kalimat seperti : "Berfirmanlah
Tuhan kepada Musa"

2.         Dalam kitab-kitab lain di PL sering merujuk Musa sebagai
penulisnya : Yos. 8:31, I Raja 2:3, I Taw 22:13, Ezra 6:18, Neh. 8:2, Dan.
9:11,13 dan Mal. 4:4

3.         Kesaksian Tuhan Yesus sendiri  : Mat. 8:4; 19:8, Mark. 7:10;
10:3-5, Luk. 5:14; 16:29-31 dan Yoh. 5:45-47; 7:19,23.

4.         Kesaksian para penulis PB : Yoh. 1:17, Rom. 10:5, Kis. 3:22, I
Kor. 9:9, II Kor. 3:15, Ibr. 9:19 dan Why. 15:3 (Band. Green, 1984:45-46 &
Wolf, 1998:66-70).

5.         Musa sangat memenuhi syarat sebagai penulis Kitab Pentateukh

a.       Sebagai anak putri Firaun ia dididik dalam segala hikmat orang
Mesir (Kis. 7:22). Hal ini berlangsung selama 40 tahun.

b.      Musa berpengalaman sebagai gembala ternak di Midian selama 40 tahun
(Kel. 2:15-3:1).

c.       Musa adalah pemimpin politik dan agama Israel terbesar yang
memiliki tanggungjawab atas Bangsanya  (Bil. 11:16-17) dan dapat diketahui
dari Kitab  Keluaran hingga Ulangan (Band. Wolf, 1994:64-66 & Green,
1984:45-46).

1.3      Apologetika Terhadap Teori Empat Sumber Wellhausen

Pertentangan terhadap hipotesis dokumen timbul karena hipotesis bertumpu
pada dasar yang sangat subyektif. Tidak satupun dari dokumen-dokumen
tersebut mempunyai bukti yang pernah ditemukan walaupun para kritikus
menjamin bahwa dahulu setiap dokumen itu pernah ada. Berkaitan dengan
pemakaian nama-nama Ilahi untuk menentukan sumber-sumber dapat dijawab bahwa
sejumlah sarjana mengambil kesusasteraan purbakala di Timur Dekat yang
biasanya memiliki dewa/i dengan lebih dari satu nama.







Tabel IV-1. Tabel teori Graf-Wellhausen

      No
     Bagian-bagian
     Dokumen

      WellHausen
     Bukti kepenu-lisan Musa

      1
     Kel. 17 : 8-13
     E
     Kel. 17:14

      2
     Kel. 20 : 22-23; 33
     E
     Kel. 24:4

      3
     Kel. 34 : 10-26
     Y
     Kel. 34:27

      4
     Im. 18 : 5
     P
     Rom.10:5

      5
     Bil. 33 : 3-49
     P
     Bil. 33:2

      6
     Ul. 5 - 30
     D
     Ul. 31:9

      7
     Ul. 32 : 1-42
     D
     Ul. 31:22


Sumber : (Barton Payne, dalam Geisler, 1980:102)

Berkaitan dengan penggunaan kedua nama Allah (Yahweh dan Elohim) memang
terlalu riskan untuk memakainya sebagai ukuran pembagian Pentateuch menjadi
dokumen-dokumen. Cukup banyak dalam pasal dalam Pentateuch yang tidak memuat
salah satu dari nama Allah tetapi dipaksakan masuk dalam pembagian dokumen
(Tindas, 1997:63).

Berkaitan dengan hal itu Edward J. Young menulis :

Sedikitnya ada 5 pasal dalam kitab Kejadian yang tidak nama Allah, tetapi
tetap dibagi dalam Y.P (E1) dan E2. Nama Yahweh tidak terdapat dalam 17
pasal Kitab Kejadian. Juga dalam Keluaran 1 & 2, tapi dikatakan bahwa dalam
pasal-pasal ini terdapat bagian-bagian dari Y. Di samping itu terdapat juga
ayat-ayat yang disebut P2 dan Elohim dan ayat-ayat yang dianggap dari Y
(dalam Guthrie(ed), 1992:61).



Pendewaan akal manusia dalam menyelidiki sesuatu terkadang melangkahi
perkara sederhana yang justru merupakan makna sesungguhnya. Misalnya yang
terlupakan dalam analisis ini adalah makna dari nama Allah yang digunakan
bisa saja nama Allah digunakan secara bergantian dengan alasan-alasan
teologis. [2]

     Dalam perkembangan di abad ke-20 kelemahan-kelemahan dalam formulasi
dokumen tersebut telah menimbulkan beberapa perubahan di dalam teori secara
keseluruhan yang menyimpang dari prinsip-prinsip teori hipotesis tersebut.
Diakui juga bahwa sebagai penulis pentateukh, Musa  juga mengambil
bahan-bahan dari sumber lain (tentunya demikian untuk hal-hal yang terjadi
sebelum kelahirannya). Jadi Musa juga memakai tradisi lisan dan catatan
tertulis yang dipimpin oleh Roh Allah sehingga ia dapat menyusun lima kitab
Musa.

2.    Analisis Sastra

Berbeda dengan kritik sumber yang berusaha untuk memisah-misahkan berbagai
dokumen maka analisis sastra berusaha untuk menilai-nilai sumber atau
lapisan-lapisan teks guna menggambarkan isi dan ciri khasnya untuk
menghubungkannya satu dengan lainnya.

Dalam analisis sastra walaupun Alkitab merupakan karya sastra namun tidak
dapat dipandang atau diteliti sebagai karya sastra pada umumnya. Kebanyakan
sastra Alkitabiah dapat disebut sebagai karangan bertujuan untuk
mempengaruhi pembacanya mengenai pandangan kebenaran dan sikap hidup
tertentu.

Tinjauan Kritis Terhadap  "Polemik Kitab Ayub" adalah sebagai berikut :

2.1      Keaslian penulisan dan tokoh

Kitab Ayub termasuk kitab PL tertua sebab sejarah bangsa Israel sama sekali
tidak disebutkan dan suasananya cocok dengan zaman patriarkh. Penulis kitab
tidak diketahui dengan pasti walaupun tradisi resmi Yahudi mendukung Musa
sebagai penulisnya. Tokoh Ayub merupakan tokoh historis yang pernah ada
sehingga ini bukanlah suatu cerita fiktif. Green menegaskannya dengan
menyatakan : "It related not as a parable, but as a history, instructive
throughout as all the Bible histories are, but still an actual, veritable
ocurrance" (Green, 1979:11). Tokoh Ayub dibicarakan dalam bagian Alkitab
yang lain sebagai pribadi yang nyata seperti Nuh dan Daniel serta banyak hal
dalam hidupnya menunjukkan bahwa semuanya benar-benar terjadi dan tidak
perlu disangsikan (Yeh. 14:4,20 & Yak. 5:11 ).

Selain itu kalimat awal dalam kitab Ayub (1:1) memiliki ciri khas
kesejarahan yang sama dengan kitab-kitab lain seperti dalam Hakim 17:1 dan I
Sam 1:1

2.2      Tentang perkataan Elihu dalam kitab Ayub yang tidak terdapat dalam
prolog dan epilog,  terdapat   alasan untuk tidak mencantumkan nama Elihu
dalam epilog dan prolog, yaitu :

Dalam prolog ia tidak disebut karena ia tidak mempunyai status yang
menganggapnya sebagai salah seorang  bijaksana yang diakui dibanding dengan
ketiga teman Ayub lainnya. Elihu tidak menyinggung perasaan dalam
tanggapannya pada Ayub. Ia tidak mempunyai gambaran yang salah tentang Allah
dan tidak diminta untuk diminta pertanggungjawaban. Sehingga tidak ada
alasan untuk menganggap kata-kata Elihu sebagai tambahan yang kurang penting
(Hill & Walton, 1996 : 423, 426).



Tentang  kesatuan antara prolog dan epilog, Andersen menulis : "The most
obvious contrast, poetry vs prose we believe to be, on the contrary a
powerful argument for the unity of the whole bible" (1976:45)

2.3      Tentang gaya penulisan dan tema

Kitab Ayub berisi  beraneka ragam gaya sastra seperti dialog, monolog,
narasi dan nyanyian pujian. Kitab ini menggambarkan tentang jalan Allah
untuk hidup manusia yang memiliki rencana anugerah yang besar melalui
penderitaan dan ujian untuk membawa kebahagiaan sejati bagi manusia dan
mendatangkan kemuliaan bagi Allah. Dapat juga dikatakan sebagai suatu
"Theodicy" (a justification of God's way in the world) (Band. Dillard &
Longman III, 1994:205)  Lyne Newel melanjutkan "A harmony of theme and
language indicates that  the prologue and epilogue do, in fact  belong
together  and hence points to the same author for them both" (1983:68)

2.4      Tentang Pentingnya Kehadiran  Iblis dinilai sebagai instigator dari
penderitaan Ayub yang mengakibatkan adanya penderitaan. Iblis  adalah musuh
kebaikan dan musuh manusia.  Dalam kitab ini iblis bukanlah nama diri tetapi
merupakan pemaparan suatu fungsi yang digambarkan dalam kata Ibrani "setan",
dapat dijalankan oleh manusia atau oleh mahluk adikodrati. Kitab Ayub
merupakan sumber yang penting untuk sejarah perkembangan pemikiran teoritis
mengenai keberadaan iblis. Kehadiran Iblis hanya diperlukan pada awal kitab
karena Allahlah yang mengambil alih dan memperbaharui seluruh kehidupan
Ayub,  hamba-Nya (Band. Newel, 1983:67 & Hill dan Walton, 1996:426, 434).

3.    Analisis Bentuk

Kritik bentuk dirancang untuk menunjukkan bahwa berita tentang Yesus
diberikan kepada kita melalui sinopsis yang bagian terbanyaknya tidaklah
autentik atau bukan tulisan tangan yang asli tetapi telah dibentuk iman
orang Kristen mula-mula dalam berbagai pentas.

Walaupun kritik bentuk telah memberikan sumbangan yang positif tentang
hakekat kitab-kitab namun kritik ini mempunyai beberapa kelemahan :

a. Kritik bentuk tidak pernah memperhitungkan peranan para saksi mata yang
menyaksikan secara langsung peristiwa kehidupan Yesus (Luk. 1:1-2 dengan
jelas menyebutkan peranan saksi mata dalam penulisan Injil).

b. Kritik bentuk memisahkan pandangan gereja mula-mula dengan pandangan
Yesus sendiri. Itu berarti terjadi pemisahan kekristenan dari Kristus karena
bukanlah Kristus yang memegang peranan utama dalam pembentukan Injil
melainkan masyarakat Kristen.

Kritik bentuk dipengaruhi oleh pandangan rasionalisitis tentang hakekat
sejarah yang tidak memberi tempat kepada hal-hal yang tidak dapat dibuktikan
melalui kategori-kategori sejarah. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kritik
bentuk memberi sumbangan yang positif dalam rangka hal menolong untuk
mengerti hal-hal yang terjadi selama masa selang antara tahun 30 dan 50 M
atau 60 M yakni bagaimana berita tentang perbuatan dan perkataan Yesus
dipelihara dalam bentuk lisan oleh gereja mula-mula; di samping itu kritik
bentuk juga mengingatkan tentang pentingnya memperhatikan situasi kehidupan
(sitz im leben) dalam proses penafsiran dengan adanya perbedaan penekanan di
antara kitab-kitab Injil. [3]

Tinjauan kritis terhadap "Pandangan Demitologisasi Bultmann" :

Pemikiran teologi Bultmann merupakan suatu bentuk "penyangkalan dan
pengabaian terhadap inti berita Injil yang justru bergantung mutlak pada
fakta sejarah. Sebab bagaimana mungkin seseorang dapat mencari "Berita
Injil" dengan meragukan kesungguhan sejarah ?

Susabda menjelaskannya sebagai berikut :

Bagi Bultman ada 2 macam "Sejarah/History" :j Historis : Refers to the facts
of history/actual facts kGeschichte : refers to the meaning or significance
of an event in history. Konsep ini membawanya antuk membedakan antara makna
dari peristiwa sejarah dengan peristiwa sejarah itu sendiri. Kebangkitan
Kristus baginya adalah suatu "Geschichte" sebagai sesuatu yang mempunyai
makna, tetapi bukan suatu fakta sejarah. Tetapi meskipun peristiwa
kebangkitan cuma "Geschichte" baginya, maknanya tetap sangat penting bagi
umat Kristen karena memberikan dasar untuk kehidupan yang eksistensial"
(Susabda, 1993:128-129).



Demitologisasi menghancurkan dasar kekristenan dalam sejarah. Agama menurut
Alkitab menjadi agama yang dibangun di atas mitos-mitos dan membawa sikap
skeptis yang radikal mengenai hal-hal yang supranatural dalam PB. Tinjauan
Kritis terhadap  Kritik Bentuk merupakan  praanggapannya bahwa Alkitab tidak
dapat diterima sebagai catatan kehidupan Yesus dan rasul-rasul-Nya yang
layak dipercaya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menganalisa sejarah
dari tradisi lisan yang mendasari kitab-kitab Injil (dianggap sebagai bahan
mentah penyelidikan untuk menentukan "Injil"  sebelum kitab-kitab Injil.

Kritik Bentuk berlaku sewenang-wenang terhadap para penulis Injil yang
diremehkan  hanya sekedar sebagai redaktur dokumen-dokumen yang tulisannya
saling bertentangan. Analisis ini juga memisahkan kekristenan dari Kristus
dan dari Para Rasul padahal kehadiran Rasul-rasul merupakan jaminan Allah
bagi kelangsungan dan integritas iman kristen yang historis. Banyak saksi
mata yang hidup sepanjang masa penulisan kitab-kitab Injil sehingga
bagaimana mungkin dapat menemukan kesempatan untuk  menciptakan,
mengumpulkan dan menyebarkan  "dongeng"  dan  "mitos"  Injil yang
dipertahankan dan menyebar dalam kancah sejarah yang dapat
dipertanggungjawabkan. Analisis Kritik Bentuk sama sekali tidak dapat
menjelaskan hal ini (Band. Conn, 1996:42-27).

4.    Analisis Redaksi

Kritik redaksi membutuhkan pandangan kritik tradisi dan kritik bentuk. Salah
satu anggapan dasar untuk menerapkan kritik redaksi adalah bahwa banyak teks
alkitabiah mempunyai prasejarah yang dapat ditelusuri dan direkonstruksikan
dengan suatu tingkat kepastian yang handal (Band. Hayes dan Holladay,
1993:122).

Adapun kelemahan kritik redaksi adalah sebagai berikut :

1.    Sering membawa implikasi bahwa peredaksian yang dilakukan oleh seorang
penulis berarti juga menambahkan sesuatu yang faktual dan historis. Para
pengkritik hanya menekankan satu segi yaitu teologia para penulis dan
mengorbankan fakta historis.

2.    Sering diikuti oleh pandangan subyektif, akibatnya nama-nama tempat
dan urutan-urutan kronologis dalam kitab Injil itu hanya mempunyai arti
kalau dilihat dalam perspektif maksud si penulis (Manuain, 1983:39-40).

Tinjauan Kristis Terhadap "Perdebatan Isi Injil Sinoptis" :

4.1      Tinjauan kritis tentang  "Waktu Penyaliban Kristus"

Cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut : Terpusatkan pada kata
"kira-kira" (Yohanes) yang pada cara perhitungan waktu di PB.  McDowell dan
Don Stewart menulis :

Malam hari dibagi dalam 4 waktu jaga. Setiap waktu jaga itu terdiri dari 3
jam (lih.Mark. 13:35) demikian pula siang hari sehingga pernyataan Markus
mengenai "pukul tiga" (Alkitab Yunani) hanya berarti bahwa Yesus disalibkan
pada suatu waktu selama jam ketiga itu (antara pukul 9 dan 12 siang)
sedangkan pernyataan Yohanes bahwa pengadilan itu berakhir kira-kira tengah
hari, dapat berarti pukul 9 dan pukul 12 siang, Markus bisa saja
menempatkannya pada waktu yang lebih pagi dari periode itu (pukul 9) dan
Yohanes pada waktu yang kemudian (pukul 12 siang) tanpa adanya
ketidakcocokan apapun. Tingginya matahari di langit menjadi petunjuk waktu
setiap hari walau perbedaan waktu yang cermat hanya dapat diketahui dari
alat penunjuk waktu yang hanya tersedia di tempat-tempat tertentu (n.d.
59-60).



4.2      Tinjauan kritis terhadap  "Persoalan Kata-Kata di Atas Kayu Salib"

Dalam Yoh. 19:20, Yohanes memberitahukan kepada kita bahwa supaya segala
bangsa yang hadir waktu itu dapat membacanya,  tuduhan mengapa Yesus disalib
itu ditulis dalam bahasa Ibrani, Latin dan Yunani, bahasa Ibrani untuk
rakyat biasa, bahasa Latin untuk orang-orang Romawi dan bahasa Yunani
merupakan bahasa dunia pada waktu itu. Bagian terpenting dari tuduhan itu
ialah Yesus menuntut diri-Nya sebagai Raja Orang Yahudi dan Ia disalibkan
karena tuntutan ini, jadi tulisan "Raja Orang Yahudi" terdapat dalam tulisan
yang berbahasa Ibrani, Latin dan Yunani. [4]

Satu-satunya hal yang tertinggal yang perlu dibicarakan adalah perbedaan
antara Markus dan Yohanes. Tetapi jika kita membaca dengan teliti Markus
15:26 maka kita akan melihat bahwa Markus tidak menuntut bahwa ia memberikan
dengan lengkap kata-kata yang tertulis di atas kayu salib (Torrey,
n.d:78-79)[5]

5.    Analisis Tradisi

Analisis Tradisi sangat positif untuk mencerminkan kristalisasi
tradisi-tradisi pada tahap-tahap tertentu dalam suatu kurun waktu. Tradisi
tersebut berkaitan dengan tradisi lisan dan tertulis. Namun perlu diingat
bahwa hasil-hasil yang diperoleh oleh kritik redaksi bersifat  teoritis dan
hipotesis.

Tinjauan Kritis terhadap  "Kisah Air Bah Nabi Nuh" :

Pertanyaan tentang kehistorisitan dan karakter peristiwa Air Bah merupakan
isu akademik yang menarik bagi teolog dan ilmuwan. Surat 2 Petrus 3:3-7
merupakan suatu kesaksian Alkitab tentang hal itu. Penelitian  yang
hati-hati terhadap fakta-fakta Alkitabiah memmimpin  kita kepada kesimpulan
bahwa air bah terjadi + 3000-5000 tahun sebelum Abraham.

 Terdapat beberapa bukti geografi secara universal tentang air bah, di
antaranya : Terdapat bukti-bukti arkeologi yang menunjukkan adanya keruskan
alam yang dasyat  dan ditemukannya  kerangka manusia dan binatang yang
sangat banyak pada tempat-tempat tertentu. Semua itu menunjukkan bukti
kerusakan kehidupan yang terjadi pada ribuan tahun yang lalu di masa-masa
awal bumi diciptakan. Selain itu gambaran tentang bahtera yang dilukiskan
dalam Alkitab  merupakan gambaran yang logis tentang diyakininya kekuatan
bahtera menghadapi air bah dan kemampuannya menampung  komunitas  manusia
(keluarga Nuh) dan hewan - hewan. [6]

Sedangkan semua argumentasi yang mengatakan bahwa Kisah Air Bah dalam
Alkitab hanya mengambil dari kisah tradisi lokal tidaklah benar, sebab bila
membandingkan isi cerita Alkitab dan tradisi-tradisi lokal seperti yang
telah dikemukakan pada Bab I ditemukan banyak perbedaan kesimpangsiuran dan
ketidakjelasan yang hanya melahirkan kebingungan dan kesesatan bagi para
pembaca.  Sedangkan cerita Alkitab membawa kepada pemahaman yang benar,
tepat,  lebih rasional,  konsisten  dan meyakinkan para pembaca.

Whitcomb dan Morris menegaskan : "This improbability approaches
impossibility when we consider the oral tradisions of the flood which have
been incorporated into such documents as the gilgamesh epic of Babylonia"
(1974:489)

B.      TINJAUAN KRITIS TERHADAP  "METODE KRITIK HISTORIS ALKITAB"

Metode kritik historis Alkitab ditanggapi dengan menyadari terlebih dahulu
bahwa sebagai produk sejarah penyelidikan kritis harus diberi tempat.
Dimensi historis Alkitab merupakan alasan mengapa penyelidikan kritis itu
penting. Alkitab memang adalah firman Allah yang diilhamkan akan tetapi itu
tidak berarti bahwa Alkitab diberikan kepada manusia secara supranatural di
luar konteks historis.

Etta Linnemann mempertajam penilaiannya terhadap "Kritik Historis" berikut
ini :

For historical-critical theology, critical reason decides what is reality
ini the Bible  and what cannot be reality; and this decision is made on the
basis of the everyday experience accessible to every person. Nothing is
accepted as fact unless it is generally held to be possible. That which is
spiritual is judged using fleshly criteria. Experiences of God's childen are
totally disregarded (1997:88).



"Maksud baik" dari Metode Kritik Historis  ini diikuti oleh relativitas
historis sehingga bukan makna obyektif teks Alkitab yang menjadi tujuan
melainkan kesempatan pertemuan antara teks dan penafsiran dimana maknanya
terjadi dan mengambil tempat (Carson, 1980:15) . Menanggapi hal itu,
Linnemann menyatakan :

 The concept Holy Scripture is relativized so that the Bible is nothing more
than a religious writing like all other religious writings. Since other
religious have their Holy Scriptures, are cannot assume that the Bible is
somehow unique and superior to them (1997:85).

1.    Tinjauan Kritis Terhadap Kritik Historis PL

a.    Tanggapan Terhadap Kisah Penciptaan : yang diduga identik dengan enuma
elis sebenarnya memiliki perbedaan yang sangat besar sehingga persamaan di
antaranya sekalipun justru saling menunjukkan pertentangannya. Kelemahannya
adalah kisah enuma elis berisi pujian terhadap Dewa Mardukh (bersifat
politeisme) dimana nilai moralnya rendah sedangkan kisah penciptaan dimulai
dengan materi yang kekal oleh Allah yang adalah Roh (Vos, 1993:21).

b.    Keberadaan Taman Eden Yang Diduga Bersifat Khayal/Mitos : ada berbagai
pendapat yang bertujuan untuk menentukan dengan tepat letak Taman Eden.
Namun  karena tercatat terletak di daerah Sungai Efrat dan Tigris, maka
dikatakan berada di sekitar kawasan Mesopotamia purba (Irak sekarang)
sebagai pusat peradaban kuno di sebelah timur Laut Tengah yang oleh Breasted
dinamakan sebagai "kawasan bulat sabit yang subur". Segala sesuatu dimulai
di sana", ujarnya (Albright, 1946:6 & Braidwood, 1967:136 dan Free & Vos,
1997:41-42).

c.    Tentang menara Babel yang dinilai identik dengan Ziggurat : Ziggurat-
Ziggurat Mesopotamia dibangun untuk kegiatan ibadah bagi para dewa lokal dan
bukan sebagai sarana ketidaktaatan. Proses perkembangan Ziggurat- Ziggurat
besar memakan waktu ± 1000 tahun (model tertuanya baru muncul sesudah 3000
SM, jadi jauh sesudah terjadinya kekacauan bahasa di Babel)  (Vos, 1993:52).

d.    Tentang para leluhur Israel : mereka telah hidup sekitar abad 20 dan
19 SM. Abraham dan Ishak sama-sama menjadikan Bersyeba sebagai tempat ibadah
pada Tuhan juga di tempat itulah Allah telah mengadakan perjanjian dengan
Abraham dan meneguhkannya kepada Ishak anaknya (Kej. 1:22-34, band.
26:14-33) sedangkan Yakub adalah anak Ishak yang ke-2 yang mendapat janji
berkat dari Allah dan ayahnya (Kej. 27:1-30) (Band. Kidner, 1967:155-156,
161-162)

e.    Berkaitan dengan asal-usul ke-12 suku bangsa Israel : ke-12 anak
laki-laki Yakub dan kebanyakan lahir di Mesopotamia dalam kitab Keluaran
diberitahukan bahwa mereka telah menjadi suatu bangsa. Ke-12 anak Yakub
tersebut lahir dari 2 istri dan 2 gundik (Kej. 35:22b-29). Jadi mereka
adalah sungguh-sungguh keturunan Yakub yang menjadi bangsa yang besar.

f.      Telaah  Kritis  Terhadap Hipotesa Deutero dan Trito Yesaya :

1.    Tradisi Yahudi maupun gereja sampai dengan abad ke-19 M dengan suara
bulat mendukung Yesaya sebagai penulis seluruh kitab yang merupakan suatu
kesatuan.

2.    Jika anggapan bahwa Deutero Yesaya ditulis oleh seorang nabi terbesar
di Israel maka hal ini tidaklah mungkin karena segala keterangan tentang
nabi yang terkenal itu telah terhapus sehingga namanya pun tidak diketahui

3.    Berkaitan dengan 4 sumber bagi Trito Yesaya terdapat perbedaan
persetujuan dan ketidakpastian tentang jumlah penulis kitab Yesaya dari para
pengkritik itu sendiri yang juga tidak mengetahui dengan jelas siapa ke-4
penulis tambahan tersebut.

4.    Tuhan Yesus dan penulis-penulis PB 21 kali mengutip dari berbagai
kitab Yesaya dengan selalu menganggapnya berasal dari Yesaya sendiri (Mat.
3:3 band. Yes. 40:3, Mat. 12 :17-21 band. Ye. 42:1-4, Yoh. 12:38 & Rom.
10:16 band. Yes. 53:1, Mat. 8:17 band. Yes. 53:4 & Rom. 10:20-21 band. Yes.
63:1-2)

5.    Bukti dari dalam kitab Yesaya sendiri mendukung kesatuannya : di
seluruh kitab ini nampak suatu kesamaan di dalam mutu dan kecakapan, gaya
bahasa dan penyusunan, gagasan-gagasan dan simbol-simbol; istilah-istilah
yang terdapat di dalamnya antara lain : "Yang Maha Kudus, Allah Israel"
terdapat 12 kali pada pasal 1 - 39 dan 13 pada pasal 40 - 46.

6.    Naskah-naskah laut mati yang ditemukan di Qumran pada tahun 1947 M
tidak menunjukkan pemisahan antara pasal 39 dan 40 malah kedua pasal itu
terdapat pada halaman yang sama (band. Keterangan dalam Luk. 14:17 dimana
kitab nabi Yesaya diberikan kepada Yesus padahal bagian yang dibacakan
terambil dari Yes. 61:1-2. Ini menunjukkan bahwa orang Yahudi mempunyai satu
gulungan saja untuk setiap kitab Yesaya. Kedua teori tersebut sangatlah
berbahaya terhadap hakekat Alkitab sebagai firman Allah (Green, 1948:155-157
dan Dillard & Longman III, 1994: 272).

7.    Berkaitan dengan apologetika Kitab Yesaya, Harrison menyatakan
"Speculations and hyphoteses are now giving place increasingly to an
estimate of Isaiah that sees it as a two-volume prophetic anthology written
and produced either within the lifetime of Isaiah or else not more than half
a century after his death" (1969:245)

g.    Telaah Kritis Terhadap Keautentisitas Kitab Daniel :

Tentang keberadaan Kitab Daniel, Dillard dan Longman III menulis : "Daniel
is a fascinating dan difficult  book. It's the source of numerous debates,
particularly over historicity and the interpretation of prophecy. As we will
see, while the book  is a powerful witness to God's power over evil, aspects
of the book remain amystery of us" (1994:329). Keunikan kitab ini
menyebabkan adanya perdebatan di antara para sarjana Kritik Historis yang
akan ditanggapi sebagai berikut :

1.         Tentang Keberadaan Kitab Daniel, Ia diperintahkan untuk
melindungi dan memateraikan kitabnya dan setengah bagian dari Kitab Daniel
menggunakan namanya sebagai orang pertama tunggal (psl 12:4; 7:2,4; 8:1;
9:2; 10:2; 12-5-8).

2.         Seluruh kitab dengan jelas adalah pekerjaan dari seorang penulis
yang mempunyai satu karakter dan jika Daniel disebut sebagai satu-satunya
penerima dari penyataan Allah itu berarti bahwa benar-benar adalah penulis
dari seluruh kitab ini.

3.         Terdapat kesaksian dalam bagian Alkitab yang lain tentang Daniel
(Mat. 24:15, Mat. 10:23; 16:27; 19:28; 24:30; 25:31 & 26:24).

4.         Kitab ini merefleksikan latar belakang dari kerajaan Babilonia
dan Persia. Obyek sejarah ini telah menunjukkan suatu bukti yang cukup kuat
untuk mendukung kenyataan penulisan kitab Daniel (Band. Young, 1978:19-20)

5.         Dalam kanon Ibrani (Septuaginta) kitab Daniel ditemukan di antara
"Tulisan-tulisan" bersama Kitab Ayub, Mazmur, Amsal, dan lain-lain  dan
bukannya dalam Kitab para Nabi seperti yang dipermasalahkan. Study dari teks
Qumran telah menunjukkan dengan jelas bahwa Kitab Daniel telah mempengaruhi
komunitas Qumran pada waktu itu (Band. Baldwin, 1978:71)





2.    Tinjauan Kritis Terhadap Kritik Historis PB

a.    Menurut Ladd, bahwa dalam praktek penulisan pada zaman sastra kuno
adalah sesuatu yang biasa bagi seorang penulis untuk mengutip dari sumber
lain tanpa harus meminta izin terlebih dahulu atau mencantumkan referensi
dari sumber mana ia mengutip. Dan justru interdepedensi itu mendukung
autoritas kitab-kitab Injil. "If the Holy spirit inspired one Gospel, itsn't
unnatural to conclude that the authors of other inspired Gospel might be led
to make free use of prior inspired records" (Ladd, 1980:118).

b.    Pengetahuan penulis tentang karya pelayanan serta ajaran Yesus dapat
diperoleh dari pengetahuan pribadi atau dari khotbah-khotbah yang
didengarnya berulang-ulang kali dari beberapa tokoh apostolik. Teori ini
mengatakan bahwa fakta-fakta mengenai Yesus telah dikumpulkan dan disusun
kemudian dihafalkan dan akhirnya disampaikan secara lisan dalam suatu bentuk
yang hampir pasti. Teori ini juga tidak memperhatikan kalau Matius adalah
saksi mata dari kehidupan Yesus (Tulluan, 1992:78).

c.    Teori masing-masing penginjil ditekankan dalam tulisannya. Injil tidak
hanya dipandang sebagai karya sastra belaka melainkan merupakan suatu karya
yang dirangkai secara hati-hati. Hal ini terlihat pada bentuk dan sifat
kitab tersebut. Mereka tidak sekedar "meneruskan cerita" tetapi memeriksa,
menyusun berita yang diterimanya dari mulut ke mulut serta menyajikannya
sebagai suatu pandangan historis-teologis dari kehidupan dan ajaran Yesus.
Misalnya Matius menulis tentang Hamba Tuhan yang menderita, Markus tentang
Yesus sebagai Raja dan Lukas tentang Yesus sebagai Juruslamat  Dunia (Band.
Stott, 1994:34) .

d.    Perbedaan-perbedaan dapat timbul karena perbedaan penerapan ajaran dan
kebutuhan jemaat setempat serta penyesuaian dengan tujuan masing-masing
penulis. Jadi walaupun mereka memiliki bahan yang sama tapi mereka
menggunakannya untuk tujuan yang berbeda dan menyusunnya dalam kerangka
kerja yang berbeda di bawah pimpinan Roh Kudus. Perbedaan di antara penulis
mengungkapkan kebebasan mereka dalam berkarya sedangkan persamaannya
mencerminkan latar belakang informasi, tema utama dan ilham yang sama dari
Allah.

e.    Mengenai teori dokumentaris walaupun dapat dipercaya tetapi memiliki
kelemahan yaitu ia lebih banyak menekankan pada hubungan dengan dokumen atau
berita dari mulut ke mulut tentang ajaran Yesus daripada hubungan pribadi di
antara penulis selama satu periode di mana Injil-Injil itu ditulis (Tenney,
1994:175).

f.      Mengenai dokumen "Q" dapat dikatakan dokumen hipotesis semacam ini
belum pernah ditemukan bahkan mereka yang mengajukan hipotesis ini mengakui
bahwa ia bukanlah suatu Injil. Teori dokumen ini tidak mampu menjelaskan
beberapa sifat kreatif yang terlihat dalam bahan-bahan tersebut.

3.    Tanggapan Terhadap Yesus Yang Historis

Kenyataan bahwa kita berhadapan dengan Yesus Kristus adalah Anak Allah yang
berinkarnasi dan yang menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang berotoritas
untuk semua hal yang Dia lakukan dan ajarkan. Hal itu mengkonfirmasikan
otoritas kedaulatan PL yang tergenapi dalam PB melalui diri-Nya sendiri
(Packer, 1970:55-59). Klaas Runia juga mengatakan bahwa kebangkitan Kristus
bukan hanya suatu titik balik dari hidup-Nya sendiri tetapi itu menunjukkan
suatu kerangka referensi di dalam dan melaluinya kita dapat mengerti siapa
Yesus itu dan apa yang Yesus lakukan (Runia, 1973:31). Lebih lanjut F. F.
Bruce mengatakan : "We must begin, then, with the historical Jesus, a real
man of flesh and blood, who lived His life of something over thirty years at
a particular time and place. In the first few decades of the Christian era
and in the land of Israel" (1987:22).

Jika kita menolak sebagian dari pengajaran-Nya berarti kita juga menolak
Yesus sebagai Tuhan dan Mesias demikian pula sebaliknya jika kita mengakui
semua pengajaran-Nya berotoritas maka kita mengakui-Nya sebagai Tuhan.

4.    Tanggapan terhadap Keauthentitas Penulisan Injil Yohanes

Para penulis gereja dari zaman Irenius sangat mendukung kepenulisan Yohanes
anak Zebedeus atas Injilnya yang diperkuat dengan fragmen Muratori (berasal
dari abad ke-7 dan ke-8 yang dipublikasikan pada tahun 1740. Nama fragmen
ini diambil dari nama penemunya :  L. A. Muratori)  (Band. Hawthorne,
1993:90)

John Stott menambahkan : "Concerning the mutual relations between the Gospel
and each of the three letters, it more simply. If the Gospel is the apostle
John's then the letters will be also" (1996:20). Kemudian berkaitan dengan
gaya penulisannya Yohanes tidak bermaksud mencatat kata-kata yang secara
tepat menulis isi dan maksud yang lebih dalam dari pengajaran Yesus
sebagaimana ia sebagai seorang rasul mengerti dan menginter- prestasikannya.
Sedangkan perbedaan penekanan teologis terletak pada cara Yohanes memberikan
penekanan yang lebih besar pada teologianya daripada penulis Injil-injil
sinoptis.

5.    Tanggapan Terhadap Kepenulisan Paulus dan Rasul-Rasul

Menjelang kira-kira 180 M keadaan dalam Gereja Orthodoks memberi kepastian
bahwa kesaksian Rasul Paulus sebagai penulis ke-13 kitabnya juga terdapat
dalam kanon Muratori yang disebut sebagai karyanya II Pet. 13:16 dan II Tim.
3:16 mengindikasikan bahwa semua tulisan Rasul Paulus benar-benar adalah
tulisannya yang berada di bawah ispirasi Roh Kudus.

Berkaitan dengan perbedaan isi dan gaya bahasa masing-masing kitab dapat
dijelaskan bahwa Rasul Paulus juga mendengar dan melihat sendiri keadaan
jemaat-jemaat atau pribadi yang dikirimi surat sehingga masing-masing surat
memiliki perbedaan dan kepelbagaian berdasarkan kebutuhan jemaat setempat,
situasi  Paulus pada waktu menulis surat dan maksud penulisannya.

Pada prinsipnya Roh Kudus memakai Rasul Paulus untuk menyatakan kehendak
Allah melalui surat-surat yang ditulisnya dan yang diakui serta dipelihara
hingga saat ini dan selama-lamanya.

Demikian pula dengan kepastian Rasul Petrus sebagai penulis kitabnya,
ditemukan sejumlah pasal yang merupakan ulangan dari khotbahnya di Yerusalem
(Kis. 2:23 band. I Pet. 1:20; Kis. 10:42 band. I Pet4:5; Kis 5:30; 10:39
band. 1 pet. 2:24) disamping itu hal-hal yang dikatakan oleh Yesus dalam
Injil juga ditulis oleh Petrus sebagai saksi mata kehidupan Yesus (1 Pet.
2:13-17 band. Mat. 17:24-27) (Band. Gundry, 1994:437).

Alkitab berbicara secara langsung dan memiliki wibawa mengatasi seluruh
dimensi keberadaan manusia : tubuh, pikiran, emosi dan jiwa (Yes. 1:7-8).
Dalam hubungannya dengan kebudayaan, Alkitab berdiri di atas kebudayaan
sebagai standar tertinggi darai kebenaran yang tidak berubah sehingga orang
percaya diharapkan untuk mempengaruhi kebudayaan secara positif dengan
menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5:13-16).



----------------------------------------------------------------------------
----

[1] Pentateuch berasal dari kata Yunani "Penta" (lima) dan "teuchos" (sebuah
wadah untuk membawa gulungan-gulungan papyrus tetapi kemudian kata ini
digunakan untuk gulungan naskah itu sendiri). Alkitab sendiri menyebut
tulisan-tulisan Musa sebagai kitab Taurat (Yosua 1 : 8), Kitab Hukum Musa
(II Raja 14 : 6), Hukum Taurat (Ezra 10:3), dsb

[2] Contohnya dalam Kel. 3:15,16 & 18, Allah disebut "Elohim" ketika Musa
berbicara kepada-Nya.Tetapi ketika berbicara kepada Musa Ia menyebut
diri-Nya sebagai YAHWEH, yang menyatakan diri sebagai Allah Perjanjian
Penyelamatan untuk mengutus Musa dalam memimpin Israel keluar dari Mesir .

[3] Para penulis Injil tidak dapat dilepaskan dari lingkungan di mana mereka
berada, yaitu  gereja mula-mula dan tulisan mereka diwarnai oleh iman gereja
mula-mula itu. Itu berarti bahwa peristiwa-peristiwa yang mereka catat
dilatarbelakangi tanggapan gereja mula-mula terhadap berita tentang Yesus
selama masa selang/antara itu (Manuain, 1983:31).

[4] Tulisan ini juga terdapat dalam ke-4 Injil : Matius (yang menulis untuk
orang-orang Yahudi) dengan sendirinya akan mencatat apa yang ditulis dalam
bahasa Ibrani; Markus (yang menulis untuk orang-orang Romawi) dengan
sendirinya mencatat apa yang ditulis dalam bahasa Latin dan Lukas mencatat
apa yang ditulis dalam bahasa Yunani. Rupa-rupanya Yohanes mencatat dengan
gaya Romawi "Yesus dari Nazaret" merupakan pernyataan yang lengkap dan jelas
mengenai siapa Yesus itu dan tuduhannya ialah apa yang dituntutnya sendiri
yaitu "Raja Orang Yahudi".

[5] Ia hanya menulis, "Dan alasan mengapa Ia dihukum mati disebut pada
tulisan yang terpasang di situ : "Raja Orang Yahudi" dan hanya ini yang
diberikan oleh Markus. Perkataan "Yesus, orang Nazaret' bukan merupakan
tuduhan, melainkan nama si tertuduh.

[6] Penemuan arkeologi menemukan bahwa ditemukan adanya sejumlah besar
fosil-fosil (seperti marmut-marmut) yang mengelompok si Siberia. Mereka mati
terkubur secara mendadak oleh air bah. Selain itu pada daerah yang meliputi
lebih dari 10.000 mil 2 dan pada batuan Devorium ditemukan sisa-sisa ikan
besar yang mati dalam posisi berenag secara wajar sedangkan punggungnya
merata karena berat  lumpur yang tertimbun di atasnya dan dengan jelas
menyatakan tanda-tanda kematian secara dasyat dan segera terkubur oleh
sedimen yang sedang dalam proses pengendapan juga. Sehingga tidak ada hal
lain yang menyebabkannya selain Air Bah yang mendadak dan berkepanjangan
(Band. Enoch, n.d : 19-20).








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] KRTIK TINGGI 4