** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** BAB II. AJARAN POKOK, SASARAN DAN DAMPAK "KRITIK HISTORIS" ALKITAB Pada bagian pertama telah dijelaskan garis besar pengertian dan sejarah perkembangan kritik tinggi Alkitab. Kritik Tinggi dalam pengertian negatif, sebagaimana yang digunakan dalam lingkungan liberal, lebih dikenal dengan sebutan "Metode Historis Kritis" Oleh karena itu pada bagian kedua ini akan dibatasi secara spesifik tentang ajaran pokok, sasaran dan dampak "Metode Kritik Historis" Alkitab. A. AJARAN POKOK "METODE KRITIK HISTORIS" ALKITAB 1. Latar Belakang Aspek-aspek yang melatarbelakangi munculnya keraguan terhadap Alkitab sehingga perlu dikaji kembali kebenarannya adalah perubahan sosial, politik, budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan pengaruh filsafat. Pada abad I Gereja mengalami penolakan hebat namun melalui kuasa Allah dalam pemberitaan Injil yang luar biasa, membawa Gereja pada abad XIII menjadi "penguasa" di dalam seluruh aspek kehidupan. Theologia menjadi "ratu/ibu ilmu pengetahuan'. Sampai abad ke-16 Alkitab masih diterima sebagai firman Allah yang benar dan dapat dipercayai . Namun pada akhir abad ke-17 dan secara lebih menonjol pada abad ke-18 dan 19, di masa pencerahan, Renaissance, Humanisme dan filsafat hadirlah spirit elmerdekaan dari kekuasaan gereja. Manusia dan rasio dipakai sebagai kaidah segala sesuatu, penolakan terhadap Allah dan firman-Nya diterapkan dalam dunia theologia dan aspek terkait lainnya. Metode historis kritis pun mendapat angin segar dalam perkembangannya. Tokoh yang mula-mula menerapkan interprestasi rasionalistis adalah H.S. Reimarus (1694 - 1768) yang dengan tajam membedakan antara Yesus yang sebenarnya (dalam pandangan dan harapan orang Yahudi sebagai pembebas atas bangsanya) dengan Yesus yang digambarkan oleh kitab-kitab Injil pada waktu itu. Buku-buku pegangan penafsiran yang mengemukakan metode baru sangat digemari. Penulisnya diantaranya adalah Ernesti dan J.S. Semver yang sangat berminat pada Kritik Historis Sastra. Semler pun (1725 - 1791) merupakan tokoh utama permulaan penerapan interprestasi historis secara kritis dengan kesimpulan bahwa tidak semua bagian dari Alkitab adalah firman Allah . Selanjutnya J.P. Gabler (1787) menekankan bahwa tulisan-tulisan dalam Alkitab harus dimengerti dai kerangkan historisnya dan bukan sebagai text book gogma. Dialah yang pertama kali membedakan antara teologia Alkitabiah dan teologia dogmatika. Menjelang akhir abad ke-18, Lessing, Herder dan Eichorn menyususn analisis historis dari Alkitab yang sangat berpengaruh. Selanjutnya Norman L.Geisver menulis : Beginning with Francis Bacon's inductivism and proceeding through Hobbe's materialism, Spinoza's Ratiolism, Hume's Skeptical Empiricism, the authority of scripture was progressively undermind with Kant's agnoticism and Kierkegaard's existentialism the major philosophical presuppositions leading to Alkitab denial of inerrancy of scripture were firmly implanted in western theological though (Geister, 1980 : 306). [1] Pada abad ke-19 pendekatan historis diteruskan dengan metode perbandingan agama/sejarah agama (Religionsgeschichtliche methode) [2] Hubungan penefsiran Alkitabiah dengan teologi menjadi sangat dekat. Metode Kritik Historis dianggap sebagai satu-satunya jenis penafsiran yang sah, sekaligus memimpin para teolog dalam merekonstruksi kepercayaan dan menyediakan alat untuk mengenali materi-materi teologi yang ditemukan dalam Alkitab. Hal ini merupakan kompas dan alat pemangkas. Banyak pengkritik yang menganggap kritik = penafsiran.[3] Pada abad ini pula, metode penyelidikan historis kritis dipengaruhi oleh paham idealis dari Hegel yang menginterprestasikan sejarah secara dialektis dan evolusionistis. Di dalamnya terdapat hubungan antara thesis dengan antithesis yang menghasilkan synthesis. Pada abad ke-20 perkembangan baru dalam sejarah kritik Historis Alkitab, ditandai dengan pandanagn Bultmann dengan presuposisi sejarah. Ini merupakan suatu rantai sebab akibat yang tidak dapat diputuskan dan sejarah harus diinterprestasikan berdasarkan hukum itu. Baginya hakekat Injil bukan terletak pada penemuan Yesus yang historis melainkan pada interpretasi eksistensial dari cerita. Selanjutnya Ernst Fuchs, Gerhard Ebeling dan Hans-Georg Gaclamer memelopori adanya "New Hermeneutik" yang menimbulkan keterpisahan dengan Hermeneutik klasik. Hal ini berakibat tidak ada lagi kebenaran yang mutlak. [4] Salah satu tokoh abad XX yang sangat berpengaruh adalah Karl Barth. Ia mengutuk agama sebagai dosa yang utama, Allah tidak boleh diidentikkan dengan apapun di dalam dunia termasuk juga perkataan-perkataan Alkitab. Ia tetap mendukung pandanagn liberal yang kritis terhadap Alkitab dan menolak ketidakbersalahan Alkitab (Cann, 1996:25-28). 2. Hakekat dan Ajaran Pokok Kritik Historis itu merupakan produk rasionalisme yang didasarkan pada filasafat, pandangan dunia naturalis dan pikiran monisme yang berpendapat bahwa hanya ada satu-satunya dunia yang real dan itulah yang nampak. Sedangkan dunia yang tidak nampak secara real (kecuali Allah) tidak ada dan hanya bersifat gambaran/mitos. Kritik Historis dimulai dengan suatu praanggapan negatif ketika Alkitab dijadikan sebagai obyek kritik dan penelitian sejarah. Isi Alkitab dapat diterima sebagai Firman Allah bila dapat dibuktikan secara ilmiah atau dengan rasio manusia. [5] Menurut Kummel Alkitab adalah hasil pikiran manusia karena itu hanya dapat ditereangkan dengan menggunakan metode Ilmu Sejarah, lepas dari dogmatik, dipikirkan dengan daya pikir manusia dan dibantu dengan Ilmu Sejarah sehingga isinya benar-benar dapat dipahami sesuai kebenarannya (Kummel, ). Para teolog Historis Kritis telah mengakui ilmu pengetahuan yang atheis dan anti Kristen sebagai satu-satunya jalan masuk ke Firman Allah. Alkitab tidak lebih suci dari buku-buku lain dan digolongkan sebagai bahan kesusasteraan kuno dan klasik yang mudah dinikmati bila melalui penyelidikan yang seksama. Lebih lanjut Linnemann mengatakan : The concept Holy Scripture is relativized so that the Bible is nothing more than Alkitab a religious writing like all other religious writing. Since other religious have their Holy Scripture, one can not assume thet the Bible is somehow unique and superior to them. This is why it gets treated like any other book, even though it's clear enough upon careful study that there're differences between them (Linnemann, :85). Pandangan mengenai pembentukan Alkitab (proses pembentukan tradisi Israel kuno dan gereja mula-mula dan dijadikan sebagai kitab kanonik yang sah) dianggap manusiawi dan tanpa campur tangan Allah sehingga dapat terajdi kekeliruan dan penyimpangan karena visi manusia tentang Allah berkurang karena dosa. Kata-kata dalam Alkitab dan Firman Allah tidak sama. James Barr pun menegaskan hal itu dan lebih lanjut ia mengatakan bahwa : "Jikalau kita tetap berhasrat menggunakan istilah 'firman" berkenaan dengan Alkitab, maka rumusan yang tepat adalah bahwa Alkitab adalah "firman Israel"/"firman tokoh-tokoh gereja mula-mula' (Tindas, :56). Sedangkan metode Historis Kritis merupakan suatu istilah teknis yang digunakan oleh banyak ahli Alkitab dalam proses untuk menyelidiki/menafsirkan Alkitab berdasarkan pandangan bahwa Alkitab adalah suatu produk sejarah kuno yang sama seperti buku-buku sejarah lainnya yang menuntut usaha kritis untuk mengerti isinya. Hal ini dijalankan dengan pra anggapan bahwa hal-hal yang dapat dibuktikan berdasarkan kategori-kategori ilmu pengetahuan modern adalah yang benar secara historis sedangkan yang tidak dapat dibuktikan dengan kategori-kategori tersebut adalah tidak benar secara historis. Berkaitan dengan dokumen-dokumen metode Historis Kritis, Hayes menulis : Historical Criticism of documents is based on the assumption that Alkitab text is historical in at least two senses : it may relate history as well as have it's own history. For this reason we can distinguish between the "History in teh text" and "the history of the text" (Hayes, ..).[6] Seorang kritikus Alkitab menaruh perhatian pada situasi yang digambarkan dalam teks dan situasi yang melahirkan teks itu. Metode Kritik Historis seringkali mengakibatkan dua situasi, yaitu mereka yang mengatakan : "Tidak peduli dengan akibatnya" dan mereka "yang tidak meletakkan iman dalam Alkitab itu sendiri" (Bulletin :60). Semenjak berkembangnya kesadaran modern mengenai sejarah dan metodologi yang dihasilkan maka dalam penafsiran tulisan-tulisan Alkitabiah, aspek-aspek historis tulisan itu mulai mendapat perhatian lebih besar lagi dan benar-benar tidak dapat diabaikan lagi (Hayes, 1993:55). B. SASARAN "KRITIK HISTORIS" ALKITAB 1. KRITIK HISTORIS PERJANJIAN LAMA Kritik Historis PL merupakan suatu cabang studi yang meneliti isi sejarah naskah Alkitab yang sesungguhnya dan berupaya untuk membuktikan kesejarahan dari peristiwa-peristiwa yang berbeda. Studi Kritik Historis PL berawal dari kitab Pentateuch yang awalnya menyangkali kepenulisan Musa. (Lihat hal..) juga menyangkal historisitas dari beberapa peristiwa. Misalnya Kritik Historis mengakui Kejadian 12 (mulai dari panggilan Abram) adalah permulaan sejarah PL. Sedangkan Kej.1 - 11 tidak diakui sebagai peristiwa yang real, karena dianggap hanya sebagai mitos. [7] No Peristiwa dalam Pentateuch Mitos menurut Kritik Historis PL 1 Penciptaan Identik dengan cerita penciptaan "Enuma Elis" dari Mesopotamia dan diduga berasal dari isi perayaan pondok daun[8] 2 Penciptaan Adam Bukan sebagai manusia pertama melainkan setiap orang dan masing-masing pada diri kita 3 Taman Eden Bersifat khayalan / mitos 4 Air bah Diambil dari mitologi Mesopotamia yang diberi nama baru 5 Menara Babel (maknanya manusia hendak menyamai Allah) Identik dengan menara/monumen Ziggurat dari Mesopotamia yang mencerminkan hubungan langit dan bumi sebagai simbol dari kebanggaan manusia[9] 6 Tokoh leluhur Israel Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf Tidak saling berhubungan darah nenek moyang, dari suku yang berbeda kemudian disatukan dalam cerita sejarah buatan [10] 7 Pembentukan ke-12 suku-suku bangsa Isarael Baru bertemu di Kanaan, tidak sedarah dan sejarah masing-masing suku tersebut dipersatukan[11] 8 Bangsa Israel memnyeberangi laut mati Hanya menyeberangi sebuah genangan air yang disebut laut gelagah (bukan laut merah) [12] Bila menyimak penguraian tersebut anmpak adanya ketidakpuasan akali yang melatarbelakanginya. Cerita tentang asal mula manusia berusaha dihapus supaya pandangan Teori Evolusi Darwin dapat diterima dalam iman Kristen. Semua yang bersifat mujizat dianggap mitos sehingga ketidaksesuaian dengan ilmu pengetahuan tidak menjadi masalah. Berkaitan dengan kesatuan kitab Yesaya, pendapat tradisional mengatakan bahwa nabi Yesaya adalah penulis kitab Yesaya. Perdebatan pun terjadi dan menghasilkan suatu hipotesa baru oleh Bernard Duhm yang disebut "Trito Yesaya" dimana kitab Yesaya dibagi menjadi 3 bagian dengan penulis yang berlainan. Hal yang menjadi dasar hipotesa adalah adanya perbedaan gaya penulisan, penekanan teologis dan kronologi terjadinya kitab. Tabel di bawah ini akan memperjelas hipotesa tersebut : No Jenis "Perdebatan" Proto Yesaya (1 - 39) Deutro Yesaya (40 - 55) Trito Yesaya (56 - 66) 1 Penulis Nabi Yesaya bin Amos sezaman de-ngan Mikha dan Hosea Anonim, (tokoh yang berse-mangat dan berani) Anonim (± 1-4 orang) 2 Waktu Penulisan 540 SM 450 SM 3 Tempat Wilayah Lebanon Yerusalem 4 Tema Pemberitaan Memberitakan sua-tu malapetaka bagi Yehuda sebagai hu-kuman Allah Memberitakan pengharapan untuk kembali ke tanah le-luhur dan penghiburan da-lam penderitaan Menekankan ibadah dan ketaatan pada hukum ha-ri Sabat kepada orang-orang buangan di Babel 5 Ciri Khas Disebut kitab pelipur berisi kidung hamba Tuhan (ps 42, 49-52) Menekankan sifat univer-salitas dan monoteistik[13] Selain itu Kitab Daniel pun diragukan otensitasnya. Dengan hipotesa kitab Daniel bukan termasuk dalam ketab nabi-nabi melainkan dalam kethubim/tulisan-tulisan, yang ditulis pada abad ke-2 dan ke-3 sehingga Daniel tidak ditulis pada abad ke-6 Masehi-Daniel tidak disebut dalam daftar tokoh-tokoh Isarael yang terkenal seperti yang tercantum dalam kitab Eklesiastikus 44 : 1 dan seterusnya dan tidak mungkin seseorang menubuatkan secara terperinci hal-hal pada pasal II dalam ratusan tahun sebelumnya. Karena nubuat itu terjadi dengan tepat dalam pemerintahan Anthiokus Epifanes (175 - 163 SM) (St.Darmawijaya, 1990:71). 2. KRITIK HISTORIS PERJANJIAN BARU Metode kritik historis juga berlau pada PB. Metode ini berusaha untuk melihat keaslian sejarah dengan menyelidiki sumber dan bentuk tulisan. Pendekatan terhadap interprestasi PB dipelopori oleh Johann Semler (1735-1791) dan J.D. Michaelis (1717-1791). Keduanya dikenal sebagai pionir dalam kritik historis PB. [14] Kritik historis PB berlaku dalam banyak bagian kitab-kitab PB, diantaranya : (1) Problematika Injil Sinoptik Pada awalnya istilah yang dipakai terhadap Injil Matius, Markus dan Lukas adalah "Harmony", namun kemudian J.J Griesbach (1776) dalam tulisnnya yang berjudul "Synopsis Evangeliorum Matthaei, Marci et Lucae" menggantinya dengan istilah "Sinoptis" pada ketiga injil tersebut. [15] Menurut Kummel problem Injil Sinoptik ini dapat diungkapkan sebagai berikut : bagaimana menjelaskan sesuatu yang luar biasa : hubungan timbal-balik yang rumit dari persamaan dan perbedaan antara Matius, Markus dan Lukas. Pada awalnya untuk memecahkan masalah tersebut ada beberapa teori yang berkembang yaitu : Teori Injil Asli, Teori Naratif/Fragmen, Teori Tradisi dan Teori Saling Ketergantungan Secara Sastra. [16] Pengamatan ini kemudian dikembangkan oleh Christian H. Weibe (1838) yang membawa kepada "Teori Dua Sumber" : menyatakan bahwa Matius dan Lukas memakai Injil Markus sebagai sumber primer/pola dasar dan suatu sumber sekunder yang berupa bahasa-bahasa lisan serta tradisi yang beredar di luar Injil Markus. Hal ini disebut dengan sumber perkataan/loqia : "Q" (singkatan dari quelle dalam bahasa Jerman). (Lihat Bagan 2) Ada juga Teori Ur-Markus (Markus asli) : bentuk Markus yang lebih awal yang menekankan Injil Markus. Teori ini diperkuat oleh Gottlob Christian Strorr (1786) yang menyatakan Markus adalah Injil pertama yang ditulis (The priority of Mark). J.J. Griesbach (1783) menyatakan hipotesis : Markus lebih lambat dari pada Lukas dan bergantung pada Matius dan Lukas. Teori ini merubah "The priority of Mark" namun pada beberapa dekade terakhir para teolog Roma Katholik memperjuangkannya kembali. Teori Dua Sumber memandang hubungan antara Markus dan kedua Injil lainnya semata-mata dari sudut ketergantungan sastra (Kistemaker, 1972:37). Kalau semua persamaan dalam Matius dan Lukas disisihkan maka yang tinggal adalah cerita-cerita yang berasal dari Matius dan Lukas sendiri. Hal ini membawa B.H.Streeter mencetuskan "Teori 4 sumber" yang menyatakan Injil Matius dan Lukas berasal dari Injil Markus, Q dan sumber lain yang beredar secara lisan (Dipakai inisial "M" : dokumen percakapan di Yerusalem-cerita-cerita dalam Matius saja dan "L" : Tradisi orang Kaisarea-cerita-cerita dalam Lukas saja) sehingga Matius dan Lukas mengambil dan melanjutkan cerita-cerita lisan dari para penutur lain maka tidak ada hal yang istimewa. (Lihat bagan 3) (2) PROBLEMATIKA YESUS SEJARAH (The problem of Historical Jesus) Banyak teolog yang menulis tentang problem Injil Sinoptis juga berbicara tentang Yesus yang historis, sehingga solusi dari hal itu adalah sebuah prasyarat untuk study yang tepat dari kehidupan Tuhan Yesus . Pandangan yang beredar adalah perikop-perikop yang beredar dalam Injil bukan Yesus yang historis tetapi Yesus dalam iman para penulis. Kita tidak pernah bisa merekonstruksi Yesus yang historis itu, sebaliknya kita seyogyanya mengakui Yesus dalam iman itu adalah Yesus yang karya penyelamatan-Nya dihayati oleh para penulis Injil. Yesus digambarkan sebagai orang yang tidak melakukan mujizat apapun, tidak mengklaim diri memiliki natur Ilahi dan tidak pula bertujuan unyuk melepaskan manusia dari dosa. (3) INJIL YOHANES Historisitas dan authentisitas Injil Yohanes diragukan oleh banyak ahli. Dikatakan bahwa ada banyak perbedaan penekanan theologis, penempatan pelayanan Yesus secara geografis dan gaya pengajaran Yesus yang berbeda dengan Injil Sinoptis. Kepenulisannya juga diduga bukan oleh Rasul Yohanes, Murid Yesus- tetapi sebagai hasil karya seorang penatua jemaat yang tidak dikenal-juga bernama Yohanes. (4) KEPENULISAN RASUL PAULUS Dalam PB ada 13 surat yang dengan jelas tercantum nama Rasul Paulus sebagai penulisnya. NaSmun para pengritiknya hanya mengakui 6 surat : Roma, I & II Korintus, Galatia, Filipi dan Filemon. Selanjutnya selama masa pertumbuhan gereja purba ada beberapa tulisan kanonik yang berasal dari dan ditujukan kepada gereja mula-mula atau berasal dari seseorang yang ditujukan kepada orang lain (Surat-surat Pastoral, 1-2 Timotius, Titus dan Ibrani) sedangkan surat-surat Am (1-3 Yohanes, 1 Petrus, Yakobus dan Yudas) ditujukan kepada seluruh jemaat Kristen yang tidak jelas alamatnyaaa (walau nama beberapa rasul dicantumkan di situ) Kadangkala sebagian atau seluruh bagian sebuah kitab ditolak sebagai tulisan Paulus. Dari penguraian mengenai Kritik Historis, dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu kitabpun dari Alkitab yang lololss dari penyelidikan karena keraguan akan kredibilitasnya. Diantaranya : a. Gal. 2:1-10 bukan tulisan Paulus sebab bergantung pada Kis. 15 b. Surat Efesus ditolak (sejumlah besar istilah yang dipakai bukanlah yang biasa digunakan Paulus juga mirip dengan Kolose sehingga dikatakan sebagai "Surat kembar" dan diduga hanya merupakan salinan dari Kolose) c. Keabsahan penulisan Rasul Petrus dan Yohanes dalam surat II Petrus dan II,III Yohanes ditolak. d. Surat 2 Tes. Ditulis oleh orang yang memakai nama samaran e. 1&2 Tim. Menyinggung ajaran sesat yang ada hubungannya dengan gnostisisme dari abad ke-2. C. DAMPAK KRITIK HISTORIS DALAM KEKRISTENAN Metode Historis Kritis mempunyai dampak yang merambah hampir seluruh bagian dari kekristenan yang berkembang pada masa awal penerapannya hingga abad modern ini. Berikut akan dipaparkan sekilas dampak dan materi Metode Historis Kritis dalam beberapa aliran kekristenan yang diwakili oleh beberapa teolog dan pengakuan lembaga/aliran yang bersangkutan. 1. Dalam Pandangan Liberal Istilah Liberal dipakai untuk menandai sikap dan pemikiran teologia yang menolak segala kemutlakan dan kepastian termasuk terhadap Alkitab dan keselamatan dalam Kristus serta berani merelatifkan keyakinan imannya sendiri demi bertoleransi dalam berteologia dan beragama. Pengaruh Imanuel Kant Schleiermacher telah mewarnai pandangan liberal dimana Alkitab dianggap tidak lebih dari karangan manusia biasa yang ditulis, disalin, diterjemahkan dan diinterprestasikan oleh manusia yang dapat membuat kesalahan. Di dalamnya terdapat bermacam kontradiksi, legenda dan saga dari segi ilmu pengetahuan. Mereka berusaha membersihkan Alkitab dari segala sesuatu yang berbau supernatural. Tokoh yang mewakili pandangan liberal adalah : Harold Dewolfe dan James Barth. Dewolfe mengatakan bahwa Alkitab bukanlah firman Allah yang murni dan merupakan kumpulan dokumen yang sangat manusiawi. Selanjutnya ia menegaskan : "Althouh written by with charatheristic individual traits and typical human failings, it may stillhave been written by man seized and umpelled by the Spirit of God". Alkitab jelas mengandung kesalahan dan berbagai kontradiksi di dalamnya. Otoritas Alkitab tidak perlu dipertahankan dan menentang dengan keras beberapa perintah PL (Kel.33 : 1-9 band Ul.10 : 1-5). Namun demikian ia menghormati konsep inspirasi terhadap Alkitab yang menyatakan bahwa penulisan Alkitab dilaksanakan oleh sikap tunduk dan takluk para penulisnya terhadap Tuhan. James Barth berusaha mengetengahkan pandangan bahwa Metode Historis Kritis bukan hanya sebagai langkah persiapan/sekunder dalam proses bertheologia melainkan metode tersebut tidak dapat dilepaskan dari proses bertheologia itu sendiri. Baginya Alkitab tidak lebih dari hasil karangan manusia. Dalam pandangan liberal fenomena keinsanian Alkitab dengan segala kelemahannya tidak dapat diperdamaikan dengan suatu doktrin tentang Alkitab sebagai firman Allah yang tidak dapat salah dan keterbatasannya sebagai buku karangan manusia tidak memberi tempat kepada keilahiannya. 2. Pandangan Neo-Orthodoks Disebut Neo-Orthodoks karena aliran ini berusaha untuk menegakkan kembali status Alkitab yang direndahkan oleh kaum liberal lama. Tetapi dengan konsep baru yang lain dari pada pandangan orthodoks yang lama. Doktrin tentang firman Allah merupakan pusat dari teologia ini. Pandangan ini dipelopori oleh Karl Barth dan Emil Brunner. Di Eropa dikenal dengan Teologia Krisis, Teologia Dialektikal atau Barthian (Smith, 1992:27). Menurut Karl Barth pengertian firman Allah (Word of God) terdiri dari tiga formulasi, yaitu : 1. Firman Allah yang diberitakan (God Himself in the proclamation of the Church of Jesus Christ); 2. Firman Allah yang dituliskan (The Bible is God's Word so far as God lets it be His Word, so far as God speaks through it) 3. Firman Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus (reveleation in fact does not differ from the person of Jesus Christ and the reconsiliation that took place in Him to say the Word become flesh) (Barth, 1980:I/2.743, I/1.124-125, I/1,p.134 band. Bolich, 144:30). Baginya teologia firman Allah adalah teologia Kristosentris. Alkitab telah memebri kesaksian tentang penyataan ilahi dan karena itu Alkitab bukanlah penyataan. Ia juga menolak ineransi Alkitab sedangkan Bruner mempunyai pandangan yang tidak jauh berbeda. Baginya merupakan suatu hal yang sangat berbahaya bila menyamakan Alkitab dengan firman Allah sebab hal ini lahir dari kesalahpengertian Yudaistik mengenai Alkitab dan pandangan akademik mengenai penyataan (Tindas, 1997:85-86). Neo-Orthodoks menganggap bahwa Alkitab adalah kesaksian atau petunjuk tentang penyataan maka tentunya Alkitab mempunyai banyak kekeliruan dan kontradiksi serta ketidaksempurnaan. 3. PANDANGAN FUNDAMENTALIS Pandangan ini bercirikan pembelaan dan kesetiaan yang teguh terhadap lima dasar iman (fundamentals of faith), yaitu suatu pengilhaman dan kemutlakan Alkitab, keilahian dan kelahiran Kristus, kematian Yesus sebagai penebus manusia, kebangkitanNya dan kedatanganNya yang kedua. Pandangan ini diwakili oleh John R. Rice. Baginya inspirasi Allah berlaku terhadap Alkitab di bawah pengawasan Tuhan dan isinya dinafaskan oleh Allah. Alkitab lebih dari suatu kesaksian biasa dan lebih dari kata-kata manusia. Ia menegaskan : The scripture are fundamentally the word of God not the word of man. Except in some incidental and controlled and limited sense. That human side is wholly secondary and its treated as incidental when the Bible speaks of itself, its origin and authority (Rice, 1969:141). Pandangan ini mengatakan bahwa Alkitab dikomunikasikan secara verbal (word for word) dari Allah kepada penulis Alkitab yang merupakan sekertaris dari Roh Kudus. 4. PANDANGAN INJILI Pandangan ini sangat menekankan iman sebagai kesetiaan kepada kebenaran sebagai wahyu Allah yang disingkapkan oleh Alkitab. Untuk memberikan gambaran tentang keyakinan dan ajaran gerakan ini berikut terdapat pengakuan pernyataan iman Seminari Fuller tentang Alkitab : Kitab Suci adalah bagian hakiki dan rekaman yang patut dipercaya tentang penyingkapan diri yang ilahi ini. Semua kitab dalam PL dan PB yang diberikan oleh pengilhaman ilahi adalah firman Allah yang tertulis, satu-satunya aturan yang mutlak bagi iman dan kelakuan. Kitab-kitab itu harus ditafsirkan sesuai dengan konteks dan maksudnya dan di dalam ketaatan yang penuh hormat kepada Tuhan yang berbicara melaluinya di dalam kuasa yang hidup (Aritonang, 1996:251). Salah satu tokoh yang mewakili golongan Injili adalah B.B. Warfield. Ia berpendapat bahwa Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan secara penuh (Plenary inspiration) dan menyangkut kata-kata yang terdapat dalam Alkitab (Verbal inspiration). Baginya Alkitab bukan produk manusia melainkan produksi Allah melalui manusia sebagai alatNya. Ia mengakui keinsanian Alkitab sebagai hasil kerja sama antara manusia dan Allah (Warfield, 199???). 5. GOLONGAN PANTEKOSTA-KHARISMATIK Aliran Pantekosta merupakan salah satu aliran gereja yang kemunculan dan perkembangannya paling spektakuler abad ini. Pandangannya tentang Alkitab dapat diwakili oleh pernyataan iman sidang jemaat Allah di Inggris yang berbunyi : Kami percaya pada Alkitab sebagai firman Allah yang diilhamkan, tidak bisa salah dan merupakan tata tertib yang lengkap bagi iman, kegiatan dan perilaku : Alkitab dipandang sebagai firman Allah yang mengungguli hati nurani dan akal budi tetapi tidak bertentangan dengannya dan juga Alkitab tidak mengandung kesalahan (Aritonang, 1996:188-189). Gerakan Kharismatik dicirikan dengan pujian yang bersemangat, kuasa baru untuk melayani dan bersaksi, mendengar suara Tuhan pada masa kini, membangunkan minat terhadap eskatologi dan adanya karunia pada setiap orang Kristen. Gerakan yang lebih menekanlan pengalaman rohani (Jadi cenderung subyektif) ketimbang urusan ajaran ini diwakili oleh satu rumusan Pernyataan Iman Vineyard Christian Fellowship (Persekutuan Kristen Kebun Anggur) yang berbunyi : Kami percaya bahwa Alkitab PL dan PB adalah firman Tuhan sepenuhnya diilhamkan tanpa kesalahan pada naskah aslinya dan merupakan aturan yang mutlak atas iman dan kelakuan. Demitologisasi Bultmann : Pemikiran teologi Bultmann merupakan suatu bentuk "penyangkalan dan pengabaian terhadap inti berita Injil yang justru bergantung mutlak pada fakta sejarah. Sebab bagaimana mungkin seseorang dapat mencari "Berita Injil" dengan meragukan kesungguhan sejarah ? Susabda menjelaskannya sebagai berikut : Bagi Bultman ada 2 macam "Sejarah/History" :j Histors : Pepersto the facts of history/actual facts kIeeschichte : refers to the meaning or significance of an event in history. Konsep ini membawanya antuk membedakan antara makna dari peristiwa sejarah dengan peristiwa sejarah itu sendiri lKebangkitan Kristus baginya adalah suatu "Geschichte" sebagai sesuatu yang mempunyai makna, tetapi bukan suatu fakta sejarah. Tetapi meskipun peristiwa kebangkitan cuma "Geschichte" baginya, maknanya tetap sangat penting bagi umat Kristen karena memberikan dasar untuk kehidupan yang eksistensial" (Susabda, 1993:128-129) Demitologisasi menghancurkan dasar kekristenan dalam sejarah. Agama menurut Alkitab menajdi agama yang dibangun di atas mitos-mitos dan membawa sikap skeptis yang radikal mengenai hal-hal yang supranatural dalam PB. Tinjauan Kritis terhadap Kritik Bentuk adalah bahwa praanggapannya bahwa Alkitab tidak dapat diterima sebagai catatan kehidupan Yesus dan rasul-rasul-Nya yang layak dipercaya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menganalisa sejarah dari tradisi lisan yang mendasari kitab-kitab Injil (dianggap sebagai bahan mentah penyelidikan untuk menentukan "Injil sebelum kitab-kitab Injil". Kritik Bentuk berlkau sewenang-wenang terhadap para penulis Injil yang diremehkan hanya sekedar redaktur dokumen-dokumen yang tulisannya saling bertentangan. Analisis ini juga memisahkan kekristenan dari Kristus dan dari Para Rasul. Padahal kehadiran Rasul-rasul merupakan jaminan Allah bagi kelangsungan dan integritas imen Kristen Historis. Banyak saksi mata yang hidup sepanjang masa penulisan kitab-kitab Injil. Dimanakah kita bisa menemukan waktu unutk pengumpulan, penciptaan dan penyebaran "dongeng" dan "mitos" Injil dipertahankan dan meyebar dalam kancah sejarah yang dapat dipertanggungjawankan. Analisis Kritik Bentuk sama sekali tidak dapat menjelaskan hal ini (Conn, 1996:42-27). Perdebatan Isi Injil Sinoptis Cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut : Terpusatkan pada kata "kira-kira" (Yohanes) yang pada cara perhitungan waktu di PB. McDowell dan Don Stewart menulis : Malam hari dibagi dalam 4 waktu jaga. Setiap waktu jaga itu etrdiri dari 3 jam (lih.Mark. 13:35) demikian pula siang hari sehingga penryataan Markus mengenai "pukul tiga" (Alkitab Yunani) hanya berarti bahwa Yesus disalibkan pada suatu waktu selama jam ketiga itu (antara pukul 9 dan 12 siang) sedangkan pernyataan Yohanes bahwa pengadilan itu berakhir kira-kira tengah hari, dapat berarti pukul 9 dan pukul 12 siang, Markus bisa saja menmpatkannya pada waktu yang lebih pagi dari periode itu (pukul 9) dan Yohanes pada waktu yang kemudian (pukul 12 siang) tanpa adanya ketidakcocokan apapun. Tingginya matahari di langit menjadi petunjuk waktu setiap hari walau perbedaan waktu yang cermat hanya dapat diketahui dari alat penunjuk waktu yang hanya etrsediea di tempat-tempat tertentu (n.d. 59-60). Kritik Pentateuch Berkaitan dengan penggunaan kedua nama Allah (Yahweh dan Elohim) memang terlalu riskan untuk memakainya sebagai ukuran pembagian Pentateuch menjadi dokumen-dokumen. Cukup banyak dalam pasal dalam Pentateuch yang tidak memuat salah satu dari nama Allah tetapi dipaksakan masuk dalam pembagian dokumen (Tindas, 63). Edward Young mencatat sedikitnya ada 5 pasal dalam kitab Kejadian yang tidak nama Allah, tetapi tetap dibagi dalam Y.P (E1) dan E2. Nama Yahweh tidak terdapat dalam 17 pasal Kitab Kejadian. Juga dalam Keluaran 1 & 2, tapi dikatakan bahwa dalam pasal-pasal ini terdapat bagian-bagian dari Y. Di samping itu terdapat juga ayat-ayat yang disebut P2 dan Elohim dan ayat-ayat yang dianggap dari Y. Pendewaan akal manusia dalam menyelidiki sesuatu terkadang melangkahi perkara sederhana yang justru merupakan makna sesungguhnya. Misalnya yang terlupakan dalam analisis ini adalah makna dari nama Allah yang digunakan bisa saja nama Allah digunakan secara bergantian dengan alasan-alasan teologis. [17] 3. ---------------------------------------------------------------------------- ---- [1] Francois Bacon (1561-1624) menulis buku "Novum Organum" (1620) yang menjadi dasar kritik modern Alkitab . Baginya Alkitab hanyalah buku yang berguna untuk kesalehan dan bukan untuk mengenal Allah dengan benar; Thomas Hobbes (1588-1679) sebagai seorang filsuf materialisme adalah pemula kritik mujizat dan Kritik Alkitab Rasionalistis. Baginya mujizat harus ditafsirkan sebagai perumpamaan; Baruch Oe Spinoza (1632-1677) adalah pemula kritik terhadap Alkitab secara sistematik yang mengatakan memegang Alkitab sebagai wahyu Allah = takhayul sebab berarti menyembah kertas dan tinta sebagai wahyu Allah; David Hume (1711-1776) mengatakan Alkitab bukan wahyu Allah yang supranatural dan mujizat bertentangan dengan hukum Allah, Immanuel Kant (1724-1804) yang berkata bahwa Allah sesungguhnya tidak dapat diketahui secara obyektif dan real sehingga membuka pintu terhadap Kritik Alkitab; Seren Aaby Kierkegaard (1813-1855) menyatakan Allah tidak masuk akal dan hanya dapat dipahami secara paradoks, mengenal Allah dari Alkitab berarti menjadikan Alkitab "Paus Kertas" dan kritik terhadap Alkitab yang berisi gambaran tak berarti tidak dapat merusakkan kepercayaan yang asli (Linemann, 1991:28-29). [2] Pendekatan ini berasumsi bahwa terdapat kesamaan /analogi tertentu antara kepercayaan Israel dengan agama bangsa-bangsa lain di Timur dekat dan antara kekristenan mula-mula dengan agama-agama dalam dunia Yunani-Romawi. Karena itu, baik PL dan PB harus ditafsirkan dalam interaksi dengan unsur-unsur agama yang lain itu. Hal itu berarti bahwa bukan teologia Alkitab yang terutama melainkan sejarah dan pengalaman religius. [3] Salah satu ciri yang paling menolok dalam perkembangan penafsiran Alkitab selam abad ke-19 adalah cara praanggapan filosofis yang memimpin secara tersirat. Bagi kebanyakan penafsir-penafsir historis, sikap rasionalistis terhadap mujizat-muijzat dianggap memang semestinya begitu (Grant :124) [4] New Hermeneutik tidak lagi merupakan penekanan prinsip-prinsip yang dipakai untuk mengerti dokumen purba tetapi merupakan penyelidikan mendasar tentang fungsi Hermeneutik yang terdapat dalam percakapan, tulisan dan lain-lain. [5] Rasio menjadi tolok ukur kebenaran peristiwa sejarah masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Rasio yang menentukan "apakah ini sungguh terjadi, mungkin terjadi, kemungkinan tidak terjadi ataupun pasti tidak terjadi". [6] Bagian yang pertama ("sejarah dalam teks") menunjuk kepada hal-hal berkaitan dengan sejarah yang teks itu sendiri tuturkan seperti kesimpulan tentang kondisi sosial, politik, sejarah dari teks itu sedangkan bagian yang kedua (sejarah dari teks) menunjukkan kepada hal-hla yang tidak ada sangkut pautnya dengan apa yang teks itu sendiri kisahkan seperti riwayat/sejarah teks tersebut (Bagaimana, mengapa, kapan dan di mana teks itu muncul, penulis, hal-hal yang mempengaruhi dan lain sebagainya) [7] Mitos, maksudnya bersifat kesusasteraan yang maknanya tidak terletak dalam oknum yang bereksistensi dalam cerita tersebut, jadi mitos merupakan cerita-cerita yang sebagian berdasarkan fakta (dari peristiwa lain yang dipinjam untuk memberi penjelasan tentang makna alam semesta dan kehidupan manusia dan sebagian berdasarkan khayalan [8] Urutan penciptaan dalam Kel.1 : 1-2 : 40 dan Enema Elis adalah sama. Mulai dengan kekacauan kosmis, muncul terang, cakrawala, tanah kering, benda-benda di langit dan berakhir dengan manusia. Setelah itu para dewa beristirahat dan melakukan perayaan (Wahoro, 1986:77). Cerita Kej. 1 berasal dari perayaan pondok daun /Tahun Baru (Im.23 : 24; Ul. 16 : 13) karena 7 hari perayaan = 7 hari penciptaan [9] Merupakan cerita Aetiologis berupa legenda : mengandung keterangan asal-usul Ziggurat merupakan kuil suci ibadah, merupakan ekspresi kesalahan bangsa Babil. Namun penulis Alkitab menonjolkannya bermakna lain. (Wahono, :80). [10]Ishak hanya merupakan tokoh bayangan sebagai penghubung antara Yakub dan Abraham dan kisah Yususf hanya berfungsi untuk menghubungkan masa nenek moyang dan cerita-cerita mengenai keluaran dari Mesir (Wahono 89-90) [11] Pada zaman persekutuan antara suku bangsa, semua suku Israel belum merupakan satu bangsa. Namun saat-saat kritis pada waktu itu menimbulkan perasaan kebanggaan yang mempersatukan seluruh suku (Wahono, 128). [12] Tempatnya diperkirakan di Terusan Suez / sedikit ke sebelah timur, dekat Pantai Laut Tengah dan dekat Danau Sirbanis. Para tentara Mesir yang mengejar mereka terperosok ke dalam lumpur dan pasir serta tenggelam ketika air laut itu kembali pasang dan kisah ini tidak dicantumkan dlam dokumen Mesir karena peristiwa perbatasan itu hanya hal yang kecil saja (Wahono :107) [13] Yesaya pertama secara keseluruhan bersifat negatif sebagai reaksi Allah atas kemerosotan iman dan moral bangsa Israel; Deutro Yesaya tulisannya sebagian besar berbentuk puisi dan bahasa gambaran yang mengadopsi mitos Babel tentang penciptaan alam sebagai gambaran kemenangan Allah atas dewa kekacauan-Rahab (Yesaya 51 : 9) juga gambaran eksodus dari Mesir sebagai berita pembebasan dari kuasa Babel; tulisan Trito Yesaya hampir sama dengan nabi Yesaya dan Deutro Yesaya sehingga bagian ini digabungkan dengan bagian sebelumnya. (Skripsi) [14] Semler menerjemahkan karya-karya Richard Simon (orang I yang meneliti PB dari sudut pandang sejarah sastra). Ia membedakan firman Allah dan Alkitab. Keduanya tidak identik tetapi karena kanon itu muncul sebagai hasil dari kesepakatan manusia maka hubungan suatu kitab terhadap kanon tersebut harus bisa diteliti oleh kritik historis. [15] Disebut demikian karena ketiganya memiliki kesejajaran (persamaan) dan ketidaksejajaran (perbedaan) yang luas dalam struktur kitab, susunan bahan-bahan, rincian bahasa dan gaya sehingga dapat disusun bersamaan dalam tiga kolom vertikal secara berdampingan (Stein, 1988:23). (Lihat Bagan 1) [16] Teori Injil Asli (menganggap ada sebuah Injil asli yang ditulis dalam bahasa Aram yang jejaknya tidak diketahui lagi), Teori Naratif (menduga ada beredar banyak kisah-kisah lepas/Naratif yang kemudian dikumpulkan oleh para penulis Injil), Teori Tradisi menganggap bahwa ada suatu Injil lisan yang seragam berkembang di antara para Rasul di Yerusalem pada tahap awal. Karena kebutuhan penginjilan karya itu diterjemahkan, disesuaikan kemudian dituliskan) dan Teori yang menganggap adanya saling ketergantungan secara sastra. Garis teori ini berbeda dengan teori yang lain (Marxsen, 1996:132). Pertimbangannya adalah :Hampir semua isi Injil Markus terdapat dalam Matius dan Lukas namun tidak sebaliknya dan cukup banyak kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang sma dalam ketiga Injil tersebut tetapi cukup banyak perbedaan dalam Matius dan Lukas sehingga kala perbedaan itu nampak dalam Markus maka Matius dan Lukas memperbaiki atau mengubahnya menurut caranya masing-masing. (Wahono, :354-355) [17] Contohnya dalam Kel. 3:15,16 & 18, Allah disebut "Elohim" ketika Musa berbicara kepada-Nya. Tetapi ketika berbicara kepada Musa Ia menyebut diri-Nya YAHWEH, yang menyatakan diri sebagai Allah Perjanjian Penyelamatan untuk mengutus Musa dalam memimpin Israel keluar dari Mesir (Young, ?61) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **