** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** siapa yang bisa mengawasi orang miskin benar-benar dapat fasilitas berobat gratis ...? jangan sekadar OmDo (omong doang). --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, A Nizami <nizaminz@xxxx> wrote: > Dgn globalisasi yang didiktekan IMF, WTO, dsb, maka > privatisasi Rumah Sakit Pemerintah akan dilakukan. > Semua RS pemerintah akan dijual ke swasta yang akan > mencari untung sebesar mungkin. Contohnya, RS Pasar > Rebo dalam waktu dekat akan dijual. > > Nah, jika begitu, pengobatan gratis bagi orang miskin > apa bisa jadi kenyataan? > > --- Ambon <sea@xxxx> wrote: > > > Refleksi: Sampai berapa lama duit kompensasi bisa > > menjamin pengobatan gratis bagi orang miskin? > > > > > > > http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/02/index.html > > > > SUARA PEMBARUAN DAILY > > > > Orang Miskin Berobat Gratis di Puskesmas dan RS > > Pemerintah > > > > > > JAKARTA - Program kompensasi atas kenaikan harga > > bahan bakar minyak (BBM) bidang kesehatan berupa > > pelayanan kesehatan gratis di tingkat puskesmas dan > > pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit > > pemerintah kelas III untuk orang miskin yang > > jumlahnya 36.146 juta jiwa. Program dilaksanakan > > melalui asuransi dengan premi sebesar Rp > > 5.000/orang/bulan. Premi tersebut dibayar pemerintah > > dari APBN dan kompensasi dana subsidi BBM. > > > > Demikian diutarakan Sekretaris Jenderal Departemen > > Kesehatan dr Sjafii Achmad MPH kepada Pembaruan, > > Selasa (1/3), di Jakarta. Menurut dia, total premi > > yang dibayar pemerintah sebesar Rp 2,176 triliun > > dengan perincian Rp 1 triliun berasal dari APBN > > 2005, sedangkan sisanya sebesar Rp 1,176 triliun > > berasal dari kompensasi kenaikan harga BBM. Dengan > > premi sebesar itu orang miskin akan mendapatkan > > pelayanan kesehatan paripurna, termasuk hemodialisa > > (cuci darah) dan pengobatan penyakit jantung tanpa > > dikenakan iur biaya (tambahan biaya). Sebagai badan > > penyelenggara program ditunjuk PT Askes. > > > > Dikatakan, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan > > gratis, setiap orang miskin mempunyai kartu yang > > dilengkapi foto. Kartu tersebut berlaku di seluruh > > wilayah Indonesia. Sjafii menyebut dari premi Rp > > 5.000, sebanyak Rp 1.000 merupakan kapitasi (biaya > > berobat) untuk pelayanan di tingkat puskesmas. > > Kapitasi tersebut dibayar di muka, sedangkan Rp > > 4.000 untuk pelayanan kesehatan rujukan (di rumah > > sakit) yang akan dibayar secara klaim. > > > > "Sistem asuransi lebih akuntabel dibanding dengan > > pengalokasian dana dari Departemen Kesehatan ke > > Dinas Kesehatan dan kemudian disalurkan ke rumah > > sakit. Rumah sakit mengklaim ke PT Askes yang akan > > dilanjutkan ke Departemen Kesehatan. Pada saat > > pengajuan klaim bisa dilakukan evaluasi setiap > > bulan," ujarnya. > > > > Disebutkan, pelaksanaan program kompensasi dana > > subsidi BBM itu dipantau oleh tim pembina dan > > pengawasan yang anggotanya terdiri dari masyarakat > > (LSM), Departemen Kesehatan (pengawasan fungsional), > > Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) > > serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Di tingkat > > pusat, provinsi, dan kabupaten dibentuk forum > > konsultasi yang beranggotakan LSM, PT Askes, Dinas > > Kesehatan. Forum ini, kata Sjafii, melakukan > > evaluasi sekali dalam sebulan. Sedangkan komplain > > dari orang miskin di tingkat puskesmas dan rumah > > sakit ditampung oleh pimpinan puskesmas dan tim > > teknis di tingkat kecamatan. > > > > > > 10 Persen > > > > Secara terpisah Prof dr Amal C Sjaaf MPH DrPH dari > > Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan > > Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia > > (FKM-UI) menilai pihaknya belum melihat keseriusan > > pemerintah untuk memberi pelayanan kesehatan bagi > > orang miskin. Pasalnya, dalam pelaksanaan program > > kesehatan untuk orang miskin itu, pemerintah > > menerapkan prinsip terbalik. Artinya, dana lebih > > dahulu tersedia, kemudian baru dipikirkan untuk apa > > saja dana tersebut dialokasikan. Semestinya, tujuan > > ditetapkan lebih dahulu, yaitu menyehatkan seluruh > > orang miskin, kemudian ditetapkan pelayanan > > kesehatan apa saja yang diperlukan orang miskin > > tersebut. Dari pelayanan itu akan diketahui berapa > > dana yang dibutuhkan orang miskin. > > > > Selain itu, Amal mempertanyakan dasar dari > > Departemen Kesehatan mengalokasikan dana yang lebih > > besar di rumah sakit daripada di puskemas. Pada > > kenyataannya di Indonesia orang miskin lebih banyak > > berobat di puskemas daripada di rumah sakit. Ini > > sesuai dengan fakta bahwa rumah sakit berada di > > kabupaten, sedangkan orang miskin tersebar di > > pedesaan. > > > > Amal juga menyebutkan tidak seluruh premi ditujukan > > untuk pelayanan kesehatan orang miskin. Sebesar 10 > > persen dari premi Rp 5.000 dipergunakan untuk biaya > > operasional dan sosialiasi oleh PT Askes sebagai > > penyelenggara program. Hal itu merupakan dampak dari > > status badan penyelenggara, yakni PT Askes yang > > bentuknya berupa perseroan terbatas (PT), tetapi > > melaksanakan program jaminan kesehatan orang miskin > > yang nirlaba. > > > > "Sebagai PT, maka untuk melaksanakan jaminan > > kesehatan yang nirlaba harus ada dua buku. Aset > > harus dipisahkan. PT Askes harus mengeluarkan biaya > > gaji dan sewa gedung sekalipun mereka bekerja di > > gedung milik PT Askes. Status karyawan tetap > > karyawan PT Askes, tetapi gaji mereka berasal dari > > pelaksanaan program jaminan kesehatan orang miskin," > > tandas Amal. > > > > Ditambahkan, dengan pengurangan 10 persen dari Rp > > 2,176 triliun atau Rp 210 miliar, tentu berdampak > > pada kualitas pelayanan. Seharusnya badan > > penyelenggara jaminan kesehatan untuk orang miskin > > tersebut adalah unit pelaksana teknis (UPT) > > Departemen Kesehatan. Artinya, bila PT Askes > > melaksanakan program itu maka harus berubah menjadi > > UPT Departemen Kesehatan. (N-4) > > > > > > > > > -------------------------------------------------------------------- ------------ > > Last modified: 2/3/05 > > > > [Non-text portions of this message have been > > removed] > > > > > > > ===== > Bacalah artikel tentang Islam di: > http://www.nizami.org > > > > > __________________________________ > Celebrate Yahoo!'s 10th Birthday! > Yahoo! Netrospective: 100 Moments of the Web > http://birthday.yahoo.com/netrospective/ ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **