[nasional_list] [ppiindia] Fwd: Anick H.T: Surat Terbuka kepada Ketua MPR

  • From: Nugroho Dewanto <ndewanto@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Tue, 21 Feb 2006 15:03:40 +0700

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **
>
>
>
><http://www.korantempo.com/korantempo/2006/02/18/Nusa/krn,20060218,37.id.html>http://www.korantempo.com/korantempo/2006/02/18/Nusa/krn,20060218,37.id.html
> 
>
>
>
>
>
>
>Surat Terbuka kepada Ketua MPR
>
>
>
>Perkenankanlah saya menyatakan keprihatinan mendalam atas pernyataan Anda 
>di Pekanbaru seperti dikutip kantor berita Antara pada 6 Februari.
>
>Anick H.T.
>pegiat Aliansi untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan
>
>Yang Mulia Bapak Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.
>
>Perkenankanlah saya menyatakan keprihatinan mendalam atas pernyataan Anda 
>di Pekanbaru seperti dikutip kantor berita Antara pada 6 Februari. Dalam 
>kesempatan menanggapi bergulirnya isu permintaan suaka politik ke Negara 
>Kanada dan Australia oleh jemaah Ahmadiyah Indonesia yang menjadi korban 
>persekusi itu, ada beberapa hal yang membuat saya tersentak.
>
>Anda menyatakan bahwa permintaan suaka itu sebagai tindakan aneh. Apakah 
>aneh jika para korban persekusi itu merasa tidak dilindungi oleh negaranya 
>("Polisi Tak Menjamin Keamanan Anggota Ahmadiyah", Tempo Interaktif, 6 
>Februari 2006), kemudian meminta bantuan ke negara lain? Apakah tidak 
>lebih aneh jika warga Indonesia yang lahir dan besar di Indonesia diusir 
>dari tanah yang dimilikinya sendiri hanya karena berbeda keyakinan? Apakah 
>tidak lebih aneh jika seorang warga Indonesia dilarang beribadah di 
>masjidnya sendiri, sementara konstitusi menjamin kebebasan menjalankan 
>ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya? Apakah tidak lebih aneh 
>jika seorang bupati membuat surat keputusan yang secara terang-terangan 
>melanggar konstitusi, tanpa ada teguran dari pejabat yang lebih tinggi, 
>termasuk Anda sebagai pemegang amanat konstitusi?
>
>Saya ingin mengingatkan kembali pernyataan Anda seperti dikutip kantor 
>berita Antara. "Permasalahan Ahmadiyah sesungguhnya bisa dibuat tidak 
>rumit jika mereka kembali pada konsistensi menjadi muslim sebagaimana 
>muslim demokrat lainnya di Indonesia." "Jika ada kawan-kawan yang menganut 
>ajaran ini, kenapa tidak kembali saja pada arus besar umat Islam yang 
>tidak punya nabi bernama Mirza Ghulam Ahmad itu." "Jika mereka mengaku 
>beragama Islam, batasannya sangat jelas. Saya kira lebih baik mereka 
>berada dengan bangsa Indonesia di sini menjadi umat Islam sebagaimana umat 
>Islam lainnya untuk menghadirkan kebersamaan yang kuat sebagai bangsa 
>Indonesia." "Jika ingin jadi umat Islam, apa sih susahnya untuk itu."
>
>Sungguh, saya betul-betul tidak mengerti mengapa seorang Ketua MPR bisa 
>mengeluarkan pernyataan itu, yang bagi saya justru memunculkan kerumitan 
>yang amat sangat, saat Anda sendiri ingin membuatnya tidak rumit. Ada 
>beberapa hal yang menjadi ganjalan. Pertama, dalam kesempatan pidato 
>menyambut hari raya Imlek beberapa waktu lalu, Presiden Susilo Bambang 
>Yudhoyono sempat melontarkan beberapa pernyataan yang sangat maju 
>menyangkut kebebasan beragama. Salah satunya ditegaskan bahwa negara tidak 
>lagi mengintervensi ajaran agama warganya.
>
>Lalu, jika Anda sebagai Ketua MPR merasa bahwa Islam punya batasan yang 
>jelas dan bisa Anda ukur, dan kemudian aparat negara berhak menggunakan 
>ukuran tunggal itu untuk mempersekusi dan mengusir warganya, apakah 
>kemudian Anda menganggap pernyataan Presiden Yudhoyono subversif? Atau, 
>jika Anda menganggap pernyataan Yudhoyono sesuai dengan konstitusi, apakah 
>berarti SK Bupati Lombok Barat subversif? Atau, karena ada fatwa Majelis 
>Ulama Indonesia yang melarang ajaran Ahmadiyah, itu berarti bisa 
>menjustifikasi pelanggaran konstitusi?
>
>Kedua, permintaan Anda kepada anggota Ahmadiyah untuk kembali pada 
>konsistensi menjadi muslim sebagaimana muslim demokrat lainnya di 
>Indonesia, bagi saya, contradictio in terminis. Muslim demokrat, bagi 
>saya, mereka yang menghargai keyakinan muslim lain meski tidak sesuai 
>dengan yang diyakininya. Muslim demokrat adalah muslim yang berani berbeda 
>dan berani membela hak hidup siapa pun yang berbeda pandangan dengan dia.
>
>Ketiga, tampak sekali Anda menyederhanakan masalah dan menyepelekan 
>keyakinan kelompok yang berbeda dengan Anda ketika bertanya retorik: apa 
>susahnya anggota Jemaat Ahmadiyah kembali menjadi muslim seperti muslim 
>lainnya? Apa pun argumen yang mendasari keyakinan seseorang (dan saya 
>yakin warga Ahmadiyah memiliki argumen yang cukup kuat untuk itu, sekuat 
>Anda meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir), saya kira orang 
>lain tidak dapat begitu saja menganggap sepele keyakinan itu. Apalagi jika 
>kita ingat bahwa jemaah Ahmadiyah sudah hadir dan memiliki pengikut di 
>Indonesia sejak Indonesia belum merdeka.
>
>Keempat, saya meyakini spektrum perbedaan antarkelompok Islam di Indonesia 
>sangat luas, dan itulah sunatullah. Jika kejadian persekusi ini dibiarkan 
>terus-menerus terjadi, nantinya tidak hanya warga Ahmadiyah yang menjadi 
>korbannya. Kelompok-kelompok lain yang dipandang berkeyakinan di luar 
>mainstream, yang menurut Anda ukurannya jelas itu, pada gilirannya 
>memungkinkan diperlakukan sama.
>
>Kelima, saya yakin Anda tahu betul bahwa Negara Kesatuan Republik 
>Indonesia yang kita cintai ini telah memiliki konstitusi yang jelas, yang 
>melindungi kebebasan beragama semua warganya. Dan warga Ahmadiyah tidak 
>bisa dikecualikan dalam hal ini. Saya juga yakin Anda tahu betul bahwa 
>negara kita sudah meratifikasi Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil 
>dan Politik, dan tentang Hak Sosial, Ekonomi, dan Budaya, juga turut 
>menyetujui Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia 1948, dan telah pula 
>memiliki Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia. Dipandang dari sudut 
>ini, tentunya sangat tidak produktif--untuk tidak mengatakan 
>gegabah--mengeluarkan pernyataan miring seperti itu, terlepas apakah Anda 
>berbicara dalam kapasitas resmi sebagai Ketua MPR atau sebagai salah satu 
>petinggi Partai Keadilan Sejahtera atau sebagai pribadi sekalipun.
>
>Surat terbuka ini saya maksudkan sebagai bentuk rasa memiliki, bagian dari 
>warga negara Indonesia yang tak ingin negaranya tercabik-cabik oleh rasa 
>benci dan menang sendiri. Juga sebagai warga negara yang ingin memiliki 
>pemimpin yang sejuk dan mendamaikan.



[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Fwd: Anick H.T: Surat Terbuka kepada Ketua MPR