** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** [galeri karya] Meminimalis Ilusi Heri Latief: Sebuah Esai ?Sekedar?**) -- Fati Soewandi http://www.cybersastra.net/modules.php?name=News&file=article&sid=3599 Dikemas 16/06/2003 oleh Editor Heri Latief (HL), seorang penyair kelahiran Jakarta, kali ini mencoba untuk unjukkata lewat antologi puisi tunggalnya yang bertajuk Ilusiminimalis. Kata demi kata ia rangkai dengan gaya khasnya tanpa menihilkan terobosan maknanya. Ia coba membidik karya sastra (baca: puisi) dari sisi kesederhanaannya, bahwa sastra tidak melulu sarat dengan kerumitan filosofis yang memaksa pembaca untuk mereinterpretasi karya sastra tersebut dalam proses pembacaannya. Simak penggalan puisi berikut: Jim, kalau kamu nanti bisa ngomong betawi jangan lupa datang ke Jakarta mampir ke pasar manggis nyobain ketan panggang (Puisi ?Surat buat Jimmy Latief?) Penggalan puisi di atas menunjukkan adanya transformasi bentuk kata sehari-hari ke bentuk kata yang penuh arti. Dengan merangkai kata-kata yang biasa, HL mampu membawa pesan di dalamnya: bahwa di mana pun kita berada, janganlah pernah lupa akan asal-usul kita. HL jelas tidak ingin dibingungkan dengan bentuk kata metaforik yang kadang malah akan menjebak penulis maupun pembaca dalam kekosongan makna karena tidak mampu menangkap maksud yang ingin disampaikan. Terlalu dihiperbolakan. Dalam proses penciptaannya, kentara sekali bahwa HL cenderung memilih diksi yang semau gue. Kemunculan beragam kata dari bahasa Jerman dan Belanda yang sayangnya tidak dilampiri dengan artinya, Inggris yang diaksaraindonesiakan, serta dialek Jakarta membuat Ilusiminimalis serupa sebuah buku pelajaran bahasa yang nyeleneh. Kata-kata dari bahasa Inggris yang disulap oleh HL sedemikian rupa, seperti stenbai (stand by), setisfeksyen (satisfaction), dan namberwan (number one) tampaknya sekarang mulai dan/atau telah menjadi gejala pembongkaran kemapanan fonetik. Ambillah contoh yang ada saat ini seperti fesyen (fashion) dan syampu (shampoo). HL berkuasa atas kata-katanya (baca: sajak). Ditambah lagi, HL mengawinkan dua poros kebudayaan, Timur dan Barat, untuk mendukung sekaligus mengaktualkan alam imajinya. Munculnya tokoh-tokoh pewayangan?Karna, Kunthi, dan Arjuna?dan bintang-bintang Eropa?Led Zepplin, Queen, dan Claude Monet?sebagai inspirasinya menunjukkan bahwa HL ingin mengajak pembacanya ke dalam jiwa rantaunya secara nyata. Secara tidak langsung, HL memaksa mereka untuk membuka-buka kitab pewayangan dan ensiklopedia dunia untuk memahami jalan pikir imajinatifnya. Dengan cara demikian, ia serasa kembali pada masa kelananya, tapi kali ini ia mengajak banyak teman. Pengurangan intensitas penggunaan kata-kata puitik bagi HL juga merupakan bentuk pemberontakannya terhadap kebakuan dan kekakuan EYD, kitab suci para pemuja bahasa, yang katanya, persatuan itu yang berisi aturan berbahasa yang hegemonis. Ini juga berarti upayanya untuk meminimalis kesan ilusi dalam karakter sebuah karya sastra sebagai dunia lain di luar realitas. Membuat puisi digambarkannya dengan segamblang dan segampang mungkin. Seakan-akan setiap orang yang menguasai bahasa Indonesia tidak akan menemui kesulitan untuk merangkai kata demi kata hingga menjadi sebuah puisi. Keeksklusifan sastra di mata seorang HL terletak pada diksi yang tidak muluk-muluk, mengena, sehingga mampu membawa pembaca ke dalam sebuah obrolan yang santai tentang hidup, cinta, dan kompleksitas keduanya. hari ini jogja gerah demo si malioboro! menjerit-jerit marah kerna lapar semakin parah ra?yat aslinya melarat! janji politisi itu hampa pada materi mereka memuja jadi buat apa kita memilih mereka? gigitan matahari jogja jadi pemanas protes mahasiswa bicara atas nama kemiskinan yang sudah jadi kebudayaan korupsi dibiarkan kucing-garong merajalela lautan massa kelaparan kita hanya menonton saja? (Puisi ?Protes!?) Sangatlah lumrah ketika seorang penyair meneriakkan uneg-unegnya terhadap konflik sosial yang terjadi di tanah airnya, karena sebuah karya adalah penyambung lidahnya, dan kata adalah media subversif yang mujarab untuk membangkitkan semangat juang si tertindas. Sajak di atas menyuarakan ketidakpuasan HL terhadap aparatus (ideologi) negara yang lebih sering mengkhianati amanat rakyat ketimbang mewujudkannya. Merajalelanya budaya pop para politisi, memanipulasi kepercayaan rakyat, yang merupakan warisan sejarah feodal-kolonial Indonesia, tak lepas dari sorotan seorang HL yang humanis. masihkah kita bisa dibilang seorang penyair? jika kita hanya menulis soial jerawat di selangkangan (Puisi ?Nunukan?) Gaya mbeling HL, meminjam istilah Donny Anggoro, juga tampak pada penggunaan parodi di beberapa sajaknya, seperti ?Filosoto, Itu Baru Enak? dan ?Ngayal itu Sehat dan Perlu!?. Parodi HL adalah tindak kreatifnya untuk menggugat kemapanan tersamar lewat permainan katanya yang dimaksudkan sebagai sindiran. kuliah filosofimu terlalu achterbaks panas seperti gas yang terbakar di pengeboran minyak milik cukong raja nyolong rakyat hanya menerima asap hitam, kelam (Puisi ?Filosoto, Itu Baru Enak?) Pada penggalan sajak di atas, kita temukan bagaimana HL memlesetkan esensi filsafat, induk dari segala ilmu. Filosofi direduksi menjadi ?gas yang terbakar?, sumber kesengsaraan. Filosofi bukan lagi suatu pemikiran atau perenungan yang akan mengantarkan manusia ke realitas yang ?real?. Selama ini orang-orang berfilosofi untuk menemukan hakikat semesta dan isinya. Mereka akan lebih memahami arti hidup yang hanya mampir ngombe ini. Seperti seorang pertapa yang sedang melaksanakan semedinya, mereka ingin mencari ketenangan hidup yang sempurna bagi diri mereka sendiri, sesamanya, dan tempat hidupnya. Namun, oleh HL semua pemikiran itu diruntuhkan begitu saja. Filosofi adalah sesuatu yang menjerumuskan. Masing-masing orang malah menjadi makin arogan karena merasa lebih mengerti tentang arti hidup. Akibatnya, manusia saling ?memakan? satu sama lainnya. Keuntungan satu orang bukan berarti akan menular ke keberuntungan yang lainnya. Tindak parodi yang serupa lewat lelucon HL juga tampak pada penggalan sajak berikut: jangan suka makan kuwaci kuwaci makanan kampret jangan suka main banci banci anunya karet (Puisi ?Ngayal Itu Sehat dan Perlu!?) HL menyindir para lelaki yang tak puas dengan ?satu mainan? saja. Membaca sajak demi sajak HL dalam kemasan Ilusiminimalis, kita serasa digiring kepada proses penjadiannya. Menurut A. Teeuw, sebuah karya sastra (baca: sajak) tidak terlahir dari rahim kekosongan. Penciptaannya berangkat dari suatu wilayah pencarian estetik atas berbagai segi kehidupan, entah sebelum maupun setelah mati, yang berbuah pretensi-pretensi pesan. Kata tak dapat dipungkiri memang perangkat sastra. Dan apa pun bentuknya, rangkaian kata tersebut membangun daya reflektif bagi pembacanya. Cinta, hidup, dan religi adalah kanonisasi tema yang sering kita jumpai dalam karya-karya sastra. Cinta adalah keinginan pada sesuatu yang diiringi pengertian dan pengorbanan. Dalam pengembaraannya, HL memaknai cinta sebagai peraduan hatinya, tempat ia tambatkan hiruk-pikuk jiwa rantaunya, berharap untuk menemukan kebahagian yang abadi bersama ?Madewi?, si terkasih. Karenanya, ia sadar untuk menuju ke sana haruslah disertai pengertian dan pengorbanan yang besar. ?kita membangun sesuatu yang suci, cinta, itulah nama nya, yang akan kita susun, satu demi satu, bersatu? (Puisi ?Madewi, Sayangku Cintaku?) kelembutan wanita, kekasih tempat kita bercerita tentang egoismenya kaumnya Nabi Adam yang ingin menguasai malam karena kita bisa meraung bak srigala dan miauwen gaya kucing anggora legitimasi buat menguasaimu? (Puisi ?O Wanita??) HL paham betapa tidak mudah membangun cinta. Dituntut pengorbanan untuk mewujudkannya. HL rela ?nyandu rindu? meski ?rindu itu bikin sakit hati? (Puisi ?Rindu??). Namun, HL adalah HL, seorang penyair sekedar dengan segala kesederhanaannya, mampu mengolah cinta dengan citarasa yang indah dan biasa, tidak tampak terlalu dibumbu-bumbui. Tak banyak kita temukan muatan religi dalam antologi puisi tunggal HL ini. aku bukan maling atau copet aku anak baik-baik memang aku jarang sembahyang tapi aku tahu mana yang beracun (Puisi ?Aku, Anak Rantau?) HL memang bukan seorang pemeluk agama yang sufistik, tapi ia menyadari bahwa kehidupan ini ada Yang Mengatur. Dan ia yakin pada akhirnya akan ada balasan atas apa yang manusia sedang, telah, dan akan lakukan di dunia ini. Pada saat itulah, manusia akan menghadapi pembongkaran ?rahasia-rahasia alam/ yang mengajarkan siksaan dunia, jauh/ sebelum kita merasakan siksa kubur? (Puisi ?Oktober, 1994?). ada masanya iblis jadi malaikat (Puisi ?Me Syok-ke?) Hidup adalah ajang tranformasi. HL, seorang tukang masak profesional yang telah didaulat menjadi seorang penyair sekedar. Selalu ada yang berubah. Oleh karena itu, ?jalani saja/ jalan yang kita pilih, jangan melihat ke belakang? (Puisi ?Adiktif?). All in all, menurut saya, HL adalah penyair sekedar yang berkuasa atas kata-katanya hingga membuatnya ?tidak sekedar? di mata yang lainnya. Pengoptimalan kata-kata biasa, menjadikan ilusi-ilusi HL tak kentara, diminimalis ketika pembaca serasa dibawa dalam rute perjalanan hidupnya, dari HL si tukang masak sampai menjadi HL si penyair sekedar.**) --------------------- * Fati Soewandi, esais, tinggal di Surabaya. **) Esai ini menerima serapah-puja __________________________________ Do you Yahoo!? All your favorites on one personal page ? Try My Yahoo! http://my.yahoo.com ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **