[list_indonesia] [ppiindia] Re: .. Wilayah RI Dijadikan Terminal Bus oleh Malaysia

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Mon, 14 Mar 2005 10:37:03 -0000

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


Lho, justeru tidak ironis mas, tapi logis. Dana persenjataan larinya 
ke kekesahteraan pribadi para PaTi. Kisah ini sudah terjadi di 
Tiongkok, dimasa pemerintahan kaisar puteri Tsu Hzi. Budget untuk 
membangun kapal perang yang direncanakan menghadapi serangan barat, 
dipakai membangun sebuah istana yang berbentuk kapal...

jangan lupa, konsep pertahanan kita dibawah pakde Harto, yang 
mementingkan kekuatan darat (hanya mengumpulkan prajurit dan senapan 
ringan), karena yang dituju adalah penguasaan wilayah sendiri, sambil 
memagari rakyat, agar tak berbuat yang mboten mboten terhadap 
penguasa.

Bahwa lawan kita alami datang dari luar, dan seberang lautan, 
dilupakan. Terbalik dari konsep serbu Dai Nippon dalam Perang Pacific 
raya dahulu, kekuatran utama mereka, pesawat serbu dan bomber ber-
siap siaga diatas geladak kapal induk, yang berlayar jauh dari pantai 
sendiri, mendekati pantai lkawan yang akan diterkam.  JUga konsep 
pertahanan AS yang sama, ber-jaga jaga dengan armada yang sangat 
mobil, jauh dari pantai sendiri. Ktika Pearl Harbour kedodoran, tetap 
pertempuran jauh dari pantai AS sendiri. 

Jauh di perairan lautan Teduh AL AS berhasil menghadang armada Jepang 
dan melibatkannya dalam pertempuran laut terbesar dalam sejarah: 
pertempuran: di kepulauan Midway..

Pada Juni 1942 Admiral Isoroku Yamamoto gugur bersama pasukan dan 
kapal kapal perangnya yang tenggelam.

Salam

danardono






--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, A Nizami <nizaminz@xxxx> wrote:
> Kalau jenderal kita saya lihat kaya2. Jenis mobil yang
> Plat mobil yang ada bintangnya saya lihat kalau tidak
> sedan, ya nissan terrano.
> 
> Bahkan para jenderal yang ikut pencalonan presiden
> kemarin, hartanya di atas Rp 3 milyar, bahkan ada yang
> Rp 60 milyar lebih. Ironis juga kalau peralatan perang
> kita justru tidak terawat dan kuno.
> 
> Mungkin para jenderal yang kaya harus menyumbang
> sebagian kekayaannya untuk memperbaiki senjata kita.
> 
> --- RM Danardono HADINOTO <rm_danardono@xxxx>
> wrote:
> 
> > 
> > Memang benar. Kita demikian geram, kepala kita
> > seolah di-injak injak 
> > oleh saudara muda kita, Malaysia. Tetapi, pada
> > dasarnya, kitalah yang 
> > lemah dalam segalanya, tatanan hukum perilaku, moral
> > publik, dsb, 
> > sehingga mengundang orang melecehkan kita.
> > 
> > Mengenai masalah kemiliteran, bukan saja peralatan,
> > logistik yang 
> > membuat komandan komandan kita akan kebingungan,
> > namun, military 
> > management kita juga lemah. Kita ingat Perang 6 Hari
> > antara negara 
> > negara Arab dan Israel, dimana pasukan negara negara
> > Areab 
> > menggunakan peralatan tempur Rusia yang canggih,
> > namun tak berhasil 
> > memenangkan pertempuran. Karena lemahnya military
> > management.
> > 
> > Kini, di Irak, pasukan AS tak berhasil menguasai
> > medan yuddha walau 
> > peralatan tempur mereka canggih, karena kelemahan
> > military 
> > management. Mereka tak menguasai sikon budaya
> > disana.
> > 
> > Jadi, untuk memenangkan yuddha dimanapun, juga dalam
> > bidang ekonomi 
> > dan politik, kita harus terlebih dahulu menata
> > management kita, yang 
> > masih kedodoran ini.
> > 
> > Kita ingat, tak ada hujan tak ada angin, kapal
> > perusak (destroyer) AL 
> > Belanda, "Karel Doorman" nmenemukan posisi MTB
> > (Motor Torpedo Boat) 
> > yang ditumpangi komodor Yos Sudarso, dan melepaskan
> > salvo meriamnya, 
> > hingga komodor kita lenyap ditelan laut Aru. 
> > Bagaimana ini bisa 
> > terjadi?
> > 
> > Ditengah malam, ditengah laut terbuka yang begitu
> > luas? AL Belanda 
> > dengan tepat pada detik yang tepat menemukan posisi
> > MTB kita. Dan 
> > menghancurkannya.
> > 
> > Salam
> > 
> > danardono
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, A Nizami
> > <nizaminz@xxxx> wrote:
> > > Yang salah Malaysia apa Pemerintah Indonesia yang
> > > mengabaikan daerah perbatasannya?
> > > 
> > > Jangankan daerah di perbatasan Malaysia, dulu
> > daerah
> > > di pinggiran Jabar saja, Bojong Kulur di Bogor
> > nyaris
> > > tidak tersentuh oleh pembangunan, sehingga
> > jalannya
> > > cuma jalan tanah dan berbatu.
> > > 
> > > Seharusnya pemerintah Indonesia memperhatikan
> > > pembangunan2 di daerah2 perbatasan. Minimal pasang
> > > patok, pagar, atau bendera di titik2 tertentu agar
> > > perbatasannya tidak dicaplok pihak asing.
> > > 
> > > --- Listy <listy@xxxx> wrote:
> > > 
> > > > 
> > > > 
> > > > -----Original Message-----
> > > >  
> > > >  
> > > > Senin, 14 Mar 2005,
> > > > Di Kalbar, Wilayah RI Jadi Terminal Bus Malaysia
> > 
> > > > 
> > > > PONTIANAK - Persoalan garis batas negara dengan
> > > > Malaysia tak hanya terjadi di Perairan Ambalat.
> > > > Tapal batas negara di Kabupaten Bengkayang,
> > > > Kalimantan Barat, juga diperkirakan telah
> > bergeser
> > > > sejauh 20 kilometer masuk ke wilayah Indonesia. 
> > > > 
> > > > Warga Malaysia yang berbatasan langsung dengan
> > tapal
> > > > batas itu sudah memanfaatkan wilayah Indonesia
> > yang
> > > > telah dicaplok tersebut. Negeri tetangga itu
> > telah
> > > > membangun terminal bus antar pedesaan di wilayah
> > > > yang diklaimnya tersebut. 
> > > > 
> > > > Titik patok tapal batas kedua negara itu
> > dibangun
> > > > pada 1976 di Desa Siding, Kecamatan Siding,
> > > > Kabupaten Bengkayang. Kini, wilayah Indonesia di
> > > > perbatasan itu menjadi bagian dari Kampung
> > Gumbang,
> > > > Distrik Serikin, Negara Bagian Sarawak, Federasi
> > > > Malaysia. 
> > > > 
> > > > Camat Siding Petrus Dias menjelaskan, terminal
> > bus
> > > > angkutan pedesaan itu beroperasi sejak 2000. "Di
> > > > seputar terminal telah dibangun fasilitas pasar
> > yang
> > > > menjual berbagai kebutuhan hidup sehari-hari
> > > > masyarakat," jelasnya kepada wartawan koran ini.
> > 
> > > > 
> > > > Warga Kampung Gumbang, Distrik Serikin, yang
> > > > berpenduduk 2.000-an jiwa itu kini sudah
> > membangun
> > > > patok baru perbatasan yang berkonstruksi beton
> > > > secara sepihak. Patok tersebut memanjang
> > memasuki
> > > > daerah Bengkayang sepanjang satu kilometer.
> > > > "Diperkirakan wilayah Indonesia yang sudah
> > dicaplok
> > > > mencapai 20-an kilometer," tegasnya.
> > > > 
> > > > Dias menyatakan, laporan pencaplokan wilayah RI
> > > > tersebut sudah disampaikan kepada bupati
> > Bengkayang
> > > > dengan No 300/24/Trantib tertanggal 7 Februari
> > 2005.
> > > > Bupati Bengkayang Jacobus Luna juga telah
> > > > menindaklanjuti laporan camat Siding itu dengan
> > > > mengirimkan surat kepada Gubernur Kalimantan
> > Barat H
> > > > Usman Jafar bernomor 100/0375/Pem tertanggal 7
> > Maret
> > > > 2005. 
> > > > 
> > > > Dias yakin wilayah tersebut masih merupakan
> > kawasan
> > > > RI. Hal itu berdasarkan keterangan masyarakat di
> > > > Desa Siding yang dilibatkan Tim Pusat Survei dan
> > > > Pemetaan Tentara Nasional Indonesia Angkatan
> > Darat
> > > > (Pussurta TNI-AD) dalam pembangunan patok tapal
> > > > batas pada 1976. "Lokasi itu dulu dijadikan
> > lapangan
> > > > tempat mendarat helikopter TNI-AD," ujarnya.
> > > > 
> > > > Dalam kesepakatan selanjutnya, persis di tengah
> > > > bekas helipad dibangun titik patok kedua negara
> > > > bertulisan Malaysia Indonesia (Malindo) dengan
> > > > melibatkan masyarakat Desa Siding sebagai tenaga
> > > > kerja.
> > > > 
> > > > Setelah mencuatnya kasus tersebut, masyarakat
> > > > Kampung Gumbang, Distrik Serikin, Sarawak,
> > lantas
> > > > mencabut patok batas resmi itu. Patok tersebut
> > > > dipindahkan ke wilayah Indonesia sesuai
> > kebutuhan
> > > > kawasan permukiman serta lahan pertanian mereka.
> > 
> > > > 
> > > > Kecamatan Siding merupakan pemekaran dari
> > Kecamatan
> > > > Jagoibabang pada 2003. Jumlah penduduknya 1.423
> > > > kepala keluarga (KK) yang mencakup 6.795 jiwa.
> > > > Sementara itu, Desa Siding sekarang dihuni 148
> > KK
> > > > mencakup 880 jiwa. Sebagian besar mata
> > pencaharian
> > > > masyarakat adalah petani kakao, lada, dan sawah.
> > > > 
> > > > Interaksi sosial antarmasyarakat Kampung Gumbang
> > > > dengan orang Indonesia di Desa Siding berjalan
> > baik
> > > > karena sama-sama berasal dari Suku Dayak
> > Bidayuh.
> > > > Malah sebagian besar masyarakat kedua negara itu
> > > > masih memiliki hubungan kekeluargaan akibat
> > > > perkawinan.
> > > > 
> > > > Kondisi sarana infrastruktur perbatasan kedua
> > negara
> > > > tersebut terlihat sangat kontras. Jika
> > masyarakat
> > > > Kampung Gumbang sudah dilengkapi jalan akses ke
> > > > kawasan distrik terdekat dengan kondisi
> > beraspal,
> > > > sarana infrastruktur transportasi darat Desa
> > Siding
> > 
> === message truncated ===
> 
> 
> Bacalah artikel tentang Islam di:
> http://www.nizami.org
> 
> 
>               
> __________________________________ 
> Do you Yahoo!? 
> Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
> http://smallbusiness.yahoo.com/resources/





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: