[list_indonesia] [ppiindia] Seperti Nyamuk (Cerita buat Mahasiswa)

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 8 Mar 2005 03:35:47 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Lampung Post

      Selasa, 8 Maret 2005 
     
      OPINI 
     
     
     
Nuansa: Seperti Nyamuk (Cerita buat Mahasiswa) 

      CENDEKIAWAN di Indonesia hari ini sama persis seperti nyamuk, terutama 
karena dengungan sayapnya acap menyebabkan distabilitas dari para pecinta 
stabilitas, tetapi kesukaannya pada darah membuatnya terlihat seperti vampir.

      Lalu bayangkanlah jika 36 ekor nyamuk bergerombol di Freedom Intitute, 
kemudian membuat iklan yang mendukung pengurangan subsidi disertai sinopsis 
alasan. Dan, pasti, siapa pun akan menduga nyamuk itu bukan lagi menyebabkan 
distabilitas pecinta stabilitas, sebaliknya mendukung. Melainkan, ini yang 
lebih jelas terlihat, kesukaan nyamuk pada darah terlihat seperti sepotong kata 
di setumpuk tulisan yang diberi Stabilo warna merah.

      Cendekiawan, apa pun alasan mereka mendukung pengurangan subsidi BBM, 
terlihat seperti cendekiawan Jerman, bangsa yang terkenal dengan prestasi 
filsafat dan kebudayaan itu, ketika mendukung mati-matian seorang pembunuh 
bergagasan biadab yang ingin membersihkan Eropa dari turunan Musa. Martin 
Heidegger, filsuf besar itu, yang banyak dikutip kaum intelektual di Indonesia, 
salah satu contohnya. Intelektualitas, pemikiran cemerlang, dan kajian 
filsafatnya yang andal, digunakan mendukung Hitler membunuh jutaan kaum Judais.

      Bahkan, Werner Heisenberg, tokoh penting mekanika kuantum, menjadi kepala 
proyek senjata nuklir Jerman. Berapa banyak jiwa manusia yang direngut 
kecendekiawanan seorang Heisenberg, dan ini sekaligus menunjukkan betapa 
cendekiawan cemerlang pun bisa terseret masuk sebuah megaproyek pembantaian 
manusia.

      Seperti nyamuk, cendekiawan akhirnya lebih dikenal karena suka mengisap 
darah. Tapi, orang bisa saja berdebat soal ini, terutama karena kecendekiawanan 
bukan hal yang bisa dibedakan dengan profesionalitas. Jadi, ketika cendekiawan 
bekerja sebagai seorang profesional, maka posisinya bukan lagi cendekiawan. 
Sebab itu, jangan pernah berharap kecendekiawan akan muncul ketika seorang 
cendekia memilih bekerja sebagai seorang profesional.

      Pengamat, peneliti, ahli, jurnalis, dan aktivis non-goverment 
organization (NGO), akhirnya, cuma sepotong profesi. Jadi, posisi out sider 
yang disandang para cendekiawan kita selama zaman Orde Baru, misalnya, tidak 
akan muncul di zaman orde reformasi. The out sider tidak ada dalam kamus para 
cendekiawan kita hari ini, meskipun mereka tetap seekor nyamuk. Nyamuk yang 
dimanjakan dan memanjakan diri, berakrab-akraban dengan pecinta stabilitas, 
saling berpelukan mesra, sambil memilih-milih darah siapa yang paling segar 
untuk dihirup.

      Kenapa kita harus menolak pengurangan subsidi BBM?

      Pemerintah, memang, perlu didorong. Push factor!? Tapi, ada dorongan yang 
lebih penting perlu, yakni berusahalah untuk menjalankan roda pemerintahan 
dengan sebaik-baiknya. Berusahalah...untuk menjaga agar dana konpensasi BBM itu 
jatuh ke tangan orang yang tepat, dan tidak disunat di sana dan di situ. 
Berusahalah....

      Push factor kaum cendekiawan dalam bentuk iklan Freedom Institute, 
sekaligus cemeti agar setiap pemimpin lebih berani mengambil keputusan. Tapi, 
sekali lagi, jangan sampai iklan itu cuma sebuah politik pendekatan, semacam 
teknik ambil hati, agar cendekiawan disangkaremaskan.

      So, orang Palembang bilang: lajukan bae. n BUDI HUTASUHUT
     



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Seperti Nyamuk (Cerita buat Mahasiswa)