[nasional_list] Re: [ppiindia] IAIN Dikuasasi JIL? - Dr. Daud Rasyid: Diasingkan Karena Bela Prinsip-Prinsip Islam

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Thu, 1 Dec 2005 11:53:35 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **
Argumennya kurang baik, karena apakah orang mau sholat harus beritahukan 
tetangga?

----- Original Message ----- 
From: "A Nizami" <nizaminz@xxxxxxxxx>
To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
Sent: Thursday, December 01, 2005 11:29 AM
Subject: Re: [ppiindia] IAIN Dikuasasi JIL? - Dr. Daud Rasyid: Diasingkan 
Karena Bela Prinsip-Prinsip Islam


> Ada satu tokoh JIL yang dulu besar di jalan Asem
> Otista. Kata istri saya, orang itu sholat jum'at saja
> tidak pernah.
>
> Saya lihat yang mendukung JIL banyak dari non Muslim.
> Dan JIL juga dapat dana dari LSM non Muslim macam Asia
> Foundation. Jadi wajar seperti itu. Ada untuk merusak
> Islam dari dalam.
>
> --- Dandy79 <dandy79@xxxxxxxxxx> wrote:
>
>> JIL tu didikan dari mana sih..........???
>> jangan-jangan bukan Islam lagi...........!!!!
>>
>> ----- Original Message -----
>> From: "A Nizami" <nizaminz@xxxxxxxxx>
>> To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>; "Indonesia Raya"
>> <indonesiaraya@xxxxxxxxxxxxxxx>
>> Sent: Wednesday, November 30, 2005 11:59 AM
>> Subject: [ppiindia] IAIN Dikuasasi JIL? - Dr. Daud
>> Rasyid: Diasingkan Karena
>> Bela Prinsip-Prinsip Islam
>>
>>
>> > Assalamu'alaikum wr wb,
>> > Benarkah berita di bawah bahwa IAIN sudah
>> dikuasasi
>> > JIL (Jaringan Islam Liberal) sehingga dosen yang
>> lurus
>> > seperti Dr. Daud Rasyid disingkirkan?
>> >
>> > Jika benar, seluruh komponen ummat Islam seperti
>> MUI,
>> > menteri agama, dsb harus berusaha menyingkirkan
>> JIL
>> > dari posisi rektor dan dosen di IAIN agar ajaran
>> Islam
>> > Liberal tidak menyebar luas di masyarakat.
>> >
>> > Wassalam
>> >
>> > Dr. Daud Rasyid: Diasingkan Karena Bela
>> > Prinsip-Prinsip Islam
>> > 18/11/2005 13:34 WIB
>> > eramuslim - Sudah menjadi sunnatulah dalam
>> berdakwah,
>> > setiap da'i yang melawan kebatilan akan mendapat
>> > ujian-ujian maupun fitnah-fitnah. Adalah doktor
>> Daud
>> > Rasyid, jebolan Universitas Kairo, Mesir, yang
>> > dideportasi oleh pihak Institut Agama Islam Negeri
>> > (IAIN, sekarang UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta
>> ke
>> > IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Padahal sesuai
>> > dengan permintaan Direktur Program Pascasarjana
>> (PPs)
>> > IAIN Jakarta Prof. Harun Nasution saat itu, Daud
>> > diminta memberi kuliah di kampus yang terletak di
>> > bilangan Ciputat, Tengerang itu.
>> >
>> > Melawan Liberalisme di Kampus
>> >
>> > "Secara logika tidak pas. Karena menurut rencana
>> > semula, yang mendorong saya untuk menjadi PNS itu
>> > almarhum Prof. Harun. Karena tenaga saya
>> dibutuhkan di
>> > IAIN Jakarta," ujarnya.
>> >
>> > Akibat peristiwa ini, Prof. Dr. Harun Nasution,
>> yang
>> > juga dikenal sebagai pembawa dan penyebar aliran
>> > Mu'tazilah ke Indonesia, khususnya di dunia
>> perguruan
>> > tinggi, merasa terkejut dengan peristiwa itu.
>> "Beliau
>> > sendiri bingung dan kaget dengan kejadian itu.
>> Kerjaan
>> > siapa ini?" sambungnya.
>> >
>> > Maklum saja. Dalam pandangan Harun, Daud Rasyid
>> adalah
>> > tenaga pengajar "langka" saat itu. Alasannya, IAIN
>> > sangat membutuhkan doktor ahli hadis untuk
>> mengajar di
>> > program pascasarjana. Karena itulah, ketika
>> mendengar
>> > Daud Rasyid pulang ke Indonesia, Harun pun
>> memintanya
>> > mengisi mata kuliah Ilmu Hadis.
>> >
>> > Menurutnya, pembuangan dirinya ke IAIN Bandung
>> > bukanlah hal yang tiba-tiba. Tapi, jauh-jauh hari
>> > sudah didesain oleh petinggi IAIN saat itu. "Ini
>> bukan
>> > tanpa rencana, tapi sengaja," katanya.
>> >
>> > Waktu pun terus berjalan. Selama tiga tahun
>> menjadi
>> > dosen di IAIN Jakarta, selama itu pula ayah tujuh
>> anak
>> > ini mendapat serangan balik dan "teror" dari
>> sejumlah
>> > dosen dan petinggi IAIN yang tak senang dengan
>> > pemikiran dan gerakan Daud Rasyid. "Terutama dari
>> > sarjana lulusan Barat atau AS," paparnya.
>> >
>> > Ia menuturkan, keberadaan Daud Rasyid rupanya
>> telah
>> > membuat sebagian alumni Barat/AS gerah dan gundah.
>> > "Program pembaratan mereka di IAIN terganggu
>> dengan
>> > keberadaan saya. Selama mengajar di sana saya
>> melihat
>> > memang terjadi pertarungan pemikiran antara
>> kelompok
>> > Barat, yang meliberalkan pemikiran Islam. Itu saya
>> > hadapi di perkuliahan," terangnya.
>> >
>> > Celakanya, ada pihak-pihak yang mengadu-domba
>> antara
>> > Harun Nasution dengan Daud Rasyid. Maksudnya, agar
>> > mantan rektor IAIN Jakarta itu tak simpatik lagi
>> > dengan laki-laki kelahiran Tanjung Balai, Sumatera
>> > Utara ini. Tapi, syukurnya Harun tak terpengaruh
>> > dengan wacana dan ulah nakal itu.
>> >
>> > Namun, di usianya yang semakin uzur, tak lama
>> kemudian
>> > Harun mundur dari jabatan direktur PPs, usaha
>> > mendeportasi Daud Rasyid ke IAIN Bandung
>> terlaksana.
>> > Daud Rasyid menjelaskan, kondisi Harun yang
>> melemah
>> > itulah yang mereka manfaatkan. "Karena sejak Pak
>> Harun
>> > tak lagi memimpin PPs, langkah mereka lebih
>> leluasa.
>> > Sebelumnya mereka sungkan dengan Prof. Harun,"
>> ungkap
>> > alumnus IAIN Sumut ini.
>> >
>> > "Mereka kadang mendorong mahasiswa untuk protes ke
>> Pak
>> > Harun. Artinya keberadaan saya tak nyaman bagi
>> mereka.
>> > Ketika Prof. Harun ketemu dengan saya, itu juga
>> > disampaikannya ke saya. Ada sekelompok orang yang
>> > mendatangi dia melaporkan tentang saya. Maka saya
>> > tahu. Saya itu tak akan dibiarkan leluasa
>> menyampaikan
>> > tentang pemikiran Islam yang lurus. Mereka lalu
>> > menunggu titik limitnya ketika Prof. Harun
>> meninggal
>> > dunia," sambung Daud.
>> >
>> > Sejak itu, aktivitas mengajar suami dari
>> Iskamaliati
>> > di PPs IAIN Jakarta dipangkas habis. "Satu mata
>> kuliah
>> > pun saya tak diberi," katanya. Selain dihabisi
>> > gerakannya di PPs, ia juga sering dikucilkan. Tapi
>> > bagi Daud, tidak jadi masalah, dakwah membasmi
>> virus
>> > liberalisme dan sekularisme di perguruan tinggi
>> adalah
>> > mulia dan harus dilaksanakan.
>> >
>> > Setelah peristiwa ini, sejumlah dosen dan pihak
>> > di-cross- chek. Ada yang mengatakan tak tahu-
>> menahu
>> > masalah itu. Tapi ada juga yang menyebutkan bahwa
>> > pemberhentian paksa dilakukan atas kebijakan
>> rektorat,
>> > yang kala itu dipimpin Azyumardi Azra.
>> >
>> > Mendengar jawaban yang berbeda-beda itu, Daud
>> Rasyid
>> > pun lantas menelusuri "sanad" kasus ini. Selidik
>> punya
>> > selidik rupanya di balik semua rekayasa tak fair
>> itu
>> > adalah rektor sendiri, yakni, Prof. Dr. Azyumardi
>> > Azra, MA. "Ya, dia itu. Dia adalah otaknya, yang
>> ingin
>> > menyingkirkan saya dari IAIN Ciputat," urainya.
>> >
>> > Ia menilai, langkah para liberalis itu adalah
>> sikap
>> > yang tidak jujur. "Mereka tak dewasa. Apa yang
>> mereka
>> > gembar-gemborkan mengenai dialog dan berbeda
>> pendapat,
>> > semuanya itu bohong. Itu cuma di mulut saja.
>> Mereka
>> > itu adalah diktator. Kalau disuruh memimpin negeri
>> > ini, wah kacau negeri ini," jelasnya.
>> >
>> > Daud Rasyid mengungkapkan, sebenarnya tak semua
>> > mahasiswanya alergi dengan gagasan yang dibawanya.
>> > Sebab, dari ceramah, diskusi dan ide-idenya itulah
>> > para mahasiswa/i PPs tahu mana pemikiran Islami
>> dan
>> > mana yang bukan. "Ada mahasiswa yang mengatakan,
>> > setelah Pak Daud di sini pemikiran Barat tidak
>> > menghegemoni pemikiran kita," katanya mengutip
>> > pernyataan mahasiswa(i)nya.
>> >
>> > Dengan larangan mengajar di PPs IAIN Jakarta, maka
>> > secara otomatis pula, Daud Rasyid tak bisa
>> mengajar di
>> > program strata satu (S1). Pasalnya, ia harus
>> hijrah ke
>> > IAIN Sunan Gunung Djati Bandung.
>> >
>> > Hijrah ke Bandung
>> >
>> > Sebagai orang yang biasa hidup dalam pertarungan
>> > pemikiran, Daud tak pernah takut untuk menghadapi
>> > model pemikiran apapun. Maklum saja, selain fasih
>> > berbicara tentang Islam, dosen PPs Ibnu Khaldun
>> ini
>> > juga mengusai pemikiran Barat.
>> >
>> > Karena itu, ketika ia diasingkan ke IAIN Bandung,
>> > baginya masalah itu adalah hal yang biasa. Ketika
>> awal
>> > masuk IAIN Bandung, sekitar satu tahunan ia masih
>> > diberi kesempatan untuk mengajar di PPs IAIN
>> Bandung.
>> >
>> > Namun setelah, direktur PPs-nya tahu 'bahaya' Daud
>> > Rasyid bagi gelombang dan arus pembaratan di
>> kampus
>> > tersebut, akhirnya ia juga mengalami nasib serupa.
>> > Tapi, kali ini tak separah di Jakarta. "Di sini
>> saya
>> > masih diberi kesempatan mengajar S1. Rektornya
>> > mendukung. Direkturnya saja yang takut dengan
>> > keberadaan saya," ujarnya.
>> >
>> > "Tapi, sambungnya, secara umum kondisinya sama.
>> Mereka
>> > sudah dikuasai oleh pemikiran Barat. Anehnya,
>> mereka
>> > belajar Islam, tapi rata-rata pengetahuan Islam
>> dan
>> > bahasa Arabnya rendah," tambahnya.
>> >
>> > Ke Mesir, Taubat dari Pemikiran Liberal-Sekular
>> >
>> > Semula, aku Daud, dirinya termasuk mahasiswa yang
>> > gandrung dengan pemikiran tokoh-tokoh
>> > liberalis-sekularis. Sebut saja, misalnya,
>> pemikiran
>> > almarhum Nurcholis Madjid, alias Cak Nur. "Iya,
>> saya
>> > pernah mengagumi pemikiran Cak Nur. Buku-bukunya
>> saya
>> > baca," katanya.
>> >
>> > Dijelaskannya, dirinya sempat menjadi peminat
>> > pemikiran liberalis-sekularis lantaran saat
>> menjadi
>> > mahasiswa Fakultas Syari'ah IAIN Sumatera Utara
>> > (Sumut), Daud adalah aktivis Himpunan Mahasiswa
>> Islam
>> > (HMI). "Dulu, yang namanya anak HMI pasti membaca
>> > buku-buku Cak Nur," akunya.
>> >
>> >
>> > Namun, episode ini tak berlangsung lama. Setelah
>> lulus
>> > dari IAIN Sumut, Daud lantas hijrah ke Mesir. Di
>> > negeri Sungai Nil inilah, ia mengalami perubahan
>> > paradigma secara drastis. Melalui kegiatan membaca
>> > karya-karya tokoh-tokoh sekular dan tokoh-tokoh
>> > Islamis Mesir dan dunia Arab, pandangan Daud
>> berbalik
>> > 180 derajat. Ia tahu dan sadar benar, ternyata
>> > pandangan hidup dan pemikiran sekular adalah
>> keliru.
>> > Dari situlah Daud Rasyid mengikuti jejak Sayyid
>> Qutb.
>> > Yakni, kritis terhadap pemikiran dan gaya hidup
>> Barat.
>> >
>> > "Saya baca buku-buku tokoh sekuler yang menjadi
>> > guru-guru mereka seperti Ali Abdul Raziq, Thaha
>> Husein
>> > dan sebagainya," paparnya. Selain itu, Daud, yang
>> kutu
>> > buku sejak kecil juga melahap karya-karya
>> tokoh-tokoh
>> > Islam seperti Al-Maududi, Sayyid Qutb dan lainnya.
>> Tak
>> > hanya itu, ia juga berdialog langsung dengan tokoh
>> dan
>> > pemikir dari berbagai kalangan di Mesir.
>> >
>> > Cerdas dan Kritis
>> >
>> > Banyak orang cerdas, tapi sedikit orang yang
>> kritis
>> > terhadap masalah. Daud Rasyid kecil termasuk anak
>> yang
>> > cerdas. Dari sekolah dasar (SD) sampai perguruan
>> > tinggi, belajarnya selalu double, alias di dua
>> tempat.
>> > "Kebiasaan ini berlanjut sampai di perguruan
>> tinggi,"
>> > ujar alumnus Fakultas Hukum Universitas Sumut
>> (USU).
>> >
>> > Menurutnya, belajar di dua tempat bukanlah hal
>> yang
>> > berat. Karena itu, ia menikmatinya. Prestasinya
>> selama
>> > belajar selalu gemilang. "Alhamdulillah saya juara
>> > satu terus," kenangnya. Prestasi membanggakan,
>> juga ia
>> > raih ketika menyelesaiakan program S2 dan S3 di
>> > Universitas Kairo. "Disertasi saya meraih predikat
>> > summa cumlaude," terangnya.
>> >
>> > Dituturkannya, ibunyalah yang mendorongnya untuk
>> > belajar tekun dan sungguh-sungguh. Karena itu
>> pula,
>> > sejak usia SD ia sudah terbiasa membaca kitab
>> kuning.
>> >
>> > Inspirasi dari sang bundanya itu, kini ia wariskan
>> > kepada tujuh buah hatinya. Ia bersama istri
>> tecintanya
>> > membiasakan anak-anaknya untuk dekat dengan
>> Al-Qur'an.
>> > Karena itu pula membaca dan menghafal ayat-ayat
>> Allah
>> > itu adalah menjadi kebiasaan keluarga ini.
>> >
>> > Bagaimana hasilnya? sudah bisa ditebak.
>> Putra-putri
>> > Daud Rasyid adalah para penghafal Al-Qur'an.
>> "Sudah
>> > ada yang hafal 30 juz. Tapi baru satu orang, yang
>> > bungsu. Sekarang lagi kelas III Madrasah Aliyah,"
>> > imbuhnya. (dina)
>> > http://www.eramuslim.com/br/pr/5b/21889,1,v.html
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> > Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis
>> Ekonomi Nasional
>> > Kirim email ke:
>> ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx
>> >
>> >
>> >
>> >
>> > __________________________________
>> > Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005
>> > http://mail.yahoo.com
>> >
>> >
>> >
>> >
>>
> ***************************************************************************
>> > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat
>> Persahabatan. Menuju Indonesia
>> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny.
>> http://www.ppi-india.org
>> >
>>
> ***************************************************************************
>> >
>>
> __________________________________________________________________________
>> > Mohon Perhatian:
>> >
>> > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA
>> (kecuali sbg otokritik)
>> > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg
>> akan dikomentari.
>> > 3. Reading only, http://dear.to/ppi
>> > 4. Satu email perhari:
>> ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
>> > 5. No-email/web only:
>> ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
>> > 6. kembali menerima email:
>> ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
>> >
>> > Yahoo! Groups Links
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>
>
> Tertarik masalah Ekonomi? Mari bergabung ke milis Ekonomi Nasional
> Kirim email ke: ekonomi-nasional-subscribe@xxxxxxxxxxxxxxx
>
>
>
>
> __________________________________
> Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005
> http://mail.yahoo.com
>
>
>
> ***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
> ***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
>
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Reading only, http://dear.to/ppi
> 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
> 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
> 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/t7dfYD/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: