[nasional_list] [ppiindia] [Dokumen Tercecer]: SEPINTAS Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah (5 - selesai)

  • From: Mira Wijaya Kusuma <la_luta@xxxxxxxxx>
  • To: Kolektif Info Coup d'etat 65 <kolic65@xxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 25 Sep 2006 14:44:03 -0700 (PDT)

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com ** 
  SEPINTAS Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah (5 - selesai)
   
  Oleh Rusiyati
   
  B. Periode Diktator Militer 1965 
   
  Saya rasa tidak perlu lagi diuraikan disini, bahwa berkuasanya regim militer 
yang dipimpin oleh Jendral Suharto ini, karena setelah melewati satu juta lebih 
mayat-mayat kaum komunis dan rakyat progresif lainnya, dan setelah 
menjebloskannya di penjara dan tempat pengasingan 3 juta lebih wanita dan 
laki-laki progresif, termasuk Sukarno, serta setelah menebar sengsara dan 
derita jutaan keluarga dan anak-anak yang tersebar diseluruh daerah-daerah di 
tanahair kita. 
   
  Pembunuhan massal diluar batas-batas perikemanusiaan terbesar pada abad 20 
ini yang dibantu sepenuhnya oleh CIA itu anehnya tidak begitu mendapat 
perhatian dunia kita yang katanya beradab ini. Sampai sekarang, 25 tahun 
setelah kejadian, peristiwa eksekusi pada para tahan politik yang masih 
berlanjut sangat menyedihkan itu, masih mendapat sorotan untuk dilakukan 
pengungkakapan-pengungkapan yang serieus. Bagaimanakah sumbangan kita yang 
berada di luarnegeri ini untuk bisa ikut serta dalam menggoyahkan dan 
membongkar benteng diktatur militer Suharto, padahal eksistensi diktatur 
militer di dunia kini sudah tidak populer. 
   
  Dalam rangka peringatan seperempat abad pembunuhan massal di Indonesia, sudah 
banyak kegiatan di Amsterdam. Bukan maksudnya untuk pada pertemuan kita ini 
mengadakan lezing mengenai 25 tahun rezim militer Suharto, tapi bagaimana 
kelanjutan dari perkembangan gerakan wanita di Indonesia sejak periode 1965. 
Untuk itu saya hanya mengetengahkan pendapat dua orang yang telah mengadakan 
riset (dalam rangka pekerjaan NGO) Wardah Hafids dan Tati Krisnawaty yang 
tercantum dalam bukunya ?Perempuan dan Pembangunan" bulan Oktober 1989 sebagai 
berikut: 
"Sejak golongan militer mendominasi panggung kekuasaan pemerintahan Orde Baru, 
partisipasi politik masyarakat melalui organisasi politik dan organisasi sosial 
semakin terbatas dan dikendalikan. Karena itu, nampaknya tidaklah terlalu 
meleset jika dinyatakan bahwa arti sebenarnya dari istilah demokrasi Pancasila 
tersebut adalah semakin dominannya peran pemerintah dalam hampir semua aspek 
kehidupan masyarakat. Atas nama tuntutan pembangunan ekonomi yang dinyatakan 
sebagai sarat utama membutuhkan stabilitas politik, pemerintah menerapkan 
beberapa kebijakan bagi organisasi-organisasi massa termasuk organisasi 
perempuan. Dalam hal ini, kebijakan utama yang dikenakan pada organisasi 
perempuan adalah dilakukannya penyempitan jumlah, pemusatan organisasi, 
penyatuan koordinasi, dan uniti jenis program.? 
   
  ?Secara umum, akibat fusi artifisial yang dilakukan oleh partai-partai 
politik kedalam dua partai adalah melemahnya efektivitas peran mereka dalam 
kehidupan berpolitik negara karena keduanya diliputi krisis intern yang 
berlarut. Perannya secara kualitatif dan geografis pun makin berkurang. 
Sekarang wakil- wakilnya tidak lagi duduk dalam eksekutif dan tidak ada 
perwakilannya di daerah pedesaan akibat diberlakukannya prinsip ?massa 
mengambang?. 

  ?Kemungkinan adanya oposisi baik dari individu, kelompok sosial, maupun 
partai politik juga ditiadakan....?.  ?Walaupun akhir-akhir ini presiden 
Suharto sering kali menyatakan bahwa pemerintah selalu terbuka terhadap kritik 
dan mengajak masyarakat untuk ikut serta melakukan kontrol atas jalannya 
pemerintahan, namun pada prakteknya hal itu hampir-hampir tidak dimungkinkan. 
Hukum pidana subversi seringkali digunakan untuk mengadili mereka yang 
melakukan kritik yang bersifat kontrol terhadap pemerintah. 
   
  Pengaturan dan kontrol akhirnya juga dilakukan pemerintah terhadap kaum 
perempuan, yang jumlahnya lebih dari separuh jumlah penduduk. Untuk keperluan 
ini pemerintah mengesahkan dan mendukung tiga organisasi utama: PKK, Dharma 
Wanita dan Dharma Pertiwi. PKK, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga: diperuntukkan 
bagi para ibu rumahtangga yang bukan istri pegawai negeri atau tentara, baik 
didaerah pedesaan mapun perkotaan... Dharma Wanita adalah organisasi yang 
dimaksudkan bagi para istri sipil, sedangkan Dharma Pertiwi adalah wadah 
berorganisasi bagi para istri tentara dan polisi. Kegiatan ke tiga organisasi 
ini disamping untuk mengabdi program-program pemerintah, juga untuk kaum 
perempuan lainnya, dikoordinasikan oleh Mentri Negara Urusan Wanita.? 
   
  Ekspansi gerak organisasi-organisasi bentukan pemerintah di atas dan lembaga 
resmi yang mengkoordinasikannya, ditunjang oleh peraturan pemerintah sebagai 
kekuatan dominan. Keberadaan kekuatan dominan tersebut telah menyulitkan daya 
hidup dan ruang gerak organisasi-organisasi perempuan yang telah sejak lama 
hidup di masyarakat. Dengan demikian, akhirnya pada masa Orde Baru ini muncul 
dua jenis organisasi perempuan, yaitu organisasi pemerintah dan non-pemerintah. 
Perkembangan terakhir ini menandai terjadinya polarisasi secara tegas dalam 
gerakan perempuan serta berlangsungnya proses penyempitan ruang gerak 
berorganisasi bagi kaum perempuan. 
   
  Melihat perkembangan yang terjadi pada masa ini sulit untuk tidak mengatakan 
bahwa pengulangan sejarah masa Fujinkai sedang berlangsung saát ini, bahkan 
dengan tingkat penyempitan ruang geraknya mengalami yang lebih parah dari pada 
masa fase Fujinkai. Jika pada masa itu, kaum perempuan dapat aktif mempelajari 
keahlian berperang dan maju bertempur di garis depan, sedangkan sekarang hal 
yang sama dianggap tidak sesuai dengan "kodrat" perempuan. Maka kegiatan yang 
dianggap pantas untuk dilakukan oleh perempuan di saát sekarang ini adalah yang 
berkaitan dengan peran domestik dan kedudukannya sebagai penunjang ambisi 
karier prestasi kerja kaum laki-laki atau suami. 
   
  Dengan adanya struktur kekuasaan dan birokrasi yang saát ini relatif lebih 
mapan, kebutuhan untuk menguasai begitu kuat sehingga cenderung menjadikan 
orang untuk diam tanpa dapat melawan. Ada salah satu ungkapan yang dikemukakan 
seorang tokoh organisasi perempuan yang pada masanya aktif memperjuangkan 
undang-undang perkawinan, dengan menyatakan: "hampir mewakili pandangan umum 
yang cenderung apatis. Kecenderungan ini memang memprihatinkan tetapi saya rasa 
kita tidak akan bisa melakukan apa-apa. Ini sudah merupakan "trend" yang 
terlalu kuat untuk dilawan, dan tindakan konfrontatif akan percuma saja karena 
akan langsung digilas" 
  Namun, perkiraan beliau itu sebenarnya tidaklah sepenuhnya tepat. Karena 
salah satunya adalah dorongan kecenderungan global yang menempatkan isu 
perempuan sebagai salah satu permasalahan dunia yang mulai pada dasawarsa 1970, 
yaitu dari kalangan aktivis perempuan non-pemerintah yang lebih muda di 
Indonesia mulai muncul sifat gerakan yang berbeda dari arus utama yang 
disosialisasikan oleh pemerintah rejim soeharto. 
   
  Pada dasawarsa 1980, beberapa organisasi non-pemerintah kembali memunculkan 
pemikiran-pemikiran feminis yang menentang patriarki dan arus domestikasi 
terhadap perempuan. Selain itu mulai muncul kembali pula gerakan-gerakan 
perempuan yang mempunyai cakrawala perhatian lebih luas dari sekedar masalah 
kesejahteraan keluarga dan ketrampilan kewanitaan. 
   
  Kesimpulan: 
   
  Mempelajari alur sejarah perkembangan gerakan perempuan di Indonesia 
sebagaima diuraikan diatas, kesimpulan yang dapat ditarik adalah: 
Gerakan perempuan di Indonesia merupakan cerminan nyata kondisi pergolakan 
sosial politik yang terjadi di masyarakatnya. Sebagaimana juga gerakan-gerakan 
lain semacam, gerakan perempuan dimotori oleh para perempuan dari kalangan 
elite kelas menengah dan atas. Dengan demikian, norma dan orientasi yang 
menjadi pegangan adalah yang berasal dari latar belakang mereka, yang dalam 
banyak hal merupakan gabungan dari nilai dan orientasi feodal dan kelas 
menengah barat. Maka tidaklah mengherankan jika hal-hal yang mereka perjuangkan 
adalah pendidikan model barat yang menjadi ukuran kemajuan pada masa itu; dan 
penguasaan perempuan atas ketrampilan kewanitaan yang akan menjamin mereka 
dapat melaksanakan dengan baik peran tradisionalnya. 
   
  Dengan kata lain, tujuan yang diperjuangkan oleh gerakan perempuan di 
Indonesia adalah emansipasi tetapi dalam batas yang tidak bertabrakan dengan 
kepentingan status quo. Karena itu, apa yang akhirnya ditanggung oleh kaum 
perempuan Indonesia adalah peran ganda yang sebenarnya adalah beban ganda yang 
tidak adil untuk dirinya. 
   
  Ada beberapa waktu ketika perjuangan beberapa gerakan perempuan menyentuh 
permasalahan yang mendasar dan berorientasi kepada kepentingan mayoritas 
perempuan yang berada di lapis sosial bawah, selain juga mengarah kepada 
gerakan politis. Namun, kecenderungan ini terlalu lemah melawan arus besar yang 
dominan yang ada, selain dinilai tidak sesuai dengan kepentingan dan kebijakan 
penguasa sehingga dengan cepat gerakan baru ini tergilas habis. 
   
  Sampai saat ini, setelah gerakan perempuan berumur hampir satu abad kalau 
dihitung dari awal munculnya, orientasi yang dominan pada gerakan perempuan 
nampaknya justru akan diseret kembali kepada tradisionalisasi. Selama sekitar 
dua dekade masa kekuasaan Orde Baru kecenderungan inilah yang nampaknya semakin 
ditekankan atau diperkuat. Namun, globalisasi sistim politik dan ekonomi yang 
pada gilirannya juga mempengaruhi sistim nilai yang terjadi di antaranya karena 
keterbukaan komunikasi nampaknya akan sulit membendung arus perubahan yang 
sudah mulai bergulir. 
   
  Ibu-Ibu dan Saudara-saudara sekalian, sekian. 
  Terimakasih atas perhatian Ibu-ibu dan saudara-saudara semua. Bila ada 
pertanyaan-pertanyaan harap dikemukakan.
  
Amsterdam, 22 December 1990
   
  Daftar Literatur:
- AIDIT, D.N. Wanita Komunis Pedjuang untuk Masjarakat baru. Bintang Merah, 
1957, ?Wanita dan Perdamaian?
- BAROROH Baried. Citra wanita dalam kebudayaan Indonesia. Seminar Nasional 
?Fakta dan Citra; Jakarta, 23 ? 25 agustus 1984
- BENDA, Harry J. Then crescent and the rising sun. 1958
- BERNNHOLDT-THOMSON, Veronika. Subsistence production and extended 
reproduction. In: Young, Kate et al (eds); Of marriage and the Market. 1981
- DEWANTARA, Ki Hadjar. Chotbah Oentoek Kongres ?Istri Indonesia?pada h.b. 27 
juli 1936 di Semarang. Wasita, v.2 no.7 1936
- GERWANI. Peraturan dasar Gerwani. 1961; Meningkatkan peranan wanita dalam 
perduangan untuk hak-hak Demokrasi;  Meluaskan organisasi gerwani dan 
kerdjasama organisasi Wanita. Laporan Umi Sardjono dalam sidang DPP Pleno. 1955.
- HATEM, Mervat. The enduring alliance of nationalism and patriarchy in muslim 
personal status laws: the case of modern Egypt. Feminist issues, v.6, no. 1, 
1986
- Al-HIBRI, Azizah. Capitalism is advanced stage of patriarchy: but Marxism is 
not feminism, in: SARGENT, lydia. Women and revolution, 1982
- HINDLEY, Donald. The comunist party of Indonesia 1951 ? 1963. Berkeley, 1966
- JAYAWARDENA, Kumari. Feminism and nationalism in third world in 19th and 20th 
centuries. The Haque 1982
- JOSEPH, sarah. Equality: a rea;ease from oppression. In: Women?s oppression: 
Patterns and perspecyives. Shakti Books. 1985
- KARTINI. Door duisternis tot licht: Gedachten over en voor het Javaanse volk 
van wijlen Raden Adjeng Kartini. ?sGravenhage. 1912
- KOWANI. Sedjarah setengah abad pergerakan wanita Indonesia. Jakarta 1978.
- LAURETIS, Tersa de. Feminist Studies: critical studies. Bloomington. 1986
- MCINTOSH, Maureen. Gender and economics: the sexual division of labour and 
the subornination of labour. 1981
- MIES, Maria. Towards a metodology of women?s studies. The haque. 1979; 
Marxist socialism and women?s emancipation. The Haque 1983; Fighting on two 
fronts, women?s struggles and women?s liberation. The haque 1984
- MOLYNEUX, Maxine. Mobilization without emancipation? Feminist Studies, v. 11, 
no.2. 1984
- OMVEDT, Gail. On the participationstudy of women?s movements. In: Huizer 
(ed); The politics of anthropology. 1979
- PLUVIER, Jan. Indonesië: Kolonialisme, onafhankelijkheid, neo-kolonialisme; 
een politieke geschiedenis van 1940 tot heden. Nijmegen. 1978
- ROGERS, Barbara. The domestication of women: discrimination in developing 
societies. London. 1983
- WIERINGA, Saskia. The perfumed nighmare: some notes on the Indonesian women?s 
movement. Den Haag. 1985



Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 






                                
---------------------------------
Want to be your own boss? Learn how on  Yahoo! Small Business. 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] [Dokumen Tercecer]: SEPINTAS Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah (5 - selesai)