** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=103532 Pelajaran Agama Hanya Jadi Tempelan H Nurul Komar Anggota Komisi X DPR-RI FPD Jumat, (11-03-'05) Tekad dan semangat kita meningkatkan kualitas pendidikan bisa dibilang luar biasa. Itu terlihat dari besarnya anggaran pendidikan yang diamanatkan UU, yakni 20%. Saya yakin, dengan jumlah anggaran sebesar itu, kualitas pendidikan bisa lebih ditingkatkan. Tapi, ini masalahnya; dana yang terkucur sekarang ini belum sebesar itu. Lha, sekarang ini faktanya anggaran pendidikan yang turun cuma sekitar 7%. Artinya, anggaran masih jauh dari harapan masyarakat, masih jauh dari amanat undang-undang. Terus-terang, saya tidak tahu kenapa dalam undang-undang ditetapkan anggaran pendidikan sebesar 20% kalau ternyata pengucurannya cuma 5% hingga 7%. Tapi kita tidak boleh pesimis. DPR akan terus mendesak pemerintah agar dari tahun ke tahun anggaran pendidikan lebih meningkat. Kita berharap anggaran pendidikan 20% itu bisa mengucur secara penuh pada tahun 2009. Ini berarti, setiap tahun anggaran pendidikan harus dinaikkan. Kenaikan anggaran setiap tahun tentu di luar gaji guru. Gaji guru juga harus dinaikkan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan mereka. Kini, Komisi X DPR-RI yang antara lain membidangi masalah pendidikan sedang bekerja keras menggodok RUU Guru. Sekarang ini kita masih dalam tahap rapat dengar pendapat umum (RDPU). DPR sudah menerima masukan dari berbagai kalangan masyarakat. Banyak pihak memberikan masukan bagus untuk lahirnya UU Guru ini. Antara lain, dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, juga dari dunia pendidikan Kristen dan Katolik. Semua ingin memperbaiki dunia pendidikan kita. Dengan UU Guru nanti, kita ingin menjadikan profesi guru setaraf dengan pengacara. Juli 2005 diharapkan UU Guru ini sudah bisa disahkan. Intinya, kesejahteraan guru harus ditingkatkan sehingga mereka betul-betul concern terhadap tugasnya sebagai pendidik. Tidak seperti sekarang ini, banyak guru yang pagi mengajar, lalu siang hari mengojek. Atau sore mengajar, malam hari mencari tambahan penghasilan dengan menjadi satpam. Itu membuat banyak guru tidak concern terhadap pekerjaannya. Peran guru dalam peningkatan kualitas pendidikan jelas besar sekali. Dengan kondisi kehidupan guru kita yang seperti itu, sulit rasanya kita meningkatkan kualitas pendidikan. Sementara itu, globalisasi juga berpengaruh terhadap pendidikan anak-anak. Akhirnya, kita pun sangat prihatin terhadap kondisi anak-anak didik sekarang ini, yang rasa-rasanya sudah kehilangan ahlak dan budi pekerti. Karena itu, kita mendesak pemerintah agar segera memasukkan kembali pendidikan ahlak dan budi pekerti dalam kurikulum. Zaman saya SD dulu, pendidikan ahlak dan budi pekerti itu diajarkan. Murid pun punya sopan-santun terhadap orang tua dan guru. Kini, kita kehilangan ahlak dan budi pekerti. Sekarang, guru naik motor, sementara murid naik mobil. Meski begitu, moralitas anak didik seharusnya tetap hormat pada guru. Toh kenyataannya tidak demikian. Memang, pendidikan agama diajarkan. Tapi itu sepertinya hanya tempelan. Pendidikan agama tidak menumbuhkan penghayatan dan pengamalan. Menyedihkan, memang. Tapi itu semua kenyataan. Kenyataan bahwa agama hanya tempelan. Juga dalam substansi lain. Di samping itu, lingkungan di sekitar kita memang sangat tidak edukatif. Di kamar atau di ruang keluarga, TV kita menyiari pelecehan seksual dan kriminalitas yang sarat kekerasan. Itu tak terkecuali sering ditonton oleh anak-anak.*** [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **