** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **RIAU POS Generasi yang Hilang Senin, 24 Juli 2006 Sebuah undangan untuk memperingati Hari Anak Nasional 2006 pada 23 Juli 2006 disampaikan kepada saya. Terbayanglah saya laporan dari WHO mengenai nasib anak-anak Indonesia yang rundung berbagai malang mulai dari tsunami di Aceh sampai dengan tsunami di Pangandaran, dimana lebih dari tiga juta anak-anak kekurangan asam amino triptopan. Sedangkan yang dimaksud dengan asam amino ini adalah komponen dari protein dan ada 10 asam amino yang tak dapat dibentuk oleh tubuh tapi diperlukan oleh tubuh antara lain adalah triptopan. Apa kegunaan triptopan ini? Triptopan adalah asam amino yang diperlukan oleh otak anak-anak sehingga kincir-kincir otak dapat memegang peranan penting dalam proses berpikir. Kebanyakan ahli-ahli berpendapat bahwa perkembangan kejiwaan anak dari mulai lahir sampai usia tujuh tahun. Itulah yang menentukan kehidupan anak ini kelak dalam menggunakan akal sehat. Nah, kekurangan triptopan menyebabkan otak tak dapat lagi memutar akal sehat. Dengan demikian sisa sesudah anak hidup pada usia selanjutnya, plong. Bagaimana di Riau? Ternyata melebihi angka nasional. Ambillah misalnya di Pekanbaru. Walaupun menjadi perdebatan tetapi tiba-tiba muncul angka Kelompok Sosial Masyarakat (KSM) Tunas Bangsa menyatakan Riau gizi buruk nomor satu di Indonesia. Walaupun menjadi perdebatan tapi angka yang ditemukan oleh Kadiskes Riau sangat mengejutkan yakni 12,7 persen. Dan Kadiskes Riau terkejut, maklumlah baru menjabat beberapa pekan. Riau Pos pun (19/7) menulis, "Riau peringkat teratas gizi buruk." Data yang terdapat di Departemen Kesehatan RI, Provinsi Riau dinyatakan sebagai provinsi peringkat pertama ditemukan kasus gizi buruk secara nasional. Hal ini diungkapkan Ketua Umum Pusat Kelompok Sosial Masyarakat (KSM) Tunas Bangsa, Endang Asgustini Syarwan Hamid, saat kegiatan Trainning of Trainer (ToT) relawan balita penderita Kekurangan Energi Protein (KEP) di Hotel Aryaduta. Terpuruknya Riau memang luar biasa. Dari 18 provinsi, Riau berada di peringkat teratas ditemukan kasus balita pen derita gizi buruk". Apa kata koran ini lagi? "Untuk wilayah Pulau Jawa, tertinggi kasus balita gizi buruk ditemukan di Jawa Timur, sementara luar pulau Jawa, tertinggi ditemukan di Riau. Dikatakan pula secara nasional angka balita penderita gizi buruk berkisar antara 20-40 persen di masing-masing provinsi. Menanggapi temuan gizi buruk Riau tertinggi secara nasional ini, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau dr Taswin Jacob dalam kesempatan sama mengaku cukup kaget". Walaupun terjadi silang pendapat antara Kelompok Sosial Masyarakat (KSM) Tunas Bangsa Wilayah Riau sementara data di Diskes Riau 12,7 persen. Pendapat ini dibantah pula oleh Diskes Riau, dr Taswin Jacob. Namun angka-angka yang dikeluarkan badan internasional seperti WHO, UNICEF dan UNDP angka-angka mereka tetap mengkhawatirkan akan terjadinya The lost generation (generasi yang akan hilang di Indonesia). Angka-angka ini sejajar dengan angka pengangguran telanjang (tidak bekerja sama sekali) lebih dari 1 0,4 juta, sementara angka pengangguran dengan hanya dua jam kerja 48,2 juta maka prediksi WHO pun memperkirakan 3 juta dari Balita di Indonesia kekurangan asam amino triptopan. Untunglah asam amino ini ada pada beras. Nah, kalau diganti dengan jagung dan ubi dimana protein kebih kecil dari satu persen, alamat gembung dan bebal. Bencana alam dan kekeringan yang terjadi di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Lampung, Aceh dan terus keberbagai daerah di Timur Indonesia makin memperbesar angka kekurangan triptopan yang diperlukan untuk berpikir lebih dari 3 juta balita. Dari mana kita harus memulai? Inilah yang tak dapat jawaban selama birokrasi pemerintahan berbelit-belit dan tak dapat diadakan suatu penilaian. Di Sumatera Barat beberapa tahun yang lalu ketika Padang Express mengundang saya ke daerah Padang Panjang dimana didapatinya gizi buruk pada balita, saya melihat tidak terdapat korelasi antara bentuk rumah dan perhiasan keluarga dengan gizi buruk. Artinya gizi baik sangat memerlukan suatu pengetahuan dasar kapan seorang anak harus dipisahkan dari susu ibu (kini Depkes menganjurkan sampai dua tahun) sementara diberbagai negara maju di Amerika Serikat misalnya sangat sedikit ibu-ibu yang menyusui anaknya. Itulah sebabnya WHO menganjurkan pada negara yang sedang berkembang sebaiknya menyapih susu pada usia dua tahun. Gizi Buruk dan Pendidikan Gizi buruk sebagai hantu yang menahan kepintaran anak-anak (IQ). Pengalaman di Ethiopia gizi buruk yang terjadi pada tahun 60-an sampai 30 tahun kemudian badan-badan pendidikan dunia masih tetap meresahkan dengan berbagai masalah-masalah sosial bahkan lebih sulit diatasi dari masalah-masalah akibat perang. Perang Dunia I dan Perang Dunia II hanyalah sekilas lalu yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah sosial. Akan tetapi sulit bagi badan-badan dunia untuk mengatasi gizi buruk yang terjadi akibat kering-kerontangnya tanah. Pengetahuan selanjutnya terjadi bahwa gizi buruk disebabkan oleh karena tidak cukupnya gizi yang diberikan terutama dikala pertanian tak lagi menjanjikan karena musim kering yang berkepanjangan seperti sekarang ini yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Gizi buruk juga terjadi pada makanan yang cukup tapi pada kualitas protein yang buruk. Di berbagai tempat di Asia Selatan kekurangan vitamin B1 yang ditemukan Eykman terjadi akibat penggunaa n mesin giling pada padi yang lebih dikenal dengan beri-beri. Dalam keadaan ini maka berat badan bukannya berkurang, tapi bertambah sebagaimana dikatakan oleh Kasubdin Yankes dan Gizi Diskes Riau, drg Burhanudian MM sehingga berat badan yang ditimbang di Posyandu tidaklah dapat digunakan dengan sebagai kriteria gizi baik karena gemuknya gedempong. Lepas dari betul atau tidaknya angka yang dikeluarkan oleh Kelompok Sosial Masyarakat (KSM) Tunas Bangsa Wilayah Riau, angka yang dikeluarkan Diskes Riau 12,7 persen apalagi angka yang dikeluarkan oleh Burhanuddin. Saya dengan mata kepala sendiri melihat gizi buruk ini terjadi pada kelompok masyarakat Meranti Pandak bahkan saya melihat kuburan tiga anak di Duri akibat makan ubi manggalo. Bila angka ini diajukan kepada WHO maka masalahnya kini bukannya hanya kekurangan gizi, akan tetapi sebuah generasi yang hilang akibat dari ekonomi yang makin terpuruk, cuaca yang tidak menentu baik banjir maupun kekeringan, last but not least ke pada pengetahuan keluarga akan pentingnya gizi bagi balita karena pada momen inilah yang menentukan nasib yang ditempuh oleh anak pada masa depannya. Ini adalah merupakan tanggung jawab masyarakat, tanggung jawab pemerintah dan marilah kita berhenti menjadi pemimpin yang sasau, pemimpin yang suka pamer dan yang sok mercusuar. Saya teringat pengalaman saya 50 tahun yang lalu ketika berkunjung dengan ayah saya ke rumah Mak Uniang di Limbukan. Diapun berkata "Rab, baalah caronyo ko, lumbuang panuah, manuai saketek lai, dimana ka dilatakkan bareh (Rab, bagaimana caranya, lumbung padi masih penuh sedangkan panen sudah dekat)". Lima puluh tahun berikutnya saya datang ke Mak Uniang "Tab, baa caronyo ko, lumbuang lah kosong, manuai lamo lai" (Tab, bagaimana caranya, lumbung padi kosong sedangkan panen masih lama). Hanya 50 tahun terjadinya kontradiktif dari pangan yang berkecukupan menjadi pangan yang serba kekurangan. Semoga timbul kesadaran kita bahwa masalah yang utama dari bangsa ini bukannya PON, yang menjadi masalah kita sekarang ini hilangnya sebuah generasi (The lost generation). Dalam keadaan beginilah kita memperingati Hari Anak Nasional.*** Prof dr Tabrani Rab, Rektor Rak University. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Something is new at Yahoo! Groups. Check out the enhanced email design. http://us.click.yahoo.com/SISQkA/gOaOAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **