[list_indonesia] [ppiindia] http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/17/sh01.html

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 17 Mar 2005 12:37:45 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/17/sh01.html


RI Berpotensi Kehilangan Wilayah Darat 6.403 Ha 

*Banyak Patok Perbatasan di Kalimantan Rusak

Pontianak, Sinar Harapan
Indonesia berpotensi kehilangan wilayah darat setidaknya seluas 6.403 hektare 
di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia. Negara tetangga itu 
cenderung menterjemahkan sepihak isi perjanjian Inggris dan Belanda tahun 1891, 
1915 dan Traktat 1928 yang berimplikasi merugikan kepentingan Indonesia.

Demikian dokumen Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) yang 
diperoleh SH dari hasil peninjauan bersama Dandim 1202/ Sambas, Letkol (Inf) 
Putero Lelono, Camat Siding, Petrus Dias, bersama tujuh wartawan ke titik patok 
yang terindikasi dipindahkan sepihak dengan cara membuat patok baru oleh warga 
Malaysia di Desa Siding, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan 
Barat sejak Senin (14/3) hingga Rabu (16/3) tadi malam.
Kamis (17/3) siang ini, Kepala Pusat Topografi Kodam VI/Tanjungpura, Letkol 
Jerry dan perwakilan Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalimantan 
Barat dijadualkan terbang dengan pesawat helikopter ke Desa Siding, untuk 
melihat langsung patok yang bermasalah.

Kunjungan Dandim 1202/Sambas sendiri, menindaklanjuti laporan Camat Siding, 
Petrus Dias kepada Bupati Bengkayang, Jacobus Luna, tanggal 7 Februari 2005 
yang mengindikasikan patok tapal batas Indonesia-Malaysia di Desa Siding telah 
dijadikan terminal angkutan pedesaan oleh warga Kampung Gumbang, Distrik 
Serikin, Sarawak, Malaysia (SH, 12/3).
Dokumen Mabes TNI mengungkapkan, di Pulau Sebatik, Kalimantan Timur, 

Malaysia mengklaim wilayah Indonesia seluas 103 hektare. Di sini, Malaysia 
telah menunjukkan dokumen yang tidak otentik yang memuat hasil ukuran patok 
yang dibuat Belanda dan Inggris, dimana patok cenderung menyimpang ke selatan.
Di Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, wilayah Indonesia yang diklaim 1.500 
hektare, karena menyangkut pengertian watershed serta pelaksanaannya di 
lapangan. Sementara di Sinapad, Kalimantan Barat, wilayah Indonesia yang 
diklaim 4.800 hektare, karena Malaysia menolak menganut pemahaman watershed, 
tapi tetap ngotot pada patok garis lurus.

Menurut dokumen Mabes TNI, potensi kehilangan lahan seluas 6.403 hektare itu 
berada pada tujuh titik yang belum disepakati kedua negara, yaitu Tanjung 
Datuk, Batu Aum, Sungai Sinapad, Sungai Simantipal, Sungai Buan, Gunung Raya 
dan Pulau Sebatik.

Pada wilayah yang belum disepakati titik patok batas kedua negara, menurut 
dokumen Mabes TNI, sebagian besar sudah dihuni dan digarap oleh warga Malaysia 
hingga ke tapal batas yang ditentukan sepihak oleh negara jiran itu.
"Penyelesaianya tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa, tetapi diperlukan 
pengkajian yang komprehensif, mendalam dan seksama untuk menghasilkan sesuatu 
yang tidak merugikan kedua belah pihak. Mengingat pentingnya penyelesaian 
permasalahan tersebut, maka perlu segera dibentuk kelompok kerja penyelesaian 
masalah perbatasan (the joint working group on the standing boundery problems," 
tulis dokumen TNI.

Dipindahkan
Di Desa Siding, dengan berjalan kaki tanpa henti selama tiga jam menyusuri 
empat gunung, rombongan Dandim 1202/Sambas yang wilayah kerjanya mencakup Kota 
Singkawang, Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang, menemukan dua titik 
patok yang sudah tidak bisa lagi dibuktikan keasliannya. 
"Terindikasi patok batas setidaknya dipindahkan dua kali ke wilayah Indonesia. 
Jarak kedua patok dengan posisi lurus ke wilayah Indonesia sekitar 500 - 1.000 
meter. Hanya Tim Topografi Kodam VI/Tanjungpura yang bisa menentukan apakah dua 
patok yang ditemukan sekarang asli atau palsu," kata Dandim 1202/Sambas, Letkol 
(Inf) Putero Lelono.

Tidak ditemukan tulisan Malaysia-Indonesia (Malindo) pada dua patok tersebut 
sebagaimana ciri khas patok yang ada di daerah lain. Baik patok pertama maupun 
patok kedua yang ditemukan ke arah wilayah Indonesia, semuanya berukuran 15 x 
15 centimeter, ketinggian 5 centimeter dari permukaan tanah dan ada tulisan 
huruf P di dalam tanda kurung. 

Lokasi kawasan patok sudah berstatus hutan primer, bekas garapan warga Malaysia 
dalam tiga dasawarsa terakhir. Rata-rata pohon tanaman kehutanan seperti 
tengkawang, durian dan cempedak yang diyakini milik warga Sarawak berdiameter 
lebih dari 60 centimeter, tumbuh kokoh di sela-sela bebatuan besar. 

Begitu rombongan Dandim 1202/Sambas sampai di titik patok pertama, ada pesan 
masuk ke dalam handphone SH dari Celcom, sebuah perusahaan jasa telepon selular 
Malaysia yang mengucapkan selamat datang ke wilayah Federasi Malaysia. Jalan 
setapak menuju lokasi kedua patok sudah cukup lama dijadikan sarana lalu lintas 
tradisional warga Kecamatan Siding dengan warga Kampung Gumbang, Distrik 
Serikin, Negara Bagian Sarawak. 

Dalam perjalanan kembali dari titik patok, Selasa petang (15/3), rombongan 
menjumpai lima warga Sarawak yang tengah berburu di wilayah Indonesia. Sejumlah 
warga Siding yang diikutsertakan dalam rombongan tampak cukup akrab dengan 
warga Sarawak itu, karena masih memiliki tali persaudaraan. Jarak tempuh 
Kampung Gumbang tidak sampai satu kilometer dari titik patok kedua. 

Batu Aum
Dokumen Mabes TNI mengistilahkan polemik patok di Desa Siding sebagai masalah 
Batu Aum. Masalah yang terjadi di Batu Aum, Siding, adalah perbedaan ketentuan 
Traktat 1928 (Pasal 2) dengan apa yang terdapat di lapangan.
Ketentuan Pasal 2 Traktat 1928 menyatakan, "To point Batu Aum, where a pillar 
has been erected; thence in a straight line bearing appoximatelly NW by N. To 
the first stream tributary of the Odong River, a distance of six hundreds 
meters."
Kalau dianut arahnya, yaitu NW by N (Indonesia), maka cabang Sungai Odong dapat 
dijumpai, tetapi ternyata jaraknya tidak memenuhi ketentuan 600 meter, karena 
jaraknya adalah 479,44 meter. Kalau dianut jaraknya yaitu 600 meter, maka dapat 
dijumpai cabang Sungai Odong, tetapi jaraknya hanya 569,78 meter (Malaysia), 
tetapi arahnya juga tidak memenuhi ketentuan NW by N.

Pihak Malaysia berpegangan pada ketentuan jarak (meskipun tidak tepat 600 
meter), tetapi hanya 569,78 meter), karena mengharapkan akan memperoleh wilayah 
sekitar 7 hektare yang memang sebagian telah diduduki oleh petani-petani 
Malaysia. Lokasi hunian dimaksud, di antaranya di Kampung Gumbang, Distrik 
Serikin.

Dengan demikian, menurut dokumen Mabes TNI, kedudukan Indonesia memenuhi 
ketentuan arah, tapi tidak memenuhi ketentuan jarak. Sementara Malaysia sama 
sekali tidak memenuhi ketentuan arah dan tidak memenuhi ketentuan jarak.
Atas dasar itu pula warga Kecamatan Siding tetap bersikukuh sebagaimana laporan 
Camat Siding kepada Bupati Bengkayang, tanggal 7 Februari 2005 lalu, bahwa 
titik patok asli kedua negara buatan Inggris dan Belanda telah dijadikan 
terminal angkutan pedesaan oleh masyarakat Kampung Gumbang, Distrik Serikin.

Jihem (57) warga Kecamatan Siding yang pernah mengenyam pendidikan Sekolah 
Rakyat di Kampung Gumbang tahun 1960 - 1963, mengaku pernah melihat patok batas 
di Kampung Gumbang yang dibangun Inggris dan Belanda. "Sebagian orang Gumbang 
mengaku sengaja bermukim di wilayah Indonesia. Mereka berdalih lebih baik 
ditempati dan lahan digarap daripada tidak diurus oleh pemerintah Republik 
Indonesia," kata Jihem.

Menurut lelaki yang salah satu puterinya sudah menjadi warga negara Malaysia 
karena bersuamikan orang Sarawak ini, jika mengacu pada titik patok tapal batas 
yang dibangun Inggris dan Belanda di Kampung Gumbang, maka wilayah Indonesia 
yang telah digarap dan dihuni warga Malaysia lebih dari 20 kilometer memanjang 
perbatasan.
"Pemerintah pusat diminta bisa bersikap jujur dan sungguh-sungguh terhadap 
permasalahan di sepanjang perbatasan darat dengan Malaysia. Kalau dibiarkan 
berlarut-larut bisa saja nanti sebagian besar wilayah di perbatasan darat 
diambil alih Malaysia dengan dalih tidak dirawat," kata Jihem.

Pemantauan SH di Kampung Gumbang, permukiman warga Sarawak sebetulnya sudah 
sampai hingga ke titik patok batas yang ada sekarang, seandainya lahan 
terdekatnya tidak bebatuan besar. Di sela-sela bebatuan besar di seputar patok, 
tampak tanaman kakao dan lada milik warga Kampung Gumbang tumbuh subur.
Dari terminal angkutan pedesaan ke distrik terdekat seperti Distrik Bau dan 
Distrik Serikin, setiap 30 menit selalu ada pergerakan kendaraan umum regular, 
dengan kondisi jalan sudah diaspal. "Saya tetap berkeyakinan sebagian Kampung 
Gumbang masih di dalam wilayah Indonesia," tegas Petrus Dias, Camat Siding. 
Dias mengatakan, sejumlah warga Gumbang pernah mengaku, patok yang dibangun 
Inggris dan Belanda sengaja dihancurkan, untuk menghilangkan barang bukti. 
Sejumlah warga Sarawak di Gumbang memang mengaku sebagian tinggal di wilayah 
Indonesia. (aju) 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/17/sh01.html