** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** JURNAL KEMBANG KEMUNING: BEN WAE! 1. Beni, Media Luar Biasa adalah sebuah penerbitan berkala bulanan yang diterbitkan oleh sekelompok anak-anak muda pencinta sastra-seni di Yogyakarta. Nomor terakhir berkala bulan yang diterbitkan oleh Forum Lingkar Benih, yang sampai ke tangan saya adalah nomor 20, 15 Januari 05 memuat antara lain tulisan-tulisan penyair Surabaya Nanang Suryadi, Arwan Maulana, Grace, Agustinus Wahyono, Rohyati Sofjan. Apa bagaimana berkala ini, dijelaskan oleh para "awak"nya sebagai berikut:, berkala Beni "direkayasa dan diedarkan oleh Forum Lingkar Benih. Media ini "direkayasa dan diedarkan oleh Forum Lingkar Benih. Media ini berusaha membuat kegairahan menulis sebagai sebuah aktivitas kultural yang luar biasa. Oleh karena itu , redaksi hanya menerima naskah yang tidak biasa. Naskah bisa dikirim via e-mail, pos, atau dititipkan kepada awak media. Rambu-rambu lainnya tentu saja akan diatur kemudian". Tulisan-tulisan "luar biasa" ini bisa dikirimkan ke alamat redaksi : Perumahan Taman Kenari C7, Jln. Perumnas Depok, Sleman 55281.E-mail :ben_luarbiasa@yahoocom Pandangan "awak" Beni Luar Biasa tentang "menulis sebagai sebuah aktivitas kultural yang luar biasa", saya pahami pertama-tama sebagai pernyataan bahwa bagi para pengasuh berkala sederhana berukuran 30 X 11 cm ini, menulis, apalagi bersastra bukanlah merupakan suatu kegiataan iseng, main-main, tapi merupakan suatu kegiatan yang sungguh-sungguh dalam memburu menangkap makna, untuk mengurai buhul-buhul rahasia mengusik di tiap langkah penanya siang dan malam. Dari segi ini, bersastra memang suatu kegiatan luar biasa. Dan akan menjadi lebih luar biasa lagi jika "aktivitas kutural" ditautkan dengan program raksasa memanusiawikan manusia, kehidupan dan masyarakat. Ini adalah dermaga wacana dari mana para pengasuh berkala ini mulai melaut. Kesederhanaan penampilan yang kita saksikan ketika membuka lembaran-lembaran berjumlah 20 halaman, tidak mengurangi nilai wacana titik-tolak tapi justru membuktikan kesungguhan untuk mewujudkannya. Karena kesungguhan yang sungguh-sungguh tidak terlepas dari sikap realis atau hitungan kongkret. Dalam hal ini saya teringat akan nasehat Prof. Jones Russel dari SOAS London kepada saya ketika saya dan teman-teman mulai menerbitkan Majalah ilmiah populer "Kancah" di Paris pada masa "kejayaan" Orde Baru Soeharto. "Kesempurnaan tekhnis penerbitan pecahkan setapak demi setapak. Tapi sejak awal perhatikan mutu tulisan". Dibandingkan dari segi tekhnis, hasil yang dicapai oleh Beni jauh lebih baik dari pada nomor-nomor awal Kancah yang kami kerjakan dengan mesin ketik tangan (yang namakan sebagai Mesin Ketik Ho Chi Minh karena dengan mesin ketik beginilah Ho Chi Minh menuliskan karya-karya besarnya untuk membebaskan Viêt Nam dari belenggu penjajahan]. Waktu itu komputer belum ada. Kesungguhan para pengasuh berkala ini pun bisa dilihat dari tataletak, ilustrasi dan isi tulisan baik puisi atau cerpen yang disiarkan. Dengan kesederhanaan bentuk seperti sekarang, tapi bisa menerbitkan berkala secara teratur hingga mencapai nomor 20/15 Januari 2005, kita pun menyaksikan bahwa " menulis sebagai sebuah aktivitas kultural yang luar biasa" memang diyakini dan dikhayati oleh para pengasuhnya. Sebagai contoh untuk melihat kesungguhan ini berikut saya sertakan sebuah puisi Nanang Suryadi, penyair Surabaya, yang dimuat dalam nomor 20/15 Januari 2005: Inilah Senyuman dapatkah engkau tersenyum, tertawan, terbahak di depan televisi yang mengabarkan 45ribu mayat berserak diterjang gelombang yang tak pernah disangkasangka akan datang melanda dapatkah engkau terus tersenyum, tertawa, terbahak di depan televisi yang menayangkan ribuan orang terancam kelaparan dan penyakit di puing-puing kehancuran gempa, gelombang banjir dan sengatan bau anyir mayat yang terserak dimana-mana dapatkah engkau tetap tersenyum, tertawa, terbahak di puncak duka tak terkira! o, aku terbahak perih menderaskan airmata menerka rahasia kehendakMu! Sedangkan apabila para pengasuh menulis di box susunan redaksi: "hanya menerima naskah yang tidak biasa", pernyataan begini saya pahami sebagai acuan patokan yang ingin dicapai. Kata-kata begini saya kira bukanlah suatu keangkuhan yang sering melekati pada anak muda, tapi lebih merupakan tuntutan kepada diri mereka sendiri. Sebab dalam Kata Pengantar No.20/15 Januari 2005 berjudul "Ben! wae" [Biar saja]" ditulis: "Jalan ini begitu panjang dan berat, namun sepertinya aku bertambah yakin untuk melewatinya. Tak peduli sudah banyak beban yang menggantung di badan, aku akan terus berjalan.Ben!" Kemudian: "Sekali lagi kukatakan, jalan ini begitu panjang dan berat, jadi aku minta maaf jika aku terus melangkah tanpa peduli kau tertinggal. Langkahmu terlalu lambat dan kau pun terlalu meresahkan beban yang terasa di badanmu itu. Aku tidak bisa terus menunggumu kawan, aku punya hidup dan aku harus bertanggungjawab dengan itu". "Harus bertanggungjawab". Kata-kata ini menggarisbawahi wacana bahwa ""menulis sebagai sebuah aktivitas kultural yang luar biasa". Adanya rasa "harus bertanggungjawab" dari angkatan muda, saya kira memang sesuatu yang dikasih jempol dan dibukakan topi menyambutnya. Dengan rasa "harus bertanggungjawab" begini dalam pencarian, kelompok "Forum Lingkar Benih" tidak terlalu terpancang pada rambu-rambu klasik. Rambu-rambu baru mereka tetapkan atas dasar rasa "harus bertanggungjawab" itu. 2. Barangkali hal lain yang patut dilihat pada adanya berkala sederhana yang dijual dengan harga Rp.1000,- ini adalah usaha mandiri berprakarsa dalam mengembangkan diri dan mewujudkan rasa "harus bertanggungjawab". Apakah karya mereka diperhatikan oleh para kritikus, para pakar sastra yang merasa mapan dan bernama, tidak menjadi indahan utama mereka. "Ben wae!" seakan-akan demikian saya mendengar suara mereka menanggapi orang-orang ini, orang-orang yang mereka anggap "terlalu lambat dan .....terlalu meresahkan beban yang terasa di badan" pikir mereka sendiri sebagai luarbiasa. Seakan-akan dunia sastra tidak ada tanpa mereka. Bahkan yang luarbiasa ada di antara "penguasa-penguasa" sastra ini yang melecehkan karya-karya di cyber sebagai karya-karya "tong sampah" dan "ecek-ecek". Kelompok-kelompok seperti ini memang terdapat di berbagai daerah dan pulau tanahair. Mereka telah berhasil menerbitkan berbagai karya tulis dalam bentuk antologi puisi, cerpen bahkan novel tapi agaknya luput dari perhatian "para petinggi" atau yang merasa diri sebagai "petinggi" sastra negeri ini. Ben Wae! Sastra negeri ini akan berkembang oleh para sastrawan yang kreatif dan bertanggungjawab. Dalam keadaan begini, bukan tidak mungkin para kritisi dan pakar menjadi jauh tertinggal di belakang perkembangan pesat dunia sastra yang nyata. Sastra-seni kepulauan, diindahkan atau tidak oleh para "petinggi" sastra makin hari makin jadi kenyataan, membentuk yang disebut sastra-seni Indonesia sesungguhnya. Di hadapan perkembangan begini, saya kira , cepat atau lambat, kritisi sastra generasi baru akan tumbuh di berbagai daerah dan pulau tampil mengisi makin kosongnya dunia kritik kita. Menyaksikan kegiatan kelompok Forum Lingkar Benih dan komunitas-komunitas di berbagai daerah serta pulau, saya menyaksikan kembali dan lagi-lagi betapa anak bangsa dan negeri kita sangat kreatif dan mempunyai mengatasi permasalahan mereka. Yang kreatif dan membaur dengan kehidupan saja barangkali yang punya haridepan manusiawi. Elite yang berada di menara gading akan menjadi makin asing dan asing saja. Ben wae! Paris, Februari 2005. ---------------------------- JJ.KUSNI [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **