** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.sinarharapan.co.id/berita/0512/01/sh09.html Indonesia Perlu Terapkan Dwi Kewarganegaraan Jakarta - Sudah saatnya Indonesia mengubah cara pandang dalam penerapan kewarganegaraan, sesuai dengan tuntutan dan dinamika kehidupan serta mobilitas warga negara yang makin tinggi. Oleh karena itu, harus dibuka kesempatan bagi warga negara untuk memiliki dwi kewarganegaraan. Dari sisi ekonomi sosial, solusi ini sangat membantu warga negara. Sementara secara politik-pertahanan, tidak membahayakan. Demikian rangkuman diskusi sehari dalam rangka memberi masukan untuk pembahasan Rancangan Undang-undang (RUU) Kewarganegaraan yang diselenggarakan bersama Alida Centre, Asosiasi Pasca Sarjana Komunikasi Universitas Indonesia, dan Aliansi Pelangi Anak Bangsa di Jakarta, Rabu (30/11). Diskusi tersebut menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, pakar politik dari Universitas Indonesia (UI) Burhan Magenda, pakar hukum Satya Arinanto, sosiolog Paulus Wirutomo, cendekiawan Muslim Azyumardi Azra, pakar komunikasi politik Effendi Gazali, dan pakar ekonomi Ninasapti Triaswati. Ikrar Nusa Bahkti mengungkapkan, Indonesia masih menganut UU Kewarganegaraan yang amat kolot, padahal sejumlah negara Asia telah menerapkan dwi kewarganegaraan. India, misalnya, menganggap warga negaranya yang tinggal dan menetap di luar negeri sebagai warga negara India juga. Begitu juga Cina yang mempermudah warganya untuk bisa menjadi warga negara lain tanpa meninggalkan warga negara aslinya. Para perantau Cina yang memiliki identitas warga negara asing menyumbang keuntungan ekonomi bagi Cina. Bagi Burhan Magenda, pembahasan RUU Kewarganegaraan saat ini di DPR, merupakan tonggak bersejarah bagi usaha ke arah terwujudnya konsep kewaranegaraan yang setara, khususnya menyangkut perkawinan antarbangsa. Saat ini, menurutnya, identitas nasional merupakan persoalan yang kompleks. Oleh karena itu latar belakang sejarah diterapkannya kewarganegaraan tunggal karena alasan politik dan keamanan masa perang dingin sudah seharusnya diubah dan disesuaikan. Di sinilah perlunya penerapan dwi kewarganegaraan. Pendapat senada dikemukakan pakar ke-Islaman Azyumardi Azra. Rektor Universitas Negeri Jakarta ini pun menyarankan agar dalam pembahasaan RUU Kewarganegaraan, pasal mengenai dwi kewarganegaraan dimasukkan. Dia menggambarkan betapa warga negara bangsa lain yang juga memiliki identitas sebagai warga negara AS, mendapat kemudahan dan keuntungan baik untuk pendidikan maupun akses publik lain. Sosiolog Paulus Wirutomo menegaskan, dalam pembuatan UU Kewarganegaraan diingatkan agar tidak menerapkan prinsip yang mengarah ke diskriminasi, sebab hal ini justru bisa melahirkan gerakan ekstrem seperti di Prancis. Dia setuju penerapan dwi kewarganegaraan, apalagi di masa globalisasi ini, sikap eksklusivisme kewarganegaraan akan berkurang, kecuali jika terjadi perang. (suradi) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital. http://us.click.yahoo.com/cRr2eB/lbOLAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **