[nasional_list] [ppiindia] KRITIK TINGGI 2

  • From: "Ari Condro" <masarcon@xxxxxxx>
  • To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Wed, 23 Feb 2005 20:12:58 +0700

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

BAB II. AJARAN POKOK, SASARAN DAN DAMPAK "KRITIK HISTORIS" ALKITAB



Pada bagian pertama telah dijelaskan garis besar pengertian dan sejarah
perkembangan kritik tinggi Alkitab. Kritik Tinggi dalam pengertian negatif,
sebagaimana yang digunakan dalam lingkungan liberal, lebih dikenal dengan
sebutan "Metode Historis Kritis" Oleh karena itu pada bagian kedua ini akan
dibatasi secara spesifik tentang ajaran pokok, sasaran dan dampak "Metode
Kritik Historis" Alkitab.

A.      AJARAN POKOK "METODE KRITIK HISTORIS" ALKITAB

1.       Latar Belakang

Aspek-aspek yang melatarbelakangi munculnya keraguan terhadap Alkitab
sehingga perlu dikaji kembali kebenarannya adalah perubahan sosial, politik,
budaya, perkembangan ilmu pengetahuan dan pengaruh filsafat. Pada abad I
Gereja mengalami penolakan hebat namun melalui kuasa Allah dalam pemberitaan
Injil yang luar biasa, membawa Gereja pada abad  XIII menjadi "penguasa" di
dalam seluruh aspek kehidupan. Theologia menjadi "ratu/ibu ilmu
pengetahuan'. Sampai abad ke-16 Alkitab masih diterima sebagai firman Allah
yang benar dan dapat dipercayai . Namun pada akhir abad ke-17 dan secara
lebih menonjol pada abad ke-18 dan 19, di masa pencerahan, Renaissance,
Humanisme dan filsafat hadirlah spirit elmerdekaan dari kekuasaan gereja.
Manusia dan rasio dipakai sebagai kaidah segala sesuatu, penolakan terhadap
Allah dan firman-Nya diterapkan dalam dunia theologia dan aspek terkait
lainnya. Metode historis kritis pun mendapat angin segar dalam
perkembangannya.

Tokoh yang mula-mula menerapkan interprestasi rasionalistis adalah H.S.
Reimarus (1694 - 1768) yang dengan tajam membedakan antara Yesus yang
sebenarnya (dalam pandangan dan harapan orang Yahudi sebagai pembebas atas
bangsanya) dengan Yesus yang digambarkan oleh kitab-kitab Injil pada waktu
itu. Buku-buku pegangan penafsiran yang mengemukakan metode baru sangat
digemari. Penulisnya diantaranya adalah Ernesti dan J.S. Semver yang sangat
berminat pada Kritik Historis Sastra. Semler pun  (1725 - 1791) merupakan
tokoh utama permulaan penerapan interprestasi historis secara kritis dengan
kesimpulan bahwa tidak semua bagian dari Alkitab adalah firman Allah .
Selanjutnya J.P. Gabler (1787) menekankan bahwa tulisan-tulisan dalam
Alkitab harus dimengerti dai kerangkan historisnya dan bukan sebagai text
book gogma. Dialah yang pertama kali membedakan antara teologia Alkitabiah
dan teologia dogmatika. Menjelang akhir abad ke-18, Lessing, Herder dan
Eichorn menyususn analisis historis dari Alkitab yang sangat berpengaruh.

Selanjutnya Norman L.Geisver menulis :

Beginning with Francis Bacon's inductivism and proceeding through Hobbe's
materialism, Spinoza's Ratiolism, Hume's Skeptical Empiricism, the authority
of scripture was progressively undermind with Kant's agnoticism and
Kierkegaard's existentialism the major philosophical presuppositions leading
to Alkitab denial of inerrancy of scripture were firmly implanted in western
theological though (Geister, 1980 : 306). [1]



Pada abad ke-19 pendekatan historis diteruskan dengan metode perbandingan
agama/sejarah agama (Religionsgeschichtliche methode) [2]

Hubungan penefsiran Alkitabiah dengan teologi menjadi sangat dekat. Metode
Kritik Historis dianggap sebagai satu-satunya jenis penafsiran yang sah,
sekaligus memimpin para teolog dalam merekonstruksi kepercayaan dan
menyediakan  alat untuk mengenali materi-materi teologi yang ditemukan dalam
Alkitab. Hal ini merupakan kompas dan alat pemangkas. Banyak pengkritik yang
menganggap kritik = penafsiran.[3] Pada abad ini pula, metode penyelidikan
historis kritis dipengaruhi oleh paham idealis dari Hegel  yang
menginterprestasikan sejarah secara dialektis dan evolusionistis. Di
dalamnya terdapat hubungan antara thesis dengan antithesis yang menghasilkan
synthesis.

Pada abad ke-20 perkembangan baru dalam sejarah kritik Historis Alkitab,
ditandai dengan pandanagn Bultmann dengan presuposisi sejarah. Ini merupakan
suatu rantai sebab akibat yang tidak dapat diputuskan dan sejarah harus
diinterprestasikan berdasarkan hukum itu. Baginya hakekat Injil bukan
terletak pada penemuan Yesus yang historis melainkan pada interpretasi
eksistensial dari cerita.

Selanjutnya Ernst Fuchs, Gerhard Ebeling dan Hans-Georg Gaclamer memelopori
adanya "New Hermeneutik" yang menimbulkan keterpisahan dengan Hermeneutik
klasik. Hal ini berakibat tidak ada lagi kebenaran yang mutlak. [4]

Salah satu tokoh abad XX yang sangat berpengaruh adalah Karl Barth. Ia
mengutuk agama sebagai dosa yang utama, Allah tidak boleh diidentikkan
dengan apapun di dalam dunia termasuk juga perkataan-perkataan Alkitab. Ia
tetap mendukung pandanagn liberal yang kritis terhadap Alkitab dan menolak
ketidakbersalahan Alkitab (Cann, 1996:25-28).

2.       Hakekat dan Ajaran Pokok

Kritik Historis itu merupakan produk rasionalisme yang didasarkan pada
filasafat, pandangan dunia naturalis dan pikiran monisme yang berpendapat
bahwa hanya ada satu-satunya dunia yang real dan itulah yang nampak.
Sedangkan dunia yang tidak nampak secara real (kecuali Allah) tidak ada dan
hanya bersifat gambaran/mitos.

Kritik Historis dimulai dengan suatu praanggapan negatif ketika Alkitab
dijadikan sebagai obyek kritik dan penelitian sejarah. Isi Alkitab dapat
diterima sebagai Firman Allah bila dapat dibuktikan secara ilmiah atau
dengan rasio manusia. [5] Menurut Kummel Alkitab adalah hasil pikiran
manusia karena itu hanya dapat ditereangkan dengan menggunakan metode Ilmu
Sejarah, lepas dari dogmatik, dipikirkan dengan daya pikir manusia dan
dibantu dengan Ilmu Sejarah sehingga isinya benar-benar dapat dipahami
sesuai kebenarannya (Kummel, ). Para teolog Historis Kritis telah mengakui
ilmu pengetahuan yang atheis dan anti Kristen sebagai satu-satunya jalan
masuk ke Firman Allah. Alkitab tidak lebih suci dari buku-buku lain dan
digolongkan sebagai bahan kesusasteraan kuno dan klasik yang mudah dinikmati
bila melalui penyelidikan yang seksama.

Lebih lanjut Linnemann mengatakan :

The concept Holy Scripture is relativized so that the Bible is nothing more
than Alkitab a  religious writing like all other religious writing. Since
other religious have their Holy Scripture, one can not assume thet the Bible
is somehow unique and superior to them. This is why it gets treated like any
other book, even though it's clear enough upon careful  study that there're
differences between them (Linnemann, :85).



Pandangan mengenai pembentukan Alkitab (proses pembentukan tradisi Israel
kuno dan gereja mula-mula dan dijadikan sebagai kitab kanonik yang sah)
dianggap manusiawi dan tanpa campur tangan Allah sehingga dapat terajdi
kekeliruan dan penyimpangan karena visi manusia tentang Allah berkurang
karena dosa. Kata-kata dalam Alkitab dan Firman Allah tidak sama. James Barr
pun menegaskan hal itu dan lebih lanjut ia mengatakan bahwa : "Jikalau kita
tetap berhasrat menggunakan istilah 'firman" berkenaan dengan Alkitab, maka
rumusan yang tepat adalah bahwa Alkitab adalah "firman Israel"/"firman
tokoh-tokoh gereja mula-mula' (Tindas, :56).

Sedangkan metode Historis Kritis merupakan suatu istilah teknis yang
digunakan oleh banyak ahli Alkitab dalam proses untuk
menyelidiki/menafsirkan Alkitab berdasarkan pandangan bahwa Alkitab adalah
suatu produk sejarah kuno yang sama seperti buku-buku sejarah lainnya yang
menuntut usaha kritis untuk mengerti isinya. Hal ini dijalankan dengan pra
anggapan bahwa hal-hal yang dapat dibuktikan berdasarkan kategori-kategori
ilmu pengetahuan modern adalah yang benar secara historis sedangkan yang
tidak dapat dibuktikan dengan kategori-kategori tersebut adalah tidak benar
secara historis.

Berkaitan dengan dokumen-dokumen metode Historis Kritis, Hayes menulis :

Historical Criticism of documents is based on the assumption that Alkitab
text is historical in at least two senses : it may relate history as well as
have it's own history. For this reason we can distinguish between the
"History in teh text" and "the history of the text" (Hayes, ..).[6]



Seorang kritikus Alkitab menaruh perhatian pada situasi yang digambarkan
dalam teks dan situasi yang melahirkan teks itu. Metode Kritik Historis
seringkali mengakibatkan dua situasi, yaitu mereka yang mengatakan : "Tidak
peduli dengan akibatnya" dan mereka "yang tidak meletakkan iman dalam
Alkitab itu sendiri" (Bulletin :60).

 Semenjak berkembangnya kesadaran modern mengenai sejarah dan metodologi
yang dihasilkan maka dalam penafsiran tulisan-tulisan Alkitabiah,
aspek-aspek historis tulisan itu mulai mendapat perhatian lebih besar lagi
dan benar-benar tidak dapat diabaikan lagi (Hayes, 1993:55).



B.      SASARAN "KRITIK HISTORIS" ALKITAB

1.       KRITIK HISTORIS PERJANJIAN LAMA

Kritik Historis PL merupakan suatu cabang studi yang meneliti isi sejarah
naskah Alkitab yang sesungguhnya dan berupaya untuk membuktikan kesejarahan
dari peristiwa-peristiwa yang berbeda. Studi Kritik Historis PL berawal dari
kitab Pentateuch yang awalnya menyangkali kepenulisan Musa. (Lihat hal..)
juga menyangkal historisitas dari beberapa peristiwa. Misalnya Kritik
Historis mengakui Kejadian 12 (mulai dari panggilan Abram) adalah permulaan
sejarah PL. Sedangkan Kej.1 - 11 tidak diakui sebagai peristiwa yang real,
karena dianggap hanya sebagai mitos. [7]

      No
     Peristiwa dalam Pentateuch
     Mitos menurut Kritik Historis PL

      1
     Penciptaan
     Identik dengan cerita penciptaan "Enuma Elis" dari Mesopotamia dan
diduga berasal dari isi perayaan pondok daun[8]

      2
     Penciptaan Adam
     Bukan sebagai manusia pertama melainkan setiap orang dan masing-masing
pada diri kita

      3
     Taman Eden
     Bersifat khayalan / mitos

      4
     Air bah
     Diambil dari mitologi Mesopotamia yang diberi nama baru

      5
     Menara Babel (maknanya manusia hendak menyamai Allah)
     Identik dengan menara/monumen Ziggurat dari Mesopotamia yang
mencerminkan hubungan langit dan bumi sebagai simbol dari kebanggaan
manusia[9]

      6
     Tokoh leluhur Israel Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf
     Tidak saling berhubungan darah nenek moyang, dari suku yang berbeda
kemudian disatukan dalam cerita sejarah buatan [10]

      7
     Pembentukan ke-12 suku-suku bangsa Isarael
     Baru bertemu di Kanaan, tidak sedarah dan sejarah masing-masing suku
tersebut dipersatukan[11]

      8
     Bangsa Israel memnyeberangi laut mati
     Hanya menyeberangi sebuah genangan air yang disebut laut gelagah (bukan
laut merah) [12]




Bila menyimak penguraian tersebut anmpak adanya ketidakpuasan akali yang
melatarbelakanginya. Cerita tentang asal mula manusia berusaha dihapus
supaya pandangan Teori Evolusi Darwin dapat diterima dalam iman Kristen.
Semua yang bersifat mujizat dianggap mitos sehingga ketidaksesuaian dengan
ilmu pengetahuan tidak menjadi masalah.

Berkaitan dengan kesatuan kitab Yesaya, pendapat tradisional mengatakan
bahwa nabi Yesaya adalah penulis kitab Yesaya. Perdebatan pun terjadi dan
menghasilkan suatu hipotesa baru oleh Bernard Duhm yang disebut "Trito
Yesaya" dimana kitab Yesaya dibagi menjadi 3 bagian dengan penulis yang
berlainan. Hal yang menjadi dasar hipotesa adalah adanya perbedaan gaya
penulisan, penekanan teologis dan kronologi terjadinya kitab.

Tabel di bawah ini akan memperjelas hipotesa tersebut :

      No
     Jenis "Perdebatan"
     Proto Yesaya

      (1 - 39)
     Deutro Yesaya

      (40 - 55)
     Trito Yesaya

      (56 - 66)

      1
     Penulis
     Nabi Yesaya bin Amos sezaman de-ngan Mikha dan Hosea
     Anonim, (tokoh yang berse-mangat dan berani)
     Anonim (± 1-4 orang)

      2
     Waktu Penulisan

     540 SM
     450 SM

      3
     Tempat

     Wilayah Lebanon
     Yerusalem

      4
     Tema Pemberitaan
     Memberitakan sua-tu malapetaka bagi Yehuda sebagai hu-kuman Allah
     Memberitakan pengharapan untuk kembali ke tanah le-luhur dan
penghiburan da-lam penderitaan
     Menekankan ibadah dan ketaatan pada hukum ha-ri Sabat kepada
orang-orang buangan di Babel

      5
     Ciri Khas

     Disebut kitab pelipur berisi kidung hamba Tuhan (ps  42, 49-52)
     Menekankan sifat univer-salitas dan monoteistik[13]


Selain itu Kitab Daniel pun diragukan otensitasnya. Dengan hipotesa kitab
Daniel bukan termasuk dalam ketab nabi-nabi melainkan dalam
kethubim/tulisan-tulisan, yang ditulis pada abad ke-2 dan ke-3 sehingga
Daniel tidak ditulis pada abad ke-6 Masehi-Daniel tidak disebut dalam daftar
tokoh-tokoh Isarael yang terkenal seperti yang tercantum dalam kitab
Eklesiastikus 44 : 1 dan seterusnya dan tidak mungkin seseorang menubuatkan
secara terperinci hal-hal pada pasal II dalam ratusan tahun sebelumnya.
Karena nubuat itu terjadi dengan tepat dalam pemerintahan Anthiokus Epifanes
(175 - 163 SM) (St.Darmawijaya, 1990:71).

2.       KRITIK HISTORIS PERJANJIAN BARU

Metode kritik historis juga berlau pada PB. Metode ini berusaha untuk
melihat keaslian sejarah dengan menyelidiki sumber dan  bentuk tulisan.
Pendekatan terhadap interprestasi PB dipelopori oleh Johann Semler
(1735-1791) dan J.D. Michaelis (1717-1791). Keduanya dikenal sebagai pionir
dalam kritik historis PB. [14]

Kritik historis PB berlaku dalam banyak bagian kitab-kitab PB, diantaranya :

(1)            Problematika Injil Sinoptik

Pada awalnya istilah yang dipakai terhadap Injil Matius, Markus dan Lukas
adalah "Harmony", namun kemudian J.J Griesbach (1776) dalam tulisnnya yang
berjudul "Synopsis Evangeliorum Matthaei, Marci et Lucae" menggantinya
dengan istilah "Sinoptis" pada ketiga injil tersebut. [15] Menurut Kummel
problem Injil Sinoptik ini dapat diungkapkan sebagai berikut : bagaimana
menjelaskan sesuatu yang luar biasa : hubungan timbal-balik yang rumit dari
persamaan dan perbedaan antara Matius, Markus dan Lukas.

Pada awalnya untuk memecahkan masalah tersebut ada beberapa teori yang
berkembang yaitu : Teori Injil Asli, Teori Naratif/Fragmen, Teori Tradisi
dan Teori Saling Ketergantungan Secara Sastra. [16]

Pengamatan ini kemudian dikembangkan oleh Christian H. Weibe (1838) yang
membawa kepada "Teori Dua Sumber" : menyatakan bahwa Matius dan Lukas
memakai Injil Markus sebagai sumber primer/pola dasar dan suatu sumber
sekunder yang berupa bahasa-bahasa lisan serta tradisi yang beredar di luar
Injil Markus. Hal ini disebut dengan sumber perkataan/loqia : "Q" (singkatan
dari quelle dalam bahasa Jerman). (Lihat Bagan 2) Ada juga Teori Ur-Markus
(Markus asli) : bentuk Markus yang lebih awal yang menekankan Injil Markus.

Teori ini diperkuat oleh Gottlob Christian Strorr (1786) yang menyatakan
Markus adalah Injil pertama yang ditulis (The priority of Mark). J.J.
Griesbach (1783) menyatakan hipotesis : Markus lebih lambat dari pada Lukas
dan bergantung pada Matius dan Lukas. Teori ini merubah "The priority of
Mark" namun pada beberapa dekade terakhir para teolog Roma Katholik
memperjuangkannya kembali. Teori Dua Sumber memandang hubungan antara Markus
dan kedua Injil lainnya semata-mata dari sudut ketergantungan sastra
(Kistemaker, 1972:37).

Kalau semua persamaan dalam Matius dan Lukas disisihkan maka yang tinggal
adalah cerita-cerita yang berasal dari Matius dan Lukas sendiri. Hal ini
membawa B.H.Streeter mencetuskan "Teori 4 sumber" yang menyatakan Injil
Matius dan Lukas berasal dari Injil Markus, Q dan sumber lain yang beredar
secara lisan (Dipakai inisial "M" : dokumen percakapan di
Yerusalem-cerita-cerita dalam Matius saja dan "L" : Tradisi orang
Kaisarea-cerita-cerita dalam Lukas saja) sehingga Matius dan Lukas mengambil
dan melanjutkan cerita-cerita lisan dari para penutur lain maka tidak ada
hal yang istimewa. (Lihat bagan 3)



(2)            PROBLEMATIKA YESUS SEJARAH (The problem of Historical Jesus)

Banyak teolog yang menulis tentang problem Injil Sinoptis juga berbicara
tentang Yesus yang historis, sehingga solusi dari hal itu adalah sebuah
prasyarat untuk study yang tepat dari kehidupan Tuhan Yesus . Pandangan yang
beredar adalah perikop-perikop yang beredar dalam Injil bukan Yesus yang
historis tetapi Yesus dalam iman para penulis. Kita tidak pernah bisa
merekonstruksi Yesus yang historis itu, sebaliknya kita seyogyanya mengakui
Yesus dalam iman itu adalah Yesus yang karya penyelamatan-Nya dihayati oleh
para penulis Injil.

Yesus digambarkan sebagai orang yang tidak melakukan mujizat apapun, tidak
mengklaim diri memiliki natur Ilahi dan tidak pula bertujuan unyuk
melepaskan manusia dari dosa.

(3)            INJIL YOHANES

Historisitas dan authentisitas Injil Yohanes diragukan oleh banyak ahli.
Dikatakan bahwa ada banyak perbedaan penekanan theologis, penempatan
pelayanan Yesus secara geografis dan gaya pengajaran Yesus yang berbeda
dengan Injil Sinoptis. Kepenulisannya juga diduga bukan oleh Rasul Yohanes,
Murid Yesus- tetapi sebagai hasil karya seorang penatua jemaat yang tidak
dikenal-juga bernama Yohanes.

(4)            KEPENULISAN RASUL PAULUS

Dalam PB ada 13 surat yang dengan jelas tercantum nama Rasul Paulus sebagai
penulisnya. NaSmun para pengritiknya hanya mengakui 6 surat : Roma, I & II
Korintus, Galatia, Filipi dan Filemon. Selanjutnya selama masa pertumbuhan
gereja purba ada beberapa tulisan kanonik yang berasal dari dan ditujukan
kepada gereja mula-mula atau berasal dari seseorang yang ditujukan kepada
orang lain  (Surat-surat Pastoral, 1-2 Timotius, Titus dan Ibrani) sedangkan
surat-surat Am (1-3 Yohanes, 1 Petrus, Yakobus dan Yudas) ditujukan kepada
seluruh jemaat Kristen yang tidak jelas alamatnyaaa (walau nama beberapa
rasul dicantumkan di situ) Kadangkala sebagian atau seluruh bagian sebuah
kitab ditolak sebagai tulisan Paulus.

   Dari penguraian mengenai Kritik Historis, dapat disimpulkan bahwa tidak
ada satu kitabpun dari Alkitab yang lololss dari penyelidikan karena
keraguan akan kredibilitasnya.

Diantaranya : a. Gal. 2:1-10 bukan tulisan Paulus sebab bergantung pada Kis.
15 b. Surat Efesus ditolak (sejumlah besar istilah yang dipakai bukanlah
yang biasa digunakan Paulus juga mirip dengan Kolose sehingga dikatakan
sebagai "Surat kembar" dan diduga hanya merupakan salinan dari Kolose) c.
Keabsahan penulisan Rasul Petrus dan Yohanes dalam surat II Petrus dan
II,III Yohanes ditolak.  d. Surat 2 Tes. Ditulis oleh orang yang memakai
nama samaran e. 1&2 Tim. Menyinggung ajaran sesat yang  ada hubungannya
dengan gnostisisme dari abad  ke-2.

C.      DAMPAK  KRITIK HISTORIS  DALAM  KEKRISTENAN

Metode Historis Kritis mempunyai dampak yang merambah hampir seluruh bagian
dari kekristenan yang berkembang pada masa awal penerapannya hingga abad
modern ini. Berikut akan dipaparkan sekilas dampak dan materi Metode
Historis Kritis dalam beberapa aliran kekristenan yang diwakili oleh
beberapa teolog dan pengakuan lembaga/aliran yang bersangkutan.

1.         Dalam Pandangan Liberal

Istilah Liberal dipakai untuk menandai sikap dan pemikiran teologia yang
menolak segala kemutlakan dan kepastian termasuk terhadap Alkitab dan
keselamatan dalam Kristus serta berani merelatifkan keyakinan imannya
sendiri demi bertoleransi dalam berteologia dan beragama. Pengaruh Imanuel
Kant Schleiermacher telah mewarnai pandangan liberal dimana Alkitab dianggap
tidak lebih dari karangan manusia biasa yang ditulis, disalin, diterjemahkan
dan diinterprestasikan oleh manusia yang dapat membuat kesalahan. Di
dalamnya terdapat bermacam kontradiksi, legenda dan saga dari segi ilmu
pengetahuan. Mereka berusaha  membersihkan Alkitab dari segala sesuatu yang
berbau supernatural. Tokoh yang mewakili pandangan liberal adalah  : Harold
Dewolfe dan James Barth. Dewolfe mengatakan bahwa Alkitab bukanlah firman
Allah yang murni dan merupakan kumpulan dokumen yang sangat manusiawi.
Selanjutnya ia menegaskan : "Althouh written by with charatheristic
individual traits and typical human failings, it may stillhave been written
by man seized and umpelled by the Spirit of God". Alkitab jelas mengandung
kesalahan dan berbagai kontradiksi di dalamnya. Otoritas Alkitab tidak perlu
dipertahankan dan menentang dengan keras beberapa perintah PL (Kel.33 : 1-9
band Ul.10 : 1-5). Namun demikian ia menghormati konsep inspirasi terhadap
Alkitab yang menyatakan bahwa penulisan Alkitab dilaksanakan oleh sikap
tunduk dan takluk para penulisnya terhadap Tuhan. James Barth berusaha
mengetengahkan pandangan bahwa Metode Historis Kritis bukan hanya sebagai
langkah persiapan/sekunder dalam proses bertheologia melainkan metode
tersebut tidak dapat dilepaskan dari proses bertheologia itu sendiri.
Baginya Alkitab tidak lebih dari hasil karangan manusia. Dalam pandangan
liberal fenomena keinsanian Alkitab dengan segala kelemahannya tidak dapat
diperdamaikan dengan suatu doktrin tentang Alkitab sebagai firman Allah yang
tidak dapat salah dan keterbatasannya sebagai buku karangan manusia tidak
memberi tempat kepada keilahiannya.

2.         Pandangan Neo-Orthodoks

Disebut Neo-Orthodoks karena aliran ini berusaha untuk menegakkan kembali
status Alkitab yang direndahkan oleh kaum liberal lama. Tetapi dengan konsep
baru yang lain dari pada pandangan orthodoks yang lama. Doktrin tentang
firman Allah merupakan pusat dari teologia ini. Pandangan ini dipelopori
oleh Karl Barth dan Emil Brunner. Di Eropa dikenal dengan Teologia Krisis,
Teologia Dialektikal atau Barthian (Smith, 1992:27). Menurut Karl Barth
pengertian firman Allah (Word of God) terdiri dari tiga formulasi, yaitu :

1. Firman Allah yang diberitakan (God Himself  in the proclamation of the
Church of Jesus Christ); 2. Firman Allah yang dituliskan (The Bible is God's
Word so far as God lets it be His Word, so far as God speaks through it) 3.
Firman Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus (reveleation in fact
does not differ from the person of Jesus Christ and the reconsiliation that
took place in Him to say the Word become flesh) (Barth, 1980:I/2.743,
I/1.124-125, I/1,p.134 band. Bolich, 144:30).



Baginya teologia firman Allah adalah teologia Kristosentris. Alkitab telah
memebri kesaksian tentang penyataan ilahi dan karena itu Alkitab bukanlah
penyataan. Ia juga menolak ineransi Alkitab sedangkan Bruner mempunyai
pandangan yang tidak jauh berbeda. Baginya merupakan suatu hal yang sangat
berbahaya bila menyamakan Alkitab dengan firman Allah sebab hal ini lahir
dari kesalahpengertian Yudaistik mengenai Alkitab dan pandangan akademik
mengenai penyataan (Tindas, 1997:85-86). Neo-Orthodoks menganggap bahwa
Alkitab adalah kesaksian atau petunjuk tentang penyataan maka tentunya
Alkitab mempunyai banyak kekeliruan dan kontradiksi serta ketidaksempurnaan.

3.         PANDANGAN FUNDAMENTALIS

Pandangan ini bercirikan pembelaan dan kesetiaan yang teguh terhadap lima
dasar iman (fundamentals of faith), yaitu suatu pengilhaman dan kemutlakan
Alkitab, keilahian dan kelahiran Kristus, kematian Yesus sebagai penebus
manusia, kebangkitanNya dan kedatanganNya yang kedua. Pandangan ini diwakili
oleh John R. Rice. Baginya inspirasi Allah berlaku terhadap Alkitab di bawah
pengawasan Tuhan dan isinya dinafaskan oleh Allah. Alkitab lebih dari suatu
kesaksian biasa dan lebih dari kata-kata manusia. Ia menegaskan :

The scripture are fundamentally the word of God not the word of man. Except
in some incidental and controlled and limited sense. That human side is
wholly secondary and its treated as incidental when the Bible speaks of
itself, its origin and authority (Rice, 1969:141).



Pandangan ini mengatakan bahwa Alkitab dikomunikasikan secara verbal (word
for word) dari Allah kepada penulis Alkitab yang merupakan sekertaris dari
Roh Kudus.

4.         PANDANGAN INJILI

Pandangan ini sangat menekankan iman sebagai kesetiaan kepada kebenaran
sebagai wahyu Allah yang disingkapkan oleh Alkitab. Untuk memberikan
gambaran tentang keyakinan dan ajaran gerakan ini berikut terdapat pengakuan
pernyataan iman Seminari Fuller tentang Alkitab :

Kitab Suci adalah bagian hakiki dan rekaman yang patut dipercaya tentang
penyingkapan diri yang ilahi ini. Semua kitab dalam PL dan PB yang diberikan
oleh pengilhaman ilahi adalah firman Allah yang tertulis, satu-satunya
aturan yang mutlak bagi iman dan kelakuan. Kitab-kitab itu harus ditafsirkan
sesuai dengan konteks dan maksudnya dan di dalam ketaatan yang penuh hormat
kepada Tuhan yang berbicara melaluinya di dalam kuasa yang hidup (Aritonang,
1996:251).



Salah satu tokoh yang mewakili golongan Injili adalah B.B. Warfield. Ia
berpendapat bahwa Alkitab adalah firman Allah yang diilhamkan secara penuh
(Plenary inspiration) dan menyangkut kata-kata yang terdapat dalam Alkitab
(Verbal inspiration). Baginya Alkitab bukan produk manusia melainkan
produksi Allah melalui manusia sebagai alatNya. Ia mengakui keinsanian
Alkitab sebagai hasil kerja sama antara manusia dan Allah (Warfield,
199???).

5.         GOLONGAN PANTEKOSTA-KHARISMATIK

Aliran Pantekosta merupakan salah satu aliran gereja yang kemunculan dan
perkembangannya paling spektakuler abad ini. Pandangannya tentang Alkitab
dapat diwakili oleh pernyataan iman sidang jemaat Allah di Inggris yang
berbunyi :

Kami percaya pada Alkitab sebagai firman Allah yang diilhamkan, tidak bisa
salah dan merupakan tata tertib yang lengkap bagi iman, kegiatan dan
perilaku : Alkitab dipandang sebagai firman Allah yang mengungguli hati
nurani dan akal budi tetapi tidak bertentangan dengannya dan juga Alkitab
tidak mengandung kesalahan (Aritonang, 1996:188-189).



Gerakan Kharismatik dicirikan dengan pujian yang bersemangat, kuasa baru
untuk melayani dan bersaksi, mendengar suara Tuhan pada masa kini,
membangunkan minat terhadap eskatologi dan adanya karunia pada setiap orang
Kristen.

Gerakan yang lebih menekanlan pengalaman rohani (Jadi cenderung subyektif)
ketimbang urusan ajaran ini diwakili oleh satu rumusan Pernyataan Iman
Vineyard Christian Fellowship (Persekutuan Kristen Kebun Anggur) yang
berbunyi : Kami percaya bahwa Alkitab PL dan PB adalah firman Tuhan
sepenuhnya diilhamkan tanpa kesalahan pada naskah aslinya dan merupakan
aturan yang mutlak atas iman dan kelakuan.



Demitologisasi Bultmann :

Pemikiran teologi Bultmann merupakan suatu bentuk "penyangkalan dan
pengabaian terhadap inti berita Injil yang justru bergantung mutlak pada
fakta sejarah. Sebab bagaimana mungkin seseorang dapat mencari "Berita
Injil" dengan meragukan kesungguhan sejarah ?

Susabda menjelaskannya sebagai berikut :

Bagi Bultman ada 2 macam "Sejarah/History" :j Histors : Pepersto the facts
of history/actual facts kIeeschichte : refers to the meaning or significance
of an event in history. Konsep ini membawanya antuk membedakan antara makna
dari peristiwa sejarah dengan peristiwa sejarah itu sendiri lKebangkitan
Kristus baginya adalah suatu "Geschichte" sebagai sesuatu yang mempunyai
makna, tetapi bukan suatu fakta sejarah. Tetapi meskipun peristiwa
kebangkitan cuma "Geschichte" baginya, maknanya tetap sangat penting bagi
umat Kristen karena memberikan dasar untuk kehidupan yang eksistensial"
(Susabda, 1993:128-129)



Demitologisasi menghancurkan dasar kekristenan dalam sejarah. Agama menurut
Alkitab menajdi agama yang dibangun di atas mitos-mitos dan membawa sikap
skeptis yang radikal mengenai hal-hal yang supranatural dalam PB. Tinjauan
Kritis terhadap  Kritik Bentuk adalah bahwa praanggapannya bahwa Alkitab
tidak dapat diterima sebagai catatan kehidupan Yesus dan rasul-rasul-Nya
yang layak dipercaya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menganalisa
sejarah dari tradisi lisan yang mendasari kitab-kitab Injil (dianggap
sebagai bahan mentah penyelidikan untuk menentukan "Injil sebelum
kitab-kitab Injil".

Kritik Bentuk berlkau sewenang-wenang terhadap para penulis Injil yang
diremehkan hanya sekedar redaktur dokumen-dokumen yang tulisannya saling
bertentangan. Analisis ini juga memisahkan kekristenan dari Kristus dan dari
Para Rasul. Padahal kehadiran Rasul-rasul merupakan jaminan Allah bagi
kelangsungan dan integritas imen Kristen Historis. Banyak saksi mata yang
hidup sepanjang masa penulisan kitab-kitab Injil. Dimanakah kita bisa
menemukan waktu unutk pengumpulan, penciptaan dan penyebaran "dongeng" dan
"mitos" Injil dipertahankan dan meyebar dalam kancah sejarah yang dapat
dipertanggungjawankan. Analisis Kritik Bentuk sama sekali tidak dapat
menjelaskan hal ini (Conn, 1996:42-27).









Perdebatan Isi Injil Sinoptis

Cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut :

Terpusatkan pada kata "kira-kira" (Yohanes) yang pada cara perhitungan waktu
di PB.

McDowell dan Don Stewart menulis :

Malam hari dibagi dalam 4 waktu jaga. Setiap waktu jaga itu etrdiri dari 3
jam (lih.Mark. 13:35) demikian pula siang hari sehingga penryataan Markus
mengenai "pukul tiga" (Alkitab Yunani) hanya berarti bahwa Yesus disalibkan
pada suatu waktu selama jam ketiga itu (antara pukul 9 dan 12 siang)
sedangkan pernyataan Yohanes bahwa pengadilan itu berakhir kira-kira tengah
hari, dapat berarti pukul 9 dan pukul 12 siang, Markus bisa saja
menmpatkannya pada waktu yang lebih pagi dari periode itu (pukul 9) dan
Yohanes pada waktu yang kemudian (pukul 12 siang) tanpa adanya
ketidakcocokan apapun. Tingginya matahari di langit menjadi petunjuk waktu
setiap hari walau perbedaan waktu yang cermat hanya dapat diketahui dari
alat penunjuk waktu yang hanya etrsediea di tempat-tempat tertentu (n.d.
59-60).



Kritik Pentateuch

Berkaitan dengan penggunaan kedua nama Allah (Yahweh dan Elohim) memang
terlalu riskan untuk memakainya sebagai ukuran pembagian Pentateuch menjadi
dokumen-dokumen. Cukup banyak dalam pasal dalam Pentateuch yang tidak memuat
salah satu dari nama Allah tetapi dipaksakan masuk dalam pembagian dokumen
(Tindas, 63).

Edward Young mencatat sedikitnya ada 5 pasal dalam kitab Kejadian yang tidak
nama Allah, tetapi tetap dibagi dalam Y.P (E1) dan E2. Nama Yahweh tidak
terdapat dalam 17 pasal Kitab Kejadian. Juga dalam Keluaran 1 & 2, tapi
dikatakan bahwa dalam pasal-pasal ini terdapat bagian-bagian dari Y. Di
samping itu terdapat juga ayat-ayat yang disebut P2 dan Elohim dan ayat-ayat
yang dianggap dari Y.

Pendewaan akal manusia dalam menyelidiki sesuatu terkadang melangkahi
perkara sederhana yang justru merupakan makna sesungguhnya. Misalnya yang
terlupakan dalam analisis ini adalah makna dari nama Allah yang digunakan
bisa saja nama Allah digunakan secara bergantian dengan alasan-alasan
teologis. [17]




















































































3.



----------------------------------------------------------------------------
----

[1] Francois Bacon (1561-1624) menulis buku "Novum Organum" (1620) yang
menjadi dasar kritik modern Alkitab . Baginya Alkitab hanyalah buku yang
berguna untuk kesalehan dan bukan untuk mengenal Allah dengan benar; Thomas
Hobbes (1588-1679) sebagai seorang filsuf materialisme adalah pemula kritik
mujizat dan Kritik Alkitab Rasionalistis. Baginya mujizat harus ditafsirkan
sebagai perumpamaan; Baruch Oe Spinoza (1632-1677) adalah pemula kritik
terhadap Alkitab secara sistematik yang mengatakan memegang Alkitab sebagai
wahyu Allah = takhayul sebab berarti menyembah kertas dan tinta sebagai
wahyu Allah; David Hume (1711-1776) mengatakan Alkitab bukan wahyu Allah
yang supranatural dan mujizat bertentangan dengan hukum Allah, Immanuel Kant
(1724-1804) yang berkata bahwa Allah sesungguhnya tidak dapat diketahui
secara obyektif dan real sehingga membuka pintu terhadap Kritik Alkitab;
Seren Aaby Kierkegaard (1813-1855) menyatakan Allah tidak masuk akal dan
hanya dapat dipahami secara paradoks, mengenal Allah dari Alkitab berarti
menjadikan Alkitab "Paus Kertas" dan kritik terhadap Alkitab yang berisi
gambaran tak berarti tidak dapat merusakkan kepercayaan yang asli (Linemann,
1991:28-29).

[2] Pendekatan ini berasumsi bahwa terdapat kesamaan /analogi tertentu
antara kepercayaan Israel dengan agama bangsa-bangsa lain di Timur dekat dan
antara kekristenan mula-mula dengan agama-agama dalam dunia Yunani-Romawi.
Karena itu, baik PL dan PB harus ditafsirkan dalam interaksi dengan
unsur-unsur agama yang lain itu. Hal itu berarti bahwa bukan teologia
Alkitab yang terutama melainkan sejarah dan pengalaman religius.

[3] Salah satu ciri yang paling menolok dalam perkembangan penafsiran
Alkitab selam abad ke-19 adalah cara praanggapan filosofis yang memimpin
secara tersirat. Bagi kebanyakan penafsir-penafsir historis, sikap
rasionalistis terhadap mujizat-muijzat dianggap memang semestinya begitu
(Grant  :124)

[4] New Hermeneutik tidak lagi merupakan penekanan prinsip-prinsip yang
dipakai untuk mengerti dokumen purba tetapi merupakan penyelidikan mendasar
tentang fungsi Hermeneutik yang terdapat dalam percakapan, tulisan dan
lain-lain.

[5] Rasio menjadi tolok ukur kebenaran peristiwa sejarah masa lampau, masa
kini dan masa yang akan datang. Rasio yang menentukan "apakah ini sungguh
terjadi, mungkin terjadi, kemungkinan tidak terjadi ataupun pasti tidak
terjadi".

[6] Bagian yang pertama ("sejarah dalam teks") menunjuk kepada hal-hal
berkaitan dengan sejarah yang teks itu sendiri tuturkan seperti kesimpulan
tentang kondisi sosial, politik, sejarah dari teks itu sedangkan bagian yang
kedua (sejarah dari teks) menunjukkan kepada hal-hla yang tidak ada sangkut
pautnya dengan apa yang teks itu sendiri kisahkan seperti riwayat/sejarah
teks tersebut (Bagaimana, mengapa, kapan dan di mana teks itu muncul,
penulis, hal-hal yang mempengaruhi dan lain sebagainya)

[7] Mitos, maksudnya bersifat kesusasteraan yang maknanya tidak terletak
dalam oknum yang bereksistensi dalam cerita tersebut, jadi mitos merupakan
cerita-cerita yang sebagian berdasarkan fakta (dari peristiwa lain yang
dipinjam untuk memberi penjelasan tentang makna alam semesta dan kehidupan
manusia dan sebagian berdasarkan khayalan

[8] Urutan penciptaan dalam Kel.1 : 1-2 : 40 dan Enema Elis adalah sama.
Mulai dengan kekacauan kosmis, muncul terang, cakrawala, tanah kering,
benda-benda di langit dan berakhir dengan manusia. Setelah itu para dewa
beristirahat dan melakukan perayaan (Wahoro, 1986:77). Cerita Kej. 1 berasal
dari perayaan pondok daun /Tahun Baru (Im.23 : 24; Ul. 16 : 13) karena 7
hari perayaan = 7 hari penciptaan

[9] Merupakan cerita Aetiologis berupa legenda : mengandung keterangan
asal-usul Ziggurat merupakan kuil suci ibadah, merupakan ekspresi kesalahan
bangsa Babil. Namun penulis Alkitab menonjolkannya bermakna lain. (Wahono,
:80).

[10]Ishak hanya merupakan tokoh bayangan sebagai penghubung antara Yakub dan
Abraham dan kisah Yususf  hanya berfungsi untuk menghubungkan masa nenek
moyang dan cerita-cerita mengenai keluaran dari Mesir (Wahono 89-90)

[11] Pada zaman persekutuan antara suku bangsa, semua suku Israel belum
merupakan satu bangsa. Namun saat-saat kritis pada waktu itu menimbulkan
perasaan kebanggaan yang mempersatukan seluruh suku (Wahono, 128).

[12] Tempatnya diperkirakan di Terusan Suez / sedikit ke sebelah timur,
dekat Pantai Laut Tengah dan dekat Danau Sirbanis. Para tentara Mesir yang
mengejar mereka terperosok ke dalam lumpur dan pasir serta tenggelam ketika
air laut itu kembali pasang dan kisah ini tidak dicantumkan dlam dokumen
Mesir karena peristiwa perbatasan itu hanya hal yang kecil saja (Wahono
:107)

[13] Yesaya pertama secara keseluruhan bersifat negatif sebagai reaksi Allah
atas kemerosotan iman dan moral bangsa Israel; Deutro Yesaya tulisannya
sebagian besar berbentuk  puisi dan bahasa gambaran yang mengadopsi mitos
Babel tentang penciptaan alam sebagai gambaran kemenangan Allah atas dewa
kekacauan-Rahab (Yesaya 51 : 9) juga gambaran eksodus dari Mesir sebagai
berita pembebasan dari kuasa Babel; tulisan Trito Yesaya hampir sama dengan
nabi Yesaya dan Deutro Yesaya sehingga bagian ini digabungkan dengan bagian
sebelumnya. (Skripsi)

[14] Semler menerjemahkan karya-karya Richard Simon (orang I yang meneliti
PB dari sudut pandang sejarah sastra). Ia membedakan firman Allah dan
Alkitab. Keduanya tidak identik tetapi karena kanon itu muncul sebagai hasil
dari kesepakatan manusia maka hubungan suatu kitab terhadap kanon tersebut
harus bisa diteliti oleh kritik historis.



[15] Disebut demikian karena ketiganya memiliki kesejajaran (persamaan) dan
ketidaksejajaran (perbedaan) yang luas dalam struktur kitab, susunan
bahan-bahan, rincian bahasa dan gaya sehingga dapat disusun bersamaan dalam
tiga kolom vertikal secara berdampingan (Stein, 1988:23). (Lihat Bagan 1)

[16] Teori Injil Asli (menganggap ada sebuah Injil asli yang ditulis dalam
bahasa Aram yang jejaknya tidak diketahui lagi), Teori Naratif (menduga ada
beredar banyak kisah-kisah lepas/Naratif yang kemudian dikumpulkan oleh para
penulis Injil), Teori Tradisi menganggap bahwa ada suatu Injil lisan yang
seragam berkembang di antara para Rasul di Yerusalem pada tahap awal. Karena
kebutuhan penginjilan karya itu diterjemahkan, disesuaikan kemudian
dituliskan) dan Teori yang menganggap adanya saling ketergantungan secara
sastra. Garis teori ini berbeda dengan teori yang lain (Marxsen, 1996:132).

Pertimbangannya adalah :Hampir semua isi Injil Markus terdapat dalam Matius
dan Lukas namun tidak sebaliknya dan cukup banyak kata-kata dan
ungkapan-ungkapan yang sma dalam ketiga Injil tersebut tetapi cukup banyak
perbedaan dalam Matius dan Lukas sehingga kala perbedaan itu nampak dalam
Markus maka Matius dan Lukas memperbaiki atau  mengubahnya menurut caranya
masing-masing. (Wahono, :354-355)

[17] Contohnya dalam Kel. 3:15,16 & 18, Allah disebut "Elohim" ketika Musa
berbicara kepada-Nya. Tetapi ketika berbicara kepada Musa Ia menyebut
diri-Nya YAHWEH, yang menyatakan diri sebagai Allah Perjanjian Penyelamatan
untuk mengutus Musa dalam memimpin Israel keluar dari Mesir (Young, ?61)



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] KRITIK TINGGI 2