[nasional_list] [ppiindia] JURNAL KEMBANG KEMUNING: BEN WAE!

  • From: "Budhisatwati KUSNI" <katingan@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: "kmnu2000" <kmnu2000@xxxxxxxxxxxxxxx>, <wanita-muslimah@xxxxxxxxxxxxxxx>, "ppiindia" <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Tue, 15 Feb 2005 04:51:22 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

JURNAL KEMBANG KEMUNING:


BEN WAE!



1.

Beni, Media Luar Biasa adalah sebuah penerbitan berkala bulanan yang 
diterbitkan oleh sekelompok anak-anak muda pencinta sastra-seni di Yogyakarta. 
Nomor terakhir berkala bulan yang diterbitkan oleh Forum Lingkar Benih, yang 
sampai ke tangan saya adalah nomor 20, 15 Januari 05 memuat antara lain 
tulisan-tulisan penyair Surabaya Nanang Suryadi, Arwan Maulana, Grace, 
Agustinus Wahyono, Rohyati Sofjan. 

Apa bagaimana berkala ini, dijelaskan oleh para "awak"nya  sebagai berikut:,  
berkala Beni "direkayasa dan diedarkan oleh Forum Lingkar Benih. Media ini 
"direkayasa dan diedarkan oleh Forum Lingkar Benih. Media ini berusaha membuat 
kegairahan menulis sebagai sebuah aktivitas kultural yang luar biasa. Oleh 
karena itu , redaksi hanya menerima naskah yang tidak biasa. Naskah bisa 
dikirim via e-mail, pos, atau dititipkan kepada awak media. Rambu-rambu lainnya 
tentu saja akan diatur kemudian". Tulisan-tulisan "luar biasa" ini bisa 
dikirimkan ke alamat redaksi : Perumahan Taman Kenari C7, Jln. Perumnas Depok, 
Sleman 55281.E-mail :ben_luarbiasa@yahoocom  

Pandangan "awak" Beni Luar Biasa tentang "menulis sebagai sebuah aktivitas 
kultural yang luar biasa", saya pahami pertama-tama sebagai pernyataan bahwa 
bagi para pengasuh berkala sederhana berukuran 30 X 11 cm ini,  menulis, 
apalagi bersastra   bukanlah merupakan suatu kegiataan iseng, main-main, tapi 
merupakan suatu kegiatan yang sungguh-sungguh dalam memburu menangkap makna, 
untuk mengurai buhul-buhul rahasia mengusik di tiap langkah penanya siang dan 
malam.  Dari segi ini, bersastra memang suatu kegiatan luar biasa. Dan akan 
menjadi lebih luar biasa lagi jika "aktivitas kutural" ditautkan dengan program 
raksasa memanusiawikan manusia, kehidupan dan masyarakat.  Ini adalah  dermaga 
wacana  dari mana para pengasuh berkala ini mulai melaut. Kesederhanaan  
penampilan yang kita saksikan ketika membuka lembaran-lembaran berjumlah 20 
halaman,  tidak mengurangi nilai wacana titik-tolak tapi justru membuktikan 
kesungguhan untuk mewujudkannya. Karena kesungguhan yang sungguh-sungguh tidak 
terlepas dari sikap realis atau hitungan kongkret. Dalam hal ini saya teringat 
akan nasehat Prof. Jones Russel dari SOAS London kepada saya ketika saya dan 
teman-teman mulai menerbitkan Majalah ilmiah populer "Kancah" di Paris pada 
masa "kejayaan" Orde Baru Soeharto. "Kesempurnaan tekhnis penerbitan pecahkan 
setapak demi setapak. Tapi sejak awal perhatikan mutu tulisan". Dibandingkan 
dari segi tekhnis, hasil yang dicapai oleh Beni jauh lebih baik dari pada 
nomor-nomor  awal Kancah yang kami kerjakan dengan mesin ketik tangan (yang 
namakan sebagai Mesin Ketik Ho Chi Minh karena dengan mesin ketik beginilah Ho 
Chi Minh menuliskan karya-karya besarnya untuk membebaskan Viêt Nam dari 
belenggu penjajahan]. Waktu itu komputer belum ada.  Kesungguhan para pengasuh 
berkala ini pun bisa dilihat dari tataletak, ilustrasi dan isi tulisan baik 
puisi atau cerpen yang disiarkan. Dengan kesederhanaan bentuk seperti sekarang, 
tapi bisa menerbitkan berkala secara teratur hingga mencapai nomor 20/15 
Januari 2005, kita pun menyaksikan bahwa " menulis sebagai sebuah aktivitas 
kultural yang luar biasa" memang diyakini dan dikhayati oleh para pengasuhnya. 

Sebagai contoh untuk melihat kesungguhan ini berikut saya sertakan sebuah puisi 
Nanang Suryadi, penyair Surabaya, yang dimuat dalam nomor 20/15 Januari 2005:


Inilah Senyuman 

dapatkah engkau tersenyum, tertawan, terbahak di
depan televisi yang mengabarkan 45ribu mayat
berserak diterjang gelombang yang tak pernah 
disangkasangka akan datang melanda

dapatkah engkau terus tersenyum, tertawa, terbahak
di depan televisi yang menayangkan ribuan orang
terancam kelaparan dan penyakit di puing-puing
kehancuran gempa, gelombang banjir dan sengatan 
bau anyir mayat yang terserak dimana-mana

dapatkah engkau tetap tersenyum, tertawa, terbahak
di puncak duka tak terkira!

o, aku terbahak perih menderaskan airmata menerka
rahasia kehendakMu!


Sedangkan apabila para pengasuh menulis di box susunan redaksi: "hanya menerima 
naskah yang tidak biasa", pernyataan begini saya pahami sebagai acuan patokan 
yang ingin dicapai.  Kata-kata begini saya kira bukanlah suatu keangkuhan yang 
sering melekati pada anak muda,  tapi lebih merupakan tuntutan kepada diri 
mereka sendiri. Sebab dalam Kata Pengantar No.20/15 Januari 2005 berjudul "Ben! 
wae" [Biar saja]" ditulis: 


"Jalan ini begitu panjang dan berat, namun sepertinya aku bertambah yakin untuk 
melewatinya. Tak peduli sudah banyak beban yang menggantung di badan, aku akan 
terus berjalan.Ben!"

Kemudian:  

"Sekali lagi kukatakan, jalan ini begitu panjang dan berat, jadi aku minta maaf 
jika aku terus melangkah tanpa peduli kau tertinggal. Langkahmu terlalu lambat 
dan kau pun terlalu meresahkan beban yang terasa di badanmu itu. Aku tidak bisa 
terus menunggumu kawan, aku punya hidup dan aku harus bertanggungjawab dengan 
itu".


"Harus bertanggungjawab". Kata-kata ini menggarisbawahi wacana bahwa ""menulis 
sebagai sebuah aktivitas kultural yang luar biasa".  Adanya rasa "harus 
bertanggungjawab" dari angkatan muda, saya kira memang sesuatu yang dikasih 
jempol dan dibukakan topi menyambutnya.  Dengan rasa "harus bertanggungjawab" 
begini dalam pencarian, kelompok  "Forum Lingkar Benih" tidak terlalu 
terpancang pada rambu-rambu klasik. Rambu-rambu baru mereka tetapkan atas dasar 
rasa "harus bertanggungjawab" itu.   


2.

Barangkali hal lain yang patut dilihat pada adanya berkala sederhana yang 
dijual dengan harga Rp.1000,- ini adalah usaha mandiri berprakarsa dalam 
mengembangkan diri dan mewujudkan rasa "harus bertanggungjawab". Apakah karya 
mereka diperhatikan oleh para kritikus, para pakar sastra yang merasa mapan dan 
bernama, tidak menjadi indahan utama  mereka. "Ben wae!" seakan-akan demikian 
saya mendengar suara mereka menanggapi orang-orang ini, orang-orang yang mereka 
anggap "terlalu lambat dan .....terlalu meresahkan beban yang terasa di badan" 
pikir mereka sendiri sebagai luarbiasa. Seakan-akan dunia sastra tidak ada 
tanpa mereka. Bahkan yang luarbiasa ada di antara "penguasa-penguasa" sastra 
ini yang melecehkan karya-karya di cyber sebagai karya-karya "tong sampah" dan 
"ecek-ecek". Kelompok-kelompok seperti ini memang terdapat di berbagai daerah 
dan pulau tanahair. Mereka telah berhasil menerbitkan berbagai karya tulis 
dalam bentuk antologi puisi, cerpen bahkan novel tapi agaknya luput dari 
perhatian "para petinggi" atau yang merasa diri sebagai "petinggi" sastra 
negeri ini. Ben Wae! Sastra negeri ini akan berkembang oleh para sastrawan yang 
kreatif dan bertanggungjawab. Dalam keadaan begini, bukan tidak mungkin para 
kritisi dan pakar menjadi jauh tertinggal di belakang perkembangan pesat dunia 
sastra yang nyata. Sastra-seni kepulauan, diindahkan atau tidak oleh para  
"petinggi" sastra makin hari makin jadi kenyataan, membentuk yang disebut 
sastra-seni Indonesia sesungguhnya. Di hadapan perkembangan begini, saya kira , 
cepat atau lambat, kritisi sastra generasi baru akan tumbuh di berbagai daerah 
dan pulau tampil mengisi makin kosongnya dunia kritik kita.  

Menyaksikan kegiatan kelompok Forum Lingkar Benih dan komunitas-komunitas di 
berbagai daerah serta pulau, saya menyaksikan kembali dan lagi-lagi betapa anak 
bangsa dan negeri kita sangat kreatif dan mempunyai mengatasi permasalahan 
mereka. Yang kreatif dan membaur dengan kehidupan saja barangkali yang punya 
haridepan manusiawi. Elite yang berada di menara gading akan menjadi makin 
asing dan asing saja. Ben wae! 

Paris, Februari 2005.
----------------------------
JJ.KUSNI

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] JURNAL KEMBANG KEMUNING: BEN WAE!