** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/21/nas08.html Sudah Kelaparan, Salah Alamat Pula SERANG-Malang nian nasib warga masyarakat di Desa Sawahluhur, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang. Belum lagi musim kemarau datang, kemiskinan sudah memaksa mereka mengkonsumsi sega aking. Sega aking adalah sejenis makanan yang dibuat dari nasi bekas atau nasi yang sudah basi kemudian dikeringkan. Untuk menanak nasi kering kembali menjadi nasi harus dicuci berulang-ulang agar racun yang terkandung dalam sega aking dapat luntur. Lebih malang lagi, meskipun media massa sudah memberitakan fakta tersebut, Pemerintah Kabupaten Serang tak kunjung memberikan bantuan. Usut punya usut, permohononan bantuan itu salah alamat. "Kenapa suratnya ke Humas? Harusnya langsung ke Dinas Sosial atau Pemerintah Kabupetan Serang," ujar Kepala Bagian Humas Pemkab Serang Agus Herwana yang didampingi staf pemberitaannya, Abun Supriatna. Sekalipun salah alamat, toh Agus Herwana tak berpangku tangan. Ia menugaskan Abun Supriatna mengecek kebenaran pemberitaan tentang warga yang makan sega aking. "Memang ada, letaknya justru di belakang Kantor Desa Sawahluhur," katanya. Dia menyesalkan Kepala Desa Sawahluhur tidak melaporkan peristiwa tersebut. Raskin Mereka jelas tidak sedang mendramatisir keadaan kalau sampai memakan makanan yang seharusnya diberikan pada ternak bebek. Bukan pula karena pasokan beras di pasaran amblas. Satu-satunya alasan adalah kemiskinan yang membuat harga beras tak lagi terjangkau. Beras paling murah seharga Rp2.100 per kilogram tak terbeli. Jadilah sega aking yang dapat dibeli dengan harga Rp700-Rp 1000 per kilogram. Soal program beras untuk rakyat miskin (raskin) Agus Herwana enggan mengomentari. Kenyataannya warga yang kelaparan itu tak pernah "bertemu" dengan beras miskin yang seharusnya dipasarkan dengan harga jual Rp 1.000,- per kilogram. Menurut catatan, warga yang memakan sega aking juga ditemukan di Karanghantu, Margaluyu hingga ke Pontang dan Tanara yang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang. Sebagian besar warga itu bekerja sebagai buruh tani dan buruh nelayan. Mereka rata-rata berpenghasilan Rp 5.000-Rp 10.000 per hari. Namun di musim paceklik (musim angin barat), para buruh nelayan praktis tidak memiliki penghasilan [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **