** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/072006/26/0901.htm Belajar dari Rangkaian Bencana Oleh Dr. Ir. SUTARMAN, M.Sc. BENCANA terus-menerus mendera Indonesia seakan tak mau kunjung berhenti. Air mata tangis seakan taku mau hengkang dari segenap bangsa Indonesia, dan dua bulan terakhir mulai bulan Mei hingga Juli 2006 bencana alam menerpa kita secara bertubi-tubi. Gempa Yogya dan Jawa Tengah, banjir di Sulawesi Selatan, Utara, Gorontalo, Kalimantan Timur, Selatan, dan Tengah yang telah menelan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit. Anggapan kita mungkin dengan musibah banjir tersebut merupakan akhir dari rangkaian musibah yang menerpa Indonesia. Namun rupanya ujian itu masih belum saatnya berakhir. Pada sore hari tatkala matahari kemarau memancarkan berkas cahayanya yang cerah, Senin tanggal 17 Juli 2006 secara tiba-tiba bumi dan laut "Tatar Galuh" berguncang. Ombak "laut kidul" yang biasanya tampak nan elok, indah dan cantik, sontak berubah menjadi prahara dan melumat serta meluluhlantahkan pesisir selatan Pulau Jawa dalam sekejap mata. Kali ini pun gempa dan tsunami tak mau ketinggalan melengkapi catatan musibah yang terpaksa harus diterima bangsa ini. Perlunya mitigasi Secara geografis, geopolitis dan geoekonomis Indonesia terletak pada lokasi yang sangat strategis, yaitu diapit oleh dua benua, Asia dan Australia, serta berada pada dua samudra besar yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan secara historis sejak dulu kala selalu dipuja-puja bangsa. Potensi-potensi tersebut hingga kini masih belum dapat teraktualkan untuk dapat dinikmati oleh bangsa ini secara optimum. Namun sejatinya sejak dulu kala pula, kita pantas mengakui betapa miskin informasi yang menyatakan bahwa secara geologis Indonesia terletak pada daerah rawan gempa, padahal realitas inilah yang harus terinternalisasi pada setiap nadi bangsa Indonesia. Jika kita lebih dini menyadari bahwa tempat kita tinggal berada pada daerah rawan gempa, niscaya bangsa ini telah terbiasa "bergaul dengan musibah" dan upaya mengantisipasinya pun akan senantiasa waspada, siaga, dan awas sehingga mampu mengurangi korban, baik materi maupun jiwa. Antisipasi tersebut bisa dalam wujud antisipasi struktural, antara lain melalui penyempurnaan sistem regulasi perancangan bangunan teknologi meteorologi & geofisika, sistem peringatan diri (early warning system) dan lain-lain. Khusus untuk pengadaan sistem peringatan dini, tahun 2008 akan dipasang di seluruh Indonesia yang memerlukan biaya Rp 1,3 triliun. Dana sebesar itu akan dipenuhi Rp 600 miliar melalui APBN, dan sisanya melalui pinjaman luar negeri. Namun, Presiden SBY akan mempercepatnya menjadi tahun 2007 dan realisasinya harus seizin DPR. Selain itu perlu ada antisipasi kultural, hal ini berusaha untuk menciptakan perubahan sikap mental masyarakat dalam menghadapi musibah gempa dan tsunami, karena kita tidak mampu "menghindarkan", tapi bagaimana "menghindarinya" dengan penuh kesiapan sehingga mengurangi risiko. Pembagian kewenangan untuk melakukan mitigasi bencana gempa dan tsunami terdiri dari dua pihak, yaitu (1) Konsorsium BPPT, ESDM, LIPI yang mendukung terhadap BMG agar selalu siap memberikan informasi dengan cara yang tepat, pada saat yang tepat, kepada orang yang tepat dan untuk lokasi yang tepat (2) pemerintah daerah yang berwenang dalam proses pembelajaran publik agar dapat membangkitkan partisipasi publik, karena hal ini tak cukup hanya ditangani oleh pihak pemerintah. Jika pembelajaran dan partisipasi publik telah terbina, niscaya akan mampu meningkatkan kesiapsiagaan publik dalam memitigasi bencana. Mewujudkan proses penyadaran masyarakat terhadap musibah gempa dan tsunami ini tidak memerlukan teknologi mahal, tetapi memerlukan dedikasi yang konsisten dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, sehingga menjadi "aset pengetahuan bangsa" yang mampu terwariskan melalui lintas generasi pengetahun tersebut harus terinternalisasi dalam sanubari dan harus menjadi kebutuhan hidup bangsa ini. Kondisi harapan tersebut hanya bisa terwujud jika terdapat tiga tahap proses transfer, yaitu (1) transfer pengetahuan (learning to be), (2) transfer perbuatan (learning to do) dan (3) supaya dapat tersosialisasi dalam sebuah kesatuan komunitas Indonesia (learning to live together). Tahapan tersebut dilakukan agar tercipta proses mitigasi bencana yang dilakukan secara terus-menerus, melalui jaringan birokrasi pemerintah, maupun pemberdayaan lembaga swadaya masyarakat yang hirau terhadap aksi kemanusiaan. Sistem distribusi Daerah yang paling menderita akibat bencana gempa dan tsunami tanggal 17 Juli 2006 adalah daerah pesisir selatan Ciamis, yang terdiri dari Kecamatan Kalipucang, Pangandaran, Sidamulih, Cijulang dan Cimerak. Jumlah korban jiwa pada hari keempat di daerah ini terdiri dari 285 orang meninggal, 191 orang hilang, dan 953 orang luka-luka. Sedangkan di Kabupaten Tasikmalaya jumlah meninggal 95 orang, 86 orang hilang dan 67 orang luka-luka. Di Kabupaten Garut jumlah orang meninggal 2 orang dan luka-luka 2 orang. Dengan demikian jumlah korban bencana gempa dan tsunami 17 Juli 2006 di pantai selatan Jawa Barat adalah 382 orang meninggal, 277 orang hilang dan 1.022 orang luka-luka, dan dapat dipastikan data jumlah korban tersebut akan semakin bertambah. Umumnya pada pascabencana gempa dan tsunami terdapat 2 kategori penanganan korban yang harus mendapat perhatian intensif yaitu (1) evakuasi korban meninggal, pencarian korban yang hilang, dan penanganan korban luka-luka, dan (2) penanganan para pengungsi, penanganan terhadap pengungsi ini memerlukan perhatian serius, karena kondisi fisik dan psikis mereka berada pada titik nadir. Faktor kritis dalam upaya penanganan para pengungsi adalah menyangkut sistem logistik bantuan bencana. Jika kinerja pelayanan sistem logistiknya terkendala, akan berakibat ketidakpuasan dan aksi peduli kemanusiaan yang dilakukan akan memiliki "rapor merah". Jumlah pengungsi pantai Jawa Barat Selatan adalah mendekati 70.000 orang yang memerlukan bantuan bahan makanan dan minuman, obat-obatan, prasarana medis, tenda, pakaian, selimut, dan lain-lain. Kondisi klasik selalu berulang, dan hingga kini masih belum mampu meningkatkan kinerja pelayanan terhadap para pengungsi, mulai peristiwa gempa dan tsunami Aceh Nias, gempa Yogya Jateng hingga terjadinya gempa tsunami pantai Selatan Jawa. Satlak, Satkorlak dan Bakornas merasa sudah puas tatkala sudah mampu melakukan pengadaan komoditas yang diperlukan dalam jumlah yang banyak. Keberhasilan pengadaan barang-barang kebutuhan para korban dan pengungsi hanya baru sebagian kecil prestasi yang dicapainya, karena bantuan itu masih belum ternikmati para korban dan pengungsi, maka proses distribusi barang bantuan sampai dengan para pemakai akhir adalah jauh lebih penting. Fenomena yang memprihatinkan tersebut sangat boleh jadi akan selalu berulang manakala Satlak masih belum memiliki protap spesifik sistem distribusi bantuan. Kita pun memaklumi tentang sulitnya proses distribusi bantuan dari Posko Utama ke Posko-posko di pelosok, karena tidak lancarnya arus informasi yang datang dari posko di pelosok, sehingga posko utama terlalu lama menunggu datangnya informasi tersebut, padahal kebutuhan sudah sangat mendesak. Kelemahan tersebut diperparah lagi dengan ketidak handalan sarana dan prasarana transportasi akibatnya angkutan bantuan jadi terkendala, maka fenomena lemahnya sistem informasi dan sistem distribusi tersebut melengkapi tidak andalnya pelayanan logistik bencana di Indonesia. Lemahnya sistem informasi dan sistem distribusi dari posko utama ke posko-posko di pelosok dalam kasus penanganan musibah gempa ternyata dialami juga di Kabupaten Ciamis, sehingga posko utama yang terletak di Kecamatan Pangandaran hanya berfungsi sebagai gudang simpan, dan tidak berfungsi sebagai pusat distribusi yang efektif. Penutup Indonesiaku kini berduka, derita dan musibah silih berganti, peluh dan air mata berpacu dalam nestapa, lantas apa yang bisa kita lakukan dalam upaya mengusung bangsa ini keluar dari penderitaan? Orang bijak menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang mencolok antara musibah dengan derita, di mana musibah datang dari luar kendali kita (objektif), sedangkan derita terletak pada pilihan kita (subjektif), jadi yang paling penting adalah bagaimana memaknai musibah tersebut, agar kita mampu keluar dari belenggu derita. Jangan menangis Indonesiaku, pasti suatu saat kelak tangan terampil anak-anakmu akan menjadikanmu "tandang makalangan", mengerek tinggi-tinggi merah-putihmu, dan mengangkasa bersama Garudamu".*** Penulis, Lektor Kepala Manajemen Logistik pada Jurusan Teknik Industri dan Dekan Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung, serta Anggota Pengurus Pusat Paguyuban Pasundan [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **