[nasional_list] [ppiindia] Inovasi dan Inisiatif Dalam Pendidikan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 4 Sep 2006 05:10:24 +0200

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **JAMBI EXPRESS
Thursday, 31 August 2006 


      Inovasi dan Inisiatif Dalam Pendidikan        
     
      Oleh Amirul Mukminin, S.Pd, M.Sc.Ed

          Pendidikan di Indonesia sudah mengalami perubahan di sana-sini, mulai 
dari pergantian menteri, UU Pendidikan, UU Guru dan Dosen, pergantian berbagai 
kurikulum sampai kenaikan gaji guru PNS. Namun, perubahan ini belum diikuti 
perubahan yang memberikan keleluasaan dalam berinovasi dan berinisiatif bagi 
pelaku pendidikan, khususnya guru dan dosen. 



          Perubahan yang tampak hanya terjadi berkaitan dengan penggantian 
menteri pendidikan dan sebatas perubahan materi pendidikan, bukan sistem 
pendidikan itu sendiri.

          Fakta ini bisa kita lihat pada hubungan pemerintah-lembaga 
pendidikan, Diknas-Kepala sekolah dan guru-murid, rektor-dekan, dekan-dosen, 
dekan-ketua jurusan, dan dosen-mahasiswa yang menganut "Higher Power Distance". 
Dimana semua jurusan dan keputusan harus berasal dari atasan atau orang yang 
memiliki posisi lebih tinggi dan sering kali tidak memperhatikan posisi 
bawahan. Misalnya, seorang guru atau seorang dosen yang hendak melanjutkan 
pendidikan lebih banyak berjuang dan sibuk dalam hal mengurusi surat-surat yang 
berhubungan dengan izin belajar di kantornya sehingga waktu pendaftaran akan 
habis sebelum proses lamaran terjadi. Seharusnya ini tidak perlu terjadi lagi.

          Kondisi seperti ini bukan hanya menghalangi dan menghambat kemajuan 
serta percepatan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia 
pendidikan, tetapi juga sangat mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia 
mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi yang sampai saat ini belum 
terlihat perubahan yang berarti dalam hal inovasi dan inisiatif.

      Kering Inovasi

          Hofstede seorang ahli psikologi industri pada 1991 melakukan 
penelitian selama enam tahun tentang perbedaan budaya di 40 negara salah 
satunya di Thailand sebagai anggota Asean. Menurut Hofstede, Thailand sangat 
menganut "High Power Distance". Dimana keputusan harus selalu dibuat oleh yang 
memiliki kedudukan lebih tinggi dan seringkali diikuti tekanan seperti hubungan 
kepala dinas dengan kepala sekolah, guru dengan murid dan kepala sekolah dengan 
guru. Selain itu, senioritas masih dipegang teguh oleh Thailand dalam dunia 
pendidikan.

          Kondisi Thailand, tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, sampai hari 
ini kita masih menganut apa yang ada di Thailand. Dalam dunia pendidikan kita, 
inovasi dan inisiatif serta kreativitas sangat sulit dilakukan secara individu. 
Sangat mustahil seseorang bergerak tanpa ada keputusan dari pihak yang memiliki 
posisi lebih tinggi.

          Misalnya, ketika seorang guru ingin mengikuti lomba karya ilmiah atau 
inovasi teknologi dalam mengajar. Yang pertama harus dia urusi adalah "izin dan 
persetujuan" atasan. Ini tentu sangat lucu dan memalukan. Orang mau maju, kok 
malah dipersulit dengan berbagai alasan ini dan itu. Ini sangat ironis dengan 
UU Guru dan Dosen yang mengagung-agungkan profesionalisme guru dan dosen.

          Contoh lainnya, di Negara-negara seperti Norwegia, Finlandia, 
Belanda, Swedia dan Jerman orang yang berkarya dan bekerja di perguruan tinggi 
minimal bergelar doktor atau professor. Artinya, perguruan tinggi disana, 
sangat susah menemui dosen atau peneliti bergelar S1 atau Master. Namun, di 
Indonesia jangankan untuk bergelar doktor atau professor, mau melamar sekolah 
saja sulitnya minta ampun. Padahal, sekolahnya dibiayai pihak lain. Dan 
lagi-lagi mempersulit adalah karena sistem "Higher Power Distance".

      Collectivism dan Senioritas

          Kita juga menganut paham "Collectivism" dimana segala sesuatu harus 
dilakukan secara bersama-sama dan semua keputusan harus dilakukan atas 
persetujuan bersama pula sehingga risiko yang akan dihadapi akan ditanggung 
bersama. Dalam pendidikan kita, sifat individualitik sangat tidak didukung.     
Hal ini sangat memungkinkan sebuah inovasi dan inisiatif akan memakan waktu 
yang lama dalam prosesnya dan mungkin pudar sebelum menjadi sebuah projek 
karena sulitnya mencari kata setuju diantara anggota kelompok.     Padahal, 
inovasi akan muncul dari individu-individu yang memang memiliki bakat untuk 
maju secara sendiri-sendiri sehingga hasilnya bias digunakan secara 
bersama-sama.

          Dan parahnya, senioritas masih sangat dijunjung tinggi di dalam dunia 
pendidikan kita. Kita memang diharuskan mendukung ungkapan bahwa "yang lebih 
tua lebih berpengalaman dalam berinovasi dan berkreasi. Serta pendidikan kita 
juga selalu mengutamakan yang lebih senior dan yang memiliki posisi lebih 
tinggi untuk mengikuti kegiatan-kegiatan diluar seperti seminar, workshop, 
lokakarya, bahkan studi lanjutpun harus senior kalau perlu lebih dahulu. Bahkan 
atas nama kebersamaan dan senioritas seringkali mengangkat dan memilih orang 
tidak tepat serta kering inovasi untuk menduduki jabatan tertentu.

          Memang di dalam dunia pendidikan menjunjung tinggi hubungan sosial 
dan kebersamaan, mempertahankan harmonisasi dalam kelompok dan mencegah konflik 
sangat dibutuhkan agar tujuan yang telah disepakati bias dicapai. Akan tetapi, 
jangan sampai inovasi, kreativitas dan inisiatif untuk kemajuan sebuah lembaga 
terhambat oleh hal tersebut diatas. Kalau ini terjadi maka sampai kapanpun, 
pendidikan kita akan tetap mengalami kekeringan dalam berinovasi. (From where 
does man's weakness come? From the inequality between his strength and his 
desires).

      Penulis adalah Dosen FKIP UNJA dan Stuned Ambassador, Alumnus IFP-Ford 
Foundation di Maastricht University dan Rijksuniversiteit Groningen, The 
Netherlands
     


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Inovasi dan Inisiatif Dalam Pendidikan