** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/23/daerah/1636757.htm Riau Masuk Lima Provinsi Terkorup Pekanbaru, Kompas - Provinsi Riau dilaporkan termasuk dalam lima besar urutan penemuan tingkat tindak pidana korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara. Bersama Riau, empat provinsi lainnya adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan. Data tersebut termuat dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), tetapi tidak dijelaskan besaran dan urutannya. Menurut Direktur LHKPN Muhammad Yasin, Selasa (22/3), kebocoran atau penyalahgunaan anggaran di Riau sepanjang tahun 2004 sangat tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain. Dalam paparan data tersebut juga dijelaskan, di Riau terdapat 432 kasus yang sekarang tengah dalam proses penyidikan Komite Pemberantasan Korupsi. Sebanyak 309 kasus di antaranya sudah diproses di tingkat kejaksaan. Sementara 91 kasus lainnya dalam tahap penyidikan di kepolisian, yang sudah menerbitkan Surat Perintah Dimulai Penyidikan. Total kebocoran uang negara ditengarai telah melebihi Rp 2,7 triliun. Dilaporkan juga, LHKPN di tingkat provinsi hingga kini belum berjalan maksimal karena kurangnya tekanan pengawasan dari masyarakat, seperti terjadi di Provinsi Riau. Padahal, adanya LHKPN dapat menciptakan efisiensi dalam penyelenggaraan pemerintahan serta menghindari terjadinya praktik KKN sesuai dengan apa yang sudah digariskan melalui TAP MPR/XI/1998 tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. LHKPN diharapkan mampu menciptakan transparansi perilaku penyelenggara pemerintahan di tingkat pusat dan daerah. Dengan demikian, masyarakat diharapkan mengetahui besar kekayaan pejabat negara/ pemerintah daerah yang menduduki jabatan strategis dalam mengelola keuangan untuk pembangunan. Data dalam LHKPN dibuat berdasarkan tolok ukur tertentu, antara lain, membandingkan pengelolaan keuangan serupa di beberapa negara lain. Untuk investasi, misalnya, secara internasional biaya tambahan yang disediakan investor dalam menanam modal maksimal hanya 3 persen dari total jumlah dana yang dikucurkan. Akan tetapi, di Indonesia besaran biaya tersebut dapat mencapai 5 persen. Tak jarang, besaran dana membengkak akibat adanya penambahan biaya yang tidak jelas alokasinya berdalih pengurusan perizinan usaha. Jelas, kondisi ini tidak akan menguntungkan untuk pengembangan investasi di Indonesia. Penyalahgunaan Di Provinsi Riau, kasus penyalahgunaan uang negara sepanjang tahun 2004 berasal dari beberapa sektor, antara lain, izin usaha, pajak, dispensasi usaha, pungutan liar oknum aparat, mark up pengadaan barang, dan teknis pembayaran termin proyek. Tahun 2005 praktik penyalahgunaan diindikasikan tetap terjadi di Riau. Kekhawatiran ini tampak sejak awal pembentukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Riau tahun 2005. Penetapan APBD yang mencapai Rp 2,5 triliun ini mengundang kritik dan menebarkan kekhawatiran karena terdapat banyak peluang untuk terjadi penggelembungan anggaran. Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Nurdien menunjukkan, dalam Undang-Undang Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara Pasal 19 Ayat (1) dinyatakan bahwa dalam rangka penyusunan RAPBD, kepala satuan kerja perangkat daerah (kepala daerah dan kepala dinas-Red) adalah selaku pengguna anggaran yang menyusun rancangan kerja dan anggaran satuan kerja (RASK) perangkat daerah tahun berikutnya. Namun, pemerintah daerah setempat tidak mencantumkan RASK dalam RAPBD. Menurut Nurdien, ini dapat menjadi pemicu kesempatan mark up anggaran. Sejumlah item anggaran, seperti pada bidang administrasi umum, anggaran biaya kepala daerah dan wakil kepala daerah, sekretaris daerah, serta badan informasi, dan kesatuan bangsa, dianggap masih sangat fantastis dan seharusnya dapat diperkecil 25-50 persen. (NEL) ++++ http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/23/daerah/1636827.htm Provinsi Riau Menuju Krisis Air Bersih Akut Pekanbaru, Kompas - Penggundulan hutan dan alih fungsi lahan yang semula berupa hutan primer menjadi areal tanaman monokultur mengakibatkan sumber air bersih di Provinsi Riau terkuras habis. Krisis air bersih parah dan berkepanjangan akan menimpa wilayah ini dalam 10-15 tahun ke depan. Awal masa krisis ini telah dimulai beberapa tahun terakhir, ditunjukkan dengan tidak terpenuhinya lagi kebutuhan air bersih di wilayah pesisir Riau. Berdasarkan data terakhir hingga pertengahan Maret 2005 dari Pusat Kajian Rona Lingkungan dan Sumber Daya Alam Universitas Riau, seluruh masyarakat Riau menggantungkan pemenuhan kebutuhan air bersih dari persediaan air tanah. Namun, perluasan perkebunan kelapa sawit selama 20 tahun terakhir berdampak negatif terhadap keseimbangan persediaan air tanah. "Total luas lahan perkebunan saat ini mencapai 1,8 juta hektar atau meningkat tiga kali lipat dibanding tahun 1980-an. Sedikitnya 235 juta pohon kelapa sawit setiap hari menyerap 2,8 miliar liter air tanah. Berkurangnya air tanah ini diperparah oleh kerusakan lingkungan sungai-sungai di Riau yang menyebabkan airnya tak lagi layak dikonsumsi," kata Direktur Pusat Kajian Rona Lingkungan dan Sumber Daya Alam Universitas Riau Ariful Amri. Dia mengungkapkan, 95 persen dari 4,3 juta areal hutan alam di Riau telah rusak. Sebagian besar disebabkan oleh penggundulan hutan baik legal maupun tidak. Sementara pemanfaatan untuk perkebunan terus dilakukan, rehabilitasi masih sedikit. Saat ini di empat daerah aliran sungai (DAS) utama di Riau kondisinya sudah memprihatinkan. Dua minggu hujan, pasti banjir. Dua minggu terik, kekeringan muncul. Berdasarkan data dari Rona Lingkungan Unri, di empat DAS Kampar, Indragiri, Rokan, dan Siak secara normal dulu terjadi siklus banjir besar lima tahun sekali. Namun, sejak tahun 2000 hingga 2004, banjir terjadi setiap tahun. Perkembangan perkebunan kelapa sawit yang pesat sama sekali tidak menolong. Bahkan tanaman ini termasuk rakus air dengan kemampuan menyerap 12 liter per batang per hari. Padahal, ketersediaan air tanah menjadi solusi bagi masyarakat Riau sebagai sumber pemenuhan air bersih. Sepuluh tahun terakhir air sungai yang menjadi sumber air telah tercemar dengan berdirinya ratusan industri di sepanjang tepi sungai. Kucuran jutaan meter kubik limbah menyebabkan air sungai tak layak dikonsumsi. Kekurangan air bersih Berkurangnya areal hutan hingga 60 persen lebih juga mengakibatkan perubahan cuaca menjadi tidak menentu. Jika lima tahun lalu masyarakat masih dapat mengharapkan air bersih dari hujan selama lima-enam bulan pada musim penghujan, kini hal ini tidak dapat diharapkan lagi. Kemarau dirasakan lebih panjang dibanding musim hujan. Krisis air bersih akibat tidak menentunya cuaca, antara lain terjadi di Kecamatan Rangsang Barat, Kota Selatpanjang, Kabupaten Bengkalis, yang telah menginjak bulan ketiga. Lebih dari 4.000 warga di sedikitnya tiga desa kekurangan air bersih karena hujan baru turun dua kali sepanjang Januari hingga Maret.(nel) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **