** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/17/Politikhukum/1564315.htm Kamis, 17 Februari 2005 Ada Wilayah Indonesia Dikontrol Singapura Jakarta, Kompas - Terancamnya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ditandai dengan banyaknya pelanggaran oleh pesawat asing yang melintas di wilayah udara Indonesia. Bahkan, beberapa kolom wilayah udara Indonesia pengaturannya berada di bawah kontrol Singapura (Flight Information Region Singapore) sehingga penerbang Indonesia yang melintas harus meminta izin dari Singapura. Hal itu mengemuka dalam Rapat Kerja Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) Marsekal Chappy Hakim, Rabu (16/2). Rapat dipimpin Wakil Ketua Komisi I Effendy Choirie. "Semua penerbang merasa sedih dan sakit hati dengan kondisi ini. Kalau mereka terbang dari Tanjung Pinang, harus minta clearance dulu ke Singapura. Jadi, kita berada di rumah sendiri, mau ke kamar belakang, harus izin dulu ke tetangga yang rumahnya lebih kecil," ujarnya. Otorisasi itu diberikan kepada Singapura karena lalu lintas penerbangan Singapura termasuk yang terpadat di dunia. Singapura pun terlebih dahulu menguasai teknologi dan tidak mau diatur oleh Tanjung Pinang dan Medan. Sementara itu, pesawat asing yang paling banyak melanggar wilayah udara Indonesia adalah negara-negara yang memiliki kapal induk. "Paling banyak adalah US Navy (Angkatan Laut Amerika Serikat)," ujar Effendy. Dalam rapat kerja dengan Departemen Pertahanan, Selasa lalu, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pun mengkhawatirkan banyaknya kasus pelanggaran kedaulatan negara. Informasi yang diperoleh DPD, ada daerah di Nusa Tenggara Timur yang memiliki kandungan minyak terbesar telah diklaim oleh Australia dan Timor Timur sebagai milik mereka. Begitu juga dengan Pulau Pasir. Pertahankan setiap jengkal Kondisi TNI AU sendiri, berdasarkan pemaparan Chappy, kian memprihatinkan. Dilaporkan, dari sekitar 200 pesawat yang dimiliki TNI AU, hanya 30-40 persen yang bisa mengudara. Hal ini disebabkan minimnya anggaran dan ada- nya embargo dari Amerika Serikat. Kondisi radar yang dimiliki TNI AU hanya berjumlah 16 unit. Dari sejumlah itu, hanya 11 unit yang berfungsi, itu pun hanya beroperasi 12 jam per hari. Radar itu sebagian besar ditempatkan di wilayah barat, hanya satu yang dipasang di wilayah timur sehingga belum dapat berfungsi untuk mengantisipasi penerbangan pesawat asing yang melintas. Anggota Komisi I DPR sangat memprihatinkan kondisi ini. EE Mangindaan dari Fraksi Partai Demokrat menilai bahwa kondisi TNI AU ini hampir lumpuh. "Kira-kira sudah terkena stroke ringan," ucapnya. Permadi dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menilai kondisi TNI AU ini sangat mundur dibandingkan dengan yang dicapai Orde Lama. "Kampanye bahwa Orde Baru lebih hebat dari Orde Lama itu salah besar. Pada saat Orde Lama, TNI AU kita terkuat di Asia. Saya rindu dengan TNI yang kuat," kata Permadi. Koordinator Panitia Anggaran Komisi I DPR Happy Bone Zulkarnaen, yang ditemui seusai rapat, meminta kepada jajaran TNI untuk lebih optimal mempertahankan setiap jengkal daerah perbatasan. Happy juga menegaskan bahwa Panitia Anggaran DPR telah mendukung penuh peningkatan anggaran yang diajukan Departemen Pertahanan dalam rangka Operasi TNI Pengamanan Daerah Perbatasan di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dan Papua. Besarnya anggaran untuk tahun 2005 mencapai Rp 246, 992 miliar. Anggaran untuk pengamanan daerah perbatasan itu di luar anggaran keseluruhan TNI untuk tahun 2005 yang berjumlah Rp 21, 977 triliun. Dari jumlah itu, program pengembangan pertahanan matra udara sendiri adalah Rp 2, 377 triliun. Namun, secara terpisah Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan, dalam lima tahun ke depan pemerintah masih belum akan memfokuskan diri pada penambahan atau peningkatan peralatan utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Menurut Juwono, saat ini pemerintah akan lebih memfokuskan prioritas terkait dengan bagaimana memanfaatkan alokasi anggaran yang minim dengan seefisien serta semaksimal mungkin. "Hal itu terutama terkait dengan upaya bagaimana meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme prajurit berpangkat rendah. Walau bagaimana pun, merekalah yang nantinya akan menentukan pelaksanaan kebijakan di lapangan," ujar Juwono. (dwa/sut) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **