[nasional_list] [ppiindia] [Dokumen Tercecer]: SEPINTAS Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah (1)

  • From: Mira Wijaya Kusuma <la_luta@xxxxxxxxx>
  • To: sastra pembebasan <sastra-pembebasan@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Thu, 21 Sep 2006 07:33:11 -0700 (PDT)

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **  Catatan Laluta: 
   
  ...."mengutip pendapat Wardah Hafid dan Tati Krisnawaty (NGO) dalam laporan 
studi buku mereka mengenai "Perempuan dan Pembangunan", tahun 1989 halaman 54 
sebagai berikut: Tanggal pembukaan Kongres ini, 22 Desember 1928, pada kongres 
ke tiga ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Perempuan dan pada tahun 1959 oleh 
pemerintah ditetapkan sebagai hari besar nasional (SK Presiden RI No. 
316/1959). Namun, dalam perkembangannya tanggal ini akhirnya lebih lazim 
dikenal sebagai Hari Ibu yang pengertiannya cenderung diasosiasikan dengan 
"Mother' s Day" di negara- negara Barat yang jelas berbeda dengan arti 
peristiwa pada tanggal tersebut, yang memang merupakan pertanda kebangkitan 
kaum perempuan Indonesia untuk bersatu dan memperjuangkan nasib kaum dan 
bangsanya"....Selanjutnya silahkan baca naskah karya tulisan Rusiyati berjudul 
"SEPINTAS Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah", yang di 
presentasikan pada pertemuan peringatan Hari Kebangkitan Perempuan Indonesia 
tanggal
 22 Desember 1990 di Amsterdam.
   
  La Luta Continua! 
   
  ***

   
  SEPINTAS Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah
   
  Oleh Rusiyati
   
  Kata Pengantar
  
Ibu-ibu dan saudara-saudara yang terhormat, 
   
  Atas permintaan Ibu-ibu dan saudara-saudara supaya saya menguraikan Sejarah 
Gerakan Wanita Indonesia, saya akan mencoba memenuhinya dalam batas-batas 
kemampuan saya, tetapi hanya secara sepintas belaka. Mengapa hanya secara 
sepintas saja, ialah karena perjuangan wanita Indonesia selama hampir satu abad 
itu, tidaklah mungkin dibentangkan secara lengkap dalam jangka waktu hanya tiga 
jam saja. Pada dasarnya, sepanjang sejarah perjuangan wanita Indonesia erat 
hubungannya dengan dan tidak terpisahkan dari perjuangan bangsa Indonesia 
umumnya. 
   
  Sebenarnya, Gerakan Wanita Indonesia baru dimulai pada permulaan abad ke-20, 
yaitu permulaan bentuk gerakan secara modern. Karena bentuk gerakan tersebut 
ditandai oleh tumbuhnya organisasi-organisasi wanita yang diikuti oleh proses 
perkembangan organisasi-organisasi gerakan kebangsaan Indonesia pada waktu itu. 
Dengan begitu banyak organisasi wanita menjadi bagian dari kelompok wanita 
sebagai organisasi kebangsaan. Bahwa organisasi itu mempunyai pengurus tetap 
dan anggota, mempunyai tujuan yang jelas, disertai rencana pekerjaan 
berdasarkan peraturan-peraturan yang dimuat di anggaran dasar dan anggaran 
Rumah Tangga. Sebelumnya kaum wanita berjuang orang perorangan, belum 
terorganisasi dalam susunan suatu badan perkumpulan. 
   
  Namun demikian, perjuangan wanita melawan penjajah Belanda pada waktu itu 
telah memberikan inspirasi dan dorongan bagi wanita-wanita generasi kemudian, 
yang berjuang untuk emansipasi kaumnya sekaligus memiliki peranan partisipasi 
dalam mengisi hasil perjuangan kemerdekaan tanahairnya. 
   
  Perkenankanlah saya mengajak para Ibu dan para saudara, melayangkan pandang 
sebentar kepada letak Indonesia pada peta dunia. Negeri kita yang terdiri atas 
l.k. 13.600 kepulauan besar dan kecil itu. Letak  geografis sangat strategis 
dalam hubungan lalu lintas internasional antara dua samodera besar. Negeri 
kepulauan ini subur dalam alam tropis, kaya raya akan sumber-sumber alam 
didalam dan diatas tanah serta di lautan. Jumlah penduduk yang kini sudah 
mencapai 170 juta merupakan urutan nomor 5 paling padat di dunia. Jadi 
Indonesia bagaikan lukisan sesuatu negeri yang menarik perhatian dalam 
percaturan dunia dibidang strategi politik, ekonomi dan militer. 
   
  Republik Indonesia baru muncul di dunia ini sesaat setelah berakhirnya Perang 
Dunia ke-II yang ditandai dengan dijatuhkannya bom atom di Hiroshima Jepang. 
Yang mana setelah mengalami penjajahan Belanda selama 3 abad lebih dan 
pendudukan balatentara Dai Nippon selama 3 tahun lebih. Indonesia sebagai 
negara Republik yang diproklamasikan oleh Sukarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 
dapat berdiri berkat persatuan bangsa Indonesia yang bertekad bulat 
mengenyahkan kekuasaan kolonial. Keberhasilan mencapai negara yang merdeka 
serta berdaulat untuk bisa menjadi tuan dinegerinya sendiri, dan dapat hidup 
damai dengan negeri-negeri lain atas dasar saling menghormati satu sama lain. 
  Bahwasanya ternyata Republik kita yang masih muda itu belum mampu berdiri 
tegak bagaikan karang dalam menghadapi gelombang-gelombang dahsyat lautan, 
sehingga mengalami kegoncangan-kegoncangan, hingga belum mampu secara optimal 
mencerdaskan serta memakmurkan rakyatnya. Perang ?panas? selesai, perang dingin 
berkecamuk lagi, dan Indonesia pun terseret dalam arus pertikaian suasana 
perang dingin. 
   
  Sejak 25 tahun yang lalu Indonesia berada dibawah pemerintahan diktatur 
militer, yang naik tahtah kekuasaan setelah membantai l.k. satu juta orang 
karena dianggap komunis, serta dimasukkannya l.k. satu setengah juta orang 
dalam kamp-kamp atau Penjara-penjara dan pada umumnya tanpa melalui proses 
pengadilan. Mengenai pembantaian adalah merupakan salah satu pembunuhan massal 
terbesar pada abad ke 20 ini, the Washington Post 21 mei 1990 mengutip 
pernyataan Kathy Kadane (States News Sevice), mengenai pejabat-pejabat U.S.A 
yang memberikan ribuan nama-nama anggota PKI kepada angkatan Darat. 
   
  Pengambil alihan kekuasaan pemerintahan Negara berdasarkan SUPERSEMAR oleh 
Jendral Suharto dinyatakan pula oleh Harold Crough dalam bukunya berjudul The 
army and politics in Indonesia, Politics and International Relation of South 
East Asia 1978 yang disebut ?The disguised Coup 11 Maret". Brian May  yang 
ditulis dalam buku berjudul ?Indonesian Tragedy? menyebut sebagai "The Junta's 
Coup!?.  Begitu pula Indro Tjahjono menyebut dalam bukunya bernama ?Indonesia 
Dibawah Sepatu Lars, 65?. 
   
  Dibawah kekuasaan diktatur militer, sebagaimana lazimnya, di negeri itu 
bercirikan tidak adanya demokrasi dan hak-hak azasi manusia tidak dihormati. 
Kalau dilihat kondisi kehidupan rakyatnya pun, posisi Indonesia didalam 
lingkungan ASEAN, bangsa Indonesia kini menduduki urutan yang paling bawah 
mengenai taraf hidupnya (dibawah Philipina). 
   
  Demikianlah kata pengantar sekaligus sebagai uraian awal latar belakang 
mengenai pembahasan singkat saya yang berjudul: ?Sepintas Gerakan Wanita 
Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah?,  yang meliputi:  
  I. Zaman Kolonial Belanda yang menurut saya dibagi dalam tiga periode yaitu 
1. Periode Perintis (1880-1910) 
2. Periode Kebangkitan Kesadaran Nasiona1 (1911-1928). 
3. Periode Kesadaran Nasional (1928-1941)
  II. Zaman Pendudukan Bala Tentara Jepang (1942 ? 1945) 
  III. Zaman Republik Indonesia di periode 1945 ? 1965 dan periode Diktator 
Militer 1965. Dalam periode 1945 sampai 1965 ini,  saya akan membahas secara 
ringkas mengenai perkembangan gerakan wanita melalui ilustrasi fase Perjuangan 
Kemerdekaan (1945 ? 1949), fase Demokrasi Liberal (1950 ? 1959)  dan fase 
Demokrasi Terpimpin (1960 ? 1965)
  
I. Zaman Kolonial Belanda
   
  1. Periode Perintis (1880 ? 1910)
   
  Kedatangan V.O.C. untuk "berdagang" dengan menggunakan moncong meriam di 
kepulauan Tanah Air kita, sejak semula membawa malapetaka untuk rakyat 
Indonesia. 
Melalui penindasan, eksploitasi, pengurasan sumber-sumber ekonomi adalah untuk 
memperkaya Belanda hingga saat ini. Pemindahan kekuasaan dari V.O.C. kepada 
Bataafse Republiek sama sekali tidak merubah situasi saat itu, akan tetapi 
hanyalah meneruskannya saja dengan cara yang berbeda. Hak monopoli perdagangan 
dan hak monopoli pelayaran antar pulau di seluruh Nusantara yang mematikan daya 
hidup dan daya materiil rakyat Indonesia dilanjutkan oleh Pemerintah Pusat 
Negara Monarkhi di Belanda dengan staatsmonopoli. Penunjukan posisi Gubernur 
Jendral Van den Bosch di Negara Jajahan ?Nederlands Indië langsung 
memberlakukan kebijakan Cultuurstelsel (1830-1870), yaitu suatu sistim 
pengetrapan tanam paksa berbagai jenis tanaman (kopi, gula, tembakau dll.) di 
atas 1/5 tanah pedesaan untuk kepentingan pasaran dunia barat. 
Dengan sekedar latar belakang situasi ini, kita memasuki periode Perintis 
Perjuangan Wanita Indonesia pada zaman kolonial Belanda. 
   
  Sejak abad ke-18 pemberontakan timbul dimana-mana, hingga hampir setiap tahun 
Batavia mengirimkan ekspedisi-ekspedisi militer ke berbagai tempat di Nusantara 
untuk menumpas perlawanan rakyat. Saya akan mengemukakan beberapa perintis 
pejuang wanita kita yang ikut ambil bagian di dalam perlawanan rakyat Indonesia 
melawan penjajahan Belanda. 
  Pada masa itu belum diketemukan cara perjuangan Nasional. Periode Perintis 
meliputi masa sebelum tahun 1908, yaitu tahun dimulainya fase kebangkitan 
kesadaran nasional, dengan berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. 
Periode Perintis masih juga meliputi masa permulaan politik etis Belanda di 
Indonesia (permulaan abad-19) 
  Para tokoh Perintis perjuangan wanita belum mempunyai perkumpulan atau 
organisasi wanita, dengan kata lain berjuang orang perorangan; tetapi dalam 
kenyataan bahwa mereka mengangkat senjata bahu membahu dengan kaum pria melawan 
penjajah Belanda, tidak dapat dipungkiri bahwa mereka merupakan sumber 
inspirasi bagi generasi wanita berikutnya untuk berjuang melawan penindasan dan 
ketidak adilan. Juga para tokoh Perintis dalam masa sesudah diterapkannya 
Politik etis Belanda di Indonesia, memberikan teladan dan dorongan kepada 
generasi kaumnya untuk meneruskan jejak langkah mereka, juga berjuang untuk 
emansipasi dan partisipasi untuk membangun kemandirian kaumnya, kemajuan 
bangsanya dan kemerdekaan tanah airnya. 
   
  Ketika pada tahun 1817 rakyat Maluku dibawah pimpinan Pattimura (Thomas- 
Matulesi) berontak melawan Belanda, gadis Marta Christina ikut bertempur 
bersama-sama ayahnya, Paulus Tiahahu, merebut benteng "Beverwijk". Karena tipu 
muslihat Belanda mereka jatuh di tangan musuh. Ayahnya di hukum mati, dan 
Martha Christina masuk hutan untuk melanjutkan perjuangan. Dengan taktik adu 
domba dikalangan rakyat setempat, Belanda berhasil menangkap Martha Christina, 
dan bersama 38 tahanan lainnya dibuang ke Jawa. Martha Christina Tiahahu,  di 
tengah perjalanan jatuh sakit tapi menolak pengobatan oleh Belanda , wafat pada 
tahun 1818 dan jenazahnya dibuang ke Laut Maluku antara Pulau Buru dan Pulau 
Tiga. 
   
  Nyi Ageng Serang (1752-1828) bersama ayah dan kakaknya termasuk 
pemberontak-pemberontak yang merobek- robek Perjanjian Gianti (13-02-1755) dan 
meneruskan perlawanan bersenjata terhadap Belanda. Belanda menyergap pasukannya 
di Semarang. Ayah dan saudaranya gugur dalam pertempuran. Ketika pecah perang 
Diponegoro pada tahun 1825, Nyi Ageng Serang kehilangan suaminya yang tewas 
dalam pertempuran. Nyi Ageng Serang meneruskan perjuangan, dan meskipun sudah 
lanjut usianya, ketika itu berumur 73 tahun, mendapat kepercayaan memimpin 
pasukan. Pasukannya membawa Panji "Gula Kelapa" (warna Merah Putih) di daerah 
Jawa Tengah bagian timur-laut. 
Nyi Ageng Serang dalam pertempuran itu memprakarsai penggunaan daun Talas 
sebagai taktik penyamaran. Dua tahun sebelum Perang Diponegoro berakhir Nyi 
Ageng wafat karena jatuh sakit.  
   
  Cut Nyak Dien (1850-1908) ketika berusia 28 tahun sudah kehilangan suaminya 
yang tewas dalam pertempuran melawan Belanda di Aceh. Suaminya yang ke-2, Umar, 
berbalik memihak Belanda. Cut Nyak Dien prihatin sekali. Tetapi kemudian ia 
menjadi gembira, ketika suaminya 3 tahun kemudian pulang kembali membawa 
oleh-oleh berupa 800 pucuk senapan, 2.500 butir peluru, peralatan perang 
lainnya dan uang tunai untuk perjuangan Aceh. Batavia mengirimkan pasukan lagi 
ke Aceh dibawah pimpinan Van Heutsz. Umar gugur dalam kontak senjata dengan 
pasukan Van Heutsz di Meulaboh pada tahun 1899. 
Karena penghianatan bekas pengikutnya, Cut Nyak Dien ditangkap oleh Belanda. 
Mula-mula ia meringkuk dalam penjara di Aceh, tapi kemudian dibuang ke Jawa. 
Cut Nyak Dien wafat dalam pembuangannya di Sumedang (Jawa Barat). 
   
  Cut Meutia (1870-1910) berjuang melawan Belanda di Aceh. Bersama suaminya, 
dikenal dengan nama Cik Tunong, membentuk pasukan gerilya untuk menghadang 
patroli patroli Belanda dan mengadakan sabotase-sabotase antara lain membongkar 
rel-rel kereta api. Pasukannya banyak merugikan Belanda, diantaranya menewaskan 
komandan patroli Belanda beserta 28 Orang anak buahnya dan menyita 42 pucuk 
senapan ketika berpatroli di Sungai Piada. Cik Tunong tertangkap dan di hukum 
mati. 
Bujukan Belanda supaya Cut Meutia menyerah tidak berhasil, bahkan Cut Meutia 
masuk makin jauh ke pedalaman hutan rimba Pasai untuk meneruskan bergerilya dan 
bergabung dengan pasukan Pang Nangru. Akhirnya Meutia menikah dengan Pang 
Nangru dan bersama-sama melanjutkan bergerilya menghadang patroli-patroli 
Belanda. Dalam kontak senjata dengan Belanda Pang Nangru tewas, tetapi 
Meutia dapat meloloskan diri. Selang beberapa lama kemudian ketika menghadapi 
penyergapan Belanda dengan perlawanan yang gigih, Cut Meutia gugur pada usia 40 
tahun. 
   
  Politik Etis
   
  Perang Aceh (1873 - 1914) adalah perang yang memakan waktu paling lama, 
meminta korban jiwa paling banyak dari pihak Belanda sejumlah 12-ribu orang, 
dan paling banyak memakan biaya yang dalam jumlah 5 (lima) milyard gulden. 
Belum terhitung pembrontakan-pembrontakan besar dan kecil lainnya yang membakar 
Nusantara dan juga memakan biaya tidak sedikit. Anggaran Belanja Negara 
Nederlands-Indie menunjukkan tekor karena krisis dunia yang dimulai tahun 1884 
menyeret Nederlands Indie juga dalam krisis. Investasi-investasi baru dari 
fihak partikelir dapat dikatakan sepi. 
 
Lagi pula sejak seperempat abad ke-19 terakhir, masyarakat Belanda pada umumnya 
dilîputi oleh rasa tidak berdaya dan murung. Secara resmi Perang Aceh berakhir 
tahun 1914, tetapi politik stabilitas dalam negeri masih harus tetap 
dipertahankan selama Nederlands Indie berkuasa, Aceh tetap dibawah kekuasaan 
militer Belanda. Mungkinkah Perang Aceh mempengaruhi perasaan cemas dan tidak 
berdaya itu? Mereka tidak mampu mengalahkan musuh yang menurut anggapan Belanda 
"primitif", relatif "lemah" dan, jumlahnya kurang dari setengah milyun! 
Bukankah itu suatu pertanda tidak adanya daya dikalangan masyarakat Belanda? 
Nederland tidak berdaya lagi untuk bisa bersaing dengan kekerasan imperialis 
dari negeri-negeri raksasa seperti Inggeris, Perancis dan Jerman yang sedang 
memperebutkan kekayaan koloni-koloni di Asia dan Afrika. 

  Menurut anggapan Belanda,  di Nederlands-Indie eksistensi bangsa Indonesia 
tidak pernah ada. Yang ada hanyalah Inlanders, Pribumi dan 
kepentingan-kepentingan pokoknyapun tidak pernah diperhatikan. Kolonial Belanda 
hanya mementingkan kepentingan-kepentingan Belanda.    
  Belajar dari pengalaman Perang Aceh, para  ahli Belanda  yang diilhami 
inspirasi-inspirasi dari ilmuwan Snouck Hurgronje, militer J.B. van Heutsz dan 
politikus anti revolusioner A.W.F. Idenburg, diketemukanlah variant daripada 
imperialisme modern yang bernama politik etis. 
   
  Politik etis menjelma dari ramuan unsur-unsur keinginan agresi militer, 
kepentingan-kepentingan ekonomi, nilai -nilai nasional Nederland, kegiatan 
zending atau misionaris bercampur dengan peradaban. Tujuannya jelas: meneruskan 
eksploitasi rakyat Indonesia untuk kepentingan "Moederland? sipenjajah, dengan 
cara-cara baru. Investasi-investasi penguasa partikulir digalakkan; sekolahan 
untuk pribumi dibuka, untuk mempersiapkan tenaga-tenaga kerja rendahan bagi 
birokrasi dan perusahaan-perusahaan; kesejahteraan rakyat, untuk memperbaiki 
daya beli rakyat supaya produksi pabrik-pabrik barat bisa mengalir ke 
Indonesia; kegiatan misionaris atau disebut ?zending?diperluas untuk memberikan 
apa yang dinamakan ?beschaving? peradaban Barat. Politik etis Belanda mencapai 
umur panjang . Sampai menjelang bubarnya NederlandsIndië, pengaruh politik etis 
masih mampu membagi Gerakan Kemerdekaan dalam dua kubu: ?Non?dan ?Co?yang 
berarti tidak kerjasama atau kerjasama dengan pemerintah Hindia
 Belanda.
   
  Pada Periode Perintis ini dapatlah secara umum dikatakan bahwa Gerakan Wanita 
Indonesia ciri utamanya ialah menekankan kepada pendidikan atau lebih khususnya 
pendidikan model Barat, sebagai bekal untuk memajukan kaumnya dan bangsanya. 
Gerakan pendidikan kebanyakan diprakarsai oleh kalangan elite bangsawan, karena 
mereka lebih dahulu diberi kesempatan oleh pemerintah untuk bisa memasuki 
sekolah-sekolah khusus untuk warga Eropah. 
   
  Pejuang-pejuang Perintis pada masa itu, diantaranya Kartini, Maria Walanda 
Maramis, Dewi Sartika dan Nyai Achmad Dahlan, kita semua sudah mengenal mereka 
dengan perjuangaan jasa-jasanya untuk Gerakan Wanita kita. 
  Terutama mengenai Kartini sangat terkenal juga di luar negeri. ?Van 
Duisternis tot Licht? (Habis Gelap terbitlah Terang) memuat surat-surat Kartini 
yang berisi cita-citanya untuk kemajuan dan memajukan kaumnya. Kartini 
berpendapat bahwa untuk mengatasi keterbelakangan kaum Wanita terutama ialah 
sebaliknya, pendidikan itu pulalah yang memungkinkan tumbuhnya kesadaran kepada 
masyarakat akan adanya ketimpangan-ketimpangan dalam masyarakatnya, 
keterbelakangan, ketidak adilan dan penghisapan. Pendidikan yang diberikan 
kepada kaum wanita hanyalah pengetahuan dasar berhitung, baca-tulis, 
ketrampilan kerumahtanggaan dan pendidikan guru. Pendidikan bagi pribumi 
mengakibatkan terbukanya fikiran dan wawasan yang menumbuhkan kesadaran untuk 
makin maju, dan dengan demikian mendorong untuk bergerak berjuang demi kemajuan 
kaumnya dan bangsanya. 
  Gerakannya masih bersifat non-politis dan baru dalam batas kedaerahan atau 
kesukuan, juga untuk mempertinggi kedudukan sosial. Tujuan gerakan pada umumnya 
untuk mengangkat kaum wanita dari keterbelakangannya khususnya dalam hal 
pendidikan, dan membebaskan kaumnya dari kungkungan tradisi yang menindas 
terutama yang menyangkut masalah perkawinan dan perceraian, dalam hal mana 
wanita tidak ada hak ikut menentukan. Ayah, saudara laki-laki atau suami yang 
berhak menentukannya, dan wanita hanya boleh bilang: ?ya?. 
   
  Bersambung....


Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ 






                                
---------------------------------
Want to be your own boss? Learn how on  Yahoo! Small Business. 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] [Dokumen Tercecer]: SEPINTAS Gerakan Wanita Indonesia Dalam Perkembangan Sejarah (1)