** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** Hy rekans, lama sudah kupikirkan dan renungkan keprihatinanku ini lalu kucoba tuliskan di bawah ini. Tolong dong di respon demi masa depan bangsa yang lebih baik. Thanks. Salam, Rw. KORUPSI, EKSTRADISI, DAN AGAMA ISLAM Tidak sengaja. Thank you atas komentar Mr Yeo, menlu Singapura, tgl 13/02/05, mengenai korupsi di Indonesia, yang nadanya agak bernada miring dan agak melanggar etika diplomatik selaku seorang pejabat tinggi negara. Tetapi sesungguhnya itu adalah ucapan yang spontan, terus terang dan jujur dan justru harus kita terima dengan lapang dada serta ucapan terima kasih. Antara lain dikatakannya bahwa korupsi di Indonesia terjadi dimana-mana, dan Singapura tidak mungkin menjadi penegak hukum di Indonesia, tentunya barangkali itu diucapkannya dalam rangka perubahan sikap Singapura yang sekarang berubah menjadi bersedia bekerjasama untuk merealisasikan perjanjian ekstradisi. Comment ( bukan kritik) Mr Yeo itu tolong jangan ditanggapi dengan marah, karena sekali lagi menanggapi dengan emosional itu adalah cara primordial (tidak terpelajar). Kita dibangunkan sekali lagi, secara tidak sengaja, oleh negara tetangga bahwa kita perlu berbenah diri lebih serious lagi dan lebih terencana. Kita percaya diri saja. Seperti SBY menanggapi kritik ? kritik yang ?asbun? baik dari LSM atau Parpol tertentu, supaya dijawab dengan kerja keras saja, dan tidak usah dibalas dengan kontra omongan lagi, sementara waktu berjalan terus. Dalam hal menghadapi comment pejabat Singapura ini sebaiknya memang cukup kita sikapi dengan mawas diri, memperbaiki diri, membangun negeri ini secepatnya, setidaknya berupaya bagaimana secepatnya menghimpun cadangan devisa Indonesia mencapai minimal 200 juta billions USD (sekarang baru 36 billions), pendapatan perkapita mencapai USD 2500.- , tidak ada pengangguran, dan semua orang minimal tamat SLTA. Sehingga kita secara ekonomi kuat, tak lagi bisa dipermainkan oleh cukong-cukong negeri tetangga kita ini. Kalau sekarang, baik secara ekonomi, militer, diplomasi kayaknya Indonesia masih memprihatinkan. Dalam sepakbola saja, 11 orang terbaik dari 200 juta rakyat Indonesia masih bisa dikalahkan 11 orang terbaik dari 2 juta rakyat Singapore. Yang bisa dibanggakan dari Indonesia sementara ini adalah demokratisasi pemilihan kepala negara secara langsung dan jujur serta damai, dan satu lagi adalah kekayaan kebudayaan asli yang indah yang telah berumur ratusan tahun. Mendendam adalah membuang energi dengan sia-sia. Tetapi perlu dicatat, Singapura saat ini memasuki babak peradaban yang baru. Itu ditandai dengan sikap Mr Lee Hsien Loong, yang terlihat jelas sikapnya yang sangat berbudaya, di samping secara low profile dan informal menengok dengan empati wilayah tetangga terdekatnya Aceh yang porak poranda, dan juga berrencana untuk ikut berpartisipasi membantu membangun rekonstruksi wilayah ini. Tetapi yang terutama perlu digaris bawahi adalah sikap Mr Lee yang telah meyakinkan SBY bahwa negerinya ?mendukung dan mau bekerjasama mewujudkan perjanjian ekstradisi Indonesia dan Singapore? (Kompas 16 Feb 05 hal 11). Ini sangat menggembirakan mengingat perubahan sikap negeri pulau ini, yang berubah menjadi bersikap terhormat tersebut bukan karena paksaan, tekanan apapun oleh siapapun, walaupun unsur lama tradisional negeri itu masih belum sepenuhnya mengerti arti dan nilai kebijakan PM nya itu, yang sesungguhnya meningkatkan harkat negeri itu. Ini bisa dimengerti karena Mr Lee sebagai putra Lee Kuan Yew, inventor dan prime minister yang legendaris dari negeri pulau tersebut tentu dibesarkan dan dididik dengan pendidikan yang baik dan cara hidup yang terhormat. Sehingga ia memerintah negeri ini juga dengan cara yang terhormat menurut standard etika politik dan kebudayaan saat terkini. Makanya tidak usahlah kita perpanjang dan hidup2-kan ?perseteruan? etnis, saling curiga, walaupun bagi koruptor yang bersembunyi di sana harus tetap dihukum tanpa memandang etnisnya. Pertimbangan etnis memang primordial tetapi tak bisa dihilangkan seketika. Di negeri manapun di dunia ini, USA, Japan, RRC, Jerman, Perancis, Inggris, sikap etnis rasialis masih kental, terutama bagi orang2 yang berkebudayaan lokal. Di pemerintahan Mr Lee Hsien Loong sekarang ini juga unsur seperti itu masih kuat. Kedekatan etnis mereka, orang2 tradisional ini , dengan para tokoh yang lari dari Indonesia untuk ?bersembunyi? di negeri ini juga masih ada walaupun barangkali tidak secara langsung. Sementara berita kebobrokan mental banyak para pejabat Indonesia, juga masih selalu terdengar dan memang masih sangat memprihatinkan. Maka, tentu mereka berpikir, mengapa susah2 membantu menyerahkan buronan ini ke Indonesia yang ibarat kandang macan, bukankah sama-sama salahnya ? Tidakkah besar kemungkinan setelah diekstradisi ke Indonesia, toh nanti dibebaskan juga karena ?kurang bukti? yang pada hakekatnya adalah akibat praktek korupsi juga yang masih meraja lela ? Sikap hampir semua 2 juta orang Singapore umumnya ulet, karena kalau tidak ulet maka matilah orang itu, dan tinggal dikirim ke rumah abu, kremasi, dan selesai ! Membandingkan dengan diri sendiri, mereka gemas dengan kebudayaan Indonesia yang santai, malas, tidak kerja keras, tetapi cemburuan. Kalau tuduhan bahwa Singapore akan rugi besar bila para maling (konglomerat hitam) akan lari dengan kekayaan ex BLBI dan uang nasabah banknya yang dibawa lari dari sistem perbankan Indonesia dan parkir di Singapore mencapai 80 billions USD, sepertinya perhitungan itu tidak terlalu valid. Dan bukan hanya karena alasan itu dari dulu mereka kurang bersedia kerjasama dengan Indonesia dalam perjanjian ekstradisi. Devisa Singapore sendiri jauh lebih besar dari itu. Dan basic industri dan perekonomiannya juga sudah mapan tanpa sumber daya alam, hingga Singapore tidak akan bangkrut dengan kepergian para maling tersebut. Indonesia secara teori lebih demokratis dari Singapore walaupun di hampir semua bidang lainnya Singapore lebih perkasa, baik di bidang militer, diplomasi, ekonomi, lingkungan, bahkan sepakbola ! Tetapi kalau Singapura kena bencana Tsunami juga , pada suatu saat kelak, kita juga tentu akan membela, membantu, setidaknya ikut kehilangan Orchard Road yang begitu nyaman dan gemerlapan sebagai tempat bersantai. Penghargaan untuk SBY dan segenap jajarannya., yang sekarang mencoba memberantas korupsi, dan salah satu kuncinya adalah perjanjian ekstradisi itu. Kalau ini berhasil, maka akan tercatat dalam sejarah, SBY lah satu2-nya presiden RI yang berhasil merealisasikan perjanjian ekstradisi ini, setelah para presiden sebelumnya belum sempat menuntaskannya. Atau untuk jangan bersikap takhabur, setelah ?dirintis? oleh para pendahulunya, maka tibalah sekarang saat membuahkan hasil terealisasikan perjanjian itu, setelah sekian lamanya sejak berdirinya negeri pulau ini pada 1965. Langkah tambahan. Saran saya untuk SBY, maaf, karena unsur tradisional di Singapura masih sangat kuat, maka perlu ada langkah tambahan yang membantu. Mungkin ada baiknya pada setiap kesempatan SBY berjumpa dengan (kepala) negara lain, secara pribadi dibisikkan secara rendah hati, tentang keprihatinan negeri kita Indonesia, untuk memberantas korupsi yang telah terlanjur agak membudaya. Apa saran mereka mungkin berharga kita dengarkan, dan secara tidak langsung juga akan merupakan perekat hubungan pribadi, disamping hubungan resmi antara kedua kepala negara / pemerintahan. Pendekatan seperti ini tentu akan sangat menyentuh hati, dan terbukalah komunikasi pribadi yang tulus. Tidak lupa dikemukakan keluhan tentang peran negara lain yang enggan menandatangani perjanjian ekstradisi, yang bahkan seperti terkesan sebagai negara pelindung koruptor Indonesia, dan hingga sekarang masih banyak berkelit dengan dalih tehnis. Walaupun PM nya, Mr Lee Hsien Loong, telah menunjukkan sikap yang sangat mendukung, tetapi PM Lee harus dibantu diperkuat dalam menghadapai kelompok tradisional negerinya. Seumpama yang dihubungi, let say, PM Australia John Howard, yang negerinya juga menganut sistem hukum Commonwealth, dan telah menandatangani perjanjian ekstradisi itu dengan Indonesia, tentu akan menunjukkan kebajikan yang ada pada dirinya atas keluhan dan permintaan tolong dari sahabat besarnya Indonesia, yang sedang kesulitan. Kalau bencana Aceh saja negerinya ingin menjadi donator terbesar sebesar 786 juta USD ( sebelum di lampaui oleh USA kemudian, setelah komitmen baru bantuan USA menjadi 950 juta USD), maka untuk hal yang sangat ?sensitif dan mulia? seperti pemberantasan korupsi ini, tentu beliau secara pribadi akan menyambutnya dengan baik bahkan terasa sebagai penghargaan / kehormatan bagi dirinya Demikian juga untuk kelak kunjungan ke RRC, tolong Pak SBY, sempatkanlah bertanya dengan rendah hati, tentang bagaimana memberantas korupsi di negeri paling sukses di dunia dalam dasa warsa ini. Bagaimana para penegak hukum menjerat koruptor dan bagaimana menjadikan para hakim berani memutuskan hukuman yang berat kepada koruptor. Dan bisa sekalian minta tolong jangan menampung pelarian koruptor dari Indonesia, a.l. Yu Jin (Irawan Salim), Eddie Tanzil (tentu namanya di RRC sudah ganti sekarang), dll. Pendekatan (diplomasi) pribadi seperti ini, seperti antara dua orang sahabat atau dua orang kakak adik, sepertinya akan sangat kena dari pada sekedar formalitas dalam segala bentuknya. Mengirim berbagai tim dengan melibatkan berbagai unsur itu ( diplomat karier, Jaksa, Polisi, LSM, Anggauta DPR, wartawan dsb) itu nanti saja, setelah dari top eksekutip mendapatkan green light. REVOLUSI AKHLAK Tentu bangsa Indonesia, khususnya para penegak hukum pada saat ini ?tidak / belum berani? bertindak drastis seperti Republik Rakyat Cina yang menghukum koruptor dengan hukuman mati, dan atau hukuman berat lainnya yang membuat jera para koruptor dan calon koruptor lainnya. Berikan paket informasi kepada para yudikatip. Hakim memang tidak bisa diperintah oleh ketua MA misalnya, tetapi barangkali perlu ada semacam ?paket informasi? kepada para hakim dan kelompok yudikatip ini, betapa berat dan sengsaranya penderitaan rakyat akibat korupsi ini, baik dari sisi ekonomi, sosial, kesehatan physik dan mental, hari depan bangsa, hari depan anak-anak kita, keagamaan, politik, bahkan pertahanan nasional, nama baik bangsa di pergaulan internasional, kepercayaan investor kepada credibilitas bangsa ini, dst. Para yudikatip / hakim saat ini masih ayem ? ayem saja, tenggelam dalam nilai-nilai yang hidup di hatinya, perasaan keadilannya sendiri, bahwa pencuri sendal jepit dihukum 6 bulan itu adil dan sesuai dengan hati nurani, dan koruptor bebas karena kurang ?buklti?, pembunuh yang sidik jarinya sudah terhapus, ada saksi tapi dinilai kurang kuat, mungkin akan dibebaskan demi hukum. Juga orang yang menyebabkan puluhan milyard bantuan untuk rakyat miskin tidak sampai ke tujuan malahan dibebaskan. Katanya ?demi (formalitas) hukum? juga. Tentu hukum-nya yang salah ya ? Hukum yang kurang sempurna. Kita coba renungkan. Negeri ini sepertinya memang perlu revolusi akhlak Krisis akhlak selama ini terlanjur menyebar di mana2. Mulai pejabat tertinggi, pengusaha terbesar, Hakim, Jaksa, Polisi, pejabat BUMN, pedagang yang mengoplos minyak, mencuri timbangan, bahkan Ketua dan Anggauta DPR, DPRD, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah, RW, RT, Hansip. Semua daftar profesi itu pernah ada di sebut di media sebagai terlibat perbuatan korupsi. Jangan salahkan ini hanya karena kebudayaan Soeharto saja, tetapi juga Soekarno, Habibie, Dus Dur, Mega, bahkan juga para raja di sistem feodalisme jaman Belanda dan raja2 pribumi jaman dulu. Karenanya perlu kita lihat dan kawal SBY sekarang ini, apakah dengan contoh santunnya mampu ?merubah? mengarah ke sana, perbaikan akhlak ? Apakah juga sikap santunnya selama ini hanya terbatas pada formalitas, apakah lahir bathin, satunya kata dan perbuatan ? Kita masih lihat terus. Semoga sesuai harapan. Indonesia ber-etnis majemuk, pengaruh perbedaan suku dan rasialistis, pendidikan kurang maju, keagamaan yang dangkal dan yang hanya kulitnya saja, tidak kecil pengaruhnya pada dekadensi moral. Lonjakan kehidupan dari a la petani atau buruh kecil di desa menjadi pejabat di Jakarta sungguh menimbulkan goncangan mental, lonjakan yang tidak bertahap, sehingga banyak yang lupa diri dan menghalalkan segala cara. Agama Islam di salahkan. Nampaknya memang ada yang salah dengan pendidikan agama Islam di negeri ini. Agama Islam itu sendiri sebetulnya, menurut saya, sungguh agama yang mulia. Tetapi banyak materi yang tidak diajarkan secara terbuka. Tanggung jawab siapa tentu tidak jelas, tetapi setidaknya tidak lepas dari HARAPAN agar ada peran nyata dari para ulama terkemuka negeri ini untuk mengatasinya. Dengan terlebih dulu minta maaf kepada Cak Nur, GusDur, Amien Rais dan para sesepuh lainnya agama besar ini, dengan pandangan awam harusnya disadari dan diakui dengan ridhlo bahwa memang terkesan terjadi ketumpulan agama Islam dalam menghadapi krisis moral dewasa ini, khususnya korupsi. Agama Islam yang dianut di Indonesia umumnya terbatas pada ajaran syariah saja, sedangkan ajaran hakikah hanya pada lapisan tertentu saja yang menikmatinya. Sekarang ini di Indonesia ajaran formil agama Islam terbatas pada ajaran formalitas yang tersurat (kulit luarnya) saja, sebatas 5 rukun Islam, yaitu (1) mengucapkan kalimat suci syahadat.(2) sholat, (3) puasa, (4) pergi haji, (5) zakat dan menyembelih qurban setahun sekali bila mampu. Lalu, sebagaimana ajaran pada umumnya para kiyai hampir di setiap surau, barangsiapa telah melakukan 5 rukun Islam itu pasti masuk surga. Apa beratnya melakukan 5 syarat itu, apalagi kalau sekedar agar kelihatan sama orang lain, mertua, tetangga, atasan, rekan kantor dsb. Puasa, bagi yang tak sanggup melaksanakannya (karena uzur, sakit, atau halangan yang sjah lainnya bisa diganti / dibayar dengan fidhiyah (sejumlah uang tertentu). Bagi orang yang sekedar berpegang pada apa yang formal tertulis / tersurat, yakin bahwa nanti di depan malaikat ia bisa berdalih bahwa ia telah melakukan 5 rukun islam itu maka tidak seharusnya ia dijebloskan ke neraka. Kata ? kata ?larangan korupsi? tentu saja sama sekali tidak ada. Paling-paling ?jangan mengambil yang bukan haknya?, itupun bila sebelum mati sudah bertaubat, juga akan dimaafkan juga, dan masuk surga juga. Nah di sini masalahnya. Makanya banyak kita lihat seseorang yang habis berbuat dosa lalu sholat, maksudnya minta maaf. Lalu berbuat dosa lagi, lalu segera minta maaf lagi. Jadi kalo berjalan begituuuu terus sampai akhir hayat, maka dosa yang dihitung hanya dosa terakhir saja dalam hidupnya yang dia belum sempat sholat / minta maaf karena ?.. keburu meninggal ! Sejak jaman Walisongo Kelemahan pengajaran agama Islam ini, kalau di runut ke belakang, terjadi sudah sejak masuknya Islam ke Indonesia, yaitu di jaman Walisongo di abad 15 ( jadi sudah sejak + 600 tahun lebih ) yang lalu itu. Dan kesalahan itu berlangsung terus sampai sekarang. Menurut Babad Tanah Jawa dan kisah-kisah tentang para Walisongo, dalam salah satu sidangnya di mesjid agung Demak, karena rakyat Jawa waktu itu kebanyakan masih buta huruf, maka pengajaran diberikan yang mudah-mudah saja, disesuaikan dengan tingkat kecerdasan mereka sejauh kemampuan pada umumnya rakyat golongan bawah untuk menyerapnya, yaitu apa yang resmi harafiah tertulis saja, yaitu tingkat syariah saja dahulu. Yang bersifat filosofis dan bersifat hakekat agama Islam hanya diajarkan kepada lapisan teratas saja, yang lebih terpelajar (waktu itu) dilingkungan sendiri. Kaum terpelajar dan kaum bangsawan Jawa waktu itu masih beragama Budha atau Hindu yang masih merupakan tulang punggung tegaknya kerajaan Majapahit, yang tentu saja akan tidak mau memeluk agama baru, yang justru membahayakan dan mengancam eksistensi kekuatan kerajaan Majapahit bila rakyatnya menjadi pemeluk agama baru (Islam). Pada waktu itu dalam suatu persidangan dikisahkan bahwa Sunan Kudus membela Sunan Kali (Kalijogo) dengan mengatakan bahwa: ? Iyo bener pun Adi, pancen ingwang iyo andarbeni panggraitan yen ing tembe wingking arep ono wong Islam hing kene kang harep hambenerake, insya?al?Lah ? (terjemahan: ? Iya adinda, saya juga punya perkiraan dan harapan bila dikemudian hari akan ada orang Islam di sini yang akan membetulkan tata cara ajaran ini ?) Seharusnya sesuai harapan Sunan Kali dan Sunan Kudus tersebut harusnya ada ?orang sini? yang membetulkannya. Dan, yang namanya ?orang sini? itu untuk saat ini apakah memang belum ada ? Belum adakah yang mampu dan terpanggil untuk tugas mulia itu ? Dapatkah kita mengharapkan hanya dari ke tiga tokoh yang disebut tadi ? Pertanyaan besar yang mungkin tak terjawab. Paket pendidikan agama yang Cerdas. Mestinya para eksekutip yang terkait, yang punya power operasional, Menteri Agama, Presiden, DPR, DPD, MPR bahkan MUI yang bersinergi melahirkan tatacara pengajaran substansi agama Islam yang bukan hanya kulitnya saja yang formalitas ritual belaka tetapi yang inti dan substansinya. Mungkin itu bisa berupa program upgrading para kiyai seluruh tanah air yang diharapkan bisa menghasilkan para dai, khatib yang mampu memberikan da?wah yang berwawasan luas. Dan yang lebih utama dalam jangka panjang ialah pendidikan agama yang bukan hanya ritual syariah, sejak SMP. Dengan demikian bila mereka kelak selesai S1, mungkin 10 tahun kemudian, lahirlah para calon pemimpin bangsa, baik di eksekutip, yudikatip ataupun legislatip yang berwawasan luas dan berintegritas tinggi. Ini perlu, sekaligus untuk membantah issue dunia bahwa agama Islam adalah agama orang bodoh. Yak, memang, ?agama orang bodoh?, itulah kesan sebagian besar orang barat, walaupun sebagian kecil justru telah sangat bersemangat masuk Islam. Seperti waktu Bill Clinton mulai menjabat di gedung Putih, menyatakan policy nya untuk negara Timur Tengah adalah membantu (atau mengadu-domba ?) Arab maupun Israel, tetapi akan ?let Israel one point higher than Arabic? tentu saja maksudnya dalam bidang persenjataan. Ini memang cerdik, membiarkan kedua negara berpacu senjata (membeli dari Amerika dan dengan demikian perdagangan dan industri senjata Amerika sales nya meningkat dan diuntungkan karena jadi laku keras). Reagan lain lagi, lebih kejam dan sinis, dunia Arab yang kata Reagan adalah ?barbar? membahayakan keamanan dunia ( sumber terorism), makanya jangan terlalu banyak diberi kesempatan membeli senjata (secara resmi). Tetapi supplier senjata selundupan yang cukup besar ke Arab adalah orang Amerika juga. Apalagi membaca ungkapan dan hujatan para netter bila sedang ada bom yang dilakukan para teroris yang menganut Islam ortodox, bahwa jihad adalah berarti membunuh kaum kafir (non Islam), perjuangan yang penuh dengan kebodohan. Suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, demikianlah kesan mereka pada para pemeluk agama Islam, yang sebagian besar berdomisili atau berasal dari negara ?miskin?. Walaupun mereka mengakui awalnya kebudayaan Islam lebih tinggi, tetapi itu di abad 14 dan 15 Masehi, saat berjayanya kerajaan Islam Moor Andalusia di Spanyol. Tetapi baik pun Andalusia maupun Persia keduanya runtuh karena korupsi dan dekadensi moral para raja dan para pejabatnya, dan bukan karena memeluk Islam. Tetapi bagaimana bisa orang Islam melakukan korupsi ? Apakah tidak dilarang oleh agama yang dianutnya ? Ajarkan semua Materi agama Islam. Masalah korupsi bukan hanya masalah formalitas, mentang2 telah sholat lalu pasti tidak korupsi. Ilustrasi berikut ini menjelaskannya. Pengalaman orang melanggar la-lin mengambil kembali SIM yang di tahan oleh petugas. Disuruh menunggu sebentar karena petugas yang mengurusnya lagi sholat. Selesai sholat dia datang dengan ramah dan wajahnya keliatan bersih bekas air wudhu dan suci, tetapi dari mulutnya dengan tenang meminta Rp.75000,- sebagai tebusan dan tanpa kwitansi. Di mana nilai dan letak sholatnya ? Betapa banyaknya koruptor yang beragama Islam, Haji, sholat, qurban bukan hanya kambing malahan sapi, dermawan, tetapi koruptor juga. Dilihat dari jumlah orangnya, di Indonesia kayaknya sebagian besar koruptor beragama Islam, walaupun dari segi jumlah uang nya yang dikorup masih lebih besar yang oleh non Islam, khususnya yang sekarang masih bersembunyi di Singapore dan RRC. Oleh karenanya jangan hanya syariah saja yang diajarkan tetapi justru seharusnya hakekat yang lebih diutamakan dan dipentingkan. Umat harus punya keyakinan bahwa Tuhan selalu disampingnya, bahkan bersamanya. Maka walaupun tidak seorangpun di ruangan kerjanya, tetapi amplop yang disodorkan yang tak seorangpun lain menyaksikannya, tapi dia tahu dan sadar bahwa Tuhan ada dan menyaksikannya. Maka dia malu dan takut kepada Tuhan yang berada di situ bersamanya dan lalu dengan santun menolaknya. Itu hasil ajaran agama Islam yang benar. Kesadaran ini yang seharusnya ditanamkan sejak kecil oleh pendidikan agama Islam di negeri ini, bukan hanya masalah formalitas ritual belaka. Filsafat orang Jawa, ?aja alaku mo limo? (jangan berbuat 5 macam perbuatan jelek yang diawali dengan huruf mo (m), yaitu maling, madat, madon, main, mendem ( terjemahan: mencuri, narkoba, melacur, berjudi, minuman keras). Pelanggaran atas larangan ini memperoleh hukuman masyarakat (kalau tinggal dikampung) yaitu di jauhi, dikucilkan dalam pergaulan masyarakat. Bukan berarti ajaran filsafat Jawa lebih baik dari pada agama Islam, tetapi cara mengajarkannya, dan materi yang diajarkannya di dalam agama Islam kurang menggaris bawahi masalah-masalah yang lebih utama, a.l. penyakit masyarakat yang diistilahkan dengan 5 M (Jawa: mo limo) tersebut. Tentu saja dalam agama Islam ada bahasan 75 dosa besar dan sebagainya, tetapi doktrin bahwa asalkan sudah menjalankan 5 rukun Islam yang lima tersebut, lalu secara umum ditafsirkan sudah akan masuk surga ( mengucapkan kalimat syahadat, sholat, zakat, puasa, haji ) Ini semua terkesan hanya mengandalkan formalitas, hanya mengandalkan ritual kasat mata belaka. Tulisan saya ini tentu saja mudah sekali dibantah oleh para fanatikus agama kita ini. Mana buktinya ? Tetapi kalau secara jujur mau mengakui, kebenaran kenyataan yang ada di masyarakat memang demikian. Di sini sekali lagi tentang masalah keberanian secara jujur (tidak korup) mengakui kebenaran walaupun pahit atas kenyataan di masyarakat. Membantah signyalemen ini kayanya adalah berpikir korup juga; jadi termasuk koruptor, yaitu koruptor dalam pemikiran. Hukum Qisas, Jihad. Waktu saya pergi menunaikan ibadah haji 1991, sebetulnya saya juga ingin melihat bekas atau tanda2 pelaksanaan hukum qisas, kalau mencuri potong tangan, kalau mencopet potong jari, kalau berzina hukum cambuk. Tentu ini hukuman yang sangat extrim. Di Mekah Madinah memang tidak ada kisah pencurian atau pencopetan seperti di Roma, Bombay atau Jakarta. Yang terdengar hanya masalah zina, itupun hanya yang perempuannya (pendatang) dicambuk dan rajam. Yang lelakinya tidak dikenakan hukuman itu, mungkin juga seperti di sini, ?kurang kuat bukti hukum? nya yang syah. Masih belum jelas apakah Hukum Qisas itu hukum Islam atau hukum Arab. Sama halnya pemakaian jilbab itu aturan Islam atau aturan Arab. Juga penafsiran kata jihad tidak berarti harus pergi membunuh kaum kafir. Jihad bermakna berusaha bersungguh-sungguh sepenuh hati, lahir bathin. Ke depan. Iran Syiah menang Pemilu 2005, pasti akan mengakibatkan akan lebih cepat maju, karena Iran percaya diri dan telah ada revolusi akhlak yang tempo hari di pimpin Ayatullah Komeini. Bukan berarti kita perlu mengimport revolusi Iran ke Indonesia, tetapi bangsa yang percaya diri, tidak mengandalkan pemberian belas kasih dari bangsa lain atau lembaga internasional. Bahkan mereka ini, negara / lembaga kreditor, lebih banyak ?akal-akalan? berkedok membantu tetapi sesungguhnya bermaksud menguasai sumber alam nasional (emas, tembaga, minyak, kayu dsb.) yang telah Tuhan anugrahkan bagi negeri ini, dan mengeruk devisa Indonesia melalui mekanisme pasar uang bebas yang mengambangkan kurs, sesuai anjuran IMF yang menjerumuskan (1998), dan terpuruklah Indonesia, lalu terpaksa jual saham BUMN dengan harga banting kepada asing. Peran agama dalam kehidupan bangsa sungguh dominan walaupun bukan negara agama, dan peran Departemen Agama (mungkin bersama MUI) jangan hanya sekedar mengurus administrasi pegawai dari jajaran departemennya saja tetapi juga menghidupkan kebijaksanaan arah pendidikan agama dengan baik yang bermanfaat secara nyata. Dan bukan hanya Islam tapi juga agama yang lain, sesuai Pancasila. Selama ini tak ada gemanya. Urusan haji yang bersifat bisnis harap serahkan kepada lembaga swasta, biarkan swasta berkompetisi. Bila Dep. Agama sebagai Regulator dan Pengawas yang adil, tidak ikut bermain, biarlah swasta yang berkompetisi memberikan pelayanan terbaiknya maka pasti taripnya lebih murah dan pelayanan lebih baik Kaderisasi Untuk eksekutip masa depan hendaknya semua lembaga Pemerintahan, Instansi, BUMN, TNI dan Polri, bahkan juga swasta, Parpol, secara sedar dan terrencana dengan baik menghidupkan kaderisasi yang konstan, obyektip bagi kepemimpinan generasi masa depan disesuaikan dengan kebutuhan yang akan timbul pada waktu kelak, yang pada waktu itu negara lain juga sudah memacu terus perkembangan dirinya. Diutamakan dalam pembinaan itu adalah integritas yang disusul dengan ketrampilan. Dengan demikian iman dan taqwa bukan hanya sekedar slogan tetapi satunya kata dan perbuatan. Satunya kata dan perbuatan itulah agama Islam yang benar. Rw. --------------------------------- Do you Yahoo!? Yahoo! Mail - now with 250MB free storage. Learn more. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **